Anda di halaman 1dari 7

PROSES DEFORESTASI DENGAN SISTEM ATMOSFER BUMI

UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH KLIMATOLOGI YANG DIAMPU OLEH


PROF. DR. IR. ARIFFIN, M.SI

Disusun Oleh :

Aulia Soekma Putri (225040301111017)


Binira Indah Umari (225040301111018)
Nyoman Dyah Mertha Jaya (225040301111019)
Refani Sandya Budiarti (225040301111020)
Imanandia Putri (225040307111006)
Muhammad Hidayat W. (225040307111007)
Achmad Zikri Darmadi (225040307111010)
Oktavia Putri Bintara (225040307111008)
Bima Muhammad Abib (225040307111009)
Nayla Octaviani (225040307111016)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2022
BAB I
LATAR BELAKANG

Atmosfer itu berasal dari bahasa Yunani yakni “Atmos“ yang berarti “uap air atau gas”
serta “Sphaira“ yang berartikan “selimut”. Jadi atmosfer dapat diartikan sebagai lapisan gas yang
menyelimuti suatu planet. Di Bumi, atmosfer tersebut terdapat dari ketinggian 0 km dari
permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan pada bumi. Atmosfer
sendiri terdiri dari 5 lapisan yang setiap lapisannya memiliki peranan yang berbeda-beda. 

Mulai dari troposfer yang paling dekat dengan permukaan bumi memiliki peranan
sebagai tempat terjadinya fenomena-fenomena alam seperti bentuk awan, cuaca, angin dan lain
sebagainya. selanjutnya di lapisan kedua yaitu stratosfer, lapisan ini merupakan lapisan  yang
ditempati oleh ozon, lapisan ozon ini berfungsi sebagai pelindung dari gelombang radiasi
ultraviolet yang sangat membahayakan jika terkena kulit manusia. Lapisan ozon ini akan menipis
jika aktifitas di dunia banyak melakukan pengrusakan seperti penebangan pohon secara massif.
untuk lapisan selanjutnya yaitu mesosfer pada lapisan ini meteor yg jatuh ke bumi akan habis
terbakar pada lapisan ini. untuk lapisan keempat yaitu termosfer,  lapisan dimana terjadinya
ionisasi partikel-partikel sehingga akan memberikan efek pada perambatan atau pemantulan
gelombang radio, baik itu gelombang radio dengan frekuensi rendah maupun tinggi. pada lapisan
ini merupakan tempat diman terbentuknya aurora. untuk lapisan yang terakhir yaitu eksosfer,
Pada lapisan ini terjadi berbagai interaksi antara gas yang ada di luar angkasa. lapisan ini
merupakan lapisan terpanas diantara lapisan lainnya.

hal-hal yg terjadi di permukaan bumi baik disengaja maupun tidak akan mempengaruhi
kinerja atmosfer, salah satunya yang kita bahas disini adalah deforestasi. Deforestasi adalah
kegiatan mengubah area hutan menjadi lahan tidak berhutan secara permanen, untuk mendukung
aktivitas manusia. Aksi deforestasi sendiri memiliki sisi positif dan negatif, di mana aksi tersebut
perlu dilakukan untuk mendukung pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa deforestasi bisa menyebabkan masalah atau dampak pada
lingkungan. Untuk itu, penting untuk memahami penyebab dan solusi tepat dalam mengatasi
deforestasi. Peristiwa deforestasi selalu mengalami peningkatan seiring dengan produksi dan
penggunaan lahan di Indonesia. Kegiatan penggundulan hutan yang terus-menerus akan
menyebabkan dampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. hal ini sangat
berkaitan dengan atmosfer yang dimana akan sangat merugikan apabila penggundulan hutan
terus terjadi.
BAB I
ANALISIS PROSES DEFORESTASI 

1. Pengertian Deforestasi

Deforestasi adalah kondisi luas hutan yang mengalami penurunan akibat konvensi lahan
untuk infrastruktur, permukiman, pertanian, pertambangan, dan perkebunan (addinul Yakin,
2017). Deforestasi berkaitan dengan penebangan atau pembalakan liar yang mengancam seluruh
makhluk hidup yang pada umumnya diakibatkan oleh kebakaran hutan serta menyebabkan
pemanasan global (Rimbakita, 2020). 

2. Penyebab Deforestasi

Pembukaan lahan untuk lahan pertanian dan perkebunan. Ketidaktahuan masyarakat akan
pentingnya hutan dan dampak dari deforestasi sehingga masyarakat banyak yang membuka lahan
dengan merambah dan membakar hutan  tanpa memikirkan akibat yang akan dialami. 

3. Tingkat Bahaya Bencana Kebakaran di Kawasan Deforestasi

terjadinya kebakaran hutan pada jenis tanah gambut, karena lahannya tersusun dari
Sebagian besar semak belukar kering, ladang dan tegalan, padang rumput kering, serta
curah hujan yang rendah. Kebakaran lahan dan hutan bukan bencana alam, karena hal ini adalah
kejadian di Indonesia yang disebabkan oleh faktor manusia, dari kesengajaan maupun
keteledoran.Hal tersebut disebabkan karena ingin membuka lahan pertanian baru namun dengan
cara yang merugikan alam. Hal tersebut terbukti dari ditemukannya di lapangan, lahan tersebut
sudah dibakar karena pembukaan lahan.

Tingkat Bahaya Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, di zona deforestasi dengan kelas
tingkatSedang menurut analasis peta karena di daerah tersebut merupakan jenis tanahnya non
organik, lahannya terdiri dari ladang, tanah terbuka, serta semak belukar, dan curah hujannya
tinggi. Faktor pemicu kebakaran hutan dan lahan dipicu karena vegetasi, bukan karena faktor
jenis tanah dan tingkat curah hujan. Karena lahan tersebut sudah ditumbuhi semak belukar,
maka lahan tersebut mulai adanya potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran
hutan dan lahan tidak terjadi di kawasan hutan.
BAB II
DAMPAK PROSES DEFORESTASI TERHADAP ATMOSFER
DAN MAKHLUK HIDUP

Dampak yang terjadi pada atmosfer akibat deforestasi

  Hutan menyimpan banyak karbon. Jumlahnya dua kali dari jumlah karbon yang terdapat
dalam atmosfer bumi. Saat hutan mengalami pertumbuhan kepadatan hingga luas, maka hutan
juga akan berfungsi menjadi “penghisap karbon”, dikarenakan hutan dan pohon-pohon
didalamnya akan menyerap atau mengambil karbon yang ada pada atmosfer hingga selanjutnya
menyimpannya sebagai keperluan fototsintesis. Jika hutan-hutan yang ada ditebangi atau
diadakan deforestasi, diubah peruntukannya sampai hilang. Dapat bayangkan bahwa  begitu
banyak karbon dioksida yang akan Kembali dilempaskan menuju atmosfer dalam bentuk yang
seperti itu. Selanjutnya hal ini akan menyebabkan perubahan yang signifikan kepada cuaca
sampai sistem iklim bumi. 

Deforestasi  yang ada diberbagai belahan bumi akan berkontribusi menyumbang 12-17%
emisi karbon dioksida dengan skala global tiap tahunnya. Jika bumi kehilangan pohon-pohon
atau hutan, maka karbon yang usai tersimpan pada dalam tanah juga tumbuhan akan dilepaskan
ke atmosfer kembali, selanjutnya hal tersebut akan memperparah perubahan iklim.

Hutan besar dirasakan fungsinya dalam mengatasi perubahan  iklim bukan hanya sekedar
menyerap gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Hutan juga berfungsi memantulkan sinar
matahari kembali keluar dari atmosfer, mendorong  transformasi dari air menjadi uap, menjaga
tutupan awan serta meningkatkan kelembapan yang atmosfer. Hal lainnya, dengan tersediaanya
beberapa fungsi dari lingkungan yang beragam serta memenuhi kebutuhan hidup,  hutan  juga
membantu dalam melakukan strategi  penyesuaian bagi mata pencaharian penduduk akibat dari
perubahan iklim. 1,6 milyar lebih orang di bumi mata pencaharian mereka bergantung pada
sumber daya hutan, selanjutnya akan menjadi sumber yang sangat penting untuk memenuhi gizi
juga pendapatan saat terjadi tekanan iklim sampai kegagalan dalam panen. Selanjutnya
berkrsinambungan dengan dampak perubahan iklim dalam sistem  alam juga manusia  sebagian
besar tetap belum bisa dipastikan. Tetapi, jika kehilangan hutan dengan lebih cepat daripada
yang dapat  dipulihkan,  penduduk yang bertempat tinggal di area dalam hingga sekitar hutan
nantinya menjadi pihak pertama yang bisa terkena dampaknya. Hal tersebut diakibatkan karena
ketergantungan penduduk yang sangat tinggi pada lingkungan hutan, dari segi penyediaan
makanan, obat-obatan, tempat tinggal, sampai kebutuhan hidup sehari-hari lainnya.  Masyarakat
di sekitar hutan akan semakin sulit, apabila berlangsung dampak lanjutan dari kehilangan hutan
atau deforestasi, seperti akan menurunnya akses pada air berkualitas serta makanan, akan terjadi
bencana banjir atau kekeringan yang akan sangat ekstrim, kemudian terjadi perubahan iklim.

Kondisi tersebut menjadikan penduduk lokal menjadi mitra penting dalam penjagaan dan
pengelolaan hutan, juga cara  penduduk memakai atau mengelola hutan, karena akan berdampak
signifikan kepada perubahan iklim bumi.  Apabila masyarakat lokal tidak sepenuhnya
diikutsertakan, maka hutan menjadi lebih lemah terhadap beragam perusakan, seperti
penebangan liar. 
BAB III
STRATEGI PENANGGULANGAN 

Upaya pengurangan agar tingkat deforestasi mengalami penurunan, dapat dilakukan


dengan melakukan dengan sistem tebang pilih yang di mana sistem tebang pilih ini akan mampu
menjaga dalam keberlangsungan ekosistem hutan serta berfungsi dalam penyangga kehidupan,
pada sistem tebang pilih juga melaksanakan penanaman kembali sehingga kegiatan-kegiatan
tersebut tidak menyebabkan kerugian.

Selanjutnya, dapat dilakukan dengan usaha penghijauan seperti melakukan penanaman


pohon kembali pada kawasan hutan, sedangkan melakukan penghijauan pada kawasan non
hutan, karena hutan yang mengalamai gundul tak mampu menjalankan fungsinya dengan baik
(Septiyan, 2019). Pengurangan deforestasi di Indonesia diselengarakan focus grup discussion
(FDG) dengan menunjuk pada usaha mengurangi deforestasi serta mengurangi degradasi hutan
dengan berbagai kebijakan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) 2020-2024.
Berbagai strategi dalam usaha mengurangi deforestasi hutan yang terdapat di dalam (RPJMN)
2020-2024.

Selanjutnya untuk target dan strategi dalam pembangunan minim karbon melalui
melakukan pembangunan energi memakai sistem yang berkelanjutan, yakni melakukan
perbaikan terhadap lahan yang keberlanjutan, adanya proses penanganan atau pengolahan
limbah, melakukan pengembangan industri hijau dan inventarisasi dan melakukan rehabilitas
kepada ekosistem pesisir hingga area kelautan (Publish What You Pay, 2020). Berbagai kegiatan
sederhana apabila dilaksanakan dengan baik serta kerjasama juga kekompakan nantinya akan
menghasilkan efek yang baik juga terhadap alam yang terpenting dalam peminimalisir emisi.
Bentuk keprihatinan terhadap deforestasi yang ditunjukan ialah membuat REDD+ (Reducing
Emissions from Deforestation and Forest Degradation) ialah sebuah pendekatan konservasi
lahan hutan melalui skema keuangan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Atmosfer itu berasal dari bahasa Yunani yakni “Atmos“ yang berarti “uap air atau gas”
serta “Sphaira“ yang berartikan “selimut”. Jadi atmosfer dapat diartikan sebagai lapisan gas yang
menyelimuti suatu planet. Di Bumi, atmosfer tersebut terdapat dari ketinggian 0 km dari
permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan pada bumi. Atmosfer
sendiri terdiri dari 5 lapisan yang setiap lapisannya memiliki peranan yang berbeda-beda. Mulai
dari troposfer yang paling dekat dengan permukaan bumi memiliki peranan sebagai tempat
terjadinya fenomena-fenomena alam seperti bentuk awan, cuaca, angin dan lain sebagainya.
selanjutnya di lapisan kedua yaitu stratosfer, lapisan ini merupakan lapisan  yang ditempati oleh
ozon, lapisan ozon ini berfungsi sebagai pelindung dari gelombang radiasi ultraviolet yang
sangat membahayakan jika terkena kulit manusia. Lapisan ozon ini akan menipis jika aktifitas di
dunia banyak melakukan pengrusakan seperti penebangan pohon secara massif. untuk lapisan
selanjutnya yaitu mesosfer pada lapisan ini meteor yg jatuh ke bumi akan habis terbakar pada
lapisan ini. untuk lapisan keempat yaitu termosfer,  lapisan dimana terjadinya ionisasi partikel-
partikel sehingga akan memberikan efek pada perambatan atau pemantulan gelombang radio,
baik itu gelombang radio dengan frekuensi rendah maupun tinggi. pada lapisan ini merupakan
tempat diman terbentuknya aurora. untuk lapisan yang terakhir yaitu eksosfer, Pada lapisan ini
terjadi berbagai interaksi antara gas yang ada di luar angkasa. lapisan ini merupakan lapisan
terpanas diantara lapisan lainnya.

SARAN

Upaya pengurangan agar tingkat deforestasi mengalami penurunan, dapat dilakukan


dengan melakukan dengan sistem tebang pilih yang di mana sistem tebang pilih ini akan mampu
menjaga dalam keberlangsungan ekosistem hutan serta berfungsi dalam penyangga kehidupan,
pada sistem tebang pilih juga melaksanakan penanaman kembali sehingga kegiatan-kegiatan
tersebut tidak menyebabkan kerugian. Selanjutnya untuk target dan strategi dalam pembangunan
minim karbon melalui melakukan pembangunan energi memakai sistem yang berkelanjutan,
yakni melakukan perbaikan terhadap lahan yang keberlanjutan, adanya proses penanganan atau
pengolahan limbah, melakukan pengembangan industri hijau dan inventarisasi dan melakukan
rehabilitas kepada ekosistem pesisir hingga area kelautan (Publish What You Pay, 2020).
Berbagai kegiatan sederhana apabila dilaksanakan dengan baik serta kerjasama juga kekompakan
nantinya akan menghasilkan efek yang baik juga terhadap alam yang terpenting dalam
peminimalisir emisi. Bentuk keprihatinan terhadap deforestasi yang ditunjukan ialah membuat
REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) ialah sebuah
pendekatan konservasi lahan hutan melalui skema keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Herpita Wahyuni & Suranto, (2021), Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar terhadap
 Pemanasan Global di Indonesia. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan. 6(1) 149.

RECOFTC, (2012). Peningkatan Kapasitas Akar Rumput untuk REDD+ di kawasan Asia
Pasifik. KITA, HUTAN DAN PERUBAHAN IKLIM.8-9.

Putra,A.H., Oktari. F., Putriana, A. M, (2019). Deforestasi Dan Pengaruhnyaterhadap Tingkat


Bahaya Kebakaran Hutandi Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Dialog
Penanggulangan Bencana .Vol. 10, 200.

Anda mungkin juga menyukai