Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

INOVASI INDUSTRI DAN INFRASTRUKTUR UNTUK TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DENGAN


PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DAN SARANA KHUSUS BANJIR
DIJALAN RAYA

Oleh :
Muhammad Rafi’I
NIM : 210104040

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis kaleidoskop cuaca dan iklim 2019
dan 2022 Melalui rilis tertulis yang diterima Kompas.com, BMKG menyebutkan, musim kemarau 2019
di Indonesia cenderung lebih panjang dari yang seharusnya. Pada tahun 2019, 46 persen dari 342 zona
musim di Indonesia mengalami musim kemarau lebih panjang hingga 6 dasarian (2 bulan) dari durasi
normal. Hingga dasarian II Desember 2019, musim kemarau bahkan masih berlangsung di sejumlah
daerah.
Sedangkan ditahun 2022 BMKG juga telah mengeluarkan rilis prediksi deretan kejadian sepanjang tahun
2022 ini. Dimana merupakan hasil analisis iklim tahun 2021 dan kondisi dinamika atmosfer global.
Seperti beberapa prediksi BMKG tentang musim dan iklim di Indonesia sepanjang tahun 2022. Curah
hujan rata-rata tahunan untuk prediksi yang pertama diketahui bahwa curah hujan tahunan pada tahun
2022 diprediksi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan normalnya. Untuk diketahui, kondisi normal
curah hujan tahunan adalah rata-rata kondisi iklim dalam periode referensi pada tahun 1981-2010 yakni
sebesar 2000 mm dengan variasi secara keruangan antara 500 mm hingga 4000 mm per tahun. Namun,
pada tahun 2022, jumlah curah hujan tahunan yang turun diprediksi lebih dari 2500 mm. mengatakan,
kondisi tersebut berpotensi terjadi di sejumlah wilayah diantaranya Sumatra utamanya sekitar
pegunungan bukit barisan, sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Sementara itu, curah hujan tahunan kurang dari 1500 mm berpotensi terjadi di Nusa Tenggara Barat
(NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Tengah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi penanggulangan bencana alam dan sarana
khusus banjir dijalan raya dengan adanya masalah yang dihadapi dan berulang setiap tahunnya seperti
bencana alam, banjir besar dan diiringi dengan longsor. Sehingga mengakibatkan kerugian yang besar
dari materil hingga adanya korban jiwa.

Hasil penelitian dengan berkembangnya teknologi sekarang, dan ditambah semakin meningkatnya
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dibidang engineering yang dimiliki Indonesia, baik dalam
keahlian teknik arsitektur, teknik lingkungan, teknik industri, dan teknik-teknik rekayasa lainnya sesuai
dengan kompetensi dan keahlian yang dimiliki.

Maka Indonesia akan mampu bersaing dengan negara lain dengan inovasi industri dan infrastruktur untuk
tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya dibidang teknologi penanggulangan bencana alam
yang terjadi akibat siklus iklim tropis di Indonesia dengan membuat bendungan dengan teknologi terkini,
yang didesain dan dirancang oleh insinyur-insinyur yang dimiliki Indonesia dan merekayasa drainase tata
kelola kota yang lebih efektif dalam menanggulangi bencana banjir yang menjadi penomena disetiap
daerah, serta dengan membuat alat sarana atau kendaraan khusus portable yang bisa beroperasi disaat
banjir atau genangan air yang tinggi dijalan raya. Sehingga akan memudahkan mobilitas masyarakat
dalam beraktifitas disaat melewati jalanan yang tergenang air yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai