Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif ISSN 2614-221X (print)

Volume 3, No. 5, September 2020 ISSN 2614-2155 (online)

DOI 10.22460/jpmi.v3i5.443-450

PERBEDAAN HASIL DALAM MENYELESAIKAN SOAL


PELUANG DITINJAU BERDASARKAN GENDER
Siti Nursayyidah1, Ratni Purwasih2
1
IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi, Indonesia
1
sitinursayyidah4@gmail.com, 2ratnipurwasih61@gmail.com

Diterima: 1 April, 2020; Disetujui: 18 Agustus, 2020

Abstract
This research is a qualitative descriptive wich aims to find out the differences in the results in
solving the material opportunity questions based on gender. The population in this research is
all students of class IX in one private junior high school in Cimahi with a sample of 4 female
students and 6 male students. The instrument used consists of four written test questions in the
form of descriptions on the opportunity material. The data analysis in this study is to calculate
the score of the answers, add up the results of each question, calculate the average questions,
and interpret the results of the students’ difficulties based on the assessment scale. The results
showed that gender differences have an effect on solving math problems. Female students are
more dominant in answering and solving math problem clearly than male students.
Keywords: : Gender, Opportunity

Abstrak
Penelitian ini ialah deskriptif kualitatif yang tujuannya mengetahui perbedaan hasil dalam
menyelesaikan soal materi peluang dengan ditinjau berdasarkan gender. Populasi dipenelitian ini yaitu
semua siswa kelas IX pada salah satu SMP Swasta di Cimahi dengan sampel yang dipilih 4 orang siswa
perempuan dan 6 orang siswa laki-laki. Instrumen yang digunakan terdiri dari soal tes tertulis berbentuk
uraian pada materi peluang sebanyak empat butir soal. Analisis data di penelitian ini yaitu menghitung
skor hasil jawaban, menjumlahkan hasil tiap soal, menghitung rata-rata soal, dan menginterpretasikan
hasil kesulitan siswa berdasarkan skala penilaian. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan gender
berpengaruh terhadap pemecahan masalah matematika. Siswa perempuan lebih dominan dalam
menjawab dan mencekah soal matematika secara jelas dibandingkan siswa laki-laki.
Kata Kunci: Gender, Peluang

How to cite: Nursayyidah, S., Purwasih, R.. (2020). Perbedaan Hasil dalam
Menyelesaikan Soal Peluang Ditinjau Berdasarkan Gender. JPMI – Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif, 3(5), 443-450.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah jalan untuk membentuk potensi insan yang bermutu di era globalisasi.
Seperti halnya di sekolah, sekolah ialah pangkalan pendidikan formal yang mempunyai tujuan
untuk membangkitkan kehidupan bangsa. Di sekolah siswa dididik supaya jadi insan bernilai
dan mempunyai tepian ilmu yang tinggi (Masitoh, 2017). Pendidikan bertujuan untuk
meluaskan potensi siswa agar menjadi pengetahuan, serta mampu menjadi manusia kritis,
kreatif, dan inovatif (Rohaeti, Ramadan, & Fitriani, 2019). Dari segi pelajaran yang diajarkan
maupun segi pelaksanaan pembelajaran.
Matematika yaitu mata pelajaran dasar yang disajikan di SD ataupun sekolah menengah.
Matematika sangatlah penting bagi siswa, selaras dengan pernyataan Hardini (Kurniawan,

443
444 Nursayyidah & Purwasih, Perbedaan Hasil dalam Menyelesaikan Soal Peluang Ditinj...

2018) bahwa matematika adalah ilmu umum yang melandasi perkembangan teknologi modern,
sehingga sangatlah penting dalam menumbuhkan daya pikir insan. Juga selaras dengan
pernyataan Mulyana (Siagian, 2015) bahwa matematika selain mampu meluaskan wawasan
berpikir siswa, juga mampu mengembangkan kesadaran mengenai nilai-nilai secara esensial
yang terdapat didalamnya. Pembelajaran matematika memiliki tujuan supaya siswa dapat
menilai matematika dikehidupan, dengan rasa keingin tahuan, perhatian, dan ketertarikan dalam
belajar matematika, juga sikap gigih dan yakin ketika memecahkan masalah (Darmawan,
Kharismawati, Hendriana, & Purwasih, 2018).
Yang mesti dimiliki ketika mencekah masalah yaitu dengan membangun konsep matematika di
daya pikir siswa melalui teknik belajar yang bermakna, tidak ditransfer langsung, serta siswa
untuk menghafal diutamakan. Proses mendesain konsep yang berlangsung di daya pikir siswa
dengan memanfaatkan pengalaman awal mereka atau pengetahuan (Fitriani, Suryadi, &
Darhim, 2018). Pembelajaran matematika diperlukan sebagai pemahaman sketsa matematis
untuk mencekah problem matematika serta ilmu pengetahuan lain, hal ini merupakan
kebutuhan matematika di waktu sekarang. Sasaran pembelajaran matematika yaitu memusatkan
kepada pemahaman sketsa matematika yang dibutuhkan untuk mencekah masalah matematika
(Purwasih, 2015).
Peluang adalah materi yang menelaah cara untuk mengungkapkan ketidakpastian
berlangsungnya suatu peristiwa yang berada dikehidupan (Yanti, Hartono, & Somakim, 2016).
Perluasan pengetahuan peluang dalam matematika berawalan dari permasalahan sebuah
permainan. Ilmu peluang yang berawalan dari permainan meluas mencapai bidang lain seperti
pada politik, bisnis, prakiraan cuaca, aktuaria, olahraga, dan penelitian sains (Hanah, Muhsetyo,
& Sisworo, 2016). Dengan hal itu materi peluang sangatlah penting dalam dunia bisnis,
meteorologi, sains, industri, politik dan lain-lain. Sehingga materi peluang yaitu materi pokok
yang memang harus dipelajari oleh siswa.
Tetapi beberapa siswa masih beranggapan materi peluang itu sulit, seperti dalam penelitian
Kurniawan (2018) mengemukakan bahwa didapat banyak siswa yang merasai kesulitan selama
mengatasi soal peluang. Kesulitan yang dirasai siswa pada rumus peluang, juga pembelajaran
yang siswa mesti hafal, faham akan yang dipelajari, dan mengkaitkan rumus dengan soal.
Dengan ini siswa membutuhkan latihan dan arahan yang memadai untuk belajar
menggabungkan keterampilan berhitung dan memakai rumus-rumus.
Selain untuk mengetahui kesalahan yang berlangsung disiswa saat menyelesaikan soal
matematika. Peneliti juga mesti tahu akan faktor lain yang bisa mempengaruhi kesalahan siswa
saat mengerjakan soal matematika, yaitu perbedaan gender. Laki-laki serta perempuan
mempunyai perbedaan dalam perilaku belajar, contoh perempuan rata-rata memakai strategi
belajar yang dikatakan lebih banyak dibandingkan laki-laki (Nurjanah, Kadarisma, & Setiawan,
2019). Gross dan Thompson (Wijaya, Sujadi, & Riyadi, 2016) menyatakan bahwasannya
perbedaan gender pada kemampuan belajar matematika difaktorkan dengan isi tugas, karakter
pengetahuan serta keterampilan yang diperintahkan, juga situasi disaat mengatasi tugas. Selaras
dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Saputri, Sugiarti, Murtikusuma, Trapsilasiwi, &
Yudianto, (2018) yang menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan soal, kesalahan yang
berlangsung disiswa laki-laki serta perempuan berbeda. Siswa laki-laki serta perempuan
mempunyai kesulitan yang berbeda dalam mengatasi permasalahan, karena perbedaan gender
bisa jadi indikasi didapatnya kesulitan yang berbeda dalam mengatasi masalah matematika
yang dirasai siswa laki-laki ataupun perempuan.
Volume 3, No. 5, September 2020 pp 443-450 445

Berdasarkan ungkapan di atas, tujuannya penelitian ini ialah mengidentifikasi pengaruh gender
dan penyebab kesalahan siswa yang berlangsung dalam menyelesaikan soal materi peluang
pada siswa SMP.

METODE
Penilitian ini memakai metode deskriptif kualitatif yang tujuannya mengetahui pengaruh
gender dan penyebab kesalahan siswa SMP pada materi peluang. Populasi dipenelitian ini yaitu
semua siswa kelas IX pada salah satu SMP Swasta di Cimahi dengan sampel yang dipilih 4
siswa perempuan serta 6 siswa laki-laki. Instrumen dipenelitian ini yaitu instrumen tes sebanyak
empat butir soal uraian materi peluang dengan indikator (1) menjelaskan pengertian ruang
sampel dan titik sampel suatu percobaan; (2) menghitung peluang masing-masing titik sampel
pada ruang sampel suatu percobaan; dan (3) menghitung nilai peluang suatu kejadian. Teknik
analisis data hasil tes dipenelitian ini yaitu: (1) menghitung skor hasil jawaban siswa; (2)
menjumlahkan hasil tiap soal; (3) menghitung rata-rata tiap soal; dan (4) menginterpretasikan
hasil kesulitan siswa dalam menjawab soal berdasarkan skala penilaian Nofitasari &
Sihombing (2017).

Tabel 1. Kriteria Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Nilai Persentase Kriteria


0% - 20% Sangat Rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Cukup Tinggi
61% - 80% Tinggi
81% - 100% Sangat Tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh gender dan penyebab kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal peluang. Penelitian ini dilangsungkan menggunakan tes tertulis berupa soal
tes uraian untuk mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal materi peluang.

Tabel 2. Hasil Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Peluang

Rata- rata
No. Sub Pokok Bahasan Kriteria
(%)
1. Ruang sampel dan titik sampel 8 Sangat Rendah
2. Peluang suatu percobaan 6 Sangat Rendah
3. Peluang suatu kejadian 51.6 Cukup Tinggi
4. Peluang suatu kejadian 48 Cukup Tinggi

Hasil perhitungan di atas memperlihatkan rata-rata tingkat kesulitan siswa pada menyelesaikan
soal peluang di kelas IX dapat diketahui setelah dikorelasikan menurut Tabel 1, maka diperoleh
tingkat kesulitan siswa di sub pokok bahasan di Tabel 2. Berdasarkan hasil tersebut kriteria
446 Nursayyidah & Purwasih, Perbedaan Hasil dalam Menyelesaikan Soal Peluang Ditinj...

tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan materi peluang yaitu 51.6 sehingga tergolong
cukup tinggi.

Pembahasan

Hasil analisis data dapat diketahui bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal peluang
yang cukup tinggi yaitu pada sub pokok bahasan peluang suatu kejadian. Rata-rata siswa belum
paham akan persoalan yang diberikan serta konsep apa yang harus digunakan dalam
menyelesaikan masalah. Juga di penyelesaikan masalah terdapat kesalahan yang berbeda di
siswa laki-laki serta perempuan. Sama halnya dengan pernyataan Amir (Azhari, Rosyana, &
Hendriana, 2018) bahwa terdapat perbedaan kemampuan matematika siswa pada aspek gender.

Berikut adalah contoh jawaban siswa pada soal “mencari ruang sampel dan titik sampel dari
dua buah uang logam yang ditos secara bersamaan”.

Gambar 1. Hasil Jawaban Siswa No 1

Siwa laki-laki Siswa perempuan

Dari Gambar 1. Memperlihatkan siswa laki-laki kurang paham dengan maksud soal, siswa
tersebut belum mampu membedakan antara ruang sampel dan titik sampel. Sementara siswa
perempuan lebih baik ketika memahami yang dimaksud soal. Hal tersebut dilihat dari jawaban
siswa yang menuliskannya lebih sistematis serta bisa membedakan ruang sampel dan titik
sampel dengan benar. Hal berikut selaras yang dinyatakan Wijaya et al., (2016) bahwa gender
perempuan lebih condong memakai jalan yang rapih dan sistematis, juga menuliskan
langkahnya cukup lengkap. Dalam hal ini, siswa laki-laki belum mampu menjelaskan
pengertian ruang sampel dan titik sampel pada suatu percobaan. Adapun siswa perempuan
sudah mampu menjelaskan pengertian ruang sampel dan titik sampel pada suatu percobaan.

Selanjutnya adalah contoh jawaban siswa pada soal “menentukan peluang munculnya 2 gambar
dan 1 angka dari percobaan pelemparan 3 buah uang logam”.
Volume 3, No. 5, September 2020 pp 443-450 447

Gambar 2. Hasil Jawaban Siswa No 2

Siswa laki-laki Siswa perempuan

Dari Gambar 4. Memperlihatkan siswa laki-laki kurang paham dengan maksud soal, siswa
tersebut hanya menuliskan diagram pohonnya saja tanpa menghitung peluangnya. Sementara
siswa perempuan lebih baik ketika memahami maksud soal. Hal ini dilihat dari jawaban siswa
yang menuliskan penyelesaiannya lebih sistematis dan mampu menghitung peluangnya. Hal
berikut setara dengan ungkapan Wijaya et al., (2016) bahwa gender laki-laki lebih condong
memakai jalan yang tidak rapih, dan tidak terlalu memperhatikan estetika dan urutan. Dalam
hal ini, siswa laki-laki belum mampu menghitung peluang masing-masing titik sampel pada
ruang sampel suatu percobaan. Adapun siswa perempuan sudah bisa menghitung peluang
masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan.

Setelah itu adalah contoh jawaban siswa pada soal “menentukan peluang setiap orang
mendapatkan hadiah dari suatu acara yang dihadiri 60 orang dengan pengundian 15 hadiah yang
dilakukan oleh panitia”.

Gambar 3. Hasil Jawaban Siswa No 3

Siswa laki-laki Siswa perempuan

Dari Gambar 3. Memperlihatkan siswa laki-laki kurang paham dengan maksud soal, siswa
tersebut hanya memperkirakan tanpa mengamati aturan yang seharusnya dipakai dalam
menjawab soal. Sementara siswa perempuan lebih baik ketika memahami maksud soal. Hal
berikut dilihat dari jawaban siswa yang menuliskan unsur-unsur dengan rapih, menuliskan
penyelesaian lebih sistematis dan bisa menghitung peluang suatu kejadiannya. Melihat yang
berlangsung disiswa laki-laki hal itu selaras yang di ungkapan Saputri, Sugiarti, Murtikusuma,
Trapsilasiwi, & Yudianto (2018) bahwa siswa tidak paham akan maksud soal. Hal ini siswa
laki-laki belum mampu menghitung nilai peluang suatu kejadian. Adapun siswa perempuan
sudah mampu menghitung nilai peluang suatu kejadian.

Berikut adalah contoh jawaban siswa pada soal “menentukan peluang terambilnya bola
bernomor lebih dari 6 dalam sebuah kantong yang terdapat 8 bola bernomor 1 hingga 8 dengan
pengambilan bola secara acak”.
448 Nursayyidah & Purwasih, Perbedaan Hasil dalam Menyelesaikan Soal Peluang Ditinj...

Gambar 4. Hasil Jawaban Siswa No 4

Siswa laki-laki Siswa perempuan

Dari Gambar 4. Melihat siswa laki-laki sudah bisa paham akan maksud soal, namun ketika
menuliskan jawaban terdapat hal yang terlewatkan yaitu siswa tidak menggunakan rumus
dalam penyelesaiannya. Sementara siswa perempuan lebih baik ketika memahami maksud soal.
Hal ini dilihat dari jawaban siswa yang menuliskan penyelesaiannya lebih sistematis dan
mampu menghitung peluangnya dengan menggunakan rumus. Hal berikut selaras yang
diungkapan Dila dkk (Saputri et al., 2018) bahwa perempuan pada umumnya lebih teliti
dibandingkan dengan laki-laki. Dalam hal ini, siswa laki-laki sudah cukup mampu menghitung
nilai peluang suatu kejadian. Adapun siswa perempuan sudah mampu menghitung nilai peluang
suatu kejadian.

Berdasarkan yang sudah diuraikan, hasil penelitian memperlihatkan bahwa kesalahan yang
berlangsung disiswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam mengatasi masalah matematika.
Ketika menulis jawaban siswa laki-laki tidak lengkap dalam mengeluarkan ide matematisnya,
juga dalam penyelesaian soal pun tidak menuliskan tujuan dari penyelesaiannya. Sedangkan
siswa perempuan berbeda dengan siswa laki-laki, siswa perempuan cenderung menuliskan
secara lengkap dalam mengeluarkan ide matematisnya, dan dalam penyelesaian soal pun
cenderung menuliskan tujuan dari penyelesaiannya. Hal itu setara yang diungkapkan Arifin &
Bharata (2017) bahwa siswa perempuan sangat mampu menyampaikan ide dan mampu
berkomunikasi dengan baik apa yang telah diselesaikan, dengan bentuk tulisan yang bisa
dibilang jelas.

KESIMPULAN
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berdasarkan gender adanya perbedaan hasil ketika
menyelesaikan soal peluang. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa hasil jawaban siswa laki-
laki cenderung tidak menuliskan tujuan dari penyelesaiannya, sementara siswa perempuan lebih
cenderung dalam menuliskan tujuan dari penyelesaiannya. Selain itu, berdasarkan hasil analisis
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal peluang memperlihatkan kesulitan yang cukup tinggi
pada sub pokok bahasan peluang suatu kejadian.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., & Bharata, H. (2017). Proses Berpikir Kreatif Matematis Siswa Ditinjau Dari
Pengetahuan Awal Tinggi dan Perspektif Gender. Prosiding Seminar Nasional
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 1(1), 175–184.
Azhari, D. N., Rosyana, T., & Hendriana, H. (2018). Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SMP Berdasarkan Gender dan Self Concept. JPMI (Jurnal
Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(2), 129–138.
Volume 3, No. 5, September 2020 pp 443-450 449

Darmawan, I., Kharismawati, A., Hendriana, H., & Purwasih, R. (2018). Analisis Kesalahan
Siswa SMP Berdasarkan Newman dalam Menyelesaikan Soal Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. JURING (Journal for Research in
Mathematics Learning), 1(1), 71–78.
Fitriani, N., Suryadi, D., & Darhim, D. (2018). Analysis of mathematical abstraction on concept
of a three dimensional figure with curved surfaces of junior high school students. Journal
of Physics: Conference Series, 1132(1), 12037. IOP Publishing.
Hanah, R., Muhsetyo, G., & Sisworo, S. (2016). Penggunaan bahan manipulatif untuk
memahamkan materi peluang pada siswa smp dengan pendekatan pendidikan matematika
realistik. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(5), 927–939.
Kurniawan, A. W. (2018). Analisis kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika pada
materi peluang kelas X SMK Muhammadiyah 4 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Masitoh, U. (2017). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa SMK Di
Bandung Barat Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning.
Nofitasari, I., & Sihombing, Y. (2017). Deskripsi Kesulitan Belajar Peserta Didik dan Faktor
Penyebabnya dalam Memahami Materi Listrik Dinamis kelas X SMA Negeri 2
Bengkayang. Jurnal Penelitian Fisika Dan Aplikasinya (JPFA), 7(1), 44–53.
Nurjanah, S., Kadarisma, G., & Setiawan, W. (2019). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematik Dalam Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pada Siswa Smp Kelas
Viii Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Journal on Education, 1(2), 372–381.
Purwasih, R. (2015). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self Confidence
Siswa MTS di Kota Cimahi Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Didaktik,
9(1), 16–25.
Rohaeti, E. E., Ramadan, B. G., & Fitriani, N. (2019). Cognitive Stage Relation with Creative
Thinking Ability and Mathematical Learning Interests. Journal of Physics: Conference
Series, 1315(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1315/1/012079.
Saputri, R. R., Sugiarti, T., Murtikusuma, R. P., Trapsilasiwi, D., & Yudianto, E. (2018).
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Fungsi Berdasarkan Kriteria
Watson Ditinjau dari Perbedaan Gender Siswa SMP Kelas VIII. Kadikma, 9(2), 59–68.
Siagian, R. E. F. (2015). Pengaruh minat dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2).
Wijaya, I. P. H., Sujadi, I., & Riyadi, R. (2016). Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Sesuai dengan Gender Dalam Pemecahan Masalah Pada Materi Balok Dan Kubus (Studi
Kasus Pada Siswa SMP Kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang). Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, 4(9), 778–788.
Yanti, W., Hartono, Y., & Somakim, S. (2016). Desain Pembelajaran Peluang dengan
Pendekatan PMRI Menggunakan Kupon Undian untuk Siswa Kelas VII. Jurnal Elemen,
2(1), 56–71.
450 Nursayyidah & Purwasih, Perbedaan Hasil dalam Menyelesaikan Soal Peluang Ditinj...

Anda mungkin juga menyukai