Anda di halaman 1dari 25

https://mobilmo.

com
BAB I
TRANSMISI MANUAL
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Bab I dengan judul “transmisi manual” pada buku ajar ini akan
membahas tentang transmisi manual yang meliputi prinsip dasar
perubahan momen transmisi, fungsi transmisi manual, komponen
transmisi manual, dan cara kerja transmisi manual. Pada buku ajar ini
terdapat pula rangkuman materi, tes formatif, dan umpan balik untuk
mengevaluasi peserta didik. Dengan mempelajari transmisi manual peserta
didik akan mendapatkan pengetahuan tentang transmisi manual sebagai
dasar teori saat kegiatan praktik dan diharapkan dapat menguasai teori
pemeliharaan transmisi manual.
B. Relevansi
Mata pelajaran Pemeliharaan Kendaraan Ringan dengan (KI-3)
pengetahuan, KD 3.2. Menerapkan cara perawatan transmisi manual, maka
pemilihan materi yang relevan dengan kompetensi dasar tersebut adalah
prinsip dasar perubahan momen transmisi, fungsi transmisi manual,
komponen transmisi manual, dan cara kerja transmisi manual.
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah agar peserta didik mampu :
Setelah diskusi dan menggali informasi dengan tekun dan teliti, peserta
didik dapat :
a. Menjelaskan prinsip perubahan momen transmisi
b. Menjelaskan fungsi transmisi manual
c. Menjelaskan fungsi komponen transmisi manual
d. Menjelaskan cara kerja transmisi manual
PENYAJIAN
A. Dasar Transmisi
a. Pemindah Tenaga
Sistem pemindah tenaga adalah system yang berfungsi sebagai
peyalur atau penerus putaran mesin ke roda-roda sehingga kendaraan
dapat berjalan. Sistem pemindah tenaga pada kendaraan meliputi kopling,
transmisi, propeller shaft (poros propeller), dan differensial atau gardan.
Pada bab ajar ini hanya akan membahas system pemindah tenaga yaitu
transmisi manual. Letak transmisi pada kendaraan FR (Front engine rear
wheel drive) atau kendaraan dengan penggerak roda belakang yaitu seperti
ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 1.1. Pemindah Tenaga

b. Macam-macam Transmisi
Transmisi adalah suatu system yang berfungsi untuk merubah
putaran mesin berdasarkan momen putar dan kecepatan kendaraan yang
diinginkan oleh pengemudi. Semakin berkembangnya zaman, teknologi
otomotif semakin berkembang pula, sehingga system transmisi semakin
canggih. Berikut ini system transmisi yang ada di pasaran.
 Transmisi manual
Transmisi manual adalah transmisi yang mengatur perbedaan
putaran antara mesin dengan putaran poros yang keluar menggunakan
roda gigi percepatan.
Gambar 1.2. Transmisi Manual

 Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis adalah transmisi yang pepindahan giginya
dilakukan secara otomatis sesuai dengan besarnya penekanan pada
pedal akselerator dan kecepatan kendaraan. Perbandingan roda gigi
dilakukan oleh sebuah roda gigi planet yang dikontrol secara hidrolik
melalui sebuah Band (Pita) yang menjepit poros yang terhubung dengan
salah satu roda gigi.

Gambar 1.3. Transmisi Otomatis

 CVT (Continously Variable Transmission)

Suatu sistem penyalur tenaga secara otomatis dengan bantuan


gaya sentrifugal (gaya dorong yang disebabkan oleh putaran). CVT ini
bekerja melalui 2 buah puley (piringan pemutar v-belt). Semakin kecil
diameter puley akan membentuk jarak semakin lebar dan sebaliknya,
semakin besar diameter puley akan membentuk jarak yang sempit, yang
dimaksud jarak yaitu jarak yang terdapat pada sela-sela puley.
Gambar 1.4. CVT

c. Prinsip Perubahan Momen

Gambar 1.5. Konsep Momen


Berdasarkan gambar 1.5 tersebut, dapat dilihat perbedaan antara
keduanya. Gambar pertama seseorang mendorong mobil ditanjakan secara
langsung, sementara gambar kedua menggunakan tongkat pengungkit.
Melihat kondisi tersebut, gambar kedua yang lebih ringan, sebab pada
posisi kedua transmfer momen melalui tongkat, semakin panjang lengan,
maka tenaga yang dikeluarkan untuk mendorong semakin ringan.
Sedangkan gambar pertama gaya dorong terjadi secara langsung sehingga
lebih berat.
Konsep dasar diatas kemudian digunakan untuk membuat desain
transmisi, dimana lengan pengungkit diterapkan pada diameter roda gigi.
Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi, seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 1.6. Konsep Pemindahan Tenaga melalui Roda Gigi
Gambar 1.6 (a) menggambarkan lengan pengungkit sederhana. Pada
kodisi seimbang persamaannya M x l = m x 4l artinya massa m yang hanya
¼ M dapat mengangkat M. Hal ini menunjukan bahwa dengan gaya yang
kecil dapat mengangkat massa yang beratnya 4 kali lipat, karena
digunakannya system lengan pengungkit.
Gambar 1.6 (b), menunjukkan bagaimana dua piringan dipergunakan
sebagai lengan pengungkit. Pada contoh tersebut massa yang digantungkan
pada poros C akan mengangkat beban yang ada pada poros D. Rangkaian
ini mungkin dapat dipergunakan untuk memahami konsep kerja transmisi,
mesin dihubungkan ke poros C, dan yang ke roda dihubungkan ke D.
Apabila diameter piringan B dibuat tiga kali piringan A, maka momen yang
dihasilkan tiga kali lipat. Namun bila perbandingan giginya (gear ratio) 2 :
1, maka roda gigi A berputar dua kali, sedangkan roda gigi B berputar 1
kali. Momen pada roda gigi A ½ dari roda gigi B, atau gaya angkatnya akan
setengah dari beban yang diangkat.
Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang
besar untuk itu kita memerlukan beberapa bentuk mekanisme perubah
momen. Pada saat kendaraan menanjak ini, momen putar dari gigi kecil
memutar gigi yang lebih besar, sehingga terjadi perubahan momen dan gigi
besar berputar lebih lambat.

Gambar 1.7. Mekanisme Perubahan Momen Saat Menanjak

d. Perbandingan Gigi
- Kombinasi Dasar Roda Gigi
A = Roda gigi penggerak (drive gear)
B = Roda gigi yang digerakkan (driver gear)
Tabel 1.1. Kombinasi Roda Gigi
Jumlah A<B A=B A>B A=B
gigi
Kombinasi
roda gigi

Kecepatan berkurang sama bertambah Sama


B
Terhadap A
Momen B bertambah sama berkurang Sama
terhadap
Arah berlawanan berlawanan berlawanan sama
putaran
- Perbandingan Roda Gigi
Tabel 1.2. Perbandingan Roda Gigi
Gigi Dasar Rumus :
GR = (di : me) =
(B : A)

Gigi Maju GR = (di : me) x ( di


: me) = (B : A) x (D :
C)

Gigi GR = B/A x E/C x


Mundur D/E = B/A x D/C

e. Fungsi Transmisi
Transmisi merubah perbandingan gigi, untuk :
 Merubah momen.
 Merubah kecepatan kendaraan.
 Memungkinkan kendaraan bergerak mundur.
 Memungkinkan kendaaraan diam saat mesin hidup (posisi netral).
B. Komponen Transmisi Manual

Gambar 1.8. Komponen Transmisi Manual


Tabel 1.3. Komponen Transmisi Manual dan Fungsinya
No Komponen Fungsi Gambar
1 Transmission input Sebuah poros
shaft Poros dioperasikan dengan
input transmisi kopling yang memutar gigi
di dalam gear box
2 Transmission gear Untuk mengubah output
Gigi transmisi gaya torsi yang
meninggalkan transmisi

3 Synchroniser Komponen yang


Gigi penyesuai memungkinkan
pemindahan gigi pada
saat mesin
bekerja/hidup
4 Shift fork Batang untuk memindah
Garpu pemindah gigi atau synchroniser pada
porosnya sehingga
memungkinkan gigi untuk
dipasang/ dipindah

5 Shift lingkage Batang/tuas yang


Tuas penghubung menghubungkan tuas
persneling dengan shift
fork.
6 Gear shift lever Tuas yang memungkinkan
Tuas pemindah sopir memindah gigi
presnelling transmisi.

7 Transmission case Sebagai dudukan bearing


Bak transmisi transmisi dan poros-poros
serta sebagai wadah oli/
minyak transmisi

8 Output shaft Poros yang mentransfer


Poros output torsi dari transmisi ke gigi
terakhir

9 Bearing Mengurangi gesekan


Bantalan/laker antara permukaan benda
yang berputar di dalam
sistem transmisi

10 Extension housing Melingkupi poros output


Pemanjangan bak transmisi dan menahan
seal oli belakang. Juga
menyokong poros
output.

C. Mekanisme Roda Gigi


1. Selective Gear Transmisi
Selective gear transmisi adalah transmisi yang proses perpindahan
giginya dilakukan secara manual dengan tangan. Selective gear transmisi
ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu: sliding mesh type, constant mesh type, dan
synchronmesh type. Kelebihan dari transmisi tipe ini adalah konstruksinya
yang sederhana, biaya produksi pembuatannya juga rendah dan
kerusakan yang terjadi pada transmisi tipe ini tidak sulit untuk ditangani.
Namun kerugiannya adalah pengemudi harus melakukan perpindahan gigi
terus menerus sesuai dengan keadaan jalanya kendaraan dan biasanya
menimbulkan suara saat perpindahan gigi tersebut. Selective gear
transmisi digolongkan menjadi 3 yaitu:
a. Sliding Mesh Type
Menurut Hyundai Training Manual (1998:7), sliding mesh type
adalah transmisi yang proses perpindahan giginya dilakukan dengan
cara menggerakkan gigi yang akan dihubungkan. Pada tipe ini gigi-gigi
pada output shaft transmisi dirancang dapat meluncur dalam poros
output shaft transmisi tersebut. Namun gigi-gigi pada counter shaft
transmisi tidak dapat meluncur atau menyatu dengan porosnya. Antara
gigi output shaft dan gigi counter shaf tidak saling terkait atau
berhubungan pada saat posisi netral. Pada saat masuk gigi barulah
antara gigi tertentu dari output shaft dengan gigi counter shaft terdapat
hubungan, namun hanya pada posisi gigi kecepatan yang terjadi. Pada
posisi percepatan yang lainnya gigi-gigi tertentu yang lainnya yang akan
saling berhubungan.

Gambar 1.9. Sliding mesh type

b). Constant mesh type


Menurut Hyundai Training Manual (1998:7-8), constant mesh type
adalah transmisi yang antara gigi-gigi output shaft dengan gigi counter
shaft nya saling terkait atau selalu berhubungan. Namun antara gigi-gigi
output shaft dengan poros output shaft nya tidak saling berhubungan
atau gigi-gigi pada output shaft nya dapat berputar bebas pada poros
output shaft transmisinya.
Gambar 1.10. Constant mesh type

Pada transmisi tipe ini dilengkapi gigi kopling. Gigi kopling inilah
yang berhubungan atau terkait dengan poros output transmisi. Untuk
proses perpindahan giginya dilakukan dengan cara menggeser gigi
kopling ke gigi output shaft transmisi sesuai dengan kecepatan yang
terjadi (posisi gigi tertentu).
c). Synchronmesh type
Synchronmesh type adalah transmisi yang bentuknya sama
dengan tipe constant mesh type. Hanya saja pada tipe ini ditambahkan
berupa synchronmesh yang berguna untuk menyamakan kecepatan
antara output shaft dan input shaft, sehingga perpindahan gigi dapat
terjadi dengan halus. Pada tipe ini gigi kopling diganti dengan clutch hub
dan sebuah synchronmesh yang terkait dengan poros output shaft.
Sementara gigi output shaft nya tidak terkait atau dapat berputar bebas
terhadap poros output shaft transmisi.
Synchronmesh ring Spring key

Hub sleeve Clutch hub


Gambar 1.11. Konstruksi Synchronmesh

D. Cara Kerja Transmisi Manual


- Posisi Netral
Pada saat transmisi pada posisi netral, tenaga putar dari poros
engkol yang masuk ke input transmisi tidak akan diteruskan ke output
transmisi, karena pada saat posisi netral ini synchromesh dalam keadaan
tidak terhubung atau pada posisi bebas.

Gambar 1.12. Posisi Netral


(www.teknik-otomotif.com)
- Posisi 1
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 1
maka shift fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh
akan berhubungan dengan gear tingkat 1. Saat transmisi pada posisi 1
maka putaran pada output transmisi akan lambat tetapi untuk momen
yang dihasilkan pada output transmisinya sangat besar.

Gambar 1.13. Posisi 1


- Posisi 2
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 2
maka shift fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh
akan berhubungan dengan gear tingkat 2. Saat transmisi pada posisi 2
maka putaran pada output transmisi akan lebih cepat dibandingkan
dengan posisi 1 tetapi untuk momen yang dihasilkan pada output
transmisinya lebih kecil dibanding transmisi pada posisi 1.

Gambar 1.14. Posisi 2


- Posisi 3
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 3
maka shift fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh
akan berhubungan dengan gear tingkat 3. Saat transmisi pada posisi 3
maka putaran pada output transmisi akan lebih cepat dibandingkan
dengan posisi 2 tetapi untuk momen yang dihasilkan pada output
transmisinya lebih kecil dibanding transmisi pada posisi 2.

Gambar 1.15. Posisi 3


- Posisi 4
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 4
maka shift fork akan menggeser synchromesh sehingga unit
synchromesh akan berhubungan dengan gear tingkat 4. Saat transmisi
pada posisi 4 maka putaran pada output transmisi akan lebih cepat
dibandingkan dengan posisi 3 tetapi untuk momen yang dihasilkan
pada output transmisinya lebih kecil dibanding transmisi pada posisi 3.

Gambar 1.16. Posisi 4


- Posisi 5
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 5
maka shift fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh
akan berhubungan dengan gear tingkat 5. Saat transmisi pada posisi 5
maka putaran pada output transmisi akan sangat cepat dibandingkan
dengan posisi transmisi lainnya tetapi untuk momen yang dihasilkan pada
output transmisinya akan sangat kecil dibanding transmisi pada posisi
lainnya.

Gambar 1.17. Posisi 5


- Posisi Mundur
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi R
maka shift fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh
akan berhubungan dengan gear mundur. Antara gear mundur dan gear
counter mundur dipasangkan idler gear sehingga putaran dari poros
output akan berlawanan arah dengan putaran dari poros input transmisi.
Gambar 1.18. Posisi Mundur

PENUTUP
A. Rangkuman
- Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang
besar untuk itu kita memerlukan beberapa bentuk mekanisme perubah
momen.
- Transmisi merubah perbandingan gigi, untuk merubah momen,
merubah kecepatan kendaraan, memungkinkan kendaraan bergerak
mundur, memungkinkan kendaaraan diam saat mesin hidup (posisi
netral).
- Komponen transmisi manual terdiri dari gear shift, shift rod, shift fork,
synchronizer, input shaft, counter shaft, idle gear, output shaft, roda
gigi percepatan.
- Cara kerja transmisi manual 5 percepatan terdiri dari posisi N, posisi 1,
posisi 2, posisi 3, posisi 4, posisi 5, dan posisi mundur.
B. Pustaka
1. Isuzu Training Center. Transmisi. Jakarta
2. Nay, Yatno. 2016. Transmisi Manual, Syarat, Komponen Cara Kerja
Lengkap Gambar.2018. http://www.caraimaji.com/2016/02/cara-kerja-
transmisi-manual.html. Diakses pada tanggal 24 September 2018.
3. Niyanti, H. 2016. Perawatan dan Perbaikan Transmisi Manual Toyota
Kijang Innova Tipe G.20. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Padang.
4. Prasetyadi. 2016. Cara Kerja Transmisi Manual Synchromesh 5
Kecepatan. https://www.teknik-otomotif.com/2016/11/cara-kerja-
transmisi-manual-5-kecepatan.html. Diakses pada tanggal 26
September 2018.
5. Semisena. 2018. Pengertian, Fungsi, Komponen, dan Cara Kerja
Transmisi Manual. https://www.semisena.com/pengertian-fungsi-
komponen-cara-kerja-transmisi-manual.html.diakses pada tanggal 24
September 2018.
6. Tim. 2004. Pemeliharaan Servis Transmisi Manual. Direktorat Jendal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Toyata. 1995. New Step 1: Training Manual. Jakarta : Toyota. Astra
Motor PT.
C. Tes Formatif
Setelah mempelajari materi mengenai transmisi manual, jawablah tes
formatif dibawah ini untuk mengukur kemampuanmu!
1. Jelaskan mekanisme roda gigi slidingmesh!
2. Jelaskan viskositas minyak pelumas pada transmisi manual!
3. Sebutkan dan jelaskan komponen penting pada transmisi manual!
4. Berapakah perbandingan gigi saat kendaraan maju yang memiliki gigi A
= 23, B = 42, C = 14, D = 43 !
5. Berapakah perbandingan gigi saat kendaraan mundur yang memiliki
gigi A = 23, B = 42, C = 14, D = 41, E = 29!
D. Umpan balik/Tindak lanjut
1. Diskusikan dan gali informasi tentang transmisi otomatis!
BAB II
PERAWATAN TRANSMISI MANUAL

PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat
Bab II dengan judul “perawatan transmisi manual” pada buku ajar ini
akan membahas tentang prosedur perawatan berkala transmisi manual
yang meliputi pemeriksaan tuas transmisi, pemeriksaan minyak pelumas,
dan pemeriksaan komponen. Pada buku ajar ini terdapat pula rangkuman
materi, tes formatif, dan umpan balik untuk mengevaluasi peserta didik.
Dengan mempelajari prosedur perawatan transmisi manual peserta didik
diharapkan dapat menerapkan teori prosedur perawatan transmisi manual
yang telah dipelajari ke dalam praktikum pemeliharaan transmisi manual
sehingga tujuan pembelajaran pada bab II dapat terpenuhi dengan
maksimal.
2. Relevansi
Mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan dengan (KI-4)
keterampilan, KD 4.2. Merawat transmisi manual, maka pemilihan materi
yang relevan pada bab II bahan ajar adalah pemeriksaan tuas transmisi,
pemeriksaan minyak pelumas, dan pemeriksaan komponen.
3. Tujuan pembelajaran
Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah agar peserta didik mampu :
1. Peserta didik dapat meniru cara merawat berkala transmisi manual
dengan baik sesuai SOP dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
2. Peserta didik dapat melakukan cara perawatan transmisi manual
dengan baik sesuai SOP dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
PENYAJIAN
A. Prosedur Perawatan Transmisi manual
Pemeliharaan dan perawatan transmisi manual, tidak terlalu rumit
namun memerlukan ketelitian. Berikut ini prosedur perawatan transmisi
manual, diantaranya :
1. Pemeriksaan kebebasan gerak tuas pemindah.
Pemeriksaan tuas pemindah dapat dilakukan secara visual.
Kebebasan yang berlebihan disebabkan oleh keausan baut baut
penyambung, kerusakan bushing sambungan, atau penyetelan-nya.
2. Pemeriksaan transmisi secara visual
Pemeriksaan secara visual yaitu dengan melihat dan memeriksa
apakah kabel-kabel transmisi manual sudah tersambung dengan benar,
selain itu pemeriksaan baut-baut yang memungkinan terjadi kelonggaran,
pemeriksaan getaran dengan melihat dan meraba bagian yang bergetar
menggunakan sarung tangan. Getaran pada transmisi manual dapat
terjadi karena keausan pada komponen-komponen yang berada didalam
transmisi manual. Selain itu membersihkan transmisi dari kotoran yang
menempel pada seal oli dan cover transmisi.
3. Pemeriksaan pelumasan transmisi
Transmisi pada umumnya menggunakan minyak pelumas dengan
viscositas SAE 80 atau SAE 90, namun demikian dalam menggunakan
minyak pelumas untuk transmisi perlu melihat manual masing-masing
produk kendaraan. Periksa dan control minyak pelumas setiap 1500 km.
Selain itu periksa apakah terjadi kebocoran oli pada seal oli, gasket, dan
cover transmisi. Kebocoran itu dapat terjadi jika komponen-komponen
tersebut rusak atau aus.
Untuk type oli yang digunakan dapat diklasifikasikan dalam
kekentalan SAE (Society of Automotive Engineers) dan kwalitas API
(American Petroleum Institute).
1. Klasifikasi dalam kekentalan
Oli pelumas gigi mempunyai angka belakan SAE seperti oli
mesin. Enam kekentalan SAE (75W, 80W, 85W, 90W, 140W dan 250W)
yang ada pada saat ini. Transmisi dan diffarential pada umumnya
memakai oli dengan kekentalan SAE 90 atau 80W-90W.
2. Klasifikasi dalam kwalitas dan penggunaan
API (American Petroleum Institute) mempunyai standar klasifikasi
oleh roda gigi yang pembagiannya tergantung pada penggunaannya. Oli
roda gigi diklasifikasikan oleh type roda gigi yang akan dipakai hypoid,
bevel dan lain-lain. Juga perhatian khusus perlu ditempelkan
permintaan penggunaan oli roda gigi yang memerlukan karakteristik
yang lain dari biasanya.
Klasifikasi API Penggunaan & kwalitas oli
GL 1 Mineral oli murni untuk roda gigi, jarang dipakai pada
mobil.

GL 2 Untuk worm gear, mengandung minyak hewani dan


tumbuh-tumbuhan.

GL 3 Untuk manual transmisi dan stering gear,mengandung


bahan tambah extrem-presure resisting dan lain-lain.

GL 4 Untuk hypoid gear digunakan untuk melayani diatas GL


3, mengandung bahan tambah extrempresure resisting
tapi lebih besar jumlahnya dibanding GL 3.

GL 5 Digunakan untuk hypoid gear dengan pelayanan lebih


sedikit dari kondisi GL 4. Kandungan extrem-presure
resisting lebih besar disbanding GL 4 dan kondisi kerja
lebih berat karena untuk menahan beban kejutan yang
lebih besar dan menerima kecepatan luncur yang tinggi.

4. Pemeriksaan suara pada transmisi


Yaitu mendengar bunyi suara pada transmisi manual menggunakan
telinga. Jika terdengar suara yang keras atau mendengung pada transmisi
berarti terjadi kerusakan pada bagian dalam transmisi manual. Bunyi
suara yang terdengar pada transmisi manual dapat terjadi jika oli
transmisi sedikit atau pemberian oli yang salah dan gigi-gigi transmisi
yang aus/rusak.
5. Pemeriksaan gejala-gejala kerusakan
Pemeriksaan ini terkait dengan kinerja transmisi, yaitu apakah
transmisi dapat melakukan fungsinya dengan baik. Untuk melakukan
pemeriksaan ini, berarti kendaraan harus dijalankan atau sering disebut
dengan tes jalan. Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi
kesalahan pada unit transmisi manual,
1) Gigi Loncat dari hubungan.
Pada gejala ini, perkaitan roda gigi menjadi terlepas tanpa
pemindahan roda gigi di lakukan oleh pengemudi. Biasanya itu terjadi
bila ada getaran atau perubahan beban yang diberikan ke transmisi
atau transaxle. Gangguan ini cenderung terjadi pada saat deselerasi
spontan roda gigi loncat dan dapat diakibatkan oleh :
a) Posisi perkaitan roda gigi tidak sempurna pada saat perpindahan
dan dapat loncat bila terjadi getaran atau perubahan beban pada
transmisi.
b) Keausan pada Hub sleeve dan alur roda gigi (gear spline).
Keausan pada roda gigi, celah roda gigi yang berlebihan dan lain
– lain menyebabkan posisi hub sleeve dan roda gigi terlepas.
2) Gigi sulit Masuk.
Gangguan perpindahan roda gigi berarti tuas pemindah
membutuhkan tenaga yang lebih untuk mengoperasikan perkaitan dan
pembebasan roda gigi. Kesulitan ini disebabkan oleh dua hal :
(1) Bila mekanisme syncronizer tidak sempurna dan tidak dirawat
dalam waktu lama, Hub Sleeve dan roda gigi akan tidak sinkron,
didalam transmission case roda gigi akan berbenturan.
(2) Gangguan juga dapat terjadi bila Link pemindah (Gear Shifting
Lingkage) macet.
(3) Gangguan ini dapat terjadi akibat keausan atau kerusakan dari
mekanisme pencegahan pemindahan ganda (trouble-meshing
Prevention Mechanism).
(4) Gangguan pembebasan kopling dapat juga menyebabkan roda
gigi sulit dipindahkan. Oleh karena itu harus diperiksa dulu
apakah kopling bekerja dengan baik.
3) Suara berisik yang tidak normal.
Gangguan ini disebabkan celah yang diakibatkan keausan
komponen – komponen bagian dalam, seperti bunyi roda gigi, suara
getaran dari tuas pemindah roda gigi. Untuk melihat letak gangguan
dapat ditentukan dengan metode berikut :
1) Untuk menentukan suara abnormal yang timbul dari transmisi
atau bukan, hubungkan kopling sementara mesin idling dengan
kendaraan dalam posisi diam.
2) Bila timbul suara saat kopling dihubungkan tapi tidak terdengar
bila kopling dibebaskan, dapat disimpulkan bahwa penyebab
bunyi abnormal terletak pada bagian komponen luar daripada
transaxle.
3) Suara abnormal akan terdengar bila kendaraan sedang berjalan,
bila transmisi dan transaxle mendapat beban.
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses
perawatan atau perbaikannya. Hasil analisis seperti terlihat pada tabel
berikut ini.
Gejala-gejala Penyebab Perawatan Perbaikan
1. Gigi loncat Shift fork aus Beri pelumas Bongkar & ganti
dari Synchronizer Periksa pelumas Bongkar & ganti
hubungan sleede aus dan ganti
Locating sprinf Bongkar & ganti
lemah
Main shaft aus Periksa pelumas Bongkar & ganti
dan ganti
Bearing primary Periksa pelumas Bongkar & ganti
shaft atau main dan ganti
shaft aus
Circlip-circlip Bongkar pasang
terlepas
2. Gigi sulit Kopling tidak Stel kebebasan
masuk bebas pedal kopling
Konis Bongkar & ganti
synchromesh aus
Shynchromesh Bongkar & ganti
splines aus
Mekanik Bongkar & ganti
pemindah aus
3. Suara berisik Jumlah pelumas Periksa pelumas
yang tidak kurang dan ganti
normal End play Bongkar & ganti
countershaft gear shim
End play reverse Bongkar & ganti
gear shim
End play pinion Bongkar & ganti
shaft shim
Keausan roda Bongkar & ganti
gigi transmisi shim

PENUTUP
E. Rangkuman
Prosedur perawatan transmisi manual terdiri dari pemeriksaan tuas
transmisi, pemeriksaan minyak pelumas, pemeriksaan gejala-gejala
kerusakan. Gejala-gejala kerusakan yang telah di diagnosis penyebabnya
dapat menentukan perlakuan yang akan diterima oleh transmisi entah itu
perawatan atau perbaikan yaitu dengan cara membongkar dan mengganti
komponen transmisi yang telah rusak.
F. Pustaka
1. Isuzu Training Center. Transmisi. Jakarta
2. Nay, Yatno. 2016. Transmisi Manual, Syarat, Komponen Cara Kerja
Lengkap Gambar.2018. http://www.caraimaji.com/2016/02/cara-kerja-
transmisi-manual.html. Diakses pada tanggal 24 September 2018.
3. Niyanti, H. 2016. Perawatan dan Perbaikan Transmisi Manual Toyota
Kijang Innova Tipe G.20. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Padang.
4. Prasetyadi. 2016. Cara Kerja Transmisi Manual Synchromesh 5
Kecepatan. https://www.teknik-otomotif.com/2016/11/cara-kerja-
transmisi-manual-5-kecepatan.html. Diakses pada tanggal 26
September 2018.
5. Semisena. 2018. Pengertian, Fungsi, Komponen, dan Cara Kerja
Transmisi Manual. https://www.semisena.com/pengertian-fungsi-
komponen-cara-kerja-transmisi-manual.html.diakses pada tanggal 24
September 2018.
6. Tim. 2004. Pemeliharaan Servis Transmisi Manual. Direktorat Jendal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Toyata. 1995. New Step 1: Training Manual. Jakarta : Toyota. Astra
Motor PT.
G. Tes
Setelah mempelajari materi mengenai perawatan transmisi manual
konvensional, jawablah tes formatif dibawah ini untuk mengukur
kemampuanmu!
1. Tuliskan analisismu kemungkinan penyebab pada saat transmisi
mengalami keluhan yaitu transmisi gaduh saat netral! Berikan
kemungkinan penyebab dan perlakuannya!
2. Bagaimana prosedur yang dilakukan untuk merawat transmisi manual
kendaraan? Dan perawatan apakah yang perlu dilakukan secara
berkala?
H. Umpan Balik/Tindak lanjut
1. Kamu telah mempelajari prosedur perawatan pada transmisi manual,
selanjutnya cobalah mencari dan menggali informasi mengenai
perawatan pada transmisi otomatis! Apakah prosedur perawatannya
sama?

Anda mungkin juga menyukai