Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektifitas

kompres hangat pada intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif di BPM Y

Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan Kompres Hangat pada

Persalinan Kala I Fase Aktif di BPM Y Kecamatan Majalaya

Kabupaten Bandung

Tabel 4.1

Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan Kompres Hangat pada Persalinan Kala


I Fase Aktif di BPM Y Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung

Intensitas Nyeri Sebelum


No. Frekuensi Persentase (%)
Dilakukan Kompres Hangat
1 Nyeri ringan 3 8,1
2 Nyeri sedang 23 62,2
3 Nyeri berat 11 29,7
Total 37 100

Dari tabel 4.1 di atas didapatkan bahwa intensitas nyeri sebelum

dilakukan kompres hangat lebih dari setengah nyeri sedang sebanyak 23 orang

(62,2%) dan sebagian kecil dengan nyeri ringan sebanyak 3 orang (8,1%).

1
2

4.1.2 Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan Kompres Hangat pada Persalinan

Kala I Fase Aktif di BPM Y Kecamatan Majalaya Kabupaten

Bandung

Tabel 4.2

Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan Kompres Hangat pada Persalinan Kala I


Fase Aktif di BPM Y Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung

Intensitas Nyeri Setelah


No. Frekuensi Persentase (%)
Dilakukan Kompres Hangat
1 Nyeri ringan 19 51,4
2 Nyeri sedang 16 43,2
3 Nyeri berat 2 5,4
Total 37 100

Dari tabel 4.2 di atas didapatkan bahwa intensitas nyeri setelah

dilakukan kompres hangat lebih dari setengah nyeri ringan sebanyak 19 orang

(51,4%) dan sebagian kecil dengan nyeri berat sebanyak 2 orang (5,4%).
3

4.2 Pembahasan

4.2.1 Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan Kompres Hangat pada


Persalinan Kala I Fase Aktif di BPM Y Kecamatan Majalaya
Kabupaten Bandung

Dari tabel 4.1 didapatkan bahwa intensitas nyeri sebelum

dilakukan kompres hangat lebih dari setengah nyeri sedang sebanyak

23 orang (62,2%) dan sebagian kecil dengan nyeri ringan sebanyak 3

orang (8,1%).

Persalinan merupakan proses yang dimulai dengan kontraksi

persalinan, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan

diakhir dengan kelahiran plasenta (Laily, 2012). Nyeri persalinan

merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan berlangsung yang

dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas

besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa

menyakitkan bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah

perut, mungkin juga menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit

tertusuk, lalu mencapai puncak, kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim

berkontraksi untuk mendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu

(Adriana, 2012).

Berdasarkan teori di atas, dikaitkan dengan hasil penelitian

bahwa intensitas nyeri ibu hamil dirasakan pada saat persalinan kala I

dan nyeri bertambah seiring dengan semakin meningkatnya pembukaan.

Pada fase aktif didapatkan lebih dari setengahnya responden nyatakan

nyeri sedang (62,2%). Nyeri persalinan tersebut diakibatkan oleh dilatasi

serviks dan sagmen uterus bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan

trauma pada serat otot dan ligamen.


4

4.2.2 Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan Kompres Hangat pada

Persalinan Kala I Fase Aktif di BPM Y Kecamatan Majalaya

Kabupaten Bandung

Dari tabel 4.2 didapatkan bahwa intensitas nyeri setelah

dilakukan kompres hangat lebih dari setengah nyeri ringan sebanyak

19 orang (51,4%) dan sebagian kecil dengan nyeri berat sebanyak 2

orang (5,4%).

Rasa nyeri dalam persalinan merupakan manifestasi dari

adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa

sakit pada pinggang darah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi

ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (servik) (Judha,

2012).

Kompres hangat merupakan tindakan dengan menggunakan air

hangat atau alat penghangat yang bertujuan untuk mengurangi nyeri

saat proses persalinan. Kompres yang diberikan pada punggung

bawah di area tempat kepala menekan tulang belakang akan

mengurang nyeri, panas yang dihasilkan akan meningkatkan sirkulasi

ke area tersebut sehingga membuka sirkulasi yang disebabkan adanya

tekanan (Ratnaningsih, 2010).

Teknik kompres hangat pada proses persalinan dapat

mempertahankan komponen sistem vaskuler dalam keadaan

vasodilatasi sehingga sirkulasi yang terjadi ke otot panggul menjadi


5

homeostasis (Manurung, 2011). Panas juga dapat merangsang serat

saraf yang menutup gerbang nyeri sehingga transmisi implus nyeri ke

medula spinalis dan otak dapat dihambat. Kompres hangat juga

mampu untuk meredakan nyeri dan membuat rasa nyaman pada ibu

yang ingin melahirkan (Potter & Perry, 2015).

Hasil penelitian sejalan dengan teori di atas, yakni dengan

adanya intervensi kompres hangat maka didapatkan intensitas nyeri

lebih dari setengahnya mengalami nyeri ringan sebanyaki 51,4%.

Dilihat dari sebelum dan setelah dilakukan intervensi maka terjadi

penurunan intensitas nyeri yaitu yang asalnya banyak yang mengalami

nyeri sedang maka setelah dilakukan kompres hangat banyak yang

mengalami nyeri ringan. Oleh karena itu kompres hangat bisa

dikatakan efektif dalam mengurangi nyeri pada saat persalinan kala I.

Anda mungkin juga menyukai