Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN CORE BELIEF/KEYAKINAN DASAR


1. Kami yakin bahwa organisasi Rumah Sakit Cahya Kawaluyan bersifat heterogen,
oleh karena itu kami wajib menciptakan situasi yang kondusif agar kinerja Rumah
A. Moto, Visi, Misi, Paradigma, Core Belief dan Core Values Rumah Sakit Sakit Cahya Kawaluyan menjadi maksimal.
Cahya Kawaluyan 2. Kami yakin bahwa organisasi Rumah Sakit Cahya Kawaluyan itu besar dan
MOTTO kompleks serta terdiri dari beberapa bagian yang saling tergantung, oleh karena
Customer Focused Hospital itu kami wajib bekerja dengan baik agar bagian lain dapat menciptakan
pelayanan yang berkualitas.
VISI 3. Kami yakin bahwa operasional Rumah Sakit Cahya Kawaluyan sangat
1. Menjadi “Customer Focused Hospital” sehingga menjadi rumah sakit pilihan membutuhkan pembiayaan yang sangat besar, oleh karena itu kami wajib
masyarakat Bandung Barat dan sekitarnya melaksanakan efisiensi dan efektifitas dalam pekerjaan.
2. Suatu upaya bersama dari masyarakat Rumah Sakit Cahya Kawaluyan untuk 4. Kami yakin bahwa customer meruapakan “darah” dari proses kehidupan Rumah
menyediakan jasa pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan oleh customer serta Sakit Cahya Kawaluyan, oleh karena itu kami wajib menghormati dan
berupaya penuh untuk menciptakan dan memberikan tatanan nilai / values memberikan pelayanan kepada mereka pada waktu yang tepat sesuai dengan
yang terbaik bagi customer. harapannya.
5. Kami yakin bahwa saat kini dan mendatang customer menjadi sangat memilih
MISI dan menuntut, oleh karena itu kami wajib menciptakan cutomer values melalui
1. Melayani kebutuhan dan keinginan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang peningkatan peran dan proses perbaikan berkelanjutan.
berkualitas dengan penuh cinta kasih.
2. Kesembuhan pasien yang secepatnya merupakan nilai dan kunci utama dalam CORE VALUES / NILAI DASAR
bekerja bagi setiap karyawan. 1. Cinta Kasih
3. Menjungjung tinggi kerjasama dan tanggung jawab dalam tugas melalui 2. Integritas
profesionalisme yang tinggi, integritas, ketulusan serta kerendahan hati. 3. Kerendahan hati
4. Rumah sakit yang berkomitmen terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dan 4. Kesiapsediaan untuk menolong.
ramah terhadap lingkungan. 5. Kejujuran
6. Komunikasi dan informasi
PARADIGMA / SUDUT PANDANG 7. Aman
1. Customer adalah tamu terhormat dan merupakan bagian dari “keluarga” Rumah
Sakit Cahya Kawaluyan yang harus dilayani oleh setiap karyawan.
2. Mereka bukanlah benda yang dapat dihitung dengan statistik, mereka adalah
manusia yang hidup dan memiliki perasaan serta emosi.
3. Mereka bukanlah seseorang yang dapat di debat dan dipermainkan.
4. Mereka adalah darah dari kehidupan rumah sakit kita.
B. Uraian Tugas Champion 10. Mengisi pemantauan harian keselamatan pasien (indikator mutu) dan bila libur
Tanggung Jawab : atau cuti melakukan pendelegasian kepada Kepala Bagian/PJS/ orang yang di beri
Meningkatkan jaminan kenyamanan, keamanan dan keselamatan pasien di wewenang Kepala Bagian/Kasie secara tertulis.
lingkungan Rumah Sakit Cahya Kawaluyan
Fungsi Pokok : C. Keselamatan Pasien
Membantu sebagai koordinator keselamatan pasien di ruangan dalam melakukan Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
upaya meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan pasien melalui dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
penerapan enam sasaran keselamatan pasien. meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
Tugas-tugas : dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
1. Membantu memberikan informasi kepada rekan kerja tentang hal-hal atau insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
kegiatan terkait program Keselamatan Pasien di unit kerjanya masing-masing. timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
2. Memberi dorongan pada sJJFKFJFJFLLFemua rekan kerja untuk selalu cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
memberikan jaminan kenyamanan, keamanan pelayanan kepada pasien selama atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
berinteraksi di lingkungan unit kerjanya masing-masing. Tujuan keselamatan pasien adalah :
3. Menginformasikan secara lisan kepada kepala bagian dan Ketua Sub Unit 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien rumah sakit
Keselamatan Pasien tentang setiap kejadian (Kejadian Nyaris Cedera/KNC, 2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Kejadian Tidak Diharapkan/KTD, kejadian Sentinel (pasien meninggal yang tidak 3. Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
berhubungan dengan penyakit yang sedang diderita)) di unit kerjanya masing- 4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
masing. penulangan kejadian tidak diharapkan
4. Memberi dorongan kepada rekan kerja agar mau dan berani mendiskusikan serta
melaporkan setiap insiden yang terjadi atau masalah-masalah yang menyangkut D. Istilah- Istilah Dalam Keselamatan Pasien
keselamatan pasien yang terjadi di unit kerjanya masing-masing. 1. Insiden Keselamatan Pasien (Patient Safety Incident)
5. Mendampingi rekan kerja yang menemukan atau melihat langsung suatu insiden Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan,yang dapat
untuk menyusun laporan kronologisnya. mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
6. Menyerahkan laporan kejadian paling lambat 2 x 24 jam kepada Unit Manajemen 2. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Risiko setelah berkoordinasi dengan atasannya langsung. Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak
7. Melakukan proses manajemen risiko klinik di satuan kerjanya untuk membuat diharapkan,yang dapat mengakibatkan atau berpotensimengakibatkan cedera
suatu solusi dan tindakan pencegahan insiden yang sama. pada pasien.Sistem ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak
8. Menghadiri pertemuan/ rapat anggota yang diselenggarakan hari Selasa minggu konsisten dengan operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien.
ke-2 setiap bulannya 3. Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) (Adverse event)
9. Mengajukan saran-saran atau kritik yang membangun terkait dengan manajemen Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat
risiko klinik dan kegiatan patient safety di unit kerjanya masing-masing. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil,dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisinya pasien.Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat melaksanakan suatu tindakan
dicegah. (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission)
4. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss) 9. Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak Suatu proses terstruktur untuk mengindentifikasi factor penyebab atau factor
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai penyebab atau factor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyimpangan
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena ”keberuntungan ”(miss,pasien kinerja,termasuk KTD
terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat),karena 10. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
“pencegahan”(suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan,tetapi staf lain Suatu metoda analisis potensi kegagalan, yang dilakukan sebelum proses
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan),atau “peringanan” produksi attau design di mulai. Tujuan dari FMEA adalah sebagai tindakan
(suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,diketaui secara dini lalu diberikan antisipasi terhada kemungkinan kegagalan yang timbul, sehingga kegagalan
antidotenya). tersebut dapat diantisipasi.
5. Kejadian Tidak Cedera (KTC) 11. Manajemen Risiko (Risk Management)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan insiden yang sudah Dalam hubungan-nya dengan operasional rumah sakit,istilah menajemen risiko
terpapar kepada pasien tetapi tidak timbul cedera. dikaitkan kepada aktivitas perlindungan diri yang berarti mencegah ancaman
Contohnya: obat telah diberikan ke pasien tetapi setelah dilakukan observasi tidak yang nyata atau berpotensi nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan,
ditemukan gejala atau indikasi apapun cedera atau malpraktik medis.
6. Kondisi Potensial Cedera (KPC) 12. Champion
suatu kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera Anggota Tim Patient Safety yang merupakan penggerak upaya-upaya
tetapi belum terjadi insiden keselamatan pasien yang berada di setiap bagian.
Contohnya: pasien anak tidak dipasangkan hek tempat tidur 13. Grading Warna pada laporan insiden
7. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) Derajat cedera yang dialami pasien dalam setiap insiden yang digambarkan
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dengan warna untuk mengetahui tingkat cedera yang dialami pasien, warna biru
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima. dan hijau (pasien tidak mengalami cedera atau cedera ringan), kuning dan merah
Seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.Pemilihan kata “Sentinel” terkait (pasien mengalami cedera sedang sampai berat / meninggal)
dengan keseriusan cedera yang terjadi (mis.Amputasi pada kaki yang salah,dsb) 14. Surgical Safety
sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah Pelaksanaan keselamatan pasien di ruang operasi meliputi sign in, time out, dan
yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku. sign out. Memastikan Tepat Lokasi, Tepat Operasi dan Tepat Pasien Operasi
8. Kesalahan Medis (Medical errors) 15. Komunikasi Efektif
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau Penerapan setiap penerimaan informasi lisan dengan cara tulis ulang, baca ulang
berpotensi mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. dan cek ulang (write back, read back, and check back) dengan berpedoman pada
Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau system ISBAR (I-Introduction / pengenalan mengenalkan identitas pemberi
menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya.Dapat akibat pesan dan identitas pasien yang dilaporkan, S-Situation/situasi – apa yang
melaksanakan sepenunnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah terjadi saat itu, B-background/latar belakang-berkaitan dengan sejarah pasien
yang jelas, A-Asesment/penilaian- kondisi pasien saat ini dan hal-hal yang perlu
diinformasikan dan kondisi menurut pemberi pesan serta kesimpulannya, R- BAB II
Recommendatin/ rekomendasi – apa yang dibutuhkan dan kapan dilakukan. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
16. MFS (Morse Fall Scale)
Perhitungan skala pasien dewasa terhadap risiko jatuh SKP I Ketepatan Identifikasi Pasien
17. Humpty Dumpty Scale  Dalam mengidentifikasi pasien gunakan minimal 3 item untuk
Perhitungan skala pasien anak terhadap risiko jatuh mengidentifikasi pasien baik rawat inap maupun rawat jalan.
 Di rawat inap gunakan : nama lengkap, tanggal lahir pasien,
E. Enam Sasaran Keselamatan Pasien dan nomor rekam medis sambil melihat gelang identitas yang
Program Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Cahya digunakan pasien.
Kawaluyan mengacu pada Six Goals Patient Safety dari Joint Comission  DI rawat jalan gunakan : nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat pasien sambil
International (JCI) Badan Kesehatan Dunia WHO yang merupakan badan melihat status pasien.
dunia yang pertama kali terakreditasi oleh International Standar Quality  Pasangkan gelang identitas pada pasien rawat inap, dan pasien IGD dengan kategori
(ISQUA) yang menjadikan Sasaran Keselamatan Pasien menjadi salah satu khusus.
tolak ukur dalam akreditasi. Enam Sasaran Keselamatan Pasien berdasarkan  Selama pasien di rawat harus menggunakan gelang identitas, apabila tidak dapat
Akreditasi Kementrian Kesehatan RI, dari Badan KARS Indonesia yaitu : dipasangkan di tangan maka pasangkan di kaki. Apabila tidak dapat dipsangkan
SKP I : Ketepatan Identifikasi Pasien dikaki, maka pasangkan di baju.
SKP II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif  Gelang identitas dilepas setelah pasien diizinkan pulang dan menyelesaikan
SKP III :Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai administrasi dengan cara menggunting gelang identitas di bagian tengah, apabila
(High-Alert ) karena permintaan pasien gelang tidak mau dilepas maka gelang disilang dengan
SKP IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepatpasien menggunakan spidol permanen di bagian tengah sebagai tanda bahwa gelang
Operasi tersebut tidak berlaku lagi.
SKP V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Pengencekan Identitas Dilakukan Pada Saat :
Kesehatan a. Pemberian Obat
SKP VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh b. Pemberian Darah Atau Produk Darah
c. Pemeriksaan darah uji klinis, Radiologi, Fisiologi Klinis dan Lainnya yang
berhubungan langsung dengan pasien.
d. Perawatan dan prosedur Medis Dengan Berbagai Kondisi dan Situasi

Informasikan Kepada Pasien/


Keluarga Mengenai System
Pengecekan Identitas dan
Tujuan Penggunaan Gelang
Identitas
SKP II Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
I- Introduction/pengenalan : Memperkenalkan diri pelapor dan asal ruangan SKP III Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai ( High-Alert )
pelapor
S- Situation/Situasi : Kondisi yang terkini yang terjadi pada pasien
B- Background / latar belakang : berkaitan dengan sejarah yang jelas (diagnose,
tindakan, pemeriksaan dan kondisi sebelumnya yang dilaporkan )dengan konteks
yang relevan.
A- Assessment/penilaian : kondisi pasien saat ini dan hal-hal yang perlu
diinformasikan dan kondisi menurut pemberi pesan serta kesimpulannya.
R-Recommendation/Rekomendasi : Apa yang perlu dilakukan dan kapan untuk Waspadai obat-obatan high alert meliputi : Nama obat dan rupa mirip (NORUM)
mengatasi masalah pasien saat ini atau Look Alike Sound Alike (LASA)
 Lakukan cek ulang, tulis ulang dan baca ulang (Write Klasifikasi : dibuat daftar jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan obat
Back / Tulis Ulang, Read Back / Baca Ulang, NORUM/LASA
Verification / Konfirmasi Ulang)
 Pesanan di tulis di rekam medis dan ditulis nama Penyimpanan : Obat norum/ LASA tidka boleh disimpan di satu kotak yang sama,
tanda tangan perawat yang menerima pesanan obat disimpan terpisah dan diberi pembatas yang jelas dengan warning
 Lakukan Verifikasi tanda tangan pada pesanan oleh
dokter yang dihubungi Penyediaan : saat ada penyiapan obat dengan NORUM/LASA petugas selalu
melakukan pengecekan ulang (saat mengambil obat, menuliskan nama,
memasukan dalam kemasan, pengecekan ulang)
Pendistribusian : pastikan kebenaran obat sebelum dan saat penyerahan obat
Pastikan semua perintah Warning : untuk obat dengan konsentrasi tinggi, obat inotropic, obat sitotoksik,
lengkap, lisan dan via telepon
obat narkotika dalam setia penggunaannya.
atau pemberitahuan mengenai
hasil test dicatat dan dibaca PRINSIP 5 benar dalam pemberian obat : benar obat, benar dosis, benar waktu
ulang oleh penerima telepon dan
pemberian, benar cara dan benar pasien.
ditulis di rekam medis dengan
jelas dan diverifikasi oleh Ketentuan Penyimpanan Obat High Alert :
pemberi pesan (ditandatangani
 Obat yang bentuknya mirip (look alike) tidak boleh diletakan di tempat yang
oleh dokter)
berdekatan atau diberikan pemisah.
 Obat yang namanya mirip, misalnya pada obat kloropropamid
(Antidiabetes) dengan kloropromazin (anti psikotik), biasakan cek ulang
Lakukan Spelling atau pengejaan dengan disaksikan oleh rekan yang lain saat pembacaan resep dan bila melalui
untuk nama obat yang mirip atau instruksi lisan lakukan pengejaan untuk memastikan jenis obatnya. Contoh
lafalnya susah untuk menghindari
kesalahan ,Sound Alike lainnya zantac (ranitidine, antasida) dengan Xanax (alprazolam,
penenang)
 Di buat daftar mengenai obat-obat high concentrate dan cara penggunaannya.
 Untuk obat-obat pertolongan kondisi kritis dalam trolly emergency, dimana SEMBOYAN OK RSCK
terdapat obat-obat high alert (high concentrate, inotropic dan obat sedasi)
“NO TIME OUT AND NO PRAY”
seperti adrenaline, atropine sulfas, nor adrenalin, dopamine, bicnat,
magnesium sulfas, NaCl 3%, gelofusin dan sebagainya. Maka pastikan “NO SCALPEL”
etiket obat dapat dibaca dengan jelas, pastikan nama obat saat
pengambilan dan dilakukan double check dengan petugas lain. PENANDAAN LOKASI OPERASI
 Ikuti cara penggunaan obat dan pelarutan sesuai ketentuan yang berlaku
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality),
(misalnya dopamine harus dilarutkan, dihitung berdasarkan berat badan dan multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level
diberikan dengan cara didrip, biknat diberikan dengan lambat dan (tulang belakang)
menggunakan line vena yang besar) 2. Perlu melibatkan pasien
 Obat-obat sitotoksik diberikan dengan ketentuan dan dihitung oleh dokter yang
3. Tak mudah luntur terkena air.
bersangkutan dengan prosedur yang jelas, dan telah dijelaskan kepada pasien
mengenai tujuan dan efek pemberian obat, disertai dengan SPPTM tindakan 4. Mudah dikenali
yang ditandatangani oleh dokter dan pasien, petugas yang memberikan
5. Digunakan secara konsisten di RS
menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur kemotherapi.
 Obat narkotika diberikan dengan alasan dan instruksi yang jelas dari dokter 6. Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,

dan dilakukan monitoring terhadap efek therapy pada pasien, dan penyediaan 7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan
obat diatur dengan jekas mmengenai penyimpanan dan bagian-bagian mana harus terlihat sampai saat akan disayat
yang diperkenankan menyimpan obat narkotika (misalnya morfin di simpan di
lemari terkunci dengan akses yang dibatasi dan hanya disimpan di Farmasi,
IGD dan kamar operasi)

SKP IV Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat Pasien Operasi

PASTIKAN SETIAP PEMBEDAHAN :


1. Lokasi benar : Mark-site

2. Prosedur benar : Sign In-Time Out, Sign Out

3. Pasien Benar : Identifikasi pasien dan status


SKP V Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan SKP VI Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
KAPAN KITA HARUS MENCUCI TANGAN?
1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Sesudah kontak dengan pasien

3. Sebelum tindakan asepsis

4. Sesudah terkena cairan tubuh pasien

TUGAS PETUGAS KESEHATAN :

1. Melakukan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen
ulang bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.

2. Lakukan pengkajian risiko jatuh dengan menggunakan Morse Fall Scale (MFS)
untuk pasien dewasa dan Humpty Dumpty Scale (HDS) untuk pasien anak

3. Melakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien yang


pada asesmen awal atau ulang dianggap berisiko jatuh

4. Langkah-langkah tersebut dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan


cedera akibat jatuh atau dampak dari kejadian tidak diharapkan

5. Mengembangkan kebijakan atau prosedur mengurangi risiko pasien cedera


akibat jatuh di rumah sakit  

PENCEGAHAN PASIEN JATUH :


1. Pasien menggunakan gelang kuning

2. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien

3. Memberi tanda pada tempat tidur menggunakan gambar orang


terpeleset yang diberi latar warna

4. Posisi tempat tidur direndahkan rem dan pagar tempat tidur dipasang

5. Bel didekatkan kepada pasien.

6. Beritahu keluarga apabila akan meninggalkan pasien sendirian


Parameter Kriteria SKOR Pengukuran Risiko JatuhHumpty Dumpty Untuk Anak:

Di bawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3 Pengukuran Riisko jatuh Morse Fall Scal (MFS) untuk pasien Dewasa :
Umur
7-13 tahun 2
PARAMETER STATUS/KEADAAN SKOR
> 13 tahun 1 Riwayat jatuh (saat ini Tidak pernah 0
atau dalam 3 bulan yang Pernah 25
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin lalu
Perempuan 1 Penyakit penyerta Ada 15
(diagnosis sekunder) Tidak ada 0
Kelainan Neurologi 4
Tanpa alat bantu,tidak dapat 0
Perubahan dalam oksigenasi (masalah jalan,kursi roda
dalam Saluran Nafas, Dehidrasi, Alat bantu jalan
3 Tonkatpenyangga(crutch),walker 15
Diagnosa Anemia, Anoreksia, Sinkop/Sakit Kursi 30
Kepala, dll Pemakaian infus Ya 20
Kelainan Psikis/Prilaku 2 intravena/heparin Tidak 0
Diagnosis Lain 1 Normal,tidak dapat berjalan 0
Cara berjalan Lemah 10
Riwayat Jatuh dari tempat tidur saat
4 Terganggu 20
bayi-anak
Menyadari kelemahannya 0
Pasien menggunakan alat bantu atau Status mental
3 Tidak menyadari kelemahannya 15
Faktor Lingkungan box atau mebel
Pasien berada di tempat tidur 2 TINGKAT RISIKO SKOR TINDAKAN
Di luar ruang rawat 1 MORSE
Risiko rendah 0-24 Tidak ada tindakan
Respon Terhadap Dalam 24 jam 3 Risiko sedang 25-44 Pencegahan Jatuh Standar
Operasi/Obat Risiko Tinggi ≥ 45 Pencegahan Jatuh Risiko tinggi
Dalam 48 jam 2
Penenang/Efek Penilaian tanggal :
Anestesi > 48 jam 1 Tingkat Risiko :
Bermacam-macam obat yang Indikasi Penilaian : a.Pasien baru
digunakan, obat sedative (kecuali pasien b.Pindah unit
ICU yang menggunakan sedasi dan c.perubahan keadaan klinis
3
paralisis), hipnotik, Barbiturat,
Penggunaan Obat Fenotiazin, Antidepresan,
Laksans/Diuretika,Narkotik
Salah satu dari pengobatan di atas 2
Pengobatan lain 1
TOTAL

Tanggal :
Nama :
No Rekam medis :
Umur :
DPJP/PPDS :

Skor 7-11 : Risiko Rendah untuk


jatuh
Skor ≥12 : Risiko Ringgi untuk jatuh
Skor Minimal : 7
Skor Maksimal ; 23
BAB III

Menggunakan gambar orang terpeleset yang diberi latar warna yaitu : INFORMASI TAMBAHAN

A. Pemantauan dan Pelaporan Keselamatan Pasien

 Risiko Rendah : gambar orang terpeleset yang diberi 1. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasioanlyang
latar warna hijau. berlaku di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan.
2. Semua tindakan di luar prosedur yang membahayakan keselamatan pasien
merupakan suatu insiden yang harus dilaporkan kepada champion sebagai sauatu
 Risiko Sedang : gambar orang terpeleset yang diberi latar laporan IKP (Insiden Keselamatan Pasien).
warna kuning.
3. Setiap laporan IKP harus dilakukan analisa sesuai dengan grading dan tingkat
kewenangan, untuk proses belajar dari setiap insiden keselamatan yang terjadi
dan mencegah terulang kembali.

B. Prosedur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien


1. Sistem pelaporan menggunakan format pelaporan insiden Rumah Sakit Cahya
 Risiko Tinggi : gambar orang terpeleset yang diberi latar
warna merah Kawaluyan.
2. Pelaporan insiden keselamatan pasien maksimal 2 x 24 jam.
3. Formulir laporan insiden bukan merupakan bagian rekam medis dan laporan
insiden tidak boleh diperbanyak.
4. Setiap laporan insiden yang berkaitan dengan keselamatan pasien dilakukan
analisa berdasarkan tingkatan insiden, yaitu :
 Grading biru, hijau, kuning dilakukan analisa sederhana oleh kepala bagian
yang terkait dengan metoda pertanyaan 5 W (Five Why).
 Grading kuning dan merah dilakukan analisa oleh Tim kajian Patient Safety
untuk menilai dan menentukan tindak lanjut insiden apakah harus dilakukan
analisa kompleks melalui RCA (Root Cause Analysis) dan rekomendasi RCA atau
ditujukan ke bagian sesuai bidang terkait.
 Setiap insiden yang terjadi dijadikan sarana belajar untuk mencegah terjadinya
insiden yang sama.
5. Tim patient safety melakukan analisa dan tindak lanjut untuk setiap laporan dan
melakukan Re grading untuk laporan IKP biru dan hijau jika dianggap perlu dan
melakukan RCA (Root Cause Analaysis) untuk IKP dengan grading kuning dan
merah, serta melakukan FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) minimal 1 menyebabkan terjadinya kesalahan / kesalahan serius (sentinel event), obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat
tahun sekali. mirip dan kedengaran mirip (nama obat, rupa dan ucapan mirip / NORUM atau Look Alike Sound
6. Di adakan monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut untuk mencegah kejadian Alike/LASA) serta obat-obatan yang sering disebutkan dalam issue keselamatan pasien seperti
pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja.
berulang.
7. Unit Manajemen Risiko membuat laporan berkala ke PERSI Daftar obat high alert :
1. Obat terlihat mirip dan Obat terdengar mirip (LASA)

C. Komunikasi Efektif • Obat terlihat mirip

1. Instruksi Tertulis NO LOOK A LIKE


1 ACYCLOVIR 200 MG ACYCLOVIR 400 MG
 Tulisan jelas dan mudah di baca 2 ALLORIS TAB EPEXOL TAB
 Read Back = baca ulang isi instruksi yang tertulis 3 ALLURIC 300 ALLURIC 150
4 AMLODIPINE 5 MG AMLODIPINE 10 MG
 Konfirmasi ulang “pastikan kebeneran instruksi”
5 AMOXSAN 500 AMOXSAN 250
2. Instruksi Pertelepon • Obat terdengar mirip
 Write back dan read back perawat menulis ulang sambil mengulangi setiap NO SOUND ALIKE
pesanan yang disampaikan oleh pemberi pesan jika ada instruksi dengan nama 1 Alloclair GEL Alloclair GARGLE
2 AlluRIC AlloRIS
obat yang mirip atau meragukan lakukan pengejaan atau spelling nama obat 3 AMINOfusin COMAfusin
tersebut misalnya therapy Zantac dengan Xanax dilakukan pengejaan Zantac : 4 AMINOphyllin AMITRiptillin
Z-A-N-T-A-C
2. Obat kemoterapi (obat kanker)
 Kemudian ulangi isi pesanan yang disampaikan untuk melakukan Check back
NO NAMA OBAT
isi pesanan, setelah pesanan di konfirmasi benar oleh pemberi pesan, pesanan
1 Methotrexate
di catat di rekam medis dan diakukan.
 “Write your signature” penerima pesan menulis nama jelas dan dokter yang
3. Obat narkotika injeksi
dihubungi menandatangi instruksi lisan pertelepon tersebut saat visite
NO NAMA OBAT
1 Clopedin 2 ml Injeksi
SKP III Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert ) 2 Morphin 10 mg Injeksi
3 Fentanyl 2 ml Injeksi

4. Obat golongan agonis adrenergik


NO NAMA OBAT
1 Epinephrine
2 Norepinephrine

5. Elektrolit konsentrat tinggi.


NO NAMA OBAT
1 KCl 2 meq/ml
2 NaCl 3%

Obat-obatan yang Perlu Diwaspadai (hight-alert medications) adalah obat yang sering
6. Cairan hipertonik
NO NAMA OBAT • Penyimpanan obat kemoterapi injeksi terpusat di Farmasi dengan lemari atau
1 Dextrose 40%
rak tersendiri.
• Obat narkotik injeksi
Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
• Pemberian label peringatan “HIGHT ALERT NARKOTIKA INJEKSI” pada
• menyediakan akses informasi mengenai high alert medications lemari atau rak penyimpanan dengan warna mencolok.
• Penyimpanan obat narkotika injeksi di Bagian Farmasi berada di lemari atau rak
• membatasi akses terhadap high alert medications tersendiri dengan dilengkapi kunci.
• Bagain yang diperkenankan menyimpan narkotika injeksi untuk persedian bagian
• menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk high alert medications
adalah : Kamar Operasi, ICU

• menstandarisasi prosedur instruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan, dan • Penyimpanan narkotika di bagian harus dalam lemari double pintu dengan

pemberian high alert medications dilengkapi kunci.


• Obat golongan agonis adrenergik
• melakukan prosedur pengecekan ganda¸untuk obat-obat tertentu • Obat yang masuk golongan agnois adrenergik adalah Epinephrine atau
adrenaline dan isoepineprine
• obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
• Pemberian label peringatan “ HIGHT ALERT MEDICATION”
ulang dalam audit dan revisi high alert medications oleh Tim Farmasi dan Terapi.
• Di bagian di simpan di lemari atau emergency troly dengan pemberian label

• IDENTIFIKASI DAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT peringatan pada wadah dan kemasan obatnya.

• Obat terlihat mirip (Look Alike)


• Pemberian label peringatan “ HIGHT-ALERT LASA” pada wadah obat dengan • Elektrolit konsentrat atau konsentrasi tinggi

warna yang mencolok. • Elektrolit konsentrat yang perlu diwaspadai: Natrium klorida 3% 500 ml (NACL

• Setiap lemari / rak penyimpanan obat diberi label peringatan “Perhatian 3%), KCL 7%,MgSO4 20% dan MgSO4 40%

penyimpanan Obat Kemasan Mirip Jangan Diletakan Berdampingan” • Pemberian label peringatan “ HIGHT ALERT ELEKTROLIT KONSENTRAT

• Obat terlihat mirip dengan dosis berbeda penyimpanan tidak boleh TINGGI” pada kemasan dengan warna yang mencolok.

berdampingan tetapi disekat dengan wadah obat yang berbeda • Penyimpanan NaCl 3% 500 ml hanya di Bagian Farmasi.

• Obat kedengaran mirip (Sound Alike) • Penyimpanan KCL 7%,MgSO4 20% dan MgSO4 40% di bagian:

• Pemberian label peringatan “ HIGHT-ALERT LASA” pada wadah obat dengan • Emergency Trolly : pada wadah obatnya dan diberi label peringatan

warna yang mencolok. • Lemari Obat : ditempatkan terpisah dari obat lainnya dan diberi label peringatan

• Penulisan nama suku kata yang berbeda ditulis menggunakan huruf besar bold/ • Cairan Hipertonik

tebal dan suku kata yang sama dengan huruf kecil. • Cairan hipertonik yang harus diwaspadai adalah Dextrose 40%

• Obat kemoterapi (Obat Kanker) • Penyimpanan Dextrose 40% hanya di Bagian Farmasi.

• Pemberian label peringatan “ HIGHT-ALERT LASA” pada lemari atau rak


penyimpanan dengan warna yang mencolok. • PERSIAPAN PEMBERIAN
• Obat terlihat mirip (Look Alike)
• Pastikan obat yang diambil dan akan diberikan ke pasien sudah tepat ( Tepat
Pasien, Tepat Obat, Tepat Dosis, tepat Cara pemberian dan frekuensi
pemberian )
• Lakukan double cek dengan petugas lainnya sebelum diberikan ke pasien
• Obat kedengaran mirip (Sound Alike)
• Pastikan obat yang diambil dan akan diberikan ke pasien sudah tepat ( Tepat
Pasien, Tepat Obat, Tepat Dosis, tepat Cara pemberian dan frekuensi
pemberian )
• Lakukan double cek dengan petugas lainnya sebelum diberikan ke pasien
• Obat kemoterapi (Obat Kanker)
• Pencampuran obat kemoterapi harus menggunakan sarana dan prasarana
yang ditetapkan dan diatur dalam SPO tersendiri
• Pengambilan obat kemoterapi oral harus menggunakan sendok obat karena
bersifat sitotoksik.
• Obat narkotik injeksi
• Pastikan obat yang diambil dan akan diberikan ke pasien sudah tepat.
• Obat yang sudah dimasukan dalam syringe harus diberi etiket (nama obat
nama pasien dan waktu pengambilan obat)
• Obat golongan agonis adrenergik
• Harus diencerkan terlebih dahulu sesuai dengan dosis yang diinstruksikan oleh
dokter (misalnya = 1: 1.000 atau 1:10.000)
• Obat yang sudah dimasukan dalam syringe harus diberi etiket (nama obat dan
nama pasien)
• Lakukan double cek dengan petugas lainnya sebelum diberikan ke pasien.
• Elektrolit konsentrat atau konsentrasi tinggi
Lakukan double cek dengan petugas lainnya sebelum diberikan ke pasien.
• Cairan Hipertonik
Lakukan double cek dengan petugas lainnya sebelum diberikan ke pasien.

Anda mungkin juga menyukai