Husna Hisaba Kholid - Relevansi Teori Atom Al-Bāqilāni Terhadap Pengembangan Sains Di Era Kontemporer
Husna Hisaba Kholid - Relevansi Teori Atom Al-Bāqilāni Terhadap Pengembangan Sains Di Era Kontemporer
Kontemporer
Pendahuluan.
Dari konstruksi pemikiran tersebut maka teori al-Jauhar (atom) dan al-‘Aradl
(aksiden) ini menunjukan kepada dua kesimpulan pembahasan. Pertama, dunia ini
bersifat temporal tidak kekal, sebagaimana temporalnya al-Jauhar (atom). Kedua,
dibalik keteraturan dunia ini ada yang Maha Kuasa dan Maha Mencipta. Karena jika
setiap al-Jauhar (atom) itu berifat baru maka mesti ada yang menciptakan atom-
atom baru untuk keberlangsungan transformasi makhluk di dunia. Kuasa Itulah bagi
al-Bāqilani sebagai Kemahakuasaan Tuhan (Allah). Dengan demikian, sebagaimana
Mutakallimūn lainnya (Kartanegara, 2017, hlm. 75), al-Bāqilāni berkeyakinan bahwa
Tuhan adalah agen pertama dalam menciptakan dan mengendalikan alam.
Bibliografi
Abu al-Hasan al-Ash’ari. (t.t.). Maqalat al-Islamiyin wa Ikhtilaf al-musallin. Dar Ihya
al-Turats al-’Arabi.
Abu Hamid al-Ghazali. (1961). Mi’yar al-’Ilmi fi Fan al-Mantiq. Dar al-Ma’arif.
Fahmy Zarkasyi, H., Bakar, O., Setia, A., Handrianto, B., Arif, S., & Saliba, G. (Ed.).
(2016). Islamic science: Paradigma, fakta dan agenda. Institute for the Study
Hamid Fahmi Zarkasyi. (2018). Kausalitas: Hukum Alam atau Tuhan. Unida Gontor
Press.
ISTAC.
Muslih, M. (2016). Al-Qur’an dan Lahirnya Sains Teistik. Tsaqafah, Query date: 2022-
07-03 13:37:32.
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/view/756