Anda di halaman 1dari 57

MODUL AJAR MENULIS TEKS NARATIF

ALWIYAH

Perangkat Ajar Bahasa Indonesia Kelas X

Menulis Teks Naratif

Alwiyah
SMAN 34 Jakarta 2020
Menulis Teks Naratif
Nama Alwiyah Jenjang/Kelas SMA / X /XI IND.E.JAO.10.6

Asal sekolah SMAN 34 Jakarta Mapel Bahasa Indonesia

Alokasi waktu 4 x pertemuan Jumlah siswa 36


360 menit

Profil pelajar ● Kreatif Model


Pancasila ditunjukkan siswa ketika pembelajaran Tatap muka
yang mengembangkan PJJ daring
berkaitan kretivitas masing masing
dalam menulis teks naratif

Fase E Domain Menulis


Mapel

Tujuan 10.6 Pelajar mampu menulis gagasan dalam bentuk teks naratif melalui
Pembelajaran pengembangan kerangka alur cerita.

Kata kunci Menulis Teks Naratif

Deskripsi Pembelajaran ini membahas tentang Menulis teks naratif berupa cerita pendek dengan fokus
umum pembelajaran pada pengembangan alur, cerita.
kegiatan

Materi ajar, Materi ajar:


alat, dan Unsur-unsur pembangun teks cerpen
bahan Macam-macam alur
Tokoh dan perwatakan tokoh
Kalimat langsung dan tidak langsung

Alat dan bahan: computer LCD, infocus. LKS, gambar komik, lem, gunting.

Sarana 1 komputer, LCD, Infocus, jaringan internet


Prasarana

Fase Capaian Pembelajaran Fase E


Pada akhir fase E, peserta didik memiliki
kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks
sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik
mampu memahami, mengolah,
menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi
dari berbagai tipe teks tentang topik yang
beragam. Peserta didik mampu menyintesis
gagasan dan pendapat dari berbagai sumber.
Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam
diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis
berbagai teks untuk menyampaikan pendapat
dan mempresentasikan serta menanggapi
informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.

Fase Elemen Menulis Teks Naratif (cerpen)


Pelajar mampu menulis gagasan, pikiran,
pandangan, arahan, atau pesan tertulis untuk
berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif,
dalam bentuk teks informasi dan/atau fiksi.
Pelajar mampu menulis teks eksposisi hasil
penelitian dan teks fungsional dunia kerja.
Pelajar mampu mengalihwahanakan satu teks ke
teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif.
Pelajar mampu menerbitkan hasil tulisan di
media cetak maupun digital.

Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dijabarkan menjadi
10.6 Pelajar mampu menulis gagasan indikator sebagai berikut.
dalam bentuk teks naratif melalui 1. Merancang struktur dan kaidah
pengembangan kerangka alur kebahasaan teks cerpen
2. Merancang bagian-bagian
cerpen berdasarkan
kerangka alur
3. Mengembangkan konflik
4. Mengembangkan karakter tokoh
5. Menulis teks naratif (cerpen)
dengan memerhatikan kerangka
alur yang tepat

Konsep Utama Pengetahuan


Siswa memahami kerangka alur teks naratif.

Keterampilan
Siswa mampu menulis teks naratif (cerpen)
dengan memerhatikan kerangka alur.

Sikap
Siswa kreatif, kritis dan jujur dalam menulis teks
naratif

Pengetahuan/Keterampilan Prasyarat • Memahami unsur-unsur cerpen,


struktur cerpen, kaidah kebahasaan
cerpen, kalimat langsung dan tidak
langsung

Ketersediaan materi: Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi: TIDAK


Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit memahami
konsep: TIDAK
Pertanyaan esensial Bagaimanakah cara menulis teks naratif yang baik dengan memerhatikan
(pemantik) kerangka alur teks naratif?

Model Pembelajaran  Tatap muka Asesmen  Asesmen


 JJ Daring individu
 Asesmen
kelompok
 Keduanya

Jenis asesmen:
Performa
 Tertulis

Kegiatan pembelajaran Pengaturan siswa: Metode:


utama  Individu  Diskusi
 Berpasangan  Presentasi
 Berkelompok  Demonstrasi
 Projek
 Eksperimen
 Eksplorasi
 Permainan
 Ceramah
 Kunjungan lapangan
 Simulasi
Materi ajar, alat dan a. Materi atau sumber pembelajaran yang utama.
bahan
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/SMK, 2017 Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, edisi revisi

https://www.youtube.com/watch?v=mUi0IeEKUac&feature=emb_logo

https://www.youtube.com/watch?v=urJOKGPu_t4
https://www.youtube.com/watch?v=KQi9GN2PQR8
https://www.youtube.com/watch?v=7Rp4VRIG1d8
https://www.youtube.com/watch?v=JUfBGHFCnsk

a. Alat dan bahan yang diperlukan.


Jaringan internet, infocus. LCD, computer/laptop, hp
b. Perkiraan biaya.
Foto kopi LKS Rp 3000

Persiapan • Memperbanyak LKS


pembelajaran • Menyiapkan video pembelajaran
• Memperbanyak gambar komik
• Menggunting potongan gambar
• Pembagian kelompok
Urutan Aktivitas Pembelajaran

mengamati gambar acak menyusun gambar mengisi balon kata dengan


berdiskusi menentukan mempresentasikan urutan dialog
urutan gambar gambar yang dipilih menentukan kerangka
alurr

mengembangkan kerangka
menyusun kerangka teks
mempresentasikan cerpen naratif (cerpen) dengan
yang dibuat
memerhatikan struktur
cerpen
Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Mengingat kembali unsur unsur, struktur, dan kaidah kebahasaan cerpen


1 x pertemuan (2 x 45 menit)
No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal (15 menit) 15


1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran hari itu, menit

2. Siswa diberikan motivasi bahwa menulis cerpen banyak manfaatnya dalam kehidupan
dan tidak sesulit yang dibayangkan
3. Guru bertanya jawab terkait menulis cerpen kepada siswa untuk menjajaki
pengetahuan awal dan pengalaman siswa dalam menulis cerpen, dengan bertanya
„Apakah kalian sudah pernah menulis cerpen?‟ Dari tanya jawab yang telah dilakukan,
kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari itu.

2. Kegiatan Inti 65
menit
1. Siswa mencermati tayangan video pembelajaran tentang unsur-unsur, struktur, dan
kaidah kebahasaan teks cerpen.
https://www.youtube.com/watch?v=mUi0IeEKUac&feature=emb_logo

https://www.youtube.com/watch?v=urJOKGPu_t4

2. siswa menyimak penjelasan guru mengenai teks cerpen


3. Siswa berdiskusi kelompok membahas unsur-unsur, struktur, dan kaidah kebahasaan
teks cerpen
4. Perwakilan siswa yang ditunjuk guru membacakan hasil diskusi kelompok

5. Siswa Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang unsur-unsur,


struktur, dan kaidah kebahasaan teks cerpen.

3. Penutup 10
1. guru melakukan refleksi menit
2. guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Guru menutup pembelajaran
Pertemuan 2

Menyusun Kerangka Cerpen berdasarkan Gambar Komik


2 x 45 menit

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal (15 menit) 15


1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. menit

2. Siswa diberikan motivasi bahwa menulis cerpen banyak manfaatnya dalam


kehidupan dan tidak sesulit yang dibayangkan
3. Guru menotivasi siswa untuk kreatif dalam menulis cerpen, presensi, dan
mengadakan apersepsi,

2. Kegiatan Inti 65
menit
4. Siswa mencermati potongan gambar yang diberikan guru.
5. Secara berkelompok siswa berlomba menyusun urutan potongan gambar sehingga
membentuk alur cerita yang runtut.
6. Siswa berdiskusi kelompok membahas urutan gambar yang disusunnya
7. Perwakilan siswa yang ditunjuk guru membacakan susunan gambar beserta alasan
mengapa memilih susunan tersebut.

8. Siswa mempresentasikan susunan gambar yang dibuat kelompoknya beserta alasan


memilih susunan tersebut.

9. Siswa menyusun kerangka cerpen berdasarkan urutan gambar yang dipilihnya.

3. Penutup 10
1. guru melakukan refleksi menit
2. guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Guru menutup pembelajaran
Pertemuan 3

Menulis Dialog dalam cerpen, serta memahami penggunaan tanda baca berupa tanda petik dua, koma, titik dua,
tanda seru dan tanda tanya)
2 x 45 menit
No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal (15 menit) 15


1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran hari itu, menit

2. Siswa diberikan motivasi bahwa menulis cerpen banyak manfaatnya dalam


kehidupan dan tidak sesulit yang dibayangkan
3. Guru memberikan motivasi, melakukan presensi dan apersepsi.

2. Kegiatan Inti 65
menit
4. Siswa membaca materi pembelajaran tentang tanda baca dan ejaan, serta cara
menulis kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.
5. siswa menuliskan dialog pada balon kata dalam gambar komik yang telah
disediakan.
6. Siswa menyampaikan hasil kerja berupa dialog di depan kelas.
7. Siswa Bersama guru membahas hasil pekerjaannya, untuk mengetahui apakah
kalimat dialog (kalimat langsung dan tidak langsung) sudah tepat penulisannya.

8. Siswa Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang kalimat


langsung dan tidak langsung, cara menulis kalimat berupa dialog dalam teks
cerpen.

3. Penutup 10
1. guru melakukan refleksi menit
2. guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Guru menutup pembelajaran
Pertemuan 3

Menyusun cerita pendek dengan memerhatikan karakter tokoh, alur, konflik, dan latar
berbantuan gambar komik
2 x 45 menit

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal (15 menit) 15


1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran hari itu, menit

9. Siswa diberikan motivasi bahwa menulis cerpen banyak manfaatnya dalam


kehidupan dan tidak sesulit yang dibayangkan
10. Guru memberikan motivasi, melakukan presensi dan apersepsi.
11. Guru menginformasikan bahwa siswa dapat mencari cerita yang berasal dari
daerah masing masing untuk dikonversi menjadi cerita bergambar/ komik

2. Kegiatan Inti 65
menit
12. Siswa mengembangkan kerangka cerpen.
13. Secara individu siswa menuliskan bagian per bagian dari struktur cerpen (
abstarksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda dengan bantuan
gambar komik.
14. Secara individu dengan bimbingan guru siswa menyusun cerpen secara utuh.
15. Perwakilan siswa mempresentasikan cerpen yang disusunnya
16. Siswa Bersama guru membahas cerpen yang disusun dengan memerhatikan
struktur, unsur, dan kaidah kebahasaan cerpen.

17. Siswa Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang menulis


cerpen.

3. Penutup 10
1. guru melakukan refleksi menit
2. guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
3. Guru menutup pembelajaran
Refleksi Guru

Refleksi guru
1. Apakah kegiatan belajar menulis cerpen berbantuan gambar komik
berhasil?
2. Apa kah kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai rencana yang
telah disusun?
3. Kesulitan apa yang dialami?
4. Langkah apa yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
5. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?

Kriteria untuk mengukur ketercapaian siswa


Tujuan Indikator ketercapaian

1. Siswa dapat menjelaskan unsur, struktur, dan


10.6 Pelajar mampu menulis teks kaidah kebahasaan teks cerpen.
naratif melalui pengembangan 2. Siswa dapat menyusun kerangka alur cerpen
kerangka alur cerita. berdasarkan gambar
3. Siswa dapat menulis kalimat dialog cerpen sesuai
gambar
4. Siswa mengembangkan karakter tokoh dalam
cerpen sesuai dengan gambar.
Sudah revisi 5. Siswa dapat memilih latar cerpen sesuai dengan
gambar.
6. Siswa dapat menulis cerpen secara utuh melalui
pengembangan kerangka alur berdasarkan
gambar.
Contoh penilaian

Di bawah ini disediakan empat gambar yang membentuk sebuah cerita

1. Buatlah sebuah karangan naratif berdasarkan gambar tersebut yang panjangnya


satu halaman (setiap satu gambar menjadi satu alinea. Jangan lupa berilah judul
yang menarik)

Sumber: Gambar cerita, Burhan Nurgiantoro. 2019.


_

_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _

2. Carilah cerita menarik yang berasal dari daerahmu! Kemudian konversi cerita tersebut menjadi sebuah
komik, atau naskah drama! (latihan / Evaluasinya lihat di LKS)

Rubrik penilaian keterampilan

NO Aspek yang dinilai Skor


1 2 3 4
1. Kesesuaian isi cerpen dengan Kurang sesuai Cukup sesuai sesuai Sangat sesuai
gambar (komik)

2. Ketepatan logika urutan cerita Kurang tepat


atau alur dengan gambar Cukup tepat tepat Sangat tepat

3. Ketepatan dialog dengan


gambar (komik) Kurang tepat Cukup tepat tepat Sangat tepat

4. Ketepatan menentukan tokoh Kurang tepat Cukup tepat tepat Sangat tepat
dan perwatakan tokoh sesuai
dengan gambar (komik)

5. Ketepatan menentukan latar Kurang tepat Cukup tepat tepat Sangat tepat
cerpen sesuai dengan gambar
(komik)

6. Ketepatan kalimat (kalimat Kurang efektif Cukup efektif efektif Sangat efektif
efektif)

Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda
7. Siswa mampu menggunakan baca kurang tepat baca cukup tepat baca tepat baca sangat tepat
ejaan dan tanda baca yang
tepat

Jumlah Skor:
Nilai:
Penilaian performa (observasi aktivitas presentasi)

NO Aspek Bobot Skor


1. Kelengkapan isi presentasi 40 4
2. Ketepatan penjelasan 40 4
3. Kelancaran dalam penyampaian 20 2
Jumlah 100

Refleksi siswa
1. Apakah aku sudah memahami materi menulis teks naratif?
2. Materi apakah yang belum aku pahami?
3. Apa yang akan aku lakukan untuk memperbaiki
hasil belajar?
4. Siapa yang dapat membantu aku untuk lebih
memahami pelajaran?
5. Apa yang aku lakukan layak dapat bintang?

Daftar Pustaka
Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Bahasa Indonesia Kelas XI


SMA/MA/SMK/MAK.. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kosasih, E. 2019. 22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya. Bandung: Yrama Widya
Nurgiyantoro, B. 2016. Penilaian Pembelajaran BahasaBerbasis Kompetensi. Yogyakarta:BPFE

Kresnadi. Wiwi. 2020. https://www.youtube.com/watch?v=mUi0IeEKUac&feature=emb_logo.

diakses 10 Desember 2020 pukul 7.30

PBSI uny.2020. Unsur Pembangun Teks Cerpen - YouTube. Diakses 10 Desember 2020 pukul 07. 45.

Ruang Belajar. 2020. TELAAH STRUKTUR TEKS CERPEN - YouTube. Diakses 10 Desember 2020. Pukul

08.00.
LKS (terlampir)
Bahan bacaan Siswa
https://www.youtube.com/watch?v=mUi0IeEKUac&feature=emb_logo
https://www.youtube.com/watch?v=urJOKGPu_t4
https://www.youtube.com/watch?v=KQi9GN2PQR8
https://www.youtube.com/watch?v=7Rp4VRIG1d8
https://www.youtube.com/watch?v=JUfBGHFCnsk

Bahan bacaan guru

Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Burhan Nurgiantoro. 2016. Penerbit Yrama.


Bandung Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Soenardi Djiwandono. 2011. Penerbit PT
Indeks. Jakarta.

22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA- MA/SMK. E. Kosasih dan Endang Kurniawan.
2019.
Penerbit Yrama Widya Bandubf.
Teori Pengkajian Fiksi. 2002. Burhan Nurgiantoro. Penerbit Gajah Mada University Press.
Lembar Kerja Siswa
Menulis Teks Naratif
Alwiyah
SMAN 34 Jakarta 2020

1
Tujuan pembelajaran 10.6 Pelajar menulis teks naratif dengan alur, dialog, konflik,
pengembangan karakter beberapa tokoh, latar futuristik atau sejarah, dengan pilihan
kata yang lebih kaya untuk memikat pembaca.
Konten: Menulis Teks Naratif (cerpen)
Indikator:
1. Siswa dapat menuliskan dialog yang tepat
2. Siswa dapat memilih alur yang tepat
3. Siswa dapat menggambarkan perwatakan tokoh dengan tepat
4. Siswa dapat memilih latar dengan tepat

Petunjuk Belajar

1. Buatlah kelompok
• Siswa dapat beranggotakan
mengembangkan limatokoh
karakter orang
2. Cermatilah gambar-gambar yang disediakan
• Siswa dapat memilih latar yang tepat sesuai
3. Bacalah penjelasan singkat tentang materi cerpen
4. Kerjakan
gambartugas-tugas yang tersaji
1.

Materi Pembelajaran

Unsur-unsur pembangun cerpen

a. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu
cerita menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan,
kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui
tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai
unsur karangan itu.
Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat
merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian
peristiwa yang membentuk alur cerita dalam cerpen itu.

b. Amanat
Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan
pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya bersifat tersirat;

2
disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa-peristiwa yang
membentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa
lepas dari tema cerita. Misalnya, apabila tema cerita itu tentang
perjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari
pentingnya mempertahankan kemerdekaan.

c. Penokohan
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Berikut cara-cara
penggambaran karakteristik tokoh.
1) Teknik analitik langsung
Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya. Ia
pun tidak merasa sombong walaupun berkali-kali dia mendapat juara
bela diri. Sifatnya itulah yang menyebabkan ia banyak disenangi
teman-temannya.

2) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh


Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak
berteriak-teriak! Mereka menyuruh camat agar secepatnya keluar
kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya, walaupun
dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara
mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidak
kelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasana di
sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstran-
demonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yang kebetulan
lewat dan ada di sana.

3) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh


Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung-
kampung tetangganya sudah pada terang semua.

4) Penggambaran tata kebahasaan tokoh


Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apa
yang diucapkannya benar-benar membuat orang sedesa marah.

5) Pengungkapan jalan pikiran tokoh


Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin ia
mendekapnya, mencium bau keringatnya. Dalam pikirannya, cuma
anak gadisnya yang masih mau menyambutnya dirinya. Dan mungkin

3
ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada
menerima kepulangannya.

6) Penggambaran oleh tokoh lain


Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia
bertandang ke rumah sambil membawa aneka brosur barang-barang
promosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku jadi menaruh
perhatian kepadanya.

d. Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh
hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis. Pola pengembangan
cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola pengembangan cerita harus menarik,
mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen kadang-kadang
berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang- kadang sederhana.

e. Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam
suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula
yang imajinatif. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas
keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita. Dengan demikian,
apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang benar
adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku
ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu.

f. Gaya Bahasa
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu
nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu
memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan
sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan
suatu suasana yang berterus terang atau satiris,

4
Tugas dan Langkah Kegiatan

1. Amati gambar gambar acak berikut, kemudian Anda susun gambar-gambar tersebut
menjadi benar urutannya!
2. Letakan potongan gambar yang telah kalian urut di dalam tabel yang tersedia.
3. Isi balon kata dengan dialog yang tepat sesua gambar.
4. Presentasikan hasil kerja kelompok kalian di depan kelas

5
Letakan potongan gambar yang telah kalian urut di dalam tabel berikut kemudia isi
balon kata dengan dialog yang sesuai. Presentasikan hasil kerja kelompok anda di
depan kelas

1 2 3

4 5 6

8 9
7

10 11 12

6
Refleksi

1. Apa yang saya pelajari dari aktivitas yang sudah dilakukan?

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
_

2. Apa sajakah hal yang aku pahami dan yang belum aku pahami? (tuliskan pada
tabel yang disediakan

Sudah paham Belum paham

7
3. Apa yang akan saya lakukan supaya saya lebih paham?

_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
___

4. Apakah pengetahuan yang ingin aku ketahui lebih lanjut?

_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

8
Petunjuk Belajar
LKS 2

1. Setelah mengurutkan gambar komik cobalah buat rancanga cerpen dengan


menuliskan apa yang kamu amati pada kotak disampingnya
2. Bacalah materi singkat yang disediakan
3. Kerjakan tugas-tugas yang tersedia

Materi Pembelajaran

Struktur cerpen

Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen


itu sendiri. Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang
berupa alur, yakni berupa jalinan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab
akibat ataupun secara kronologis. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam
bagian-bagian berikut.
1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan
dan hubungan antartokoh.

2. Pengungkapan peristiwa (complication)

9
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai
masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju pada adanya konflik (rising action)


Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun
keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran
tokoh.

4. Puncak konflik (turning point)


Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling
besar dan mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannya perubahan nasib
beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan
masalahnya atau gagal.

5. Penyelesaian (ending atau coda)


Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap
ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa
puncak itu. Namun ada pula, cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu
diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan
menggantung, tanpa ada penyelesaian.
Struktur teks cerpen dapat digambarkan sebagai berikut.

Puncak Konflik

Menuju pada Konflik

Penyelesaian

Pengungkapan Peristiwa

Pengenalan Cerita

10
Bagan 4.1 Struktur teks cerpen

Cerpen tergolong ke dalam jenis teks fiksi naratif. Dengan demikian,


terdapat pihak yang berperan sebagai tukang cerita (pengarang). Terdapat
beberapa kemungkinan posisi pengarang di dalam menyampaikan ceritanya,
yakni sebagai berikut.
1. Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlibat dalam
cerita yang bersangkutan. Dalam hal ini pengarang menggunakan kata orang
pertama dalam menyampaikan ceritanya, misalnya aku, saya, kami.
2. Berperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai pengamat. Ia tidak
terlibat di dalam cerita. Pengarang menggunakan kata dia untuk tokoh-
tokohnya.

Cerpen juga memiliki ciri-ciri kebahasaan seperti berikut.


1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-
fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu,
beberapa tahun yang lalu, telah terjadi.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis). Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi, seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat,
menghindar.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak
langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh
pengarang. Contoh: mengatakan bahwa, menceritakan tentang,
mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkanataudirasakanolehtokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengarapkan,
mendambakan, mengalami.

11
Tugas
Tugas
dandan
Langkah
Langkah
Kegiatan
Pembelajaran

1. Cermati gambar yang telah Anda susun pada tugas sebelumnya.


2. Buatlah rancangan cerita pendek dengan memerhatikan struktur cerpen
3. Tuliskan rancangan ada pada kotak yang telah disediakan
4. Presentasikan cerpen yang telah Anda susun di depan kelas
5. Berikan penilaian terhadap presentasi yang dilakukan teman anda sesuai rubrik
penilaian yang disediakan

Tuliskan Rancanganmu

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..

12
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..

13
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………

14
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
15
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..

16
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

17
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

18
2. Setelah membuat rancanga cerpen kembangkanlah rancangan tersebut menjadi sebuah
cerita pendek yang utuh, kemudian berilah judul yang menarik!

…………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

19
Pengayaan

1. Pilihlah satu tema cerpen berikut: pendidikan, kemanusiaan, kesehatan, dan


romansa!
2. Buatlah kerangka cerpen dengan memerhatikan struktur cerpen!
3. Kembangkan kerangka karangan tersebut dengan memerhatikan penulisan
kalimat yang tepat dan penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar!
4. Berilah judul yang menarik!

______________________________________________________________
Rubrik Penilaian
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
Rubrik menyusun dan mengembangkan kerangka cerpen
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________

20
Tambahan berdasarkan saran bu Sofie

Latihan Bagi Siswa

Gaya Belajar Visual

1. Pilihlah satu cerpenatau cerita rakyat menarik yang terdapat di daerahmu!


2. Buatlah komik berdasarkan cerpen tersebut!
3. Berilah judul yang menarik!
Bacalah secara saksama cerita rakyat berikut

Alkisah, di daerah Jawa Barat, tersebutlah seorang raja yang arif dan bijaksana bernama
Prabu Tapa Agung yang bertahta di Kerajaan Pasir Batang. Sang Prabu mempunyai tujuh
orang putri yang semuanya cantik jelita. Mereka adalah Purbararang (sulung), Purbadewata,
Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan si bungsu, Purbasari. Dari ketujuh putri sang
Prabu, lima di antaranya telah menikah dan menjadi permaisuri di kerajaan lain. Kini, tinggal
Purbararang dan Purbasari yang belum menikah. Namun, Putri Purbararang sudah
mempunyai tunangan yang gagah dan tampan bernama Raden Indrajaya, putra salah seorang
menteri kerajaan.

Dalam beberapa hari terakhir, Prabu Tapa Agung terlihat sering duduk termenung seorang
diri di atas singgasananya. Sepertinya ada suatu masalah besar yang membebani pikirannya.
Melihat sikap sang Prabu tersebut, sang permaisuri berusaha menghibur dan membujuknya.

“Kanda! Sudah beberapa hari ini Kanda terlihat murung. Apa yang sedang Kanda pikirkan?
Barangkali Dinda dapat membantu,” bujuk permasuri dengan suara lembut.

“Begini, Dinda! Kanda sudah semakin tua. Kanda tidak dapat lagi melaksanakan tugas-tugas
kerajaan dengan baik. Kanda berniat turun tahta. Tapi, Kanda bingung, Dinda!” kata Prabu
Tapa Agung.

“Bingung kenapa, Kanda?” desak permaisurinya.

Prabu Tapa Agung pun bercerita kepada permasurinya bahwa dia bingung untuk memilih di
antara dua putrinya, apakah Purbararang atau Purbasari, yang akan menggantikan
kedudukannya. Menurut hukum adat yang berlaku di kerajaan tersebut, yang pantas untuk
menggantikannya adalah Putri Purbararang, sebab dia putri tertua. Namun, sang Prabu
merasa bahwa putri sulungnya itu belum pantas menjadi seorang ratu, karena sifatnya yang
sombong, angkuh, dan licik. Putri Purbararang juga sering memutuskan sesuatu tanpa
memikirkan akibatnya terlebih dahulu, sehingga sering menimbulkan kekacauan. Sang Prabu
lebih senang jika putri bungsunya, Purbasari, yang menggantikan kedudukannya, karena dia

21
seorang putri yang baik hati, arif, dan bijaksana. Dengan pertimbangan tersebut, maka sang
Prabu dan permaisurinya memutuskan untuk memilih Purbasari menjadi Ratu.

Mendengar kabar tersebut, Putri Purbararang pun menolaknya. Ia sangat menyesal atas
keputusan ayahandanya, karena merasa dialah yang lebih berhak untuk menjadi ratu. Kabar
buruk itu kemudian ia sampaikan kepada tunangannya, Raden Indrajaya.

“Kanda! Ayahandaku telah pilih kasih. Ia lebih memilih Purbasari untuk menjadi ratu, padahal
Dinda adalah putri tertua,” lapor Putri Purbararang.

Mendengar kabar tersebut, tunangan Putri Purbararang langsung naik pitam.

“Wah, ini tidak boleh dibiarkan, Dinda? Dindalah yang semestinya menjadi ratu!” seru Raden
Indrajaya.

“Apa yang harus kita lakukan, Kanda?” tanya Putri Purbararang.

“Kita harus menyingkirkan adikmu yang tidak tahu diri itu!” seru Indrajaya.

Setelah bermusyawarah, akhirnya Putri Purbararang dan tunangannya memutuskan untuk


mendatangi seorang dukun sakti yang bernama Ni Ronde. Mereka akan meminta bantuan
dukun itu agar menyihir Putri Purbasari. Ni Ronde pun mengabulkan permintaan mereka.

Beberapa hari kemudian, istana Pasir Batang menjadi gempar. Tiba-tiba Putri Purbasari
terserang penyakit aneh. Seluruh tubuhnya terasa sangat gatal dan dipenuhi bintik-bintik
hitam. Betapa terkejutnya sang Prabu melihat keadaan putri kesayangannya itu. Sudah
beberapa tabib istana dipanggil untuk mengobatinya, namun tak seorang pun yang berhasil
menyembuhkannya. Sementara itu, Putri Purbararang tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan itu. Ia pun menghasut ayahandanya agar Putri Purbasari diasingkan ke tempat
yang jauh.

“Ayah! Barangkali inilah akibatnya jika kita tidak menuruti adat hukum yang berlaku di
kerajaan ini. Para leluhur telah murka dan mengutuk Putri Purbasari. Jangan-jangan sebentar
lagi kerajaan ini juga terkena kutukan!” hasut Putri Purbararang.

Prabu Tapa Agung pun termakan hasutan putrinya. Akhirnya, dengan berat hati, ia
memutuskan untuk mengasingkan putri bungsunya ke hutan agar kerajaan terbebas dari
kutukan. Putri Purbasari pun menyadari keadaannya dan menerima keputusan itu dengan
lapang dada.

22
Keesokan harinya, sang Prabu menyuruh patihnya yang bernama Uwak Batara Lengser untuk
mengantar Putri Purbasari ke hutan. Setelah membuatkan sebuah pondok untuk Putri
Purbasari di hutan, patih yang baik hati itu memberi nasehat kepada sang Putri untuk
menenangkan hatinya.

“Tabahkan hatimu, Tuan Putri! Cobaan ini pasti akan berakhir. Semoga Tuhan Yang
Mahakuasa senantiasa melindungimu. Paman akan sering datang kemari mengantar
makanan dan minuman untukmu,” ujar sang Patih.

“Terima kasih, Paman! Nasehat Paman membuat hati Putri menjadi tenang,” ucap Putri
Purbasari.

Sejak itu, Putri Purbasari tinggal seorang diri di tengah hutan. Untuk menghibur dirinya, setiap
pagi ia berjalan-jalan di sekitar pondoknya untuk melihat-lihat pemandangan dan bersenda
gurau bersama hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Tak heran, jika dalam waktu beberapa
hari saja, ia sudah mempunyai banyak teman. Hewan-hewan tersebut sangat baik kepadanya.
Mereka sering membantu sang Putri untuk mencari buah-buahan di hutan.

Pada suatu hari, ketika sang Putri sedang bersenda gurau bersama hewan-hewan di sekitar
pondoknya, tiba-tiba ada sepasang mata yang sedang memerhatikannya tanpa disadarinya.
Rupanya, dia adalah seekor lutung (sejenis kera berbulu hitam). Beberapa saat kemudian,
lutung itu menghampirinya. Alangkah terkejutnya sang Putri ketika melihat lutung yang
berwajah seram itu tiba-tiba berdiri di depannya.

“Ampun, Lutung! Tolong jangan ganggu aku!” teriak Putri Purbasari dengan ketakutan.

“Jangan takut, Tuan Putri! Aku tidak akan mengganggumu,” jawab Lutung itu.

Putri Purbasari pun tersentak kaget, karena lutung itu dapat berbicara seperti manusia.

“Hai, kamu siapa dan dari mana asalmu?” tanya Putri Purbasari.

“Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari Kahyangan. Aku telah melakukan kesalahan,
sehingga dibuang ke bumi dengan bentuk seperti ini, dan kesasar di tengah hutan ini,” jelas
si Lutung.

Mendengar jawaban itu, hati sang Putri pun menjadi tenang. Tanpa banyak tanya, ia
tersenyum seraya memperkenalkan diri dan menceritakan asal-usulnya. Karena merasa
senasib, yaitu sama-sama terbuang di hutan itu, akhirnya mereka pun berteman. Sejak itu,
Purbasari memanggil si lutung dengan panggilan Lutung Kasarung, yang artinya Lutung yang

23
kesasar. Kemana pun sang Putri pergi, Lutung Kasarung selalu menyertainya. Bahkan, ia
sering memetik buah-buahan untuk sang Putri.

Pada saat malam bulan purnama, secara diam-diam Lutung Kasarung pergi ke suatu tempat
yang sangat sepi untuk bersemedi. Dalam semedinya ia memohon kepada Tuhan Yang
Mahakuasa agar menyembuhkan penyakit Putri Purbasari. Beberapa saat kemudian, doa
Lutung Kasarung pun dikabulkan. Tanah di sekitarnya tiba-tiba menjelma menjadi sebuah
telaga kecil. Airnya sangat jernih, sejuk, harum, dan mengandung obat kulit yang sangat
mujarab. Begitu matahari pagi memancarkan sinarnya di ufuk timur, ia segera menemui Putri
Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga itu.

“Hai, Tung!” demikian Putri Purbasari memanggil Lutung Kasarung.

“Untuk apa kamu membawaku kemari?” tanyanya.

“Bercebur dan mandilah di telaga ini, Tuan Putri! Niscaya penyakit Tuan Putri akan sembuh,
karena air telaga ini mengandung obat kulit yang sangat mujarab,” ujar Lutung Kasarung.

Tanpa ragu, Putri Purbasari langsung menceburkan diri ke dalam telaga itu. Sungguh ajaib
sekali. Tak lama setelah berendam di telaga itu, seluruh bintik-bintik hitam di kulitnya
langsung hilang tanpa meninggalkan bekas sedikit pun. Kulitnya kembali bersih, halus dan
menjadi cantik seperti semula. Ia sangat heran bercampur gembira mengalami peristiwa ajaib
itu

“Terima kasih, Tung! Engkau telah menyembuhkan penyakitku,” ucap Putri Purbasari dengan
perasaan gembira.

Sejak itu, Putri Purbasari semakin senang dan sayang kepada si Lutung Kasarung. Ia pun
semakin betah tinggal bersamanya di hutan itu dan hewan-hewan lainnya. Hatinya sudah
menyatu dengan kehidupan alam bebas, dan melupakan kehidupan istana yang sering
membelenggunya, apalagi dengan keberadaan kakak sulungnya, Purbararang.

Pada suatu hari, Patih Uwak Batara Lengser datang ke hutan itu untuk melihat keadaan Putri
Purbasari. Betapa terkejutnya ia ketika melihat penyakit kulit sang Putri telah sembuh. Ia pun
kemudian mengajak sang Putri untuk kembali ke istana.

“Ampun, Tuan Putri! Sesuai dengan pesan sang Prabu, Tuan Putri diminta untuk kembali ke
istana,” kata Patih itu menyampaikan pesan sang Prabu.

24
Mulanya, Putri Purbasari menolak untuk kembali ke istana. Namun setelah didesak oleh sang
Patih dan dibujuk oleh si Lutung Kasarung, akhirnya ia pun memenuhi ajakan tersebut.

“Baiklah, Paman! Aku bersedia kembali ke istana, tetapi Lutung Kasarung juga harus ikut.
Dialah yang telah menyembuhkan penyakitku,” tegas Putri Purbasari.

“Baiklah, Tuan Putri! Paman kira sang Prabu akan merasa senang jika Tuan Putri mengajak
Lutung yang baik hati itu ke istana,” kata Patih itu.

Akhirnya, Putri Purbasari bersama Patih Uwak Batara Lengser dan Lutung Kasarung kembali
ke istana. Setibanya di istana, mereka disambut gembira oleh seluruh keluarga istana, kecuali
Putri Purbararang dan Raden Indrajaya, karena merasa posisi mereka terancam. Menyadari
keadaan itu, ia pun membujuk ayahandanya agar mengadakan sayembara.

“Ampun, Ayahanda! Nanda keberatan jika Putri Purbasari yang dinobatkan menjadi Ratu. Biar
adil, sebaiknya diadakan sayembara. Pemenangnya akan menerima tampuk kerajaan,
sedangkan yang kalah akan menerima hukum pancung,” bujuk Putri Purbararang.

Prabu Tapa Agung yang arif dan bijaksan itu pun mengambulkan permintaan putri sulungnya.
Dalam sayembara tersebut, Putri Purbararang menantang Putri Purbasari untuk mengikuti
dua perlombaan, yaitu lomba memasak dan lomba panjang rambut. Putri Purbasari pun
terpaksa menerima tantangan itu, karena diminta oleh ayahandanya.

“Jangan khawatir, Tuan Putri! Aku akan menolongmu,” bisik Lutung Kasarung.

“Terima kasih, Lutung!” jawab Putri Purbasari.

Pada hari yang telah ditentukan, seluruh rakyat Pasir Batang telah berkumpul di halaman
istana ingin menyaksikan sayembara tersebut. Tak berapa lama kemudian, kedua putri Prabu
Tapa Agung tersebut memasuki arena lomba. Perlombaan pertama adalah lomba memasak.
Yang dinilai dalam lomba ini adalah masakan siapa yang paling cepat disajikan dan lezat
rasanya, maka dialah pemenangnya.

Ketika semua bahan-bahan dan perlengkapan memasak telah disiapkan, wasit pun memukul
gong sebagai tanda perlombaan dimulai. Putri Purbararang pun segera meracik bumbu-
bumbu yang telah disediakan dengan lincahnya. Ia dibantu oleh puluhan pelayan istana,
sedangkan Putri Purbasari hanya ditemani oleh Lutung Kasarung. Dalam waktu tidak
beberapa lama, Putri Purbararang hampir menyelesaikan masakannya. Putri Purbasari pun
mulai panik. Melihat hal itu, Lutung Kasarung segera mengeluarkan kesaktiannya. Ia segera
memanggil para bidadari di kayangan agar turun ke bumi untuk membantu Purbasari tanpa
diketahui oleh seorang pun. Berkat bantuan para bidadari tersebut, Putri Purbasari mampu

25
menyelesaikan masakannya terlebih dulu dan rasanya pun lebih lezat. Ia pun dinyatakan
sebagai pemenang dalam lomba memasak tersebut.

Memasuki perlombaan kedua, yaitu lomba adu panjang rambut, Putri Purbararang merasa
tidak mau kalah lagi oleh adiknya. Dengan penuh percaya diri, ia segera melepas sanggulnya.
Rambutnya yang hitam dan lebat pun terurai hingga ke pertengahan betisnya.

“Ayo, Purbasari! Lepaslah sanggulmu! Kali ini kamu tidak akan mampu mengalahkanku,” seru
Putri Purbararang dengan angkuhnya

Mendengar seruan itu, Putri Purbasari hanya terdiam sambil menunduk. Dia merasa kurang
percaya diri, karena rambutnya hanya sebatas punggungnya.

“Kenapa diam saja, wahai Tuan Putri?” tanya Lutung Kasarung yang berdiri di dekatnya
dengan nada pelan.

“Tung! Kali ini aku pasti kalah, rambutku lebih pendek. Hanya sampai di punggungku,” bisik
Purbasari.

“Tenang, Tuan Putri! Aku akan memanggil bidadari untuk menyambung rambutmu,” kata
Lutung Kasarung.

Sesaat setelah Lutung Kasarung bersemedi, datanglah para bidadari menyambung rambut
Purbasari tanpa sepengetahuan Purbararang dan para penonton. Ketika Purbasari melepas
sanggulnya, maka terurailah rambutnya yang hitam berkilau, halus bagaikan sutra, serta
bergelombang hingga ke tumitnya. Melihat hal itu, Purbararang pun menjadi malu dan
merasa terpukul, karena kembali dikalahkan oleh adiknya. Namun, ia tidak kehabisan akal. Ia
kembali membujuk ayahandanya agar diadakan satu perlombaan lagi, yaitu lomba
ketampanan calon suami atau tunangan masing-masing.

“Jika Purbasari masih mampu mengalahkanku dalam perlombaan ini, maka aku akan
menerima kekalahan ini dan bersedia untuk dipancung,” kata Purbararang di hadapan para
hadirin.

Mulanya, Prabu Tapa Agung ragu untuk memenuhi keinginan Purbararang, karena Purbasari
belum mempunyai tunangan. Jika pun pada saat itu ia ditunangkan dengan siapa pun di
negeri itu, tetap tidak seorang pun yang melebihi ketampanan Indrajaya. Meski demikian,
Purbasari tetap bersedia mengikuti lomba tersebut dan sang Prabu pun menyetujuinya.

26
Perlombaan pun dimulai. Dengan bangga, Putri Purbararang kembali masuk ke arena
perlombaan sambil menggandeng tangan tunangannya.

“Wahai seluruh rakyat Pasir Batang! Saksikanlah ketampanan dan kegagahan tunanganku,
Indrajaya! Akulah yang akan menjadi Ratu negeri ini, karena tak seorang pun yang mampu
mengalahkan ketampanan tunanganku ini!” seru Putri Purbararang dengan angkuhnya.

Seluruh hadirin pun mengakui bahwa Indrajaya adalah seorang pemuda yang tampan. Tak
seorang pemuda pun di Negeri Pasir Batang yang melebihi ketampanannnya. Mereka sudah
memastikan bahwa Putri Purbasari akan kalah dalam perlombaan tersebut. Anehnya lagi,
ketika diminta untuk menunjukkan calon suaminya, Putri Purbasari justru menarik tangan
Lutung Kasarung masuk ke arena perlombaan.

“Inilah calon suamiku!” seru Putri Purbasari dengan bangga.

“Ya, ini calon suamiku!” serunya sekali lagi.

Purbararang dan suaminya pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adiknya.

“Hai, Purbasari! Apakah tidak ada lagi calon suami yang lebih jelek dari Lutung itu?” seru
Purbararang dengan nada mengejek.

Mendengar ejekan itu, Lutung Kasarung pun menjadi tersinggung dan marah. Ia tidak terima
Putri Purbasari dipandang rendah seperti itu. Maka dengan kesaktiannya, ia segera memohon
kepada Tuhan Yang Mahakuasa, agar bentuknya dikembalikan seperti semula. Seketika itu
pula, Lutung Kasarung pun berubah menjadi Guruminda yang sangat tampan dan gagah.
Semua yang hadir terperangah dan terpesona melihat ketampanannya.

Akhirnya, Putri Purbasari memenangi sayembara tersebut dan berhak menduduki tahta
kerajaan. Sementara Putri Purbararang dan tunangannya harus menerima hukuman pancung
atas kekalahan mereka. Namun, Putri Purbasari adalah seorang putri yang pemaaf, ia tidak
menghukum kakak kandungnya sendiri. Bahkan, ia tetap mengijinkan kakaknya untuk tetap
tinggal di istana bersamanya. Akhirnya, Putri Purbasari pun dinobatkan menjadi Ratu
Kerajaan Pasir Batang. Ia adalah seorang Ratu yang arif dan bijaksana, sehingga seluruh
rakyatnya senantiasa hidup makmur, damai, dan sentosa

27
Buatlah komik berdasarkan cerita rakyat
di atas

28
Rubrik penilaian keterampilan menulis teks Naratif

NO Aspek yang dinilai Skor


1 2 3 4
1. Kesesuaian isi cerpen dengan Kurang sesuai Cukup sesuai sesuai Sangat sesuai
gambar (komik)

2. Ketepatan logika urutan cerita Kurang tepat


atau alur dengan gambar Cukup tepat tepat Sangat tepat

3. Ketepatan dialog dengan


gambar (komik) Kurang tepat Cukup tepat tepat Sangat tepat

4. Ketepatan menentukan tokoh Kurang tepat Cukup tepat tepat Sangat tepat
dan perwatakan tokoh sesuai
dengan gambar (komik)

5. Ketepatan menentukan latar Kurang tepat Cukup tepat tepat Sangat tepat
cerpen sesuai dengan gambar
(komik)

6. Ketepatan kalimat (kalimat Kurang efektif Cukup efektif efektif Sangat efektif
efektif)

Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda
7. Siswa mampu menggunakan baca kurang tepat baca cukup tepat baca tepat baca sangat tepat
ejaan dan tanda baca yang
tepat

Jumlah Skor:
Nilai:

29
Rubrik penilaian performa (presentasi)
NO Aspek Bobot Skor

Kelengkapan isi presentasi


1. 40 4
Ketepatan penjelasan
2. 40 4
Kelancaran dalam penyampaian
3. 20 2
Jumlah
100 10

Refleksi

1. Apa yang saya pelajari dari aktivitas yang sudah dilakukan?

2. Apa sajakah hal yang aku pahami dan yang belum aku pahami?
(tuliskan pada tabel yang disediakan)

Sudah paham Belum paham

30
3. Apa yang akan saya lakukan supaya saya lebih paham?

4. Apakah pengetahuan yang ingin aku ketahui lebih lanjut?

31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Anda mungkin juga menyukai