0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan2 halaman
Standar prosedur operasional RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto mengenai penempatan pasien dengan penyakit menular melalui udara (airborne) agar mencegah penularan ke pasien lain, petugas, dan pengunjung dengan menempatkan pasien di ruang isolasi yang memiliki sirkulasi udara baik dan menjelaskan prosedur kewaspadaan selama perawatan.
Standar prosedur operasional RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto mengenai penempatan pasien dengan penyakit menular melalui udara (airborne) agar mencegah penularan ke pasien lain, petugas, dan pengunjung dengan menempatkan pasien di ruang isolasi yang memiliki sirkulasi udara baik dan menjelaskan prosedur kewaspadaan selama perawatan.
Standar prosedur operasional RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto mengenai penempatan pasien dengan penyakit menular melalui udara (airborne) agar mencegah penularan ke pasien lain, petugas, dan pengunjung dengan menempatkan pasien di ruang isolasi yang memiliki sirkulasi udara baik dan menjelaskan prosedur kewaspadaan selama perawatan.
KABUPATEN MOJOKERTO Tanggal Terbit : Ditetapkan : STANDART Direktur RSUD R.A Basoeni PROSEDUR Kabupaten Mojokerto OPERASIONAL 11 Januari 2021
dr. Ulum Rokhmat Rokhmawan,MH.
NIP. 19741113 200604 1 008 Pengertian Menempatkan pasien pada suatu ruangan tersendiri sesuai jenis penyakit dan penularannya (airbone precaution) Mencegah terjadinya penularan penyakit melaui udara (airbone infection) Tujuan dari pasien ke pasien lainnya, pengunjung dan petugas. Keputusan Direktur RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto Kebijakan Nomor 188/ /416-208/2021 Tahun 2021 tentang Kebijakan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto. 1. Petugas Instalasi Gawat Darurat & Instalasi Rawat Jalan Prosedur menginformasikan ke ruang rawat inap bahwa membutuhkan kamar untuk pasien dengan penyakit menular melalui udara (airbone infection) 2. Petugas Instalasi Gawat Darurat & Instalasi Rawat Jalan menuliskan diagnosa pasien pada kolom diagnosa masuk pada form ringkasan pasien masuk dan keluar rumah sakit 3. Jika pasien dari IGD, petugas menuliskan tujuan ruangan pasien (isolasi) pada form asesmen awal IGD 4. Petugas ruangan menyiapkan ruang perawatan isolasi airbone yang sesuai dengan kebutuhan penyakit pasien : a. Alat Pelindung Diri. b. Menyiapkan tanda ruang isolasi 5. Menempatkan pasien di ruang isolasi airbone, yang mempunyai : sirkulasi udara yang baik /terdapat exhause fan (jika ruangan tekanan negatif tidak ada) 6. Usahakan pintu ruang pasien tertutup. Bila ruang terpisah tidak memungkinkan, tempatkan pasien dengan pasien lain dengan penyakit yang sama, jangan dicampur dengan infeksi lain (kohorting) dengan jarak >2 meter antar tempat tidur dan diantara tempat tidur harus diberi penghalang fisik seperti tirai atau sekat. 7. Konsultasi dengan petugas PPI sebelum menempatkan pasien, terutama bila tidak ada ruang isolasi yang tersedia dan kohorting tidak memungkinkan. 8. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur atau kewaspadaan yang akan diterapkan selama perawatan untuk mencegah penularan.