0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Dokumen ini menjelaskan tahapan persalinan normal pada manusia, mulai dari perubahan hormonal menjelang persalinan, mekanisme pembukaan serviks, proses kelahiran bayi, hingga pelepasan plasenta. Persalinan diawali dengan penurunan hormon estrogen dan progesteron serta peningkatan oksitosin yang memicu kontraksi rahim. Kontraksi tersebut menyebabkan pembukaan serviks hingga diameter 10 cm sehingga memungkinkan bayi
Dokumen ini menjelaskan tahapan persalinan normal pada manusia, mulai dari perubahan hormonal menjelang persalinan, mekanisme pembukaan serviks, proses kelahiran bayi, hingga pelepasan plasenta. Persalinan diawali dengan penurunan hormon estrogen dan progesteron serta peningkatan oksitosin yang memicu kontraksi rahim. Kontraksi tersebut menyebabkan pembukaan serviks hingga diameter 10 cm sehingga memungkinkan bayi
Dokumen ini menjelaskan tahapan persalinan normal pada manusia, mulai dari perubahan hormonal menjelang persalinan, mekanisme pembukaan serviks, proses kelahiran bayi, hingga pelepasan plasenta. Persalinan diawali dengan penurunan hormon estrogen dan progesteron serta peningkatan oksitosin yang memicu kontraksi rahim. Kontraksi tersebut menyebabkan pembukaan serviks hingga diameter 10 cm sehingga memungkinkan bayi
Intrapartum/persalinan merupakan tahap akhir dari kehamilan normal
pada manusia. Diketahui bahwa kisaran waktu yang dibutuhkan untuk
sampai pada tahap persalinan adalah 37-42 minggu. Dua minggu menjelang persalinan, terjadi perubahan hormonal pada estrogen, progesteron, serta oksitosin. Hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam mengendalikan relaksasi otot uterus akan mengalami penurunan. Di sisi lain, hormon oksitosin dan prostaglandin yang berperan dalam induksi kontraksi rahim dan kematangan serviks akan mengalami peningkatan. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan ketegangan pada otot uterus yang memicu penurunan kepala janin melewati panggul. Penurunan kepala janin tersebut seiring berjalannya waktu akan semakin mendekati pintu atas panggul (PAP) dan menekan area ganglion (Ganglion adalah kumpulan padat sel saraf yang berada diluar sistem saraf pusa) servikalis, sehingga terjadi kontraksi uterus. Tekanan pada ganglion servikalis oleh pleksus frankenhauser (SERAT SARAF U/ STIMULASI KONTRAKSIS OTOT POLOS UTERUS: serabut saraf adalah bagian dari badan sel yang berfungsi untuk mengirimkan impuls ke sel saraf.) yang terletak di belakang serviks ini, selanjutnya menyebabkan kontraksi pada uterus. Setiap kali kontraksi terjadi, maka ukuran sumbu panjang rahim akan bertambah, sedangkan ukuran melintang dan muka belakang akan berkurang. Hal tersebut menyebabkan lengkungan punggung bayi turun menjadi lurus dan bagian atas bayi tertekan fundus, sehingga meningkatkan tekanan pada area PAP. Di sisi lain, hal tersebut menyebabkan Segmen Atas Rahim (SAR) memendek dan Segmen Bawah Rahim (SBR) menipis, sehingga terjadi dilatasi ostium uteri internum dan eksternum. Kondisi tersebut pada akhirnya akan menimbulkan terjadinya pembukaan pada serviks. Adapun mekanisme pembukaan serviks pada primigravida diawali dengan pembukaan ostium uteri internum yang diikuti oleh serviks memendek-menipis, serta pembukaan ostium uteri eksternum. Sedangkan, pada multigravida pembukaan ostium uteri internum dan eksternum terjadi secara bersamaan. Pembukaan serviks ini mencapai diameter +/- 10 cm, sehingga dapat dilalui oleh bayi. Pembukaan serviks akan disertai dengan perdarahan akibat adanya pelepasan selaput ketuban dari dinding uterus. Kondisi ini disebut sebagai bloody show yang menjadi indikasi dimulainya proses persalinan. Pada umumnya, ketuban akan pecah dengan sendirinya setelah pembukaan hampir/sudah lengkap. Setelah pembukaan serviks lengkap, maka akan terjadi peningkatan tekanan pada dasar panggul yang menimbulkan refleks meneran dan rangsangan kontraksi. Hal tersebut berdampak pada pelebaran vulva, penonjolan pada perineum, serta bukaan pada anus. Lebih lanjut, labia akan membuka dan kepala janin akan terlihat pada vulva saat ada his/kontraksi. Melalui kontraksi dan kekuatan/kemampuan maksimal untuk meneran, kepala janin akan dilahirkan secara berkala diikuti oleh anggota tubuh lainnya. Proses ini akan berlangsung selama +/- 1.5 jam pada primigravida dan +/- 30 menit pada multigravida. Setelah bayi lahir, uterus akan teraba keras dan disusul dengan kontraksi selanjutnya untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Kontraksi akan mendorong plasenta ke bawah disertai semburan darah singkat. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Dua jam setelah lahirnya bayi dan terlepasnya plasenta, merupakan fase kritis bagi ibu dan bayi. Lebih lanjut, setelah proses persalinan selesai, tubuh ibu akan melakukan adaptasi untuk mempertahankan kestabilan tubuh.