Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI


FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012)

ARTIKEL

OLEH:

MESISTI UTAMI
13001/2009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG 2015
PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI
FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012)

Mesisti Utami
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar
Padang Email: meitamy@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh aktivitas, leverage,
dan pertumbuhan perusahaan dalam memprediksi financial distress pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-
2012. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, sehingga
diperoleh sampel sebanyak 77 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi logistik, dengan pengolahan data menggunakan program SPSS
versi 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktivitas yang diukur dengan
inventory turnover tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi financial
distress; (2) leverage yang diukur dengan debt ratio mempunyai pengaruh positif dan
signifikan dalam memprediksi financial distress; dan (3) pertumbuhan perusahaan
yang diukur dengan sales growth mempunyai pengaruh negatif dan signifikan dalam
memprediksi financial distress.
Kata Kunci: Aktivitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, Financial
Distress

Abstract
This study aimed to examine the effect of activity, leverage, and firm growth to
predicting financial distress in the manufacturing companies listed on the Indonesia
Stock Exchange. The population are all manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2009-2012. Samples was determined by purposive
sampling method, sample obtained as much as 77 companies. The techniques of data
analysis used is logistic regression analysis, data processing with SPSS version 16.0.
The results of study concluded that (1) activity as measured by inventory turnover has
no effect in predicting financial distress; (2) leverage as measured by debt ratio has a
positive and significant effect in predicting financial distress; and (3) firm growth as
measured by sales growth has a negative and significant effect in predicting financial
distress.
Keywords: Activity, Leverage, Firm Growth, Financial Distress
1
PENDAHULUAN dimiliki. Penyebab yang kedua adalah
Kelangsungan usaha dan kebangkrutan, situasi dimana
kegagalan perusahaan (financial perusahaan tidak mampu lagi
distress) jika diibaratkan maka ibarat memenuhi kewajiban-kewajiban
dua sisi mata uang yang saling bertolak kepada debitur karena perusahaan
belakang. Perusahaan yang dinilai baik mengalami kekurangan atau
secara keuangan belum tentu benar- ketidakcukupan dana untuk
benar baik dan bisa dijamin melanjutkan usahanya sehingga tujuan
kelangsungan usahanya, bisa saja ekonomi perusahaan tidak dapat
setahun kemudian dinyatakan dicapai.
bangkrut. Hal ini bisa disebabkan oleh Financial distress merupakan
salah satunya karena ketidakmampuan masalah yang sangat penting
perusahaan yang bersangkutan untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena
membayar kewajiban yang telah jatuh jika perusahaan benar-benar
tempo. Selain itu, persaingan antar mengalami financial distress maka
perusahaan juga dapat menjadi perusahaan tersebut akan beresiko
penyebabnya. mengalami kebangkrutan. Salah satu
Menurut Platt dan Platt (2002) cara untuk mengurangi risiko
dalam Luciana (2004:2), financial kebangkrutan menurut Adelita (2011:5)
distress merupakan tahap penurunan adalah dengan mengetahui sejak dini
kondisi keuangan perusahaan yang dan memprediksi tanda-tanda yang
terjadi sebelum kebangkrutan ataupun akan mengkondisikan financial
likuidasi. Selanjutnya Imam distress. Prediksi tanda-tanda ini
(2012:143) mendefenisikan financial dianggap perlu untuk meminimalisir
distress sebagai suatu kondisi dimana kemungkinan dari risiko kebangkrutan
keuangan perusahaan dalam keadaan perusahaan. Selain itu, perusahaan
tidak sehat, atau krisis yang terjadi dapat melakukan tindakan-tindakan
sebelum kebangkrutan. untuk mengantisipasi kondisi yang
Menurut Brigham dan Daves mengarah pada kebangkrutan.
(2003) dalam Ardina (2013:1), Luciana (2003:8) mengindikasikan
kesulitan keuangan (financial distress) suatu perusahaan mengalami financial
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu distress apabila perusahaan tersebut
kegagalan ekonomi (economic failure) mengalami laba bersih operasi (net
dan kegagalan finansial (financial operating income) negatif selama
failure). Kegagalan ekonomi dapat beberapa tahun. Laba bersih operasi
terjadi karena kegagalan perusahaan negatif yang dialami perusahaan
dalam menutupi biaya operasi selama lebih dari satu tahun bisa
perusahaan. Sedangkan kegagalan menjadi tanda telah terjadinya tahap
finansial dapat disebabkan oleh dua penurunan kondisi keuangan (financial
hal. Penyebab pertama adalah technical distress) dalam perusahaan tersebut.
insolvency, situasi dimana perusahaan Menurut Mamduh (2007:278),
gagal membayar kewajibannya yang indikator financial distress bisa dilihat
jatuh tempo namun aset yang dimiliki dari analisis aliran kas, analisis strategi
lebih besar dari total hutang yang perusahaan, serta analisis laporan
2
keuangan. Etty dan Titik (2000) dalam mengindikasikan aset yang lebih sehat
Arie (2010:2), menyatakan bahwa untuk memenuhi kewajiban lancarnya
analisis laporan keuangan dapat sehingga dapat meminimalisir
menjadi salah satu alat untuk terjadinya financial distress.
memprediksi financial distress melalui Sebaliknya, aktivitas yang semakin
rasio-rasio keuangan yang ada. Endang rendah menunjukkan perusahaan
(2012:4) juga menyatakan bahwa salah menyimpan terlalu banyak persediaan,
satu sumber informasi mengenai sehingga tidak produktif dan tingkat
kemungkinan kondisi financial distress pengembaliannya pun menjadi rendah.
perusahaan dapat dilihat dari laporan Hal itu akan memperkecil keuntungan
keuangan melalui perhitungan rasio perusahaan dan membuat tidak likuid
keuangan. Dengan demikian maka sehingga kemungkinan terjadi financial
financial distress suatu perusahaan distress semakin besar.
dapat diukur dengan analisis laporan Selain aktivitas, menurut Reno
keuangan melalui rasio-rasio keuangan. leverage juga dapat digunakan dalam
Made (2013) menyatakan bahwa memprediksi financial distress.
aktivitas dapat digunakan dalam Menurut Kasmir (2012:151), leverage
memprediksi kondisi financial distress. menggambarkan sejauhmana aset
Menurut Sofyan (2010:308), aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang,
menggambarkan aktivitas yang dengan kata lain sejauhmana
dilakukan perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk
menjalankan operasinya baik dalam membayar seluruh kewajibannya, baik
kegiatan penjualan, pembelian dan jangka pendek maupun jangka panjang
kegiatan lainnya. Selanjutnya menurut apabila perusahaan dibubarkan
Kasmir (2012:172), aktivitas (dilikuidasi). Selanjutnya menurut
menunjukkan kemampuan perusahaan Munawir (2007) dalam Reno, leverage
dalam menggunakan aset (sumber menunjukkan indikasi tingkat
daya) yang dimilikinya secara efektif. keamanan dari para pemberi pinjaman
Ress (1995) dalam Ika (kreditur) atau sejauhmana kemampuan
(2011:105) perusahaan dalam membayar
juga menyatakan bahwa aktivitas kewajiban jika perusahaan tersebut
menggambarkan seberapa efektif dilikuidasi.
perusahaan menggunakan sumber daya Jiming dan Wei Wei (2011) dalam
yang dimiliki, atau dengan kata lain Meilinda (2012:8) menyatakan bahwa
sejauhmana efektifitas penggunaan aset semakin besar kegiatan perusahaan
dengan melihat tingkat aktivitas aset, yang dibiayai oleh utang semakin besar
seperti rasio periode pengumpulan pula kemungkinan terjadinya kondisi
piutang, rasio tingkat perputaran financial distress, akibat semakin besar
piutang, rasio tingkat perputaran kewajiban perusahaan untuk membayar
persediaan, rasio tingkat perputaran utang tersebut.
aset tetap, dan rasio tingkat perputaran Selain menggunakan aktivitas dan
total aset. leverage, Luciana (2003) menyatakan
Menurut Feri (2011:35), aktivitas bahwa pertumbuhan perusahaan juga
yang semakin tinggi menunjukkan dapat digunakan dalam memprediksi
perputaran yang lebih baik, dan
3
financial distress. Menurut Kasmir pengguna laporan keuangan. Sinyal itu
(2012:114), pertumbuhan berupa informasi mengenai apa yang
menggambarkan kemampuan sudah dilakukan oleh manajemen untuk
perusahaan dalam mempertahankan merealisasikan keinginan pemilik.
posisi ekonominya ditengah Spence (1973) dalam Adler
pertumbuhan perekonomian dan sektor (2012:112), menyatakan bahwa teori
usahanya. sinyal membahas mengenai alasan
Pertumbuhan perusahaan diukur perusahaan untuk memberikan
dengan menggunakan rasio informasi kepada pihak eksternal
pertumbuhan penjualan. Menurut perusahaan, salah satunya investor.
Wahyu (2009:112), pertumbuhan Perusahaan perlu memberikan
penjualan (sales growth) informasi kepada investor melalui
mencerminkan kemampuan perusahaan penerbitan laporan keuangan karena
dari waktu ke waktu. Tingkat keputusan yang akan diambil investor
pertumbuhan penjualan suatu dipengaruhi oleh kualitas informasi
perusahaan yang semakin tinggi yang diungkapkan perusahaan melalui
menunjukkan perusahaan tersebut laporan keuangannya.
berhasil menjalankan strateginya. Selanjutnya menurut Hendrianto
Perusahaan yang pertumbuhan (2012:63), teori signaling dalam topik
penjualannya positif dan semakin financial distress menjelaskan bahwa
tinggi lebih cenderung dapat jika kondisi keuangan dan prospek
mempertahankan kelangsungan perusahaan baik, manajer memberi
usahanya serta menurunkan potensi sinyal dengan menyelenggarakan
terjadinya kondisi financial distress akuntansi liberal. Sebaliknya, jika
dibandingkan perusahaan dengan perusahaan dalam kondisi financial
pertumbuhan penjualan yang negatif distress dan mempunyai prospek yang
dan semakin rendah. buruk, manajer memberi sinyal dengan
Berdasarkan latar belakang menyelenggarakan akuntansi
masalah di atas, maka rumusan konservatif.
permasalahan dalam penelitian ini
adalah sejauhmana pengaruh aktivitas, Financial Distress
leverage, dan pertumbuhan perusahaan Menurut Mamduh (2007:278),
dalam memprediksi financial distress financial distress dapat digambarkan
pada perusahaan manufaktur yang dari dua titik ekstrem yaitu kesulitan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia likuiditas jangka pendek (yang paling
periode 2009-2012? ringan) sampai insolvable (yang paling
parah). Kesulitan keuangan jangka
TELAAH LITERATUR DAN pendek biasanya bersifat sementara dan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS belum begitu parah, tetapi apabila tidak
Signalling Theory ditanggulangi bisa berkembang
Menurut Wolk dalam David menjadi kesulitan insolvable. Indikator
(2011:6), teori sinyal mengemukakan kesulitan keuangan bisa dilihat dari
bagaimana seharusnya sebuah analisis aliran kas, analisis strategi
perusahaan memberikan sinyal kepada
4
perusahaan, serta analisis laporan 3. Analisis laporan keuangan dari
keuangan perusahaan. perusahaan serta perbandingannya
Menurut Platt dan Platt (2002) dengan perusahaan lain. Analisis ini
dalam Luciana (2004:2), financial dapat berfokus pada satu variabel
distress merupakan tahap penurunan keuangan tunggal atau suatu
kondisi keuangan yang terjadi sebelum kombinasi dari variabel keuangan.
terjadinya kebangkrutan ataupun 4. Variabel eksternal seperti return
likuidasi. Munawir (2002) dalam sekuritas dan penilaian obligasi.
Christanty (2010:22) menyatakan
bahwa istilah kesulitan keuangan Rasio-Rasio Keuangan dalam
(financial distress) digunakan untuk Memprediksi Financial Distress
mencerminkan adanya permasalahan a. Laporan Keuangan
likuiditas yang tidak dapat dijawab atau Menurut Kieso (2008:2),
diatasi tanpa harus melakukan laporan keuangan merupakan sarana
perubahan skala operasi atau pengkomunikasian informasi
restrukturisasi perusahaan. Pengelolaan keuangan utama kepada pihak-pihak
kesulitan keuangan jangka pendek yang di luar perusahaan. Laporan
tidak tepat akan menimbulkan keuangan menampilkan sejarah
permasalahan yang lebih besar perusahaan yang dikuantifikasi
(insolvable) dan akhirnya mengalami dalam nilai moneter. Laporan
kebangkrutan. keuangan terdiri dari neraca, laporan
Menurut Brigham dan Daves laba rugi, laporan arus kas, laporan
(2003) dalam Khaira (2008:1), ekuitas pemilik atau pemegang
kesulitan keuangan (financial distress) saham dan catatan atas laporan
pada perusahaan bermula ketika keuangan.
perusahaan tidak dapat memenuhi Imam (2012:141) menyatakan
jadwal pembayaran, atau ketika bahwa secara garis besarnya laporan
proyeksi arus kas mengindikasikan keuangan merupakan hasil tindakan
bahwa perusahaan tersebut akan segera pembuatan dan peringkasan data
tidak dapat memenuhi kewajibannya. keuangan perusahaan yang disusun
Menurut Foster (1986) dalam serta ditafsirkan secara sistematis
Wahyu (2009:108), ada beberapa dan tepat untuk kepentingan internal
indikator atau sumber informasi maupun eksternal perusahaan.
mengenai kemungkinan dari financial Laporan keuangan yang disusun
distress, yaitu: dengan eksistensi suatu perusahaan,
1. Analisis arus kas untuk periode pada hakikatnya merupakan alat
sekarang dan yang akan datang. komunikasi sekaligus sebagai
2. Analisis strategi perusahaan yang pertanggungjawaban bagi
mempertimbangkan pesaing manajemen kepada semua pihak
potensial, struktur biaya relatif, yang menanamkan dan
perluasan rencana dalam industri, mempercayakan pengelolaan
kemampuan perusahaan untuk dananya di dalam perusahaan
meneruskan kenaikan biaya, kualitas tersebut terutama kepada pemilik.
manajemen dan lain sebagainya.

5
Menurut Indra (2010:297), 4. Sangat bermanfaat untuk bahan
tujuan umum laporan keuangan dalam mengisi model-model
adalah memberikan informasi pengambilan keputusan dan
mengenai posisi keuangan, kinerja model prediksi (Z-score).
dan arus kas suatu entitas yang 5. Menstandarisir ukuran
berguna bagi sejumlah pemakai perusahaan.
untuk membuat dan mengevaluasi 6. Lebih mudah memperbandingkan
keputusan mengenai alokasi sumber perusahaan dengan perusahaan
daya yang dipakai suatu entitas lain atau melihat perkembangan
dalam aktivitasnya guna mencapai perusahaan secara periodik atau
tujuan. “time series”.
7. Lebih mudah melihat tren
b. Analisis Laporan Keuangan perusahaan serta melakukan
Akhyar dan Eha (2002) dalam prediksi di masa yang akan
Christanty (2010:2) menyatakan datang.
bahwa financial distress suatu
perusahaan dapat dilihat dan diukur c. Rasio Keuangan Sebagai Alat
melalui laporan keuangan dengan Untuk Memprediksi Financial
cara menganalisis laporan keuangan. Distress
Analisis laporan keuangan Menurut Endang (2012:4),
merupakan alat yang sangat penting salah satu sumber informasi
untuk memperoleh informasi yang mengenai kemungkinan kondisi
berkaitan dengan posisi keuangan financial distress perusahaan dapat
perusahaan serta hasil-hasil yang dilihat dari laporan keuangan,
telah dicapai sehubungan dengan melalui perhitungan rasio keuangan.
pemilihan strategi perusahaan yang Selanjutnya menurut Ika
akan diterapkan. (2011:104), rasio merupakan alat
Model yang sering digunakan untuk menyatakan pandangan
dalam melakukan analisis laporan terhadap kondisi yang mendasari,
keuangan adalah dalam bentuk rasio dalam hal ini adalah kondisi
keuangan. Sofyan (2007:298) financial (keuangan) perusahaan.
mengungkapkan bahwa analisis Rasio yang diinterpretasikan dengan
rasio memiliki keunggulan tepat mengidentifikasikan area yang
dibanding teknik analisis lainnya. memerlukan investigasi lebih lanjut.
Adapun keunggulan tersebut adalah: James C Van Horne dalam Kasmir
1. Rasio merupakan angka-angka (2012:104), menyatakan
atau ikhtisar statistik yang lebih bahwa rasio keuangan merupakan
mudah dibaca dan ditafsirkan. indeks yang menghubungkan dua
2. Merupakan pengganti yang lebih angka akuntansi yang diperoleh
sederhana dari informasi yang dengan membagi satu angka dengan
disajikan laporan keuangan yang angka lainnya. Rasio keuangan
sangat rinci dan rumit. digunakan untuk mengevaluasi
3. Mengetahui posisi perusahaan di kondisi keuangan dan kinerja
tengah industri lain. perusahaan, sehingga dari hasil rasio
6
keuangan ini akan terlihat kondisi tingkat penjualan tertentu akan
kesehatan perusahaan tersebut. mengakibatkan semakin besarnya
Menurut Etty dan Titik (2000) kelebihan dana yang tertanam
dalam Rayenda (2007:3), rasio pada aset tersebut.
keuangan bermanfaat dalam Menurut Kasmir (2012:173),
memprediksi kesulitan keuangan ada beberapa tujuan yang hendak
bisnis untuk periode satu sampai dicapai dari penggunaan rasio
lima tahun sebelum bisnis tersebut aktivitas, yaitu:
benar-benar bangkrut. 1. Untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu
Aktivitas
periode atau berapa kali dana
1.

Menurut Kasmir (2012:172),


yang tertanam dalam piutang
aktivitas adalah rasio yang
ini berputar dalam satu
digunakan untuk mengukur
periode.
efektivitas perusahaan dalam
2. Untuk menghitung hari rata-
menggunakan aset yang
rata penagihan piutang (day’s
dimilikinya. Dapat pula
of receivable). Hasil
dikatakan bahwa aktivitas
perhitungan ini menunjukkan
merupakan rasio yang digunakan
jumlah hari (berapa hari)
untuk mengukur tingkat efisiensi
piutang tersebut rata-rata tidak
(efektivitas) pemanfaatan sumber
dapat ditagih.
daya perusahaan.
3. Untuk menghitung berapa hari
Selanjutnya Ress (1995)
rata-rata sediaan tersimpan
dalam Ika (2011:105) juga
dalam gudang.
menyatakan bahwa aktivitas
4. Untuk mengukur berapa kali
adalah rasio yang mengukur
dana yang ditanamkan dalam
seberapa efektif perusahaan
modal kerja berputar dalam
menggunakan sumber daya yang
satu periode atau berapa
dimiliki atau sejauhmana
penjualan yang dapat dicapai
efektifitas penggunaan aset,
oleh setiap modal kerja yang
dengan melihat tingkat aktivitas
digunakan (working capital
aset, seperti rasio periode
turnover).
pengumpulan piutang, rasio
5. Untuk mengukur berapa kali
tingkat perputaran piutang, rasio
dana yang ditanam dalam aset
tingkat perputaran persediaan,
tetap berputar dalam satu
rasio tingkat perputaran aktiva
periode.
tetap, dan rasio tingkat
6. Untuk mengukur penggunaan
perputaran total aktiva.
semua aset perusahaan
Menurut Ni Made (2012:2),
dibandingkan dengan
rasio aktivitas dimaksudkan
penjualan.
untuk melihat beberapa aset
Salah satu rasio yang dipakai
kemudian menentukan berapa
dalam mengukur aktivitas adalah
tingkat aktivitas aset tersebut
inventory turnover. Menurut
pada tingkat kegiatan tertentu.
Syamsuddin (2007) dalam Atika
Aktivitas yang rendah pada
7
(2013:5), inventory turnover terhadap risiko dan
berguna untuk mengetahui pengembalian.
kemampuan perusahaan dalam Lenox et al. (1999) dalam
mengelola persediaan, artinya Rowland (2008:155) menyatakan
berapa kali persediaan yang ada bahwa kebangkrutan biasanya
akan diubah menjadi penjualan diawali dengan terjadinya
(dalam bentuk produk jadi). moment gagal bayar, hal ini
Menurut Hendra (2009:204), disebabkan oleh semakin besar
inventory turnover dalam jumlah utang maka semakin
perusahaan menunjukkan kinerja tinggi probabilitas financial
perusahaan dalam aktivitas distress. Selanjutnya menurut
operasionalnya. Semakin tinggi Jiming dan Wei Wei (2011)
inventory turnover maka semakin dalam Meilinda (2012:8),
besar kemungkinan perusahaan semakin besar kegiatan
akan memperoleh keuntungan. perusahaan yang dibiayai oleh
Menurut Sofyan (2010:308), utang semakin besar pula
inventory turnover dihitung kemungkinan terjadinya kondisi
dengan rumus berikut: financial distress, akibat semakin
IT = besar kewajiban perusahaan
untuk membayar utang tersebut.
2. Leverage Menurut Kasmir (2012:155),
Menurut Kasmir (2012:151), ada beberapa rasio leverage yang
leverage merupakan rasio yang sering digunakan, salah satunya
digunakan untuk mengukur adalah debt ratio. Debt ratio
sejauhmana aset perusahaan dapat dihitung dengan rumus
dibiayai dengan utang, dengan berikut:
kata lain sejauhmana kemampuan Debt Ratio =
perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik 3. Pertumbuhan Perusahaan
jangka pendek maupun jangka Menurut Ni Made (2012:4),
panjang apabila perusahaan rasio pertumbuhan digunakan
dibubarkan (dilikuidasi). untuk mengukur kemampuan
Pembiayaan dengan utang perusahaan dalam
menimbulkan beban yang mempertahankan posisi
bersifat tetap. ekonominya dalam pertumbuhan
Brealey & Marcus (2008) perekonomian dan dalam industri
dalam Atika (2013:3) atau pasar produk tempatnya
menyatakan bahwa rasio leverage beroperasi. Selanjutnya menurut
mengukur seberapa besar Kasmir (2012:114), pertumbuhan
leverage keuangan yang merupakan rasio yang
ditanggung perusahaan. Setiap menggambarkan kemampuan
penggunaan hutang oleh perusahaan dalam
perusahaan akan berpengaruh mempertahankan posisi
ekonominya ditengah
8
pertumbuhan perekonomian dan Berdasarkan penelitian yang
sektor usahanya. dilakukan Luciana dan Kristijadi
Helfert (1997) dalam Eli (2003) dan Luciana (2006),
(2008:15) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan dihitung
pertumbuhan perusahaan dengan menggunakan rumus
merupakan dampak atas arus berikut:
dana perusahaan dari perubahan
operasional yang disebabkan oleh Sales Growth =
pertumbuhan atau peningkatan
volume usaha. Menurut Eli Penelitian Terdahulu
(2008:15), pertumbuhan Penelitian mengenai pengaruh
perusahaan sangat diharapkan rasio keuangan dalam memprediksi
oleh pihak internal maupun financial distress telah banyak
eksternal perusahaan karena dilakukan, dengan menggunakan
pertumbuhan yang baik memberi variabel independen dan objek
tanda bagi perkembangan penelitian yang berbeda, diantaranya:
perusahaan. Dari sudut pandang 1. Penelitian Luciana Spica Almilia
investor, pertumbuhan suatu dan Emanuel Kristijadi (2003),
perusahaan merupakan tanda menguji pengaruh profit margin,
perusahaan memiliki aspek yang likuiditas, efisiensi operasi,
menguntungkan dan investor pun profitabilitas, financial leverage,
akan mengharapkan posisi kas, dan rasio pertumbuhan
perkembangan yang baik dari dalam memprediksi financial
tingkat pengembalian investasi distress. Hasil penelitiannya
yang dilakukan. menunjukkan bahwa seluruh rasio
Pertumbuhan perusahaan keuangan ini dapat digunakan dalam
dalam penelitian ini diproksikan memprediksi financial distress.
dengan rasio pertumbuhan Rasio-rasio yang paling dominan
penjualan (sales growth ratio). adalah profitabilitas, financial
Menurut Weston dan Copeland leverage, likuiditas dan
(1992) dalam Eko (2006:9), rasio pertumbuhan
pertumbuhan penjualan 2. Penelitian Ni Made Maya
mengukur seberapa baik Hardiyanti (2012), menguji
perusahaan mempertahankan pengaruh likuiditas, aktivitas,
posisi ekonominya baik dalam solvabilitas, profitabilitas, financial
industrinya maupun dalam leverage, dan pertumbuhan dalam
kegiatan ekonomi secara memprediksi financial distress.
keseluruhan. Perusahaan yang Hasil penelitiannya menunjukkan
mempunyai pertumbuhan bahwa semua rasio ini dapat
penjualan positif digunakan untuk memprediksi
mengindikasikan bahwa financial distress.
perusahaan dapat 3. Penelitian Atika, Darminto, dan Siti
mempertahankan posisi ekonomi Ragil Handayani (2013), menguji
dan kelangsungan hidupnya. pengaruh current ratio, profit
9
margin, debt ratio, current

10
liabilities to total asset, sales kemungkinan terjadinya kesulitan
growth, dan inventory turnover keuangan (financial distress) semakin
dalam memprediksi financial kecil.
distress. Hasil penelitiannya Rasio hutang merupakan rasio
menunjukkan bahwa current ratio yang digunakan untuk mengukur
berpengaruh negatif terhadap perbandingan antara total hutang
financial distress, debt ratio dengan total aset. Perusahaan yang
berpengaruh positif terhadap memiliki tingkat hutang yang lebih
financial distress, dan current besar akan lebih mudah mengalami
liabilities to total asset berpengaruh financial distress maupun
negatif terhadap financial distress. kebangkrutan jika dibandingkan
Profit margin, sales growth dan dengan perusahaan yang memiliki
inventory turnover tidak dapat hutang lebih sedikit, sebab semakin
digunakan untuk memprediksi besar jumlah hutang perusahaan akan
kondisi financial distress. menyebabkan semakin besar pula
Kerangka Konseptual kemungkinan perusahaan tidak dapat
Financial distress merupakan membayar hutang pokok dan
tahap terjadinya penurunan kondisi bunganya.
keuangan perusahaan, yang berawal Rasio pertumbuhan penjualan
dari kesulitan likuiditas yang dialami digunakan untuk mencerminkan
perusahaan, dan apabila dibiarkan pertumbuhan perusahaan. Rasio ini
berlarut-larut maka akan menyebabkan merupakan rasio untuk mengukur
kebangkrutan perusahaan. Informasi sejauhmana kemampuan perusahaan
mengenai financial distress suatu untuk meningkatkan penjualannya dari
perusahaan sangat penting untuk waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat
diketahui lebih awal agar financial pertumbuhan penjualan suatu
distress dapat diminimalisir sehingga perusahaan maka perusahaan tersebut
kebangkrutan perusahaan dapat berhasil dalam menjalankan strateginya
dihindari. Untuk mendeteksi financial dalam pemasaran dan penjualan
distress pada suatu perusahaan dapat produk, hal ini akan menurunkan
dilakukan dengan menggunakan rasio terjadinya financial distress.
keuangan perusahaan, antara lain Kerangka konseptual yang
adalah rasio aktivitas, leverage, dan melandasi hipotesis penelitian dapat
pertumbuhan perusahaan. dilihat pada Gambar 1. Kerangka
Rasio perputaran persediaan Konseptual (Lampiran).
merupakan rasio yang menunjukkan
Hipotesis
seberapa cepat perputaran persediaan
Sebagai jawaban sementara dari
dalam siklus produksi normal. Rasio ini
permasalahan yang dikemukakan
berguna untuk mengetahui kemampuan
sebelumnya serta mengacu pada kajian
perusahaan dalam mengelola
teori dan kerangka konseptual, maka
persediaan. Semakin besar rasio yang
dapat dirumuskan hipotesis sebagai
didapat maka semakin baik karena
berikut:
perusahaan semakin cepat mengubah
persediaannya menjadi kas sehingga
11
H1: Semakin tinggi aktivitas sebanyak 129 perusahaan.
perusahaan maka semakin
rendah probabilitas
perusahaan mengalami
financial distress.
H2: Semakin tinggi leverage
perusahaan maka semakin
tinggi probabilitas perusahaan
mengalami financial distress.
H3: Semakin tinggi pertumbuhan
perusahaan maka semakin
rendah probabilitas
perusahaan mengalami
financial distress.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian, maka penelitian ini
tergolong penelitian kausatif.
Penelitian kausatif berguna untuk
menganalisis pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lainnya. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat seberapa jauh
variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat. Dengan demikian, penelitian ini
menjelaskan dan menggambarkan
hubungan aktivitas, leverage, dan
pertumbuhan perusahaan sebagai
variabel independen dengan financial
distress sebagai variabel dependennya.

Populasi dan Sampel


Populasi adalah sekelompok
orang, kejadian, atau segala sesuatu
yang mempunyai karakteristik tertentu
yang dijadikan sebagai objek
penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan periode
penelitian tahun 2009 sampai dengan
tahun 2012. Perusahaan manufaktur
yang terdaftar sejak Januari 2009
hingga akhir tahun 2012 adalah
12
Sampel adalah sebagian atau informasi antara lain www.idx.co.id.
wakil populasi yang terpilih sebagai
sumber data dan dianggap dapat
menggambarkan populasi. Sampel
pada penelitian ini dipilih dengan
metode purposive sampling, dengan
berdasarkan pertimbangan (judgment
sampling) atau kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria-kriteria tersebut
adalah:
1) Perusahaan telah terdaftar di BEI
dari tanggal 1 Januari 2009
sampai dengan 31 Desember
2012.
2) Perusahaan yang mengalami laba
operasi negatif selama dua tahun
berturut-turut, serta perusahaan
yang tidak mengalami laba
operasi negatif selama dua tahun
berturut- turut.
3) Perusahaan menyampaikan data
secara lengkap selama periode
pengamatan tahun 2009-2012
berkaitan dengan variabel
aktivitas, leverage,
dan pertumbuhan.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka


diperoleh sampel sebanyak 77
perusahaan dari 129 perusahaan yang
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2009-2012, ditunjukkan dalam
Tabel 3. Daftar Perusahaan Sampel
(Lampiran).

Jenis Data dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data dokumenter,
yaitu data yang diperoleh dari
dokumen sehubungan dengan objek
penelitian, yang berupa laporan
keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun
2009-2012. Sumber data dalam
penelitian ini adalah data sekunder,
yang diperoleh dari berbagai sumber
13
Teknik Pengumpulan Data rasio ini diukur dengan rumus
Oleh karena penelitian ini sebagai berikut:
menggunakan jenis data dokumenter
dan sumber data sekunder, maka teknik IT =
pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dokumentasi. Dokumentasi b. Leverage (X2)
diakukan dengan melihat laporan Leverage diukur dengan
keuangan perusahaan sampel. menggunakan debt ratio.
Menurut Kasmir (2011:155),
Variabel Penelitian dan Pengukuran rasio ini diukur dengan rumus
Variabel sebagai berikut:
1. Variabel terikat/dependent (Y) Debt Ratio =
Varibel terikat adalah variabel yang
menjadi perhatian utama dalam c. Pertumbuhan Perusahaan (X3)
sebuah pengamatan. Variabel terikat Pertumbuhan perusahaan diukur
dalam penelitian ini adalah financial dengan menggunakan prosentase
distress. pertumbuhan penjualan. Menurut
Dalam penelitian ini perusahaan Luciana (2003), rasio ini diukur
dikatakan mengalami financial dengan rumus sebagai berikut:
distress jika selama dua tahun
berturut-turut mengalami laba
Sales Growth =
operasi bersih (net operating
income) negative. Menurut Luciana
(2003), untuk penentuan tahun Teknik Analisis Data
perusahaan yang mengalami 1. Metode Analisis Regresi Logistik
financial distress adalah tahun pada Dalam penelitian ini regresi
periode variabel X tahun peneliti-an logistik digunakan sebagai metode
dan setahun sebelum periode analisis untuk menguji hipotesis.
variabel X tahun penelitian. Analisis regresi logistik bertujuan
Variabel ini menggunakan variabel untuk memprediksi besar variabel
dummy dengan pengukuran: terikat terhadap masing-masing
1 (satu) = Perusahaan yang variabel bebas yang diketahui
mengalami nilainya. Menurut Imam (2012:333),
financial distress metode ini digunakan untuk
0 (nol) = Perusahaan yang tidak penelitian yang variabel bebas-nya
mengalami financial merupakan campuran antara
distress variabel kontinyu (metrik) dan
2. Variabel bebas/independent (X) kategorial (non-metrik) seperti
a. Aktivitas (X1) halnya dalam penelitian ini. Model
Aktivitas diukur dengan analisisnya adalah sebagai berikut:
menggunakan inventory = a0 - b1Activity + b2Leverage –
turnover. Menurut Sofyan b3Growth + εi
(2010:308),
14
Keterangan: bertujuan untuk menguji pengaruh
: Loan dari secara parsial antara variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan
perbandingan antara mengasumsikan variabel lain adalah
peluang financial konstan. Uji ini dilakukan untuk
distress dan peluang menguji apakah secara terpisah
non financial distress
variabel independen mampu
a : Konstanta menjelaskan variabel dependen secara
Activity : Koefisien regresi dari lebih baik, dengan rumus:
aktivitas
Leverage : Koefisien regresi dari T=
leverage
Growth : Koefisien regresi dari
Keterangan :
pertumbuhan
T : Nilai mutlak pengujian
perusahaan
: Koefisien regresi masing
ε : Error
masing variabel
: Standar error masing-masing
2. Langkah-Langkah Analisis variabel
a. Menilai kelayakan model regresi Jika thitung > ttabel maka hipotesis
Nilai goodnest of test yang diukur diterima
dengan nilai chi-square pada Jika thitung < ttabel maka hipotesis ditolak
bagian bawah uji Hosmer and Jika    maka hipotesis diterima
Lemeshow harus menunjukkan Jika    maka hipotesis ditolak
angka probabilitas > 0,05, artinya
tidak ada perbedaan yang nyata Dengan tingkat kepercayaan ( untuk
antara model dengan data. Hal ini pengujian hipotesis adalah 95% atau
berarti model regresi logistik (  
layak dipakai untuk analisis
selanjutnya. HASIL PENELITIAN DAN
b. Menilai keseluruhan model PEMBAHASAN
(overall model fit) Deskriptif Variabel Penelitian
Menilai keseluruhan model dari 1. Analisis Deskriptif
angka -2 log likelihood, dimana Jumlah sampel dalam penelitian
pada awal (block number = 0) ini adalah 77 perusahaan, dengan
angka -2 log likelihood harus periode waktu 2009-2012. Dari 77
turun pada block number = 1. perusahaan tersebut, pada tahun
Penurunan ini dimana likelihood 2009 terdapat 6 (7,8%) perusahaan
pada regresi logistik yang mengalami financial distress,
menunjukkan model regresi yang pada tahun 2010 terdapat 8 (10,4%)
lebih baik. perusahaan yang mengalami
financial distress, pada tahun 2011
Uji Hipotesis juga terdapat 9 (11,7%) perusahaan
Uji hipotesis dilakukan dengan yang mengalami financial distress,
menggunakan uji t, yaitu uji yang dan pada tahun 2012 terdapat 11
15
(14,3%) perusahaan yang dapat memperbaiki model maka
mengalami financial distress. digunakan statistik -2LogL. Pada
Rata-rata aktivitas perusahaan Block Number = 0 (Beginning
manufaktur relatif stabil selama Block) yaitu model pertama
periode yang diamati, yaitu 4,72 kali hanya dengan konstanta tanpa
pada tahun 2009, 5,00 kali pada adanya variabel bebas, diperoleh
tahun 2010, 5,08 kali pada tahun nilai -2 Log Likelihood sebesar
2011, dan 4,87 kali pada tahun 209,748. Tabel 9 dan tabel 10
2012. Rata-rata leverage perusahaan menunjukkan bahwa Block
manufaktur juga relatif stabil selama Number 0 sebesar 209,748 dan
periode 2009-2012, 0,59 pada tahun pada Block Number 1 turun
2009, 0,55 pada tahun 2010, 0,52 menjadi 182,126 dengan
pada tahun 2011, dan 0,53 pada demikian dapat disimpulkan
tahun 2012. Dari rata-rata ini dapat bahwa model regresi ini layak
dikatakan bahwa pendanaan digunakan.
perusahaan separuhnya dibiayai dari
utang. Sedangkan rata-rata c. Uji Koefisien Determinasi
pertumbuhan perusahaan Koefisien determinasi
berfluktuasi setiap tahunnya, pada digunakan untuk mengetahui
tahun 2009 sebesar -0,03, pada seberapa besar variabilitas
tahun 2010 sebesar 0,13, pada tahun variabel-variabel independen
2011 sebesar 0,17, dan pada tahun yang terdiri dari aktivitas,
2012 sebesar 0,12. leverage, dan pertumbuhan
perusahaan mampu memperjelas
2. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik variabilitas variabel dependen.
a. Uji Kelayakan Model Regresi Koefisien determinasi pada
Berdasarkan hosmer and regresi logistik dapat dilihat pada
lemeshow test pada tabel 8 nilai Nagelkarke R Square.
diperoleh nilai chi-square sebesar Tabel 11 menunjukkan nilai
6,306 dengan probabilitas Nagelkarke R Square sebesar
signifikansi 0,613 yang nilainya 0,174, yang berarti variabilitas
jauh di atas 0,05 (alpha). Hal ini variabel dependen yang dapat
berarti tidak adanya perbedaan dijelaskan oleh variabel
yang nyata antara model dengan independen adalah sebesar
data. Dengan demikian maka 17,4%, sisanya sebesar 82,6%
dapat disimpulkan bahwa model dijelaskan oleh variabilitas
regresi logistik layak dipakai variabel-variabel lain di luar
untuk analisis selanjutnya. model penelitian. Atau secara
bersama-sama variabel aktivitas,
b. Uji Keseluruhan Model
leverage, dan pertumbuhan
(Overall Model Fit)
perusahaan dapat menjelaskan
Selanjutnya untuk
prediksi financial distress sebesar
mengetahui apakah variabel
17,4%.
bebas yang ditambahkan ke
dalam model secara signifikan
16
d. Uji Analisis Regresi Logistik Variabel pertumbuhan
Persamaan regresi logistik perusahaan (X3), memiliki
dapat ditentukan berdasarkan koefisien regresi negatif sebesar
tabel hasil analisis regresi 1,593. Artinya jika variabel
logistik. Berdasarkan tabel 12, pertumbuhan perusahaan
maka diperoleh persamaan meningkat sebesar satu satuan
regresi logistik berikut ini: maka probabilitas financial
Y = -2,343 - 0,090 X1 + 1,171 X2 distress (Y) akan mengalami
– 1,593 X3 penurunan sebesar 1,593, dengan
Angka yang dihasilkan dari anggapan bahwa variabel lainnya
pengujian tersebut dapat tetap.
dijelaskan sebagai berikut:
Konstanta (a) Pengujian Hipotesis
Dari hasil uji analisis regresi a. Hipotesis pertama (semakin tinggi
logistik terlihat bahwa konstanta aktivitas perusahaan maka semakin
sebesar -2,343 menunjukkan rendah probabilitas perusahaan
bahwa tanpa adanya pengaruh mengalami financial distress)
dari variabel bebas yaitu aktivitas Aktivitas memiliki signifikansi
(X1), leverage (X2), dan sebesar 0,308 > 0,05, dan nilai wald
pertumbuhan perusahaan (X3), test menunjukkan angka 1,039 yang
maka probabilitas financial lebih kecil dibandingkan X2 tabel df
distress akan menurun sebesar 1 yaitu 3,841. Dengan demikian
2,343. berarti Ho diterima dan Ha ditolak,
Koefisien Regresi (b) X1 artinya aktivitas tidak mempunyai
Variabel aktivitas (X1) memiliki pengaruh yang signifikan dalam
koefisien regresi negatif sebesar memprediksi financial distress.
0,090. Artinya, jika variabel b. Hipotesis kedua (semakin tinggi
aktivitas meningkat sebesar leverage perusahaan maka semakin
1 satuan maka tinggi probabilitas perusahaan
probabilitas financial mengalami financial distress)
distress (Y) akan Leverage memiliki signifikansi
mengalami penurunan sebesar sebesar 0,000 < 0,05, dan nilai wald
0,090, dengan anggapan bahwa test menunjukkan angka 17,015
variabel bebas lainnya tetap. yang lebih besar dibandingkan X2
Koefisien Regresi (b) X2 tabel df 1 yaitu 3,841. Dengan
Variabel leverage (X2), memiliki demikian berarti Ho ditolak dan Ha
koefisien regresi positif sebesar diterima, artinya leverage
1,171. Artinya jika variabel mempunyai pengaruh yang
leverage meningkat sebesar satu signifikan dalam memprediksi
satuan maka probabilitas financial distress. Sehingga dapat
financial distress (Y) akan diambil kesimpulan, semakin tinggi
mengalami peningkatan sebesar leverage perusahaan maka semakin
1,171, dengan anggapan bahwa tinggi probabilitas perusahaan
variabel lainnya tetap. mengalami financial distress.
Koefisien Regresi (b) X3
17
c. Hipotesis ketiga (semakin tinggi dapat digunakan dalam memprediksi
pertumbuhan perusahaan maka financial distress, diantaranya yaitu
semakin rendah probabilitas penelitian Reno dan penelitian Atika
perusahaan mengalami financial (2013).
distress) Hasil penelitian ini tidak sesuai
Pertumbuhan perusahaan memiliki dengan teori yang dikemukakan
signifikansi sebesar 0,037 < 0,05, oleh Kasmir (2012:180), inventory
dan nilai wald test menunjukkan turnover yang tinggi menunjukkan
angka 4,345 yang lebih besar perusahaan bekerja secara efisien,
dibandingkan X2 tabel df 1 yaitu dan likuid persediaan semakin baik.
3,841. Dengan demikian berarti Ho Artinya, semakin tinggi inventory
ditolak dan Ha diterima, artinya turnover maka persediaan akan
pertumbuhan perusahaan cepat berubah menjadi uang kas.
mempunyai pengaruh yang Feri (2011:35) menyatakan bahwa
signifikan dalam memprediksi aktivitas yang semakin tinggi
financial distress. Sehingga dapat menunjukkan perputaran yang lebih
diambil kesimpulan, semakin tinggi baik, dan mengindikasikan aset yang
pertumbuhan perusahaan maka lebih sehat untuk memenuhi
semakin rendah probabilitas kewajiban lancarnya sehingga dapat
perusahaan mengalami financial meminimalisir terjadinya financial
distress. distress.
Implikasi dalam penelitian ini
PEMBAHASAN menunjukkan bahwa aktivitas tidak
1. Aktivitas memiliki pengaruh yang signifikan
Hasil uji regresi logistik dalam memprediksi financial
menunjukkan bahwa aktivitas tidak distress. Tidak signifikannya
memiliki pengaruh signifikan dalam pengaruh aktivitas dalam
memprediksi financial distress, memprediksi financial distress
dengan kata lain hipotesis pertama disebabkan oleh adanya beberapa
ditolak. Hasil penelitian ini tidak perusahaan sampel yang
sesuai dengan hasil penelitian yang peningkatan aktivitasnya tidak
dilakukan oleh Jiming dan Weiwei diikuti oleh penurunan financial
(2011) dalam Feri (2011:35), hasil distress. Menurut S. Pulliam (1997)
penelitiannya menunjukkan bahwa dalam Kieso (2008:401), apabila
aktivitas yang diproksikan dengan persediaan tumbuh lebih cepat
inventory turnover berpengaruh daripada penjualan, laba akan jatuh.
negatif dan signifikan terhadap Maksudnya adalah ketika penjualan
terjadinya financial distress. perusahaan melambat sementara
Namun, hasil penelitian ini sesuai persediaan terus tumbuh, biasanya
dengan beberapa penelitian akan terjadi penurunan harga.
terdahulu yang menyatakan bahwa Penurunan harga ini pada akhirnya
aktivitas tidak memiliki pengaruh akan menyebabkan pendapatan
signifikan dalam memprediksi penjualan dan laba menjadi lebih
financial distress sehingga tidak rendah.
18
2. Leverage Dengan tingginya leverage maka
Hasil uji regresi logistik resiko yang dihadapi perusahaan
menunjukkan bahwa leverage juga besar terkait dengan biaya
memiliki pengaruh signifikan dan tetap, yaitu pokok pinjaman dan
positif dalam memprediksi financial biaya bunga. Selain itu leverage
distress, dengan kata lain hipotesis yang tinggi mencerminkan jumlah
kedua diterima. Hasil penelitian ini aset yang dimiliki perusahaan tidak
sesuai dengan hasil penelitian Atika mampu menjamin utang yang
(2013) yang menunjukkan bahwa dimiliki perusahaan, sehingga
leverage yang diproksikan dengan probabilitas perusahaan akan
debt ratio berpengaruh positif mengalami financial distress
terhadap kondisi financial distress. semakin besar.
Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan hasil penelitian Reno, 3. Pertumbuhan Perusahaan
Ferdian, Luciana (2003), Ika Hasil uji regresi logistik
(2011), Ni Made (2012) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan
menyatakan bahwa leverage dapat perusahaan memiliki pengaruh
digunakan dalam memprediksi signifikan dan negatif dalam
financial distress. memprediksi financial distress,
Hasil penelitian ini sesuai dengan kata lain hipotesis ketiga
dengan teori yang dikemukakan diterima. Hasil penelitian ini sesuai
oleh Kasmir (2012:156), hasil dengan hasil penelitian Ika (2011)
pengukuran leverage yang tinggi yang menunjukkan bahwa
menunjukkan semakin banyaknya pertumbuhan perusahaan memiliki
pendanaan dengan utang. Lalu pengaruh negatif terhadap kondisi
menurut Jiming dan Wei Wei (2011) financial distress perusahaan. Hasil
dalam Meilinda (2012:8), semakin penelitian ini juga sesuai dengan
besar kegiatan perusahaan yang hasil penelitian Reno, Luciana
dibiayai oleh utang semakin besar (2003), Ni Made (2012).
pula kemungkinan terjadinya Menurut Wahyu (2009:112),
kondisi financial distress, akibat semakin tinggi tingkat pertumbuhan
semakin besar kewajiban penjualan suatu perusahaan maka
perusahaan untuk membayar utang perusahaan tersebut berhasil
tersebut. menjalankan strateginya dalam hal
Implikasi dalam penelitian ini pemasaran dan penjualan produk.
menunjukkan bahwa leverage Hal ini berarti semakin besar pula
memiliki pengaruh dalam laba yang akan diperoleh
memprediksi financial distress. perusahaan dari penjualan tersebut.
Secara umum, rata-rata leverage Sebuah perusahaan dengan
perusahaan manufaktur periode pertumbuhan penjualan yang positif
2009-2012 adalah 0,55 atau 55%. mempunyai kecenderungan untuk
Dari rata-rata ini dapat dikatakan dapat mempertahankan
bahwa pendanaan perusahaan kelangsungan usahanya dan
separuhnya dibiayai dari utang. menurunkan potensi terjadinya
19
kondisi financial distress. periode 2009-2012. Berarti semakin
Sebaliknya pertumbuhan penjualan tinggi leverage, maka probabilitas
yang negatif mencerminkan perusahaan mengalami financial
terjadinya financial distress pada distress semakin besar.
suatu perusahaan. 3. Pertumbuhan perusahaan
Implikasi dalam penelitian ini mempunyai pengaruh negatif dan
menunjukkan bahwa pertumbuhan signifikan dalam memprediksi
perusahaan memiliki pengaruh financial distress pada perusahaan
dalam memprediksi financial manufaktur yang terdaftar di Bursa
distress. Rata-rata pertumbuhan Efek Indonesia periode 2009-2012.
perusahaan manufaktur periode Dengan demikian, semakin tinggi
2009-2012 berfluktuasi setiap pertumbuhan perusahaan, maka
tahunnya, namun secara umum rata- probabilitas perusahaan mengalami
rata pertumbuhan per tahun financial distress semakin kecil.
menunjukkan nilai yang positif.
Pertumbuhan perusahaan Keterbatasan Penelitian
manufaktur yang positif Penelitian ini memiliki beberapa
menunjukkan perusahaan keterbatasan, adapun keterbatasan
manufaktur mampu menjaga dalam penelitian ini adalah:
kestabilan penjualan, serta 1. Penelitian ini hanya menggunakan
mempunyai kecendrungan dapat tiga variabel independen, yaitu
mempertahankan kelangsungan aktivitas, leverage, dan
usahanya di tengah kondisi pertumbuhan perusahaan, sehingga
perekonomian, sehingga dapat model dalam penelitian ini hanya
menurunkan potensi terjadinya mampu menjelaskan variasi dalam
kondisi financial distress. variabel dependen sebesar 17,4%.
Hal ini menunjukkan bahwa
PENUTUP kemampuan variabel-variabel
Kesimpulan independen dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian dan amat terbatas dalam menjelaskan
pembahasan pada bab sebelumnya, variasi variabel dependen.
maka dapat diambil kesimpulan 2. Proksi yang digunakan dalam
sebagai berikut: mengukur aktivitas, leverage, dan
1. Aktivitas tidak mempunyai pertumbuhan perusahaan dalam
pengaruh yang signifikan dalam penelitian ini masing-masing hanya
memprediksi financial distress pada satu proksi, yaitu inventory turnover
perusahaan manufaktur yang untuk aktivitas, debt ratio untuk
terdaftar di Bursa Efek Indonesia leverage, dan sales growth untuk
periode 2009-2012. pertumbuhan perusahaan, sedangkan
2. Leverage mempunyai pengaruh masih banyak proksi lain yang dapat
positif dan signifikan dalam digunakan. Proksi lain tersebut
memprediksi financial distress pada misalnya total asset turnover untuk
perusahaan manufaktur yang aktivitas, debt to equity ratio untuk
terdaftar di Bursa Efek Indonesia leverage, dan pertumbuhan laba
20
bersih dibagi total aktiva untuk Property, Tbk yang Go Public di
pertumbuhan perusahaan. PT. Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi. Universitas Pembangunan
Saran Nasional “Veteran”.
Adapun saran-saran yang dapat Atika, Darminto, dan Siti Ragil
peneliti berikan sehubungan dengan Handayani. 2013. “Pengaruh
penelitian ini adalah sebagai berikut: Beberapa Rasio Keuangan
1. Bagi perusahaan, hendaknya terhadap Prediksi Kondisi
penelitian ini dapat digunakan untuk Financial Distress”. Jurnal
melakukan tindakan-tindakan Administrasi Bisnis. Vol. 1, No. 2.
pencegahan supaya perusahaan Hlm. 1-11.
terhindar dari financial distress, dan Bursa Efek Indonesia.
apabila perusahaan telah terlanjur http://www.idx.co.id. (diakses
terindikasi mengalami financial pada 6 Januari 2013).
distress maka tindakan perbaikan Chalendra Prasetya Agusti. 2013.
dapat segera dilakukan. “Analisis Faktor yang
2. Bagi investor, sebaiknya penelitian Mempengaruhi Kemungkinan
ini dapat menjadi pertimbangan Terjadinya Financial Distress”.
dalam mengambil keputusan yang Skripsi. Universitas Diponegoro.
tepat untuk berinvestasi. Christanty A. I. Pattinasarany. 2010.
3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti “Analisis Rasio Keuangan untuk
menyarankan agar menggunakan Memprediksi Kondisi Financial
ataupun menambah proksi lain Distress pada Perusahaan Go-
untuk mewakili rasio-rasio Public”. Skripsi. Sekolah Tinggi
keuangan yang digunakan. Misalnya Ilmu Ekonomi Perbanas.
total asset turnover untuk aktivitas, David Saerang, dan Winston Pontoh.
debt to equity ratio untuk leverage, 2011. “Analisis Pengaruh Tingkat
dan pertumbuhan laba bersih dibagi Pengembalian Aktiva terhadap
total aktiva untuk pertumbuhan Harga Saham Perusahaan di Bursa
perusahaan. Efek Indonesia”. Jurnal Riset
Akuntansi dan Auditing Goodwill.
DAFTAR PUSTAKA Vol. 2, No. 2, ISSN: 2088-8899.
Adelita Shanti Rachmawati. 2011. Hlm. 3-17.
“Pengaruh Aktiva Tetap Tak Eko Budi Setyarno, Indira J, dan
Berwujud (Intangible Assets) Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas
terhadap Financial Distress”. Audit, Kondisi Keuangan
Skripsi. Universitas Indonesia. Perusahaan, Opini Audit Tahun
Ardina Nuresa. 2013. “Pengaruh Sebelumnya, Pertumbuhan
Efektivitas Komite Audit terhadap Perusahaan terhadap Opini Audit
Financial Distress”. Skripsi. Going Concern”. Simposium
Universitas Diponegoro. Nasional Akuntansi IX. Hlm. 1-25.
Arie Ardianie. 2010. “Pengaruh Rasio Eli Safrida. 2008. “Pengaruh Struktur
Keuangan terhadap Financial Modal dan Pertumbuhan
Distress PT. Indonesian Paradise Perusahaan terhadap Nilai
21
Perusahaan pada Perusahaan Hendra S. Raharja Putra. 2009.
Manufaktur di Bursa Efek Manajemen Keuangan dan
Jakarta”. Tesis. Universitas Akuntansi Untuk Eksekutif
Sumatera Utara. Perusahaan. Jakarta: Salemba
Endang Afriyeni. 2012. “Model Empat.
Prediksi Financial Distress Hendrianto. 2012. “Tingkat Kesulitan
Perusahaan”. Polibisnis. Vol. 4, Keuangan Perusahaan dan
No. 2, ISSN: 1858–3717. Hlm. 1- Konservatisme Akuntansi di
10. Indonesia”. Jurnal Ilmiah
Evanny Indri Hapsari. 2012. “Kekuatan Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1, No.
Rasio Keuangan dalam 3. Hlm. 62-66.
Memprediksi Kondisi Financial Hery. 2012. Akuntansi Keuangan
Distress Perusahaan Manufaktur di Menengah I. Jakarta: Bumi
BEI”. Jurnal Dinamika Aksara.
Manajemen. Vol. 3, No. 2, ISSN: Indonesia Capital Market Directory.
2337-5434. Hlm. 101-109. 2010.
Ferdian Kustianto, dan Winarno. Ika Yuanita. 2011. “Prediksi Financial
. “Pengaruh Leverage, Distress dalam Industri Textile dan
Laba, Arus Kas Operasi dan Garment”. Jurnal Akuntansi dan
Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen. Vol. 6, No. 2, ISSN:
Financial Distress pada 1858-3687. Hlm. 101-119.
Perusahaan Manufaktur yang Imam Ghozali. 2012. Aplikasi Analisis
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Multivariate dengan Program IBM
Periode 2007-2010”. Jurnal SPSS 20. Semarang: Badan
Manajemen Bisnis Indonesia. Vol. Penerbit Universitas Diponegoro.
1, Edisi II. Hlm. 1-6. Imam Mas’ud, dan Reva Maymi
Feri Dwi Ardiyanto. 2011. “Prediksi Srengga. 2012. “Analisis Rasio
Rasio Keuangan terhadap Kondisi Keuangan untuk Memprediksi
Financial Distress Perusahaan Kondisi Financial Distress
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Perusahaan Manufaktur yang
Periode 2005-2009”. Skripsi. Terdaftar di Bursa Efek
Universitas Diponegoro. Indonesia”. Jurnal Akuntansi
Ghiyats Furqan Dewantara, dkk. 2012. Universitas Jember. Vol. 10, No.
“Teori Positif, Kebijakan 2. Hlm. 139-154.
Akuntansi dan Disclosure” Indra Bastian. 2010. Akuntansi Sektor
Makalah. Pendidikan Profesi Publik. Yogyakarta: Erlangga.
Akuntansi, Universitas Gajah Jeany Clarensia, Sri Rahayu, dan Nur
Mada. Azizah. 2012. “Pengaruh
Haryetti. 2010. “Analisis Financial Likuiditas, Profitabilitas,
Distress untuk Memprediksi Pertumbuhan Penjualan, dan
Risiko Kebangkrutan Perusahaan”. Kebijakan Dividen terhadap Harga
Jurnal Ekonomi. Vol. 18, No. 2. Saham”. Jurnal Akuntansi dan
Hlm. 23-35. Keuangan. Vol. 1, No. 1. Hlm. 72-
88.
22
Jenny Morasa, dan Lidia Mawikere. No. 1, ISSN: 1907 – 0640. Hlm. 1-
2011. “Analisis Pengaruh Laba per 16.
Saham terhadap Harga Saham Made Sura Ambara Jaya, Luh Mei
Perusahaan di Bursa Efek Wahyuni, dan I Made Dwi WP.
Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi 2013. “Pengaruh Rasio Likuiditas,
dan Auditing Goodwill. Vol. 2, No. Profitabilitas, dan Aktivitas
2, ISSN: 2088-8899. Hlm. 68-85. Terhadap Financial Distress pada
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Industri Pakaian Jadi dan Produk
Keuangan. Jakarta: PT Tekstil Lainnya yang Terdaftar di
RajaGrafindo Persada. Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-
Keown, Arthur J. et al. 2008. 2010”. Jurnal Bisnis dan
Manajemen Keuangan: Prinsip dan Kewirausahaan. Vol. 9, No. 1.
Penerapan. Edisi Kesepuluh. Hlm. 56-67.
Jakarta: PT Indeks. Mamduh M. Hanafi, Abdul Halim.
Khaira Amalia Fachrudin. 2008. 2007. Analisis Laporan Keuangan.
“Faktor-Faktor yang Edisi 3. Yogyakarta: Sekolah
Meningkatkan Peluang Survive Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.
Perusahaan Kesulitan Keuangan”. Margaretta Fanny, dan Sylvia Saputra.
Jurnal Manajemen Bisnis. Vol. 1, 2005. “Opini Audit Going
No. 1, ISSN: 1978-8339. Hlm. 1-9. Concern: Kajian Berdasarkan
Kieso, Donald, E., Jerry J. Weygantd, Model Prediksi Kebangkrutan,
Terry D. Warfield. 2008. Pertumbuhan Perusahaan, dan
Akuntansi Intermediate. Jakarta: Reputasi Kantor Akuntan Publik”.
Erlangga. Simposium Nasional Akuntansi
Luciana Spica Almilia, dan Emanuel VIII. Hlm. 966-978.
Kristijadi. 2003. ”Analisis Rasio Meilinda Triwahyuningtyas. 2012.
Keuangan untuk Memprediksi “Analisis Pengaruh Struktur
Kondisi Financial Distress Kepemilikan, Ukuran Dewan,
Perusahaan Manufaktur yang Komisaris Independen, Likuiditas
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. dan Leverage Terhadap Terjadinya
Jurnal Akuntansi dan Auditing Kondisi Financial Distress”.
Indonesia (JAAI). Vol. 7, No. 2, Skripsi. Universitas Diponegoro.
ISSN: 1410 – 2420. Hlm. 1-27. Ni Made Maya Hardiyanti. 2012.
Luciana Spica Almilia. 2004. “Analisis “Analisis Rasio Keuangan dalam
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Memprediksi Financial Distress
Kondisi Financial Distress Suatu Perusahaan Manufaktur yang
Perusahaan yang Terdaftar di Terdaftar di Bursa Efek
Bursa Efek Jakarta”. JRAI. Vol. 7, Indonesia”. Artikel Ilmiah. Sekolah
No. 1. Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Luciana Spica Almilia. 2006. “Reaksi R Rulick Setyahadi. 2012. “Pengaruh
Pasar dan Efek Intra Industri Probabilitas Kebangkrutan pada
Pengumuman Financial Distress”. Audit Delay”. Tesis. Universitas
Jurnal Ekono – Insentif. Vol. 1, Udayana.

23
Rayenda K Brahmana. 2007.
“Identifying Financial Distress
Condition in Indonesia
Manufacture Industry”.
Birmingham Business School,
University of Birmingham United
Kingdom. Hlm. 1-19.
Reno Furqon Kusumawardana, dan Siti
Aisjah. . “Analisis Rasio
Keuangan untuk Memprediksi
Financial Distress”. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya.
Hlm. 1-14.
Rowland Bismark Fernando Pasaribu.
2008. “Penggunaan Binary Logit
Untuk Prediksi Financial Distress
Emiten di BEI”. Jurnal Ekonomi
Bisnis & Akuntansi Ventura. Vol.
11, No. 2. Hlm. 153-172.
Sari Atmini. 2005. “Manfaat Laba dan
Arus Kas untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress pada
Perusahaan Textile Mill Products
dan Apparel and Other Textile
Products yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta”. Simposium Nasional
Akuntansi VIII. Hlm. 460-474.
Scott, William R. 2009. “Financial
Accounting Theory”. Toronto,
Ontario: Pearson Prentice Hall.
Sofyan Syafri Harahap. 2010. Analisa
Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wahyu Widarjo, dan Doddy Setiawan.
2009. “Pengaruh Rasio Keuangan
terhadap Kondisi Financial
Distress Perusahaan Otomotif”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.
11, No. 2. Hlm. 107-119.

24
LAMPIRAN

Aktivitas

Leverage Prediksi Financial Distress

Pertumbuhan Perusahaan

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Tabel 3
Daftar Perusahaan Sampel
No Nama Perusahaan Sub Sektor
1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Cement
2 Holcim Indonesia Tbk Cement
3 Semen Indonesia Tbk Cement
4 Asahimas Flat Glass Tbk Ceramic, Glass, Porcelain
5 Arwana Citra Mulia Tbk Ceramic, Glass, Porcelain
6 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk Ceramic, Glass, Porcelain
7 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Ceramic, Glass, Porcelain
8 Mulia Industrindo Tbk Ceramic, Glass, Porcelain
9 Surya Toto Indonesia Tbk Ceramic, Glass, Porcelain
10 Alumindo Light Metal Industry Tbk Metal and Allied Products
11 Betonjaya Manunggal Tbk Metal and Allied Products
12 Indal Aluminium Industry Tbk Metal and Allied Products
13 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk Metal and Allied Products
14 Jaya Pari Steel Tbk Metal and Allied Products
15 KMI Wire and Cable Tbk Metal and Allied Products
16 Lion Metal Works Tbk Metal and Allied Products

25
17 Lionmesh Prima Tbk Metal and Allied Products
18 Pelangi Indah Canindo Tbk Metal and Allied Products
19 Budi Starch & Sweetener Tbk Chemicals
20 Duta Pertiwi Nusantara Tbk Chemicals
21 Ekadharma International Tbk Chemicals
22 Intanwijaya International Tbk Chemicals
23 Indo Acidatama Tbk Chemicals
24 Argha Karya Prima Industry Tbk Plastics & Packaging
25 Asiaplast Industries Tbk Plastics & Packaging
26 Berlina Tbk Plastics & Packaging
27 Champion Pasific Indonesia Tbk Plastics & Packaging
28 Sekawan Intipratama Tbk Plastics & Packaging
29 Siwani Makmur Tbk Plastics & Packaging
30 Trias Sentosa Tbk Plastics & Packaging
31 Yanaprima Hastapersada Tbk Plastics & Packaging
32 Charoen Pokphand Indonesia Tbk Animal Feed
33 Japfa Comfeed Indonesia Tbk Animal Feed
34 Malindo Feedmili Tbk Animal Feed
35 Siearad Produce Tbk Animal Feed
36 Sumalindo Lestari Jaya Global Tbk Wood Industries
Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Pulp & Paper
37
Tbk
38 Astra International Tbk Automotive & Components
39 Argo Pantes Tbk Textile, Garment
40 APAC Citra Centertex Tbk Textile, Garment
41 Pan Brothers Tbk Textile, Garment
42 Roda Vivatex Tbk Textile, Garment
43 Ricky Putra Globalindo Tbk Textile, Garment
44 Sunson Textile Manufacturer Tbk Textile, Garment
45 Sepatu Bata Tbk Footwear
46 Primarindo Asia Infrastructure Tbk Footwear
47 Jembo Cable Company Tbk Cable
48 Voksel Electric Tbk Cable
49 Darya-Varia Laboratoria Tbk Others Miscellaneous Industry
50 Eratex Djaja Tbk Others Miscellaneous Industry
51 Panasia Indosyntec Tbk Others Miscellaneous Industry
52 Indofarma Tbk Others Miscellaneous Industry

26
53 Merck Tbk Others Miscellaneous Industry
54 Pyridam Farma Tbk Others Miscellaneous Industry
55 Schering Plough Indonesia Tbk Others Miscellaneous Industry
56 Thaisho Pharmaceutical Indonesia Tbk Others Miscellaneous Industry
57 Tempo Scan Pasific Tbk Others Miscellaneous Industry
58 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Food and Beverages
59 Davomas Abadi Tbk Food and Beverages
60 Delta Djakarta Tbk Food and Beverages
61 Indofood Sukses Makmur Tbk Food and Beverages
62 Multi Bintang Indonesia Tbk Food and Beverages
63 Mayora Indah Tbk Food and Beverages
64 Prashida Aneka Niaga Tbk Food and Beverages
65 Sekar Laut Tbk Food and Beverages
66 Siantar Top Tbk Food and Beverages
67 Ultrajaya Milk Industry Tbk Food and Beverages
68 Gudang Garam Tbk Tobacco Manufacturers
69 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Tobacco Manufacturers
70 Kimia Farma (Persero) Tbk Pharmaceuticals
71 Kalbe Farma Tbk Pharmaceuticals
72 Mustika Ratu Tbk Cosmetics and Household
73 Mandom Indonesia Tbk Cosmetics and Household
74 Unilever Indonesia Tbk Cosmetics and Household
75 Kedawung Setia Industrial Tbk Houseware
76 Kedaung Indah Can Tbk Houseware
77 Langgeng Makmur Industry Tbk Houseware

Tabel 8
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 6.306 8 .613
Sumber: Data Olahan SPSS (2014)

27
Tabel 9
Block 0: Beginning
Block Iteration
Historya,b,c

-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant
Step 0 1 219.989 -1.571
2 210.011 -2.027
3 209.748 -2.117
4 209.748 -2.120
5 209.748 -2.120
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 209,748
c. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than
,001.
Sumber: Data Olahan SPSS (2014)

Tabel 10
Block 1: Method Enter
Iteration Historya,b,c,d

-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant X1 X2 X3
Step 1 1 201.171 -1.810 -.029 .776 -.478
2 183.663 -2.332 -.060 1.080 -1.112
3 182.151 -2.432 -.084 1.161 -1.538
4 182.126 -2.434 -.089 1.171 -1.592
5 182.126 -2.434 -.090 1.171 -1.593
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 209,748
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Sumber: Data Olahan SPSS (2014)
28
Tabel 11
Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
1 182.126a .086 .174
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: Data Olahan SPSS (2014)

Tabel 12
Hasil Uji Analisis Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a X1 -.090 .088 1.039 1 .308 .914
X2 1.171 .284 17.015 1 .000 3.224
X3 -1.593 .764 4.345 1 .037 .203
Constant -2.343 .481 25.648 1 .000 .088
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.
Sumber: Data Olahan SPSS (2014)

29

Anda mungkin juga menyukai