Anda di halaman 1dari 10

Jurnal READ (Researc h of Empowerment and Development)

http://jos.unsoed.ac.id/index.php/read
e-ISSN: 2745-4746
Vol. 1 No. 2 Oktober 2020: 56-65
DOI: https://doi.org/10.20884/1.read.2020.1.2.3477

Analisis Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial Distress pada Perusahaan


Manufaktur

Sita Dewi Riyanti1


1Magister Akuntansi, Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman
E-mail: sita.riyanti@mhs.unsoed.ac.id

Abstract
Bankruptcy does not just happen but starts from financial difficulties and liquidation, which is commonly
referred to as financial distress. In predicting financial distress, measurements can be made with specific ratios.
This study aims to examine the role of financial ratios in predicting financial distress. The sample consists of 24
manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange. The data used are the 2013-2016 financial
statements. The 2015-2016 financial reports are used as determinants of financial distress, and the 2013-2014
reports are the data processed in this study. Logistic regression is an analytical tool used to test hypotheses. In
this case, the financial ratios of the Altman model and the financial ratios of cash flows will be used to predict the
company's financial distress. The results of this study indicate that the ratio of EBITTA, WCTA, RETA, CFOTA has
a significant negative effect in predicting financial distress. Meanwhile, the MVETL and SATA financial ratios
have no effect in predicting the company's financial distress. The classification power of prediction accuracy in
this research model is 83.3%.
Keywords: financial distress, financial ratios, earning per share

Abstrak
Kebangkrutan tidak terjadi begitu saja, namun dimulai dari kesulitan keuangan dan likuidasi yang biasa disebut
dengan kondisi financial distress. Dalam memprediksi financial distress, dapat dilakukan pengukuran dengan
rasio-rasio tertentu. Penelitian ini bertujuan menguji peran dari rasio keuangan terhadap prediksi kondisi
financial distress. Sampel terdiri dari 24 perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia. Data yang
digunakan adalah laporan keuangan tahun 2013-2016. Laporan keuangan tahun 2015-2016 dijadikan sebagai
penentu terjadinya financial distress, dan laporan tahun 2013-2014 merupakan data yang diolah dalam
penelitian ini. Regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini,
rasio keuangan dari model Altman dan rasio keuangan dari arus kas akan digunakan untuk memprediksi
financial distress perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio EBITTA, WCTA, RETA, CFOTA
berpengaruh negatif secara signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress. Sedangkan rasio keuangan
MVETL dan SATA tidak berpengaruh dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Daya klasifikasi
ketepatan prediksi pada model penelitian ini adalah 83,3%.
Kata kunci: financial distress, rasio keuangan, earning per share.

Pendahuluan mempertahankan bisnisnya. Akan tetapi,


tidak banyak perusahaan yang sanggup
Perekonomian saat ini mengalami
bertahan dalam persaingan. Banyak
kelemahan dan rawan terjadi kesulitan
perusahaan yang mengalami financial distress
keuangan (financial distress), sehingga
dan berujung pada kebangkrutan. Financial
mempengaruhi kondisi dan kinerja
distress adalah tahap penurunan situasi
perusahaan yang mendorong perusahaan
pendanaan yang terjadi sebelum perusahaan
harus bertahan dalam persaingan demi
dinyatakan bangkrut atau mengalami

56
Analisis Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial … Sita Dewi Riyanti

kebangkrutan maupun likuidasi (Assaji & minimnya investasi, serta menimbulkan


Machmuddah, 2019). terjadinya PHK.
Kebangkrutan perusahaan tidak terjadi Pada tahun 2015, terdapat dua
secara tiba-tiba, kebangkrutan dimulai dari perusahaan manufaktur yang mengalami
kesulitan keuangan perusahaan dan likuidasi delisting, yaitu : PT.Davomas Abadi, Tbk
dalam jangka pendek yang dianggap sebagai (DAVO) dan PT.Unitex, Tbk (UNTX). Pada
kondisi financial distress ringan hingga ada kasus Davo, Bursa Efek memberlakukan
pada pernyataan kebangkrutan yang proses delisting paksa karena
dianggap sebagai financial distress terberat keberlangsungan usaha yang
(Assaji & Machmuddah, 2019). Kebangkrutan mengkhawatirkan. Davo listing di bursa efek
merupakan suatu peristiwa yang dapat sejak 1994 dan resmi dikeluarkan oleh BEI
terjadi karena kondisi perekonomian yang pada Januari 2015. Pada kasus UNTX yang
kurang mendukung dan sebab lainya delisting pada Desember 2015 dikarenakan
(Winaya et al., 2020). Oleh karena itu, akibat kerugian operasional yang dialami
diperlukan alat untuk mendeteksi potensi perusahaan selama beberapa tahun terakhir
kebangkrutan yang dialami perusahaan. yang mengakibatkan ekuitas didalam neraca
Dalam memprediksi financial distress, dapat menjadi negatif (www.sahamok.com).
menggunakan pengukuran rasio-rasio Penelitian ini bertujuan untuk menguji
tertentu (Waqas & Md-rus, 2018). Analisis Z- pengaruh beberapa rasio keuangan pada
Score digunakan untuk mengukur atau kondisi financial distress. Rasio yang akan
memprediksi kebangkrutan dengan tingkat digunakan dalam penelitian ini adalah
ketepatan dan keakuratan yang relative working capital to total asset, retained
dapat dipercaya (Patunrui & Yati, 2017). earning to total asset, earning before interest
Rasio keuangan banyak digunakan untuk and tax to total asset, market value equity to
dianalisis dan selanjutnya menjadi model book value of total debt, sales to total asset
prediksi kebangkrutan. Arus kas merupakan dan cash flow from operating to total asset.
laporan yang memberikan informasi yang Penelitian ini menggabungkan rasio dari
relevan mengenai penerimaan dan model Altman dan rasio arus kas. EPS
pengeluaran kas dalam periode waktu (Earning Per Share) negatif digunakan untuk
tertentu (Nailufar et al., 2018). Sehingga rasio menentukan kriteria perusahaan yang
arus kas dapat digunakan untuk mengalami financial distress dan analisis
memprediksi kondisi financial distress. regresi untuk memeriksa hubungan rasio
Fenomena financial distress perusahaan keuangan perusahaan dan financial distress
terjadi ketika peningkatan harga minyak itu sendiri.
dunia yang mengejutkan pada tahun 2005 Rumusan masalah pada penelitian ini
dan menyebabkan pemerintah Indonesia adalah bagaimanakah pengaruh working
mengurangi subsidi untuk harga minyak capital to total asset, retained earning to total
lokal. Hal itu membuat biaya produksi asset, earning before interest and tax to total
meningkat dan akhirnya profitabilitas asset, market value equity to book value of
perusahaan menurun. Fenomena lain total debt, sales to total asset dan cash flow
Financial distress adalah terjadinya krisis from operating to total asset terhadap
ekonomi yang mengacu pada perubahan financial distress perusahaan manufaktur
drastis pada perekonomian pada periode satu dan dua tahun sebelum
(bernasnew.com). Krisis ekonomi pernah financial distress? Penelitian ini diharapkan
terjadi di Indonesia pada tahun 2008-2009 dapat membantu manajemen dan investor
yang dipicu oleh krisis keuangan di AS pada dalam membuat kebijakan dan dapat
tahun 2007 (bernasnews.com). Kemudian mengambil keputusan dari informasi yang
krisis ekonomi yang diakibatkan oleh dihasilkan.
pandemi Covid-19. Krisis tersebut
menyebabkan perekonomian runtuh karena Financial Distress

57
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:56-65

Financial distress adalah keadaan di f. Modal perusahaan (equity) mendekati


mana perusahaan memiliki arus kas yang nol atau bahkan negative.
tidak cukup untuk memenuhi kewajiban Terdapat beberapa definisi kesulitan
hutangnya (Ashraf & Elisabete, 2019). Efek keuangan menurut tipenya, yaitu (1)
dari financial distress dapat dideteksi terlebih Economic failure adalah kondisi saat
dahulu dengan menyaksikan penurunan nilai pendapatan perusahaan tidak cukup untuk
perusahaan sebelum default perusahaan saat menutupi total biaya termasuk biaya modal.
ini (Ashraf & Elisabete, 2019). Sejumlah (2) Business failure adalah kondisi bisnis
peneliti memanfaatkan kondisi financial yang menghentikan operasinya karena
distress yang berbeda berdasarkan tanda- mengalami kerugian. (3) Technical insolvency
tanda peringatan dini. Chen (1983) keadaan ketika perusahaan tidak dapat
mengkategorikan perusahaan berdasarkan memenuhi kewajiban lancarnya ketika jatuh
tiga keadaan financial distress, financial tempo. (4) Insolvency in bankruptcy terjadi
imbalance, dan kebangkrutan (Ashraf & ketika nilai buku hutang perusahaan
Elisabete, 2019). melebihi nilai pasar aset saat ini. (5) Legal
Financial distress dapat terjadi karena banckruptcy adalah keadaan ketika
adanya pengaruh dari dalam perusahaan perusahaan dikatakan mengalami
sendiri (internal) maupun dari eksternal kebangkrutan secara hukum apabila
perusahaan (Cahyani & Diantini, 2016). perusahaan tersebut mengajukan tuntutan
Financial distress ialah keadaan kesulitan secara resmi sesuai dengan undang-undang
pada keuangan yang dialami perusahaan yang berlaku (Krusita & Wiagustini, 2019).
akibat dari arus kas keluar perusahaan lebih Tiga faktor penyebab financial distress
besar daripada arus kas masuknya (Krusita & (kesulitan keuangan) ditinjau dari aspek
Wiagustini, 2019). Financial distress keuangan perusahaan yaitu ketidakcukupan
menyebabkan perusahaan tidak dapat modal, kekurangan dana dan besarnya beban
memenuhi kewajibannya, sehingga apabila hutang dan bunga dan mengalami kerugian
kondisi ini tidak diatasi maka perusahaan (Krusita & Wiagustini, 2019).
tersebut akan mengalami kebangkrutan. Laporan Keuangan dan Rasio Keuangan
Financial distress merupakan suatu kondisi Laporan keuangan merupakan suatu
kesulitan keuangan dalam perusahaan instrument yang didalamnya terdapat
berupa penuruan perolehan laba, informasi kinerja dan posisi keuangan dari
ketidakmampuan perusahaan dalam suatu perusahaan. Informasi yang
melunasi hutang serta kewajiban yang terkandung dalam laporan keuangan
disajikan berdasarkan laporan keuangan tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh
dengan membandingkan laporan keuangan pihak–pihak yang berkepentingan seperti
periode sebelumnya (Krusita & Wiagustini, investor, kreditor, pemerintah, dan pihak–
2019). pihak lainnya dalam pengambilan keputusan
Suatu perusahaan bisa dikatakan (Paulalengan & Dwi Ratnadi, 2019). Laporan
mengalami financial distress bila terdapat keuangan mencerminkan manajemen
indikasi seperti berikut (Nailufar et al., perusahaan dan pengambilan keputusan
2018): yang baik. Dari laporan keuangan kita dapat
a. Menurunnya deviden dan penutupan
menilai kondisi perusahaan melalui rasio-
usaha karena meningkatnya biaya rasio keuangan yang dimiliki oleh
operasi dan menurunya penjualan. perusahaan tersebut, apakah perusahaan
b. Rugi yang terus menerus untuk beberapa tersebut dalam kondisi baik atau dalam
periode yang berurutan. kondisi financial distress. Laporan keuangan
c. Adanya pemutusan hubungan kerja akan lebih bermanfaat jika informasi yang
(PHK) terdapat dalam laporan keuangan dapat
d. Mundurnya para eksekutif perusahaan. digunakan untuk memprediksi apa yang
e. Merosotnya harga saham di pasar modal.

58
Analisis Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial … Sita Dewi Riyanti

akan terjadi di masa depan (Winaya et al., Penelitian lain yang dilakukan oleh
2020). Almamy et,.al (2016) menambahkan variabel
Laporan keuangan pada hakekatnya arus kas dalam model Z-Score untuk
menjadi acuan bagi pihak internal maupun meningkatkan keakuratan prediksi model.
eksternal perusahaan dalam menilai kinerja Studi tersebut menemukan bahwa rasio arus
keuangan perusahaan pada kurun waktu kas bila dikombinasikan dengan model Z-
tertentu (Assaji & Machmuddah, 2019). Score sangat signifikan dalam memprediksi
Rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk Kesehatan perusahaan di Inggris. laporan
menganalisis laporan keuangan sebagai tolok arus kas dapat membantu para pemakainya
ukur kinerja keuangan perusahaan pada untuk melihat bagaimana saldo kas dan
kemungkinan terjadinya financial distress setara kas dalam neraca perusahaan berubah
atau bahkan kebangkrutan. Rasio keuangan dari awal hingga akhir periode akuntansi dan
merupakan indikator yang berguna untuk apa artinya perubahan tersebut bagi
mengukur kinerja dan situasi keuangan perusahaan, apakah menunjukan prestasi
perusahaan (Khan & Raj, 2020). Kondisi positif atau negatif (Nailufar et al., 2018).
kesulitan operasi dan keuangan perusahaan Laporan arus kas merupakan sumber kas dan
menjadi subjek yang sangat rentan terhadap penggunaan kas selama satu periode.
analisis rasio keuangan (Assaji & Laporan arus kas disajikan untuk tujuan
Machmuddah, 2019). Hal tersebut merujuk menyediakan informasi yang dapat
pada adanya hubungan erat antara rasio membantu investor maupun kreditor
keuangan terhadap prediksi financial mengenai jumlah arus kas yang mungkin
distress. didistribusikan pada waktu yang akan datang
Beberapa penelitian dilakukan mengenai dalam bentuk deviden maupun bunga atau
financial distress yang meninjau manfaat dari pembayaran pokok Kembali. Laporan arus
rasio keuangan sebagai alat deteksi kas juga dapat membantu dalam
perusahaan yang tepat. Salah satu penelitian mengevaluasi resiko (Nailufar et al., 2018).
yang menelaah kegunaan analisis rasio Dalam penyajianya, laporan arus kas dibagi
keuangan sebagai prediksi financial distress dalam tiga kategori, yaitu:
dilakukan oleh Altman pada tahun 2000 1. Kas yang berasal dari atau digunakan
dengan model Z-Score yaitu penentuan score untuk kegiatan operasional.
dari hasil perhitungan standar akun-akun 2. Kas yang berasal dari atau digunakan
keuangan yang memungkinkan mengalami untuk kegiatan investasi.
kebangkrutan (Assaji & Machmuddah, 2019). 3. Kas yang berasal dari atau digunakan
Model Altman (1968) memberikan tiga untuk kegiatan pendanaan.
kategori prediksinya yaitu kondisi financial Laporan arus kas yang akan digunakan
distress, grey area, dan non-financial distress. dalam penelitian ini adalah arus kas dari
Perusahaan dalam keadaan bangkrut kegiatan operasional (Cash Flow from
dengan skor kurang atau sama dengan -0,02 Operatings to Total Assets/CFOTA).
(Z ≤ -0,02), dalam keadaan tidak bangkrut Cash Flow from Operatings to Total Assets
adalah lebih atau sama dengan 0,01 (Z ≥ menggambarkan kemampuan perusahaan
0,01) (Sunarji & Sufyani, 2017). Perusahaan dalam menghasilkan arus kasnya melalui
yang memiliki skor diantara batas atas dan aset yang dimiliki. Pada penelitian yang
batas bawah dikategorikan berada pada grey dilakukan oleh Nailufar et al. (2018)
area (Primasari, 2018). Terdapat lima rasio menunjukkan hasil bahwa rasio ini
dalam model Altman Z-Score yaitu Working berpengaruh terhadap financial distress.
Capital to Tota Assets (WCTA), Retained Almilia (2003) juga menyatakan bahwa cash
Earning to Total Asset (RETA), Earning Before flow from operating to total assets dapat
Interest Tax to Total Asset (EBITTA), Market digunakan untuk memprediksi kondisi
Value of Equity to Total Liabilities (MVETL) financial distress.
dan Sales to Total Asset (SATA).

59
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:56-65

Earning Per Share Metode Penelitian


Laba per lembar saham (earning per Penelitian ini menggunakan metode
share/EPS) adalah laba yang didapatkan dari Analisis deskriptif dengan pendekatan
tiap lembar saham. Umumnya perhitungan kuantitatif. Populasi yang digunakan
EPS sudah tersaji dalam perhitungan laba sebanyak 130 perusahaan manufaktur yang
rugi di dalam laporan keuangan suatu yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
perusahaan. Data earning per share (EPS) Sedangkan pemilihan sampel dalam
banyak digunakan untuk mengevaluasi penelitian ini menggunakan metode Slovin
kinerja operasi dan profitabilitas perusahaan untuk mendapatkan sampel yang
(Cahyani & Diantini, 2016). Data tersebut representatif. Dari metode slovin didapatkan
terutama digunakan oleh pemegang saham. 24 sampel perusahaan. Sampel tersebut
Beberapa penelitian menyatakan bahwa dibagi menjadi kategori perusahaan financial
Earning Per Share (EPS) berhubungan erat distress dan perusahaan non-financial
dengan financial distress. Perusahaan yang distress.
mengalami financial distress ditandai dengan
Kriteria perusahaan yang mengalami
perusahaan yang memiliki EPS negatif financial distress adalah perusahaan yang
selama dua tahun berturut-turut (Cahyani & mengalami Earning per Share (EPS) negatif
Diantini, 2016). Prasetiono (2011) selama dua tahun berturut-turut dan
menggunakan Earning Per Share (EPS) perusahaan yang mengalami Earning per
negative selama beberapa tahun untuk Share positif dua tahun berturut-turut untuk
penentuan kondisi financial distress kriteria perusahaan non-financial distress
perusahaan. Fitriyah dan Hariyati (2013) (Prasetiono, 2011). Sampel-sampel tersebut
juga menyatakan bahwa perusahaan yang nantinya akan dianalisis dua kali, yaitu satu
mengalami financial distress yaitu tahun dan dua tahun sebelum terjadinya
perusahaan yang memiliki Earning Per Share financial distress. Data tahun 2013-2014
(EPS) negative dua tahun berturut-turut. digunakan untuk memprediksi financial
Berdasarkan penjelasan dan temuan- distress tahun 2015-2016.
temuan tersebut di atas, maka hipotesis dari Data yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian ini adalah: adalah data sekunder, yaitu data yang
1. H1: Earning Before Interest and Tax to diperoleh dari pihak lain yang berupa
Total Asset (EBITTA) berpengaruh laporan publikasi (Nailufar et al., 2018). Data
negative terhadap financial distress tersebut berupa laporan keuangan periode
perusahaan. 2013-2016 dari 24 perusahaan manufaktur
2. H2: Working Capital to Total Asset yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(WCTA) berpengaruh negative terhadap Penelitian ini diawali dengan melakukan
financial distress perusahaan. telaah Pustaka, eksplorasi dan mengkaji
3. H3: Market Value of Equity to Book Value berbagai literatur jurnal. Teknik
of Total Liablity (MVTL) berpengaruh pengumpulan data penelitian ini
negative terhadap financial distress menggunakan metode studi pustaka dan
perusahaan. metode dokumentasi. Alat bantu yang
4. H4: Retainer Earning to Total Asset digunakan adalah dengan menganalisis rasio
(RETA) berpengaruh negatif terhadap
keuangan untuk tujuan memprediksi kondisi
financial distress perusahaan. financial distress.
5. H5: Sales to Totaal Asset (SATA) Alat analisis dalam penelitian ini adalah
berpengaruh negatif terhadap financial analisis regresi logistik dengan menggunakan
distress perusahaan. spss. Model regresi logistik yang digunakan
6. H6: Cash Flow From Operating to Total untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
Asset (CFOTA) berpengaruh negatif merujuk pada penelitian Prasetiono (2011)
terhadap financial distress perusahaan. serta Adi et al (2015) yaitu:

60
Analisis Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial … Sita Dewi Riyanti

Ln
P
1−p
= b0 + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + Uji Multikolinearitas
b5 x5 + b6 x6 Multikolinearitas adalah situasi yang
P/(1-p) = status kegagalan perusahaan/ menunjukkan adanya korelasi atau hubungan
probabilitas perusahaan mengalami kuat antara dua variabel atau lebih dalam
financial distress, p (perusahaan sebuah model regresi berganda. Variabel
tidak bermasalah), 1-p (perusahaan
bermasalah). independen dikatakan terjadi
b_0 = konstanta multikolinearitas apabila nilai standard error
b_1-b_6 = koefisien regresi variabel > 1, atau dengan melihat nilai tolerance dan
independen Variance Inflating Factor (VIF). Jika nilai
x_1-x_6 = rasio keuangan. Tolerance < 0,1 dan VIF > 10 maka dapat
diindikasikan adanya multikolinearitas.
Hasil dan Pembahasan Untuk hasil uji multikolinearitas dari
penelitian ini bisa dilihat pada tabel dibawah
Hasil Analisis Data ini:
Pengujian statistik dilakukan untuk
memberikan deskripsi variable - variabel Tabel 2. Uji Multikolinearitas pada dua tahun
dalam penelitian. variabel dependen sebelum financial distress
penelitian ini berupa variabel dummy yaitu Collinearity Statistics
financial distress sedangkan variabel Model
Tolerance VIF
independennya diukur dengan skala rasio
1 (Constant)
yang tidak perlu asumsi normalitas data.
EBITTA 0,402 2.487
Dalam hal ini apakah financial distress dapat
diprediksikan dengan variabel seperti WCTA 0,511 1.956
earning before interest and tax, working MVTL 0,524 1.908
capital to total asset, book value equity to RETA 0,503 1.989
total liability, retained earning by total asset, SATA 0,717 1.395
sales to total asset, dan cash flow from
CFOTA 0,696 1.438
operating to total asset. Pengujian statistik
Sumber: Output Spss 22
deskriptif dalam penelitian ini menggunakan
spss. Tabel 3. Uji Multikolinearitas pada satu tahun
sebelum financial distress
Tabel 1. Descriptive Statistics
Collinearity Statistics
Std. Model
X N Skewness Tolerance VIF
Deviation
(1) EBITTA 48 0,472 0,796 1 (Constant)
(2) WCTA 48 0,341 -1563 EBITTA 0,301 3.319
(3) MVTL 48 0,194 0,35 WCTA 0,637 1.570
(4) RETA 48 0,097 1586 MVTL 0,647 1.545
(5) SATA 48 0,632 1087 RETA 0,359 1.989
(6) CFOTA 48 0,106 1739
SATA 0,875 1.143
Valid N (listwise) 48 CFOTA 0,612 1.635
Sumber : Output SPSS 22 Sumber: Output Spss 22

Tabel 1 menunjukkan hasil dari analisis Pada tabel 2 dan tabel 3 menunjukkan
deskriptif 48 observasi. Dari hasil tersebut bahwa keenam variabel independen memiliki
menunjukkan bahwa rasio skweness keenam nilai toleran yang mendekati angka 1 dan
variabel berada diantara nilai 2,00 sampai lebih dari 0,1. Sedangkan nilai VIF keenam
dengan 2,00 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut memiliki nilai
data tersebut terdistribusi secara normal. VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa

61
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:56-65

antar variable independen tidak terjadi Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,730
multikolinearitas, dengan begitu variabel- atau 73,0% pada dua tahun sebelum financial
variabel independen tersebut dapat distress dan pada satu tahun sebelum
digunakan dalam model penelitian. financial distress naik menjadi 0,758 atau
75,8%. Ini artinya bahwa kemampuan
Analisis Regresi variabel independent dalam menjelaskan
Dalam pengujian ini, jumlah kasus variabel dependen pada satu dan dua tahun
regresi yang dimasukkan dalam analisis sebelum financial distress masing-masing
regresi adalah 24 sampel yang akan sebesar 75,8% dan 73,0% sedangkan sisanya
dianalisis dua kali yaitu satu tahun dan dua adalah faktor lain di luar model.
tahun sebelum financial distress. Regresi
logistik digunakan karena variabel Regresi Logistik
dependennya berupa variabel dummy (non Tabel 7. Koefisien regresi pada satu tahun
metric) atau dapat diukur dengan skala sebelum terjadinya Financial distress
nominal (kualitatif). Sedangkan variabel Variables in the Equation
independennya diukur dengan skala rasio B Sig.
yang tidak perlu asumsi normalitas data. EBITTA -6,214 0,015
Tabel 4. Hasil Case Processing Summary
WCTA -14,591 0,019
Unweighted Casesa N Percent MVTL -0,929 0,530
Included in Step
24 100.0 RETA -6,759 0,048
Analysis 1a
Selected SATA 0,096 0,431
Cases Missing Cases 0 0.0 CFOTA -7,931 0,031
Total 24 100.0 Constant 2,248 0,255
Unselected Cases 0 0.0 Sumber : Output Spss
Total 24 100.0
Sumber: Output Spss 22
Tabel 8. Koefisien regresi pada dua tahun
sebelum terjadinya Financial distress
Dari tabel di atas, jika dilihat dari Variables in the Equation
presentasenya sampel tersebut 100% layak B Sig.
untuk diolah dengan regresi logistic. Pada EBITTA -13,91 0,014
hasil Omnibus Tests of Model Coefisients WCTA -15,27 0,005
dengan signifikansi sebesar 0,005 atau P < MVTL -0,884 0,302
0,05 menunjukkan bahwa model dinyatakan Step
RETA -7,64 0,034
FIT. 1a
SATA 0,112 0,948
Koefisien Determinan (Cox & Snell R
CFOTA -8,069 0,021
square dan Nagelkerke R square)
Tabel 5. Model summary pada satu tahun Constant 0,886 0,654
sebelum financial distress Sumber: Output Spss

Step -2 Log likelihood Nagelkerke R Square Hipotesis pertama memiliki tanda


koefisien regresi yang konsisten dan
1 12.275a 0,758 signifikan pada satu dan dua tahun sebelum
Sumber: Output Spss 22 financial distress dengan nilai signifikansi
sebesar 0,015 dan 0,014 (<0,05). Hasil
Tabel 6. Model summary pada dua tahun tersebut menunjukkan bahwa tinggi
sebelum financial distress rendahnya rasio ini berpengaruh terhadap
Step -2 Log likelihood Nagelkerke R Square terjadinya financial distress. Dari hasil
tersebut maka hipotesis pertama (H1)
1 13.351a 0,73
diterima.
Sumber: Output Spss 22

62
Analisis Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial … Sita Dewi Riyanti

Hipotesis kedua menunjukkan tanda pada angka 0,031 dan 0,021. Tanda negatif
koefisien regresi yang konsisten dan yang sesuai dengan hipotesis menunjukkan
berpengaruh signifikan pada satu dan dua bahwa apabila rasio dari arus kas rendah
tahun sebelum financial distress. Hal ini dapat maka akan terjadi financial distress pada
dilihat pada nilai signifikansi sebesar 0,019 periode tahun status. Dengan demikian
dan 0,005 (<0,05). Tanda negative yang hipotesis keenam (H6) diterima.
sesuai dengan hipotesis menunjukkan bahwa Persamaan yang terbentuk dari hasil
apabila WCTA rendah maka akan terjadi analisis regresi sebagai berikut:
financial distress pada periode tahun status. Y = 2,248 – 6,214EBITTA – 14,591WCTA –
Dengan demikian hipotesis kedua (H2) 6,759RETA – 7,931CFOTA .................(1)
diterima.
Hipotesis ketiga memiliki tanda koefisien dan
Y = 0,886 – 13,910EBITTA – 15,270WCTA –
regresi yang konsisten namun tidak
7,640RETA - 8,069CFOTA .................(2)
signifikan pada satu dan dua tahun sebelum
financial distress. Nilai signifikansi lebih Pada persamaan 1 yaitu pada satu tahun
besar dari 0,05 (> 0,05) pada satu dan dua sebelum financial distress nilai konstanta
tahun sebelum financial distress, masing- sebesar 2,248 mempunyai arti bahwa jika
masing nilai signifikansi yakni menunjukkan variabel-variabel independen dianggap nol,
angka 0,530 dan 0,302. Berdasarkan hasil maka probabilitas perusahaan mengalami
tersebut dapat disimpulkan bahwa tinggi financial distress akan mengalami penurunan
rendahnya MVTL tidak mempengaruhi sebesar 2,248. Pada persamaan 2 yaitu pada
terjadinya financial distress. Maka untuk dua tahun sebelum financial distress nilai
hipotesis ketiga (H3) ditolak. konstanta sebesar 0,886 ini artinya jika
Hipotesis keempat memiliki tanda variabel-variabel independen dianggap nol,
koefisien regresi yang konsisten dan maka probabilitas perusahaan mengalami
berpengaruh terhadap terjadinya financial financial distress menurun sebesar 0,886.
distress. Nilai signifikansi pada satu dan dua Pada persamaan 1 Koefisien EBITTA
tahun sebelum financial distress kurang dari sebesar 6,214, koefisien WCTA sebesar
0,05 (< 0,05) yakni 0,048 dan 0,034. Tanda 14,591, koefisien RETA sebesar 6,759 dan
negatif pada koefisien beta menunjukkan koefisien CFOTA sebesar 7,931 yang masing-
bahwa tinggi rendahnya nilai RETA dapat masing mempunyai hubungan negatif. Pada
mempengaruhi terjadinya financial distress. persamaan 2 Koefisien EBITTA sebesar
Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 13,910, koefisien WCTA sebesar 15,270,
keempat (H4) diterima. koefisien RETA sebesar 7,640 dan koefisien
Hipotesis kelima memiliki tanda CFOTA sebesar 8,069 masing-masing
koefisein regresi yang tidak konsisten dan mempunyai hubungan negatif. Artinya
tidak signifikan pada satu dan dua tahun semakin rendah rasio (EBITTA), (WCTA),
sebelum financial distress dengan nilai (RETA) dan (CFOTA) pada perusahaan maka
signifikansi 0,431 dan 0,948. Keduanya semakin tinggi probabilitas perusahaan
memiliki nilai signifikansi melebihi 0,05 (> mengalami financial distress.
0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa besar Dari hasil penelitian tersebut, maka
kecilnya rasio ini tidak dapat menentukan dilakukan uji ketepatan prediksi klasifikasi
kemungkinan terjadinya financial distress yang disajikan dalam tabel 9.
perusahaan. Maka pada pengujian ini, Pada tabel 9 menunjukkan nilai overall
hipotesis kelima (H5) ditolak. pencentage sebesar 83,3% yang artinya
Hipotesis keenam memiliki tanda ketepatan prediksi model penelitian ini
koefisien regresi yang konsisten dan adalah 83,3%.
signifikan pada satu dan dua tahun sebelum
financial distress. Keduanya memiliki nilai
signifikan kurang dari 0,05 (<0,05) yaitu

63
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:56-65

Tabel 9. Ketepatan prediksi klasifikasi Sedangkan variabel Market Value of


Classification Tablea
Equity to book value of Total Liability (MVTL)
berpengaruh negatif namun tidak signifikan
Predicted
karena data masa lalu pada pasar modal
Observed Fd
Percentage tidak dapat digunakan untuk memprediksi
Non-
Fd Correct harga dimasa mendatang, akibatnya
Fd
informasi pasar tidak menunjukkan
Non-
Financial 13 2 86.7 informasi yang sesungguhnya dan data
Fd Distress perusahaan tidak langsung mempengaruhi
Step 1 Financial harga pasarnya. Sales to Total Asset (SATA)
2 7 77.8
Distress
Overall tidak berpengaruh terhadap financial distress
83.3
Percentage karena penjualan yang tinggi tidak menjamin
Sumber: Output Spss 22 perusahaan tidak mengalami financial
distress. Perputaran asset yang tinggi juga
Simpulan memerlukan modal kerja dan kas yang tinggi.
Dari hasil pembahasan pada penelitian Daya klasifikasi untuk ketepatan prediksi
ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisa pada model ini sebesar 83,3% sedangkan
data untuk periode satu dan dua tahun sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di
sebelum financial distress variabel yang luar model.
berpengaruh negatif signifikan pada periode Dalam memprediksi kondisi financial
satu tahun sebelum financial distress (t-1) distress sebaiknya dilakukan jauh sebelum
maupun dua tahun sebelum financial distress terjadinya financial distress, hal ini
(t-2) adalah variabel Earning Before Interest dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
Tax to Total Asset (EBITTA), Working Capital kebangkrutan. Untuk penelitian selanjutnya
to Total Asset (WCTA), Retained Earning to sebaiknya melakukan periode prediksi lebih
Total Asset (RETA), dan Cash flow from dari dua tahun sebelum terjadinya financial
Operating activities to Total Asset (CFOTA). distress untuk mendapatkan kemampuan
prediksi yang lebih baik.

Daftar Pustaka Cahyani, D. M., & Diantini, N. N. A. (2016).


Peranan Good Corporate Governance
Adi, S. W., Intan, A., & Rahmawati, E. (2015).
Dalam Memprediksi Financial Distress.
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP
Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi
KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA
Bisnis Dan Kewirausahaan, 10(2), 144.
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
https://doi.org/10.24843/matrik:jmbk.
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
2016.v10.i02.p05
TAHUN 2008-2013. 315–326.
Khan, M. M., & Raj, K. B. (2020). LIQUIDITY-
Ashraf, S., & Elisabete, G. S. F. (2019). Do
PROFITABILITY ANALYSIS &
Traditional Financial Distress Prediction
PREDICTION OF BANKRUPTCY- A STUDY
Models Predict the Early Warning Signs of
OF SELECT TELECOM COMPANIES. 7(3),
Financial Distress ? 2005.
307–316.
https://doi.org/10.3390/jrfm12020055
Krusita, N. W. Y., & Wiagustini, N. L. P. (2019).
Assaji, J. P., & Machmuddah, Z. (2019). Rasio
Prediksi Financial Distress
Keuangan Dan Prediksi Financial
Menggunakan Model Zmijewski Dan
Distress. Jurnal Penelitan Ekonomi Dan
Model Grover Pada Perusahaan Migas Di
Bisnis, 2(2), 58–67.
https://doi.org/10.33633/jpeb.v2i2.204 Bei. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 8(5), 2891.
2
https://doi.org/10.24843/ejmunud.201
9.v08.i05.p11

64
Analisis Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial … Sita Dewi Riyanti

Nailufar, F., Sufitrayati, & Badaruddin. Economics & Finance Predicting


(2018). Pengaruh Laba dan Arus Kas financial distress : Importance of
Terhadap Kondisi Financial Distress accounting and firm-specific market
Pada Perusahaan Non Bank Yang variables for Pakistan ’ s listed firms
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Predicting financial distress :
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi Importance of accounting and firm-
(JENSI), 2(2), 147–162. specific market variables for Pakistan ’ s
listed firms. Cogent Economics & Finance,
Patunrui, K. I. A., & Yati, S. (2017). Analisis
6(1), 1–16.
Penilaian Financial Distress
Menggunakan Model Altman ( Z- Score ) https://doi.org/10.1080/23322039.201
Pada Perusahaan Farmasi Yang 8.1545739
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Winaya, G. Y., Rm, K. M., Ayu, I. G., Budiasih,
Periode 2013-2015. Jurnal Akuntansi, N., & Wiratmaja, I. D. N. (2020). Analysis
Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 5(1), of Altman Z-Score and Zmijewski
55–71. Bankruptcy Prediction in
Paulalengan, A. J., & Dwi Ratnadi, N. M. Telecommunication Sub-Sectors
(2019). Pengaruh Financial Distress, Registered in Indonesia Stock Exchange in
Umur Perusahaan, dan Good Corporate 2016-2018. 1, 313–322.
Governance pada Kecepatan Publikasi Almilia, L.S., & Kristijadi. (2003). Analisis
Laporan Keuangan Tahunan. E-Jurnal Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Akuntansi, 27, 2010. Kondisi Financial Distress Perusahaan
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v27. Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Jurnal
i03.p14 Akuntansi dan Auditing Indonesia, 7(2),
Prasetiono, F. D. A. (2011). FINANCIAL 183-206.
DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Fitriyah, I., & Hariyati. (2013). Pengaruh
Jurnal Dinamika Ekonomi Dan Bisnis, 8, Rasio keuangan Terhadap Financial
1–14. Distress Pada Perusahaan Properti dan
Real Estate. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(3).
Primasari, N. S. (2018). ANALISIS ALTMAN Z-
SCORE, GROVER SCORE, SPRINGATE, Almamy, J., Aston, J. & Ngwa, L.N. (2016). An
DAN ZMIJEWSKI SEBAGAI SIGNALING Evalution of Altman's Z-score Using Cash
FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris Flow Rato to Predict Corporate Failure
Industri Barang-Barang Konsumsi di Amid The Recent Financial Crisis:
Indonesia). Accounting and Management Evidence From The UK. Journal of
Journal, 1(1), 23–43. Corporate Finance, 36, 278-285. ISSN
https://doi.org/10.33086/amj.v1i1.70 0929-1199.
https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2015.
Sunarji, A., & Sufyani, M. (2017). Rasio
12.009
Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi
Financial Distress Perusahaan Tekstil https://www.sahamok.net/emiten/saham-
Dan Garmen. Jurnal Riset Bisnis Dan delisting/
Manajemen, 10(2), 11. https://www.idx.co.id/perusahaan-
https://doi.org/10.23969/jrbm.v10i2.4 tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/
45
https://bernasnews.com/krisis-
Waqas, H., & Md-rus, R. (2018). Cogent ekonomi/Tedy-Kartyadi/

65

Anda mungkin juga menyukai