Anda di halaman 1dari 3

STANDARISASI PENGUKURAN LAPANGAN

A. PENGUKURAN POLIGON UTAMA

▪ Pengukuran polygon utama menggunakan alat ukur total station yang mempunyai ketelitian
pembacaan terkecilnya 1 detik.

▪ Pengukuran Panjang sisi polygon diusahakan memiliki jarak yang relative jauh ( minimal
50m).

▪ Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (<60˚).

▪ Toleransi kesalahan penutup sudut maksimum adalah 10” (N=Jumlah titik poligon).

▪ Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (Dimungkinkan melakukan kesalahan
pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km).

B. PENGUKURAN POLIGON CABANG

▪ Pengukuran Sudut dan dajak menggunakan alat yang sama dengan pengukuran polygon
utama.

▪ Poligon cabang dibuat setiap jarak kurang lebih 50 meter.

▪ Pengukuran dikaitkan dengan polygon utama.

▪ Toleransi kesalahan penutup sudut maksimum 20” (N= Total dari semua titik).

▪ Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5000.

▪ Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm (D= Jumlah Panjang jarak pengukuran
dalam KM). Kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm .

▪ Sudut arah polygon cabang menggunakan azimuth pada polygon utama.

C. PENGUKURAN BEDA TINGGI

▪ KKV diukur dengan metode waterpasing.

▪ Jalur pengukuran waterpasing harus melalui semua patok polygon.

▪ Alat ukur WP yang digunakan jenus automatic level.

▪ Dilakukan kalibrasi alat ukur.

▪ Pengukuran dilakukan pulang pergi.

▪ Pengukuran tiap slag alat WP selalu berdiri di tengah kedua rambu ukur.

▪ Selisih antara beda tinggi hasil pengukuran pergi dan pulang dalam tiap seksi harus 8mm
(D=Panjang seksi dalam satuan km).
D. PENGUKURAN SITUASI

▪ Akurasi alat yang digunakan minimal 30”.

▪ Setiap akan melakukan pengukurat alat dikalibrasi.

▪ Pengukuran diikatkan dengan polygon utama atau polygon cabang.

▪ Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan. maksimal
50 meter.

▪ Jumlah detil unsur situasi diukur dan dipertimbangkan terhadap bentuk unsur.

E. PENGUKURAN PENAMPANG MELINTANG DAN MEMANJANG

▪ Alat yang digunakan memiliki ketelitian 30”.

▪ Target prisma yang digunakan harus memiiki tinggi interval yang benar.

▪ Alat harus dilakukan kalibrasi.

▪ Jumlah dan kerapatan letak detail yang diukur harus dipertimbangkan terhadap skala
gambar penampang melintang.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, 2016, . Pengukuran Situasi,
Memanjang, Melintang dan Pengenalan GPS, Jakarta.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, 2017, . Modul Pengukuran
Topografi Bendungan, Jakarta.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, 2017, . Modul Pengukuran
Topografi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT), Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai