Standarisasi Pengukuran Lapangan
Standarisasi Pengukuran Lapangan
▪ Pengukuran polygon utama menggunakan alat ukur total station yang mempunyai ketelitian
pembacaan terkecilnya 1 detik.
▪ Pengukuran Panjang sisi polygon diusahakan memiliki jarak yang relative jauh ( minimal
50m).
▪ Toleransi kesalahan penutup sudut maksimum adalah 10” (N=Jumlah titik poligon).
▪ Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (Dimungkinkan melakukan kesalahan
pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km).
▪ Pengukuran Sudut dan dajak menggunakan alat yang sama dengan pengukuran polygon
utama.
▪ Toleransi kesalahan penutup sudut maksimum 20” (N= Total dari semua titik).
▪ Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm (D= Jumlah Panjang jarak pengukuran
dalam KM). Kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm .
▪ Pengukuran tiap slag alat WP selalu berdiri di tengah kedua rambu ukur.
▪ Selisih antara beda tinggi hasil pengukuran pergi dan pulang dalam tiap seksi harus 8mm
(D=Panjang seksi dalam satuan km).
D. PENGUKURAN SITUASI
▪ Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan. maksimal
50 meter.
▪ Jumlah detil unsur situasi diukur dan dipertimbangkan terhadap bentuk unsur.
▪ Target prisma yang digunakan harus memiiki tinggi interval yang benar.
▪ Jumlah dan kerapatan letak detail yang diukur harus dipertimbangkan terhadap skala
gambar penampang melintang.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, 2016, . Pengukuran Situasi,
Memanjang, Melintang dan Pengenalan GPS, Jakarta.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, 2017, . Modul Pengukuran
Topografi Bendungan, Jakarta.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, 2017, . Modul Pengukuran
Topografi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT), Jakarta.