Anda di halaman 1dari 2

S

troke adalah penyebab


kematian utama di Indonesia. Berdasarkan data Sample Registration System (SRS) tahun 2014, stroke
memegang 21,1% dari seluruh penyebab kematian untuk semua kelompok umur. Risiko penyakit stroke
terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia.
Di negara kita, jumlah penderita stroke berdasarkan kelompok umur adalah: 2,6‰ pada usia 15-24 tahun;
3,9‰ pada usia 25-34 tahun; 6,4‰ pada usia 35-44 tahun; 16,7‰ pada usia 45-54 tahun; 33,0‰ pada usia 55-
64 tahun; 46,1‰ pada usia 65-74 tahun & 67,0‰ untuk usia lebih dari 75 tahun.
Definisi Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak sebagai akibat terputusnya pasokan darah ke
otak baik oleh karena penyumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah (bukan oleh karena trauma). Ketika
pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak akan mulai mati. Oleh
karena itu, semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun semakin kecil bahkan kematian bisa
dihindari.
Stroke menurut Jenisnya
Berdasarkan penyebabnya stroke dibagi menjadi dua yaitu
stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi
jika pasokan darah berhenti akibat sumbatan pembuluh darah
sedangkan stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah yang
memasok darah ke otak pecah. Ada juga yang disebut TIA
(Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan. TIA terjadi
ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat
yang biasanya diawali dengan gejala pusing, penglihatan
ganda, tubuh secara mendadak terasa lemas, dan sulit bicara.
Meski hanya sesaat, tetap harus ditangani secara serius.
Karena hal ini biasanya merupakan peringatan akan datangnya serangan stroke berat.
Faktor risiko stroke
Semua orang berisiko terkena stroke. Namun, risiko lebih tinggi terjadi pada seseorang dengan usia lebih tua,
mereka yang memiliki riwayat stroke atau keluarga terkena stroke, seseorang dengan ras kulit berwarna dan pada
laki-laki lebih berisiko dibanding wanita.
Gaya hidup yang tidak sehat serta beberapa penyakit tidak menular juga meningkatkan risiko stroke seperti darah
tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, penyakit gula, kegemukan (obesitas), merokok, konsumsi alkohol, dan
penyalahgunaan obat.
Cegah stroke dengan
perilaku CERDIK
Stroke dan penyakit tidak menular lainnya dapat
dicegah dengan meningkatkan gaya hidup sehat
dengan prilaku “CERDIK”, yaitu:
Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok,
Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang,
Istirahat cukup, dan Kelola stres.

CERDIK adalah upaya kesehatan berbasis masyarakat yang 


dikembangkan Direktorat P2PTM Kemenkes RI dalam wadah
Posbindu PTM  yang dibina oleh 4.820 puskesmas di seluruh
Indonesia.
Kenali dengan cepat gejala stroke
Stroke adalah penyakit yang berbahaya, seseorang yang merasakan gejala atau tanda stroke tidak boleh
meremehkan keluhan yang dialami dan harus segera ke Rumah Sakit. Anjuran ini juga diperuntukkan bagi mereka
yang menjumpai kerabat atau rekannya menunjukan gejala dan tanda stroke. Penanganan dini stroke dapat
mengurangi risiko kematian atau kecacatan permanen pada pasien.
Direktorat P2PTM Kemenkes RI telah menyusun alat penilaian sederhana untuk mengenali stroke yaitu
“SEGERA KE RS.”

Periode emas penanganan stroke


Periode emas adalah waktu yang sangat bergharga untuk peanganan Stroke, yaitu kurang dari 4,5 jam sejak
pertama kali muncul gejala dan tanda sampai dilakukan penanganan stroke di Rumah Sakit. Sehingga penderita
harus sudah tiba di Rumah Sakit kurang dari 2 jam. Proses pemeriksaan sampai pengobatan membutuhkan waktu
maksimal 2,5 jam.
Dampak dan penanganan pasca stroke
Stroke dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan penderitanya. Proses rehabilitasi pasca stroke bergantung
pada gejala yang dialami dan seberapa parah gejala tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu
diantaranya adalah dokter spesialis syaraf, dokter spesialis rehabilitasi medik, psikolog, ahli terapi okupasi, ahli
terapi bicara, perawat serta fisioterapi. Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama begitupun proses
rehabilitasinya. Proses relabilitasi pasca stroke dapat mulai dilakukan sedini mungkin setelah pasien dinyatakan
stabil dan dapat memulai rehabilitasi oleh dokter. Pasien-pasien pasca stroke tetap disarankan mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang, menghindari stress dan beraktivitas fisik misalnya dengan melakukan gerakan
semampunya untuk menghindari kekakuan otot.
dr. Enny Lestari, Sp.S, M. Biomed
Dokter spesialis syaraf RS. Prof. Dr. Tabrani

Anda mungkin juga menyukai