Anda di halaman 1dari 4

MEMO GEOLOGI - PENGEBORAN

Menindaklanjuti penyamaan persepsi geologi dan pengeboran pada bulan Januari lalu, maka
memo ini dibuat dengan tujuan sebagai pengingat dan menghindari kesalahan interpretasi pada
kegiatan pengeboran eksplorasi ke depannya.

1. Aturan mengenai STOP BOR


Stop bor dilakukan sesuai dengan SOP ketika telah menembus Bed Rock/Batu sedalam
3 meter.

2. Aturan STOP BOR dengan BAP


Kondisi lain yang menyebabkan tidak terpenuhinya aturan SOP dengan tanpa
mengurangi kualitas data, pengeboran dapat dilakukan penyetopan setelah logger
berdiskusi dengan koordinator geologi, dan disetujui agar logger menandatangani BAP.
Adapun kondisi pengeboran yang diperbolehkan untuk STOP BAP adalah:
1) Silika masif pada bagian bawah zona Saprolit yang menyebabkan kemajuan
kurang dari 1 meter/hari dan menghabiskan bit pengeboran. BAP dapat
dilakukan dengan minimal ketebalan silika 30 cm.
2) Saprolite Waste, khusus untuk spasi 25 dan spasi 50, dapat dilakukan stop bor
dengan:
a. minimal ketebalan dari zona waste adalah 8 meter, jika kemajuan pada hari
tersebut bisa menghasilkan waste > 8 meter pengeboran tetap dilanjutkan
dan stop bor dilakukan pada akhir jam kerja pengeboran di hari tersebut.
b. Kemajuan pengeboran selama 2 (dua) hari berturut – turut < 4 meter di
zona waste.
c. Kondisi lain yang membahayakan/kerugian mesin seperti: dinding runtuh
dan batang rawan terjepit pada zona waste.
3) Mata air yang memenuhi lubang bor dikarenakan lokasi pengeboran dekat sungai,
sampel gagal terambil, dan tidak ada lokasi lain dalam radius 5 meter yang lebih
tinggi untuk menghindari mata air tersebut.
4) Zona batu tembus, zona batu tembus didefinisikan sebagai zona perselingan antara
dominan batu dengan laterit yang kurang dari 0,5 meter. Penyetopan pengeboran
dapat dilakukan setelah berada pada zona batu tembus sedalam 5 meter, dengan
interval 1 meter sampel terakhir 100% batu.
5) Kondisi lain yang tidak disebutkan di atas, untuk dapat disampaikan sebagai bahan
diskusi dengan kordinator geologi.

3. Aturan RE-DRILL
Redrill dilakukan ketika kualitas sampel pengeboran tidak sesuai yang diharapkan atau
kondisi geologi dan pengeboran yang tidak diinginkan sehingga sampel tidak dapat
diambil. Kondisi wajib redrill:
1) Bor berhenti pada zona Limonite atau Saprolite karena alasan teknis pengeboran.
2) Core recovery < 90%
3) Lost Core 1 interval sampel, tidak ada sampel dalam 1 interval sampel di zona
limonite atau saprolite.
4) Rongga yang menyebabkan tidak mendapat sampel dalam interval 1 meter.
5) Batang patah atau tertinggal sehingga bor tidak tuntas.
6) Silika masif di zona Limonite > 30 cm
7) Pemalsuan data/sampel.
8) Sampel hilang atau dibuang.
9) Kondisi lain yang tidak disebutkan di atas, untuk dapat disampaikan sebagai bahan
diskusi dengan kordinator geologi.

4. Aturan moving, geser titik dan pembatalan (cancel) titik.


Penentuan titik mengacu pada patok yang telah dipasang oleh tim survey. Penentuan
titik pengeboran mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Survey lokasi titik sebelum moving dilakukan oleh logger dan kru bor untuk
menentukan jalur moving.
2. Lokasi titik wajib mempertimbangkan dari segi safety (keselamatan), kondisi
geologi, dan topografi.
3. Radius pergeseran titik:
a. Spasi 25 maksimal pindah titik 5 meter, lebih dari itu titik cancel.
b. Spasi 50, 100, dan 200 maksimal pindah titik 10 meter, lebih dari itu pindah
grid sejauh 25 meter.
4. Lokasi pergeseran titik harus disetujui dan diketahui oleh logger.
5. Titik bor dibatalkan (cancel) apabila:
a. Topografi/kemiringan medan tidak aman untuk meletakkan mesin bor.
b. Zona outcrop atau regolith atau batu yang tidak ada laterite sejauh radius 5
meter dari titik patok spasi 25, atau 10 meter dari titik patok spasi 50, spasi
100, dan spasi 200.
c. Potensi kedalaman bor < 2 meter bedrock/batu dilihat dari titik terdekatnya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai