Dosen Pengampu:
FRANSISKUS XAVERIUS YATNO KARYADI S.Sn.,M.Sn
Disusun Oleh:
Andi Octari
06101619
A. Latar Belakang
Film merupakan sesuatu yang sudah dikenal oleh seluruh orang di
seluruh belahan dunia. Hampir setiap Negara sudah dapat memproduksi
film nasional atau fim dekumenter yang berkaitan dengan sejarah atau
peristiwa penting bagi sejarah bangsa itu sendiri.
Film merupakan media campuran dari berbagai teknologi dan
unsur-unsur kesenian. Ia cangkokan dari perkembangan teknologi
fotografi dan rekaman suara, juga dari berbagai kesenian baik seni rupa,
teater, sastra, arsitektur hingga musik.
Di zaman sekarang ini, Film merupakan salah satu hiburan yang
dapat diakses dengan mudah. Masyarakat sudah tidak asing lagi menonton
film, baik di televise, bioskop, maupun melalui media-media tradisional
seperti layar tancap. Masyarakat bisa setiap hari menonton film lebih dari
satu judul film, ini dikarenakan kecanggihan teknologi sudah semakin
maju.
Berbagai macam film sudah beredar dimasyarakat, dari mulai film
documenter yang berkaitan dengan sejarah, hingga film-film animasi
untuk kanak-kanak, tinggal bagaimana masyarakat bisa memilih tontonan
film yang sesuai dengan usianya.
Film merupakan kumpulan dari beberapa gambar yang berada di
dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu menjadi
hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan
daya tarik tersendiri.
Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan
sehari – hari, Film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan
1
tentang realitas masyarakat. Film merupakan gambar yang bergerak
(Muving Picture).
2
Film ini memulai syuting pada 7 September 2017 dan memakan
waktu kurang lebih selama 25 hari di dua lokasi kota yakni Jakarta dan
Sumba Timur. Ernest mengatakan, proses syuting film ini memiliki
tantangan tersendiri, rasa khawatir dan cemas muncul saat proses
pembuatan film berlangsung lantaran menurutnya film tersebut baru
pertama kali dibikin di luar Pulau Jawa. Tak tanggung-tanggung seluruh
tim kru produksi berjumlah 100 orang diangkut ke Pulau Sumba. Kata
Ernest, hal itulah yang menjadikan suatu kenangan baginya saat
3
persiapkan sejak lama.Kiara pun akhirnya sangat marah dan Ia
memutuskan untuk pergi ke Sumba sendirian, tempat dimana dirinya bisa
merasakan secercah kebahagiaan, terakhir kalinya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada film Susah Sinyal banyak menggunakan unsur-unsur pencahayaan high key
dan ada beberapa scene yang menggunakan low key, teknik high key disini
digunakan untuk menunjukan rasa bahagia, sedangkan low key disini digunakan
untuk menunjukan rasa keputusasaan saat si pemeran wanita gagal dalam audisi
menyanyi.
Berikut pembahasan teknik dan gaya pencahayaan pada film Susah Sinyal karya
Ernest Prakasa.
1. HIGH KEY LIGHTING
Pada film Susah Sinyal teknik pencahayaan high key lighting digunakan
pada adegan dan lokasi set tertentu, contoh penerapan high key lighting
disini pada adegan di kantor kepala sekolah.
Dapat dilihat adegan saat Ibu dari Kiara ke ruang kepala sekolah untuk
mengambil handphone Kiara yang disita oleh guru, menurut saya teknik
high key lighting digunakan pada adegan ini.
5
Pada gambar di atas saat sidang perceraian klien dari Elen juga
menerapkan teknik high key lighting dimana menunjukan suasana cerah
karena sidang perceraian akan segera usai.
6
Adegan diatas menunjukkan ketika Kiara sedang mengikuti ajang
pencarian
bakat yang seharusnya dihadiri sang ibu, Low Key Lighting disini
digunakan untuk menunjukan suasana kesedihan yang dirasakan Kiara
ktika sang ibu mengingkari janjinya. Low Key lighting ditunjukkan
dengan minimnya pencahayaan.
3. TONE WARNA
Pada film susah sinyal ini dominan menggunakan warna yang soft dengan
tidak adanya perbedaan yang begitu mencolok pada lokasi, dan untuk
memperlihatkan Indonesia Timur yang kita ketahui memiliki cuaca yang
panas, sang editor menambahkan sedikit warna kekuningan. Dengan
7
sentuhan warna soft dan sedikit warna kuning film ini terkesan lebih
tenang walaupun ada sedikit permasalahan.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada film susah sinyal ini menggunakan teknik pencahayaan High Key dan Low
key lighting sesuai kenutuhan. Warna yang di pakai pada film ini lebih ke soft dan
terdapat penambahan warna ke kuning kuningan untuk memperlihatkan Indonesia
Timur yang lumayan panas dan juga kebiru biruan untuk memperlihatkan
suasana pantai yang tenan
9
DAFTAR PUSTAKA
Destania. Pengertian Film Definisi Fungsi, Jenis, Sejarah Menurut Para Ahli.
https://destaniamovie.blogspot.com/2016/04/pengertian-film-definisi-fungsi-
jenis.html. Diakses Pada 29 Mei 2020 Pukul 14.32 WIB
10