Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 6 S1 AN 2020A

1. Elviana Dewi (20040674006)


2. Nindy Rengga H. S. (20040674010)
3. Sulthan Zamrisyaf A. (20040674016)
4. Mahira Maharani (20040674028)
5. Rossi Maharani S. (20040674035)

REVIEW JURNAL
Muh. Aziz Muslim dan Desy Hariyati. 2012. The Role Of Leadership in Bureaucracy
Reform. International Journal of Administrative Science & Organization. Volume 19,
Number 2.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang peran
pimpinan daerah dalam melaksanakan reformasi birokrasi di pemerintahan daerah
Yogyakarta.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan secara rinci fenomena sosial tertentu dan mengkaji Peranan
Pemimpin Daerah dalam Reformasi Birokrasi di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yang pertama
adalah dilakukan melalui studi dokumen (Desk Reasearch), yang kedua dengan
mengumpulkan data kuantitatif, dan yang ketiga adalah melakukan wawancara
melalui wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terkait yaitu birokrasi daerah,
seperti pemerintah daerah, DPRD, LSM terkait, pengusaha, dan tokoh masyarakat
setempat dengan pihak-pihak yang terkait. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling.
C. Temuan Penting (Argumen Utama Penulis Artikel)
Kepemimpinan mengandung kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat
mengubah perilaku pihak lain seperti yang diinginkannya. kepemimpinan kepala
daerah memiliki pengaruh yang signifikan untuk membangun tatanan daerah agar
semakin berkualitas. Peran sebagai pemimpin tercermin dari sikap bertanggung jawab
atas pekerjaan orang-orang dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Seorang
pemimpin melakukan hubungan interpersonal dengan orang-orang yang dipimpinnya,
dan menjalankan fungsi utamanya, termasuk memimpin, memotivasi,
mengembangkan, dan mengendalikan. Seorang pemimpin yang efektif harus
memastikan bahwa rencana tindakan dan informasi yang dibutuhkan dapat dipahami
oleh orang lain.
D. Kelebihan & Kekurangan / Keterbatasan
Kelebihan dari jurnal tersebut, antara lain:
1. Penulis menggunakan sumber-sumber dan literatur yang cukup banyak.
2. Struktur penulisan sudah tersusun secara sistematis mulai dari
pendahuluan/pengantar sampai dengan daftar pustaka, dan bahasa yang
digunakan mudah dipahami oleh pembaca.
3. Teori yang digunakan sudah cocok dengan topik pembahasan yaitu terkait
kepemimpinan, sedangkan teori yang digunakan adalah teori kepemimpinan
menurut Mintzberg yang digunakan untuk menganalisis/mengkaji bagaimana
peran kepemimpinan Herry Zudianto dalam memimpin atau menjadi walikota
di Yogyakarta
4. Penulis mengangkat topik penting dan dapat memberikan contoh konkrit yang
relevan di masyarakat.
5. Pembahasan sangat berhubungan dengan bagaimana peran kepemimpinan
dalam reformasi birokrasi.
6. Terdapat kesesuaian antara tujuan jurnal dengan kesimpulan yang didapatkan
penulis.
7. Berdasarkan beberapa kelebihan ini dapat disimpulkan bahwa jurnal ini layak
dijadikan referensi dan sambutan yang baik dari pembaca.
Kekurangan dari jurnal tersebut, antara lain:
1. Masih terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan seperti pada abstrak
terdapat kesalahan penulisan kata yang tidak diberi spasi.
2. Selain itu tidak ada pemaparan dalam bentuk tabel, grafik maupun gambar
dokumentasi pada jurnal ini sebagai pendukung data.
E. Relevansi (Asumsi Teoritis/Argumen Pribadi)
Pembahasan dalam jurnal tersebut cukup jelas menggambarkan bagaimana
kepemimpinan dalam birokrasi, yang mana hal ini adalah dijelaskan dari peran
Herry Zudianto sebagai Walikota Yogyakarta yang memimpin & memberikan
banyak perubahan atau melakukan reformasi birokrasi dalam pengolahan
kepemerintahan di Yogyakarta. Didalam jurnal tersebut dijelaskan
bahwasannya Kepemimpinan daerah memiliki pengaruh yang signifikan untuk
membangun birokrasi daerah yang lebih berkualitas, hal ini telah terjadi dalam
masa kepemimpinan HZ dalam mengelola Yogyakarta contohnya diambil dari
hasil analisis teori kepemimpinan Mintzberg yang mana HZ telah memenuhi 3
indikator dari teori tersebut, indikatornya antara lain: fungsi interpersonal,
fungsi informasi, dan fungsi pengambilan keputusan, yang mana dari Faktor-
faktor tersebut yang membuat inovasi dan reformasi dapat berjalan dengan
baik.. HZ dalam memimpin memiliki karakteristik kepemimpinan yang cukup
dan telah memberikan kontribusi besar dalam pelaksanaan reformasi birokrasi
pemerintah daerah dengan berbagi program kebijakannya dan kinerjanya.
Teori yang digunakan dalam menganalisis adalah teori kepemimpinan
Mintzberg yang mana pada studinya membagi peran kepemimpinan menjadi
tiga: fungsi interpersonal, fungsi informasi, dan fungsi pengambilan
keputusan. Peran interpersonal dapat ditingkatkan melalui posisi formal di
mana seorang pemimpin berdiri dan antara pemimpin dengan orang lain.
Fungsi ini terbagi menjadi 3 (tiga): sebagai lambang organisasi (figurehead),
pemimpin, dan penghubung. Peran Informasional berkaitan dengan fakta
bahwa seringkali pemimpin harus menghabiskan lebih banyak waktu dalam
menerima dan menyebarkan informasi. Pemimpin memiliki tiga fungsi dalam
konteks ini, yaitu sebagai pengawas (monitor), penyebar, dan juru bicara.
Dalam fungsi pengambilan keputusan (Decisional Roles), terdapat empat
fungsi pemimpin yang berkaitan dengan keputusan, yaitu wirausaha, penangan
gangguan, pengalokasi sumber daya, dan negosiator.

Anda mungkin juga menyukai