Anda di halaman 1dari 11

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No.

1, Mei 2018

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP BUDAYA


ORGANISASI DI POLITEKNIK LP3I JAKARTA
KAMPUS JAKARTA UTARA

Oleh:
1
Iis Kartini
2
Agung Edi Rustanto

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta


Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 –31904599

Email : kartiniiis@rocketmail.com, agungedirustanto75@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Budaya Organisasi Pada Politeknik
LP3I Kampus Jakarta Utara Jakarta". Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap budaya organisasi pada Politeknik LP3I Jakarta,
Kampus Jakarta Utara dan menentukan indikator gaya kepemimpinan dominan
mempengaruhi Budaya organisasi pada Politeknik LP3I Kampus Jakarta Utara yang
dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. metode
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan Politeknik LP3I Kampus Jakarta Utara
yang berjumlah 33 empolyees dan teknik sampling yang digunakan adalah dengan simple
random sampling yang menghasilkan sampel 33 karyawan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan analisis data yang
digunakan adalah regresi sederhana. Hasil penelitian ini bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan gaya kepemimpinan terhadap budaya organisasi sebesar 3,50%. Ada korelasi
positif antara gaya kepemimpinan dengan budaya organisasi.

Kata Kunci :Kepemimpinan , Budaya, Organisasi,Karyawan

56
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

ABSTRACT

This study entitled "The Effect of Leadership Style of Organizational Culture In LP3I
Polytechnic Campus Jakarta North Jakarta". The purpose of this study was to determine
the influence of leadership style on organizational culture at Polytechnic LP3I Jakarta,
North Jakarta Campus and determined the dominant leadership style indicators affect the
organizational Culture at Polytechnic LP3I North Jakarta Campus conducted in this
experiment, namely descriptive quantitative research methods
The population of this research is all employees of Polytechnic LP3I North Jakarta
Campus that counted of 33 empolyees and sampling technique used is by simple random
sampling which resulted in a sample of 33 employees.
The instrument used in this study was a questionnaire and analysis of the data used is
simple regression. The results of this research that there is a positive and significant effect
of leadership style on organizational culture amounted to 3.50%. There is a positive
correlation between leadership style to organizational culture.

Keywords: Leadership, Culture, Organization, Employees

PENDAHULUAN pengikutnya. Bagi Nye, kepemimpinan


adalah masalah hubungan sosial dengan
LatarBelakang Masalah tiga komponen kunci: pemimpin,
Gaya kepemimpinan di Indonesia pengikut, dan konteks interaksi keduanya.
masih menjadi sesuatu hal yang menarik Kuatnya pengertian kepemimpinan yang
untuk dikaji dan diteliti lebih dalam semacam ini dipicu oleh revolusi
karena berpengaruh besar dalam informasi. Setiap orang relatif terpapar
kehidupan politik dan bernegara. Dalam informasi yang sama. Padahal informasi
dunia bisnis, gaya kepemimpinan itulah yang membuat seseorang menjadi
berpengaruh kuat terhadap jalannya lebih unggul dibanding yang lainnya.
sebuah organisasi. Peran seorang Akibat kesetaraan informasi itu
kepemimpinan dalam sebuah organisasi kehidupan organisasi tertransformasi.
sebagai tolak ukur keberhasilan dalam “Hierarkhi menjadi lebih datar dan
pencapaian visi, misi dan tujuan melekat pada jaringan hubungan yang
organisasi. cair”. Pemimpin tak lagi berada di puncak
Membahas tentang kepemimpinan struktur hiearkhi tetapi berada di pusat
(Republika.com Maret 2014) Joseph S lingkaran. Karena itu ada yang
Nye Jr, dalam bukunya The Powers to mengatakan kepemimpinan menjadi
Lead yang terbit pada 2008, mencatat, bersifat feminin: soft power menjadi lebih
kepemimpinan lahir dengan banyak cara. penting dibandingkan dengan hard power.
Dan dia tak banyak mendiskusikan ihwal Pada sisi lain, ada orang yang
teknis dan detil seperti visi dan berada pada waktu dan ruang yang tepat
manajerial, juga soal penampilan. sehingga dengan hal yang sederhana ia
Berdasarkan risetnya, sejak tahun 1920an bisa ikut menciptakan perubahan. Hal
hingga 1990an, ada 221 definisi tentang sederhana itu bisa dilakukan siapa saja.
kepemimpinan. Dan pengertian paling Tak butuh orang yang spesial. Sang
mutakhir tentang kepemimpinan adalah pemimpin hanyalah membantu publik
konteks hubungan antara pemimpin dan dalam menciptakan dan mencapai tujuan

57
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

bersama. Penekanannya adalah pada kepuasan kerja. Hampir semua orang


tujuan bersama tersebut, bukan pada menghabiskan sebagian besar waktu
mobilisasinya. “Kepemimpinan bukan mereka di tempat kerja. Sehingga tentu
hanya siapa kamu tapi apa yang kamu sangat penting untuk membuat
lakukan.” lingkungan kerja nyaman dan sehat untuk
Menurut Hasibuan (2008:197), mendapat kepuasan kerja, walau pada
gaya kepemimpinan adalah; Seni seorang dasarnya kepuasan kerja merupakan hal
pemimpin mempengaruhi perilaku yang bersifat individual karena setiap
bawahan, agar mau bekerja sama dan individu akan memiliki tingkat kepuasan
bekerja secara produktif untuk mencapai yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-
tujuan 0rganisasi. Keberadaan pemimpin nilai yang berlaku dalam diri setiap
memiliki peran yang sangat penting individu. Semakin banyak aspek dalam
dalam jalannya sebuah organisasi yang pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
salah satunya adalah berkaitan dengan individu, maka semakin tinggi tingkat
budaya organisasi yang dimana budaya kepuasan yang dirasakan dan perilaku
organisasi menurut Kotter dan Hesket positif karyawan akan semakin
adalah nilai dan praktik yang dimiliki meningkat.
bersama seluruh kelompok dalam satu Berdasarkan uraian di atas, maka
organisasi, sekurang-kurangnya pada penulis tertarik untuk mengangkat judul
manajemen senior (Umar, 2008:207) penelitian “Pengaruh Gaya
Keberhasilan dari sebuah organisasi Kepemimpinan terhadap Budaya
sangat tergantung kepada sumber daya Organisasi.”
manusianya dan budaya organisasi salah Dengan demikian penelitian ini
satu penyebabnya (Merdeka.com Januari diadakan agar bisa diketahui seberapa
2014) Pegawai rajin maupun pegawai besar pengaruh gaya kepemimpinan
malas mendapatkan besaran gaji sama terhadap Budaya Organisasi Di LP3I
besar. Imbasnya pegawai rajin akhirnya Jakarta Kampus Jakarta Utara.
terkontaminasi budaya kerja
lingkungannya sehingga mengalami Perumusan masalah
penurunan kinerja. Berdasarkanbatasanmasalah diatas,
Daft (2010) menyatakan bahwa perumusan masalah dalam penelitian ini
organisasi adalah kumpulan orang (social yaitu seberapa besar pengaruh gaya
entities) yang mempunyai suatu tujuan kepemimpinan terhadap budaya
serta dirancang secara sengaja untuk organisasi Di Politeknik LP3I Jakarta
beraktivitas yang dikoordinasikan secara Kampus Jakarta Utara.
sistematis serta terbuka dan terkait
dengan lingkungan eksternal. Robins Tujuan Penelitian
(2011) mengemukakan bahwa organisasi Berdasarkan perumusan masalah
sebagai kumpulan entitas sosial yang diatas, maka tujuan penelitian ini
secara sadar terkoordinasi dalam batasan- adalah untuk mengetahui besarnya
batasan yang relatif jelas serta secara pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
bersama-sama dalam batas waktu budaya organisasi Di Politeknik LP3I
tertentu dan terus menerus berupaya Jakarta Kampus Jakarta Utara.
mencapai suatu sasaran.
Semua budaya organisasi memiliki TINJAUAN PUSTAKA
visi, misi dan sasaran yang ingin dicapai.
Agar mendorong pencapaiannya, maka Gaya Kepemimpinan
sasaran organisasi harus dapat diukur Kepemimpinan Menurut Stogdill
salah satunya adalah agar terwujudnya dalam Lee Kim Lian (2012) didefinisikan

58
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

sebagai kemampuan untuk (2). Demokratis, pemimpin yang


mempengaruhi orang lain dalam demokratis menganggap dirinya
menyelesaikan sesuatu. Ini sebagai bagian dari kelompoknya
mencerminkan sebuah perilaku hubungan dan bersama-sama dengan
pengaruh antara pemimpin dan bawahan kelompoknya berusaha bertanggung
dalam situasi tertentu untuk mencapai jawab tentang pelaksanaan
tujuan organisasi. tujuannya dan bersifat terbuka.
Menurut Kouzes dan Posner dalam Agar setiap anggota turut serta
Rooney (2010) mendefinisikan dalam setiap kegiatan-kegiatan,
kepemimpinan sebagai seperangkat perencanaan, penyelenggaraan,
keterampilan dan kemampuan seorang pengawasan dan penilaian. Setiap
individu yang dapat memandang suatu anggota dianggap sebagai potensi
tujuan. Selanjutnya Toor dan Ofori dalam yang berharga dalam usaha
Rooney (2010) menyatakan bahwa pencapaian tujuan yang diinginkan.
kepemimpinan merupakan kombinasi dari (3). Laissezfaire, pemimpin yang
karakteristik dan keterampilan yang bertipe demikian, segera setelah
diperlukan untuk mempengaruhi orang tujuan diterangkan pada
lain guna mencapai tujuan bersama. bawahannya, untuk menyerahkan
Menurut Kim dan Maubourgne sepenuhnya pada para bawahannya
dalam Randeree (2012) Gaya untuk menyelesaikan pekerjaan-
kepemimpinan adalah kemampuan untuk pekerjaan yang menjadi tanggung
menginspirasi kepercayaan dan dukungan jawabnya. Ia hanya akan menerima
di antara orang-orang yang diperlukan laporan-laporan hasilnya dengan
untuk mencapai tujuan organisasi. tidak terlampau turut campur
Selanjutnya gaya kepemimpinan menurut tangan atau tidak terlalu mau ambil
Dubrin dalam Randeree (2012) Gaya inisiatif, semua pekerjaan itu
kepemimpinan adalah kombinasi sikap tergantung pada inisiatif dan
dan perilaku, yang mengarah kepada prakarsa dari para bawahannya,
keteraturan dan prediktabilitas tertentu sehingga dengan demikian
dalam berurusan dengan anggota dianggap cukup dapat memberikan
kelompok. kesempatan pada para bawahannya
Berdasarkan definisi gaya bekerja bebas tanpa kekangan.
kepemimpinan di atas, maka dapat ditarik
satu definisi kepemimpinan adalah Selanjutnya Menurut Mosadeghrad
sebagai suatu kemampuan untuk dalam Randeree (2012) Macam-macam
mempengaruhi orang lain guna gaya kepemimpinan antara lain: otokratis,
mendapatkan sesuatu. birokrasi, laissez-faire, karismatik,
demokratis, partisipatif, situasional,
Macam-macam gaya kepemimpinan transaksional .
Menurut Lewin yang dikutip oleh
Maman Ukas (Kartono, 2008) Faktor Yang Mempengaruhi Gaya
mengemukakan gaya kepemimpinan Kepemimpinan
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Menurut Clarke dalam Rooney
(1). Otokratis, pemimpin yang demikian (2010) Faktor yang mempengaruhi gaya
bekerja keras, bersungguh-sungguh, kepemimpinan adalah Kecerdasan
teliti dan tertib. Ia bekerja menurut emosional. Kecerdasan emosional dapat
peraturan yang berlaku dengan didefinisikan sebagai kemampuan untuk
ketat dan intruksi-intruksinya harus menilai dan mengekspresikan emosi diri
ditaati. dan orang lain sebagai cara untuk

59
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

memfasilitasi pemikiran , pengetahuan bersama yang dianut oleh


dan pertumbuhan emosi dan intelektual. anggotaanggotanya dan yang
Menurut Yuki dalam Randeree membedakan antara satu organisasi
(2012) faktor-faktor yang mempengaruhi dengan lainnya.
gaya kepemimpinan adalah : tingkatan Schein dalam Uddin dan rekan
hierarki, fungsi dan ukuran unit (2013) mendefinisikan budaya organisasi
organisasi, karakterisitik tugas dan sebagai kekuatan dinamis dalam
teknologi, saling ketergantungan, siklus organisasi yang menarik dan interaktif,
hidup organisasi, kompetensi dan kinerja dibentuk oleh karyawan dan manajemen.
bawahan. melalui gerakan perilaku dan sikap .
Adapun menurut Kreitner dan Kinicki
Manfaat Gaya Kepemimpinan dalam Wibowo (2011) budaya organisasi
Menurut Larsson dan Vinberg adalah nilai-nilai dan keyakinan bersama
dalam Rooney (2010) Manfaat gaya yang mendasari identitas perusahaan.
kepemimpinan adalah dapat membuat Menurut Kreitner dan Kinicki
perencanaan strategis dengan baik, dapat menunjukan tiga karakteristik penting
mengembangkan dan memasarkan budaya organisasi, yaitu : (1). Budaya
produk, mendapatkan karyawan yang organisasi diteruskan kepada pekerja baru
kompeten di bidangnya. melalui proses sosialisasi, (2). Budaya
organisasi mempengaruhi perilaku kita
Budaya Organisasi dipekerjaan, dan (3). Budaya organisasi
Menurut Greenberg dan Baron bekerja pada dua tingkatan yang berbeda.
dalam Wibowo (2011) Menyatakan Menurut Schein dalam Khan (2012)
budaya organisasi sebagai kerangka kerja budaya organisasi didefinisikan sebagai
kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, pola asumsi dasar bersama seperti
norma perilaku dan harapan yang memecahkan masalah, adaptasi eksternal
diterima bersama anggota organisasi. dan integrasi internal, yang telah bekerja
Selanjutnya Menurut Robbins dalam cukup baik, sehingga dapat diajarkan
Wibowo (2011) Budaya organisasi adalah kepada anggota baru sebagai cara yang
sebuah persepsi umum yang dipegang benar dan ada kaitannya dengan masalah
oleh anggota organisasi, suatu sistem tersebut.
tentang keberartian bersama. Martin dan Menurut Phegan dalam Wibowo
Siehl dalam Khan (2012) berpendapat (2011) budaya organisasi adalah tentang
bahwa budaya organisasi secara teoritis bagaimana orang merasa tenang
terkait dengan kinerja dan memang melakukan pekerjaaan baik dan apa yang
memiliki pengaruh positif di atasnya. membuat peralatan dan orang bekerja
Menurut Martins dan Terblanche bersama dalam harmoni. Budaya
dalam Uddin dan rekan (2013) budaya organisasi merupakan pola yang rumit
sangat terkait dengan nilai-nilai dan tentang bagaimana orang melakukan
keyakinan bersama antar personal dalam sesuatu, apa yang mereka yakini, apa
sebuah organisasi. Sementara itu menurut yang dihargai dan dihukum. Adalah
Gibson, Iancevich dan Donnely dalam tentang bagaimana dan mengapa orang
Wibowo (2011) memberikan pengertian mengambil pekerjaan yang berbeda
budaya organisasi sebagai apa yang dalam perusahaan.
dirasakan pekerja dan bagaimana persepsi Menurut Robbins dan Judge
ini menciptakan pola keyakinan, nilai- (2008:40), kepuasan kerja adalah
nilai dan harapan. Selanjutnya menurut perasaan positif tentang pekerjaan
Robbins (2008: 721) budaya organisasi seseorang yang merupakan hasil dari
juga mengacu ke suatu sistem makna evaluasi karakteristik.

60
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

Berkaitan dengan uraian di atas organisasi yaitu : perilaku individu dan


dapat dikemukakan (Robbins, 2008:256- kelompok.
257) bahwa budaya organisasi
mencerminkan sifat-sifat dan ciri-ciri Fungsi Budaya Organisasi
yang dirasa terdapat dalam lingkungan Menurut Kreitner dan Kinicki
kerja dan timbul karena kegiatan dalam Wibowo (2011), terdapat beberapa
organisasi yang dilakukan secara sadar fungsi budaya organisasi antara lain: (1).
atau tidak, dan dianggap mempengaruhi Memberi anggota identitas
perilaku, kepribadian organisasi. organisasional, menjadikan perusahaan
Robbins, (2008:734-735) dapat diakui sebagai perusahaan yang
selanjutnya meringkaskan bagaimana inovatif dengan mengembangkan produk
budaya suatu organisasi dibangun dan baru. (2). Memfasilitasi komitmen
dipertahankan. Budaya asli ditunjukkan kolektif, perusahaan mempu membuat
dari filsafat pendirinya. Selanjutnya pekerjanya bangga menjadi bagian
budaya ini sangat mempengaruhi kriteria daripadanya. (3). Meningkatkan stabilitas
yang digunakan dalam memperkerjakan sistem sosial sehingga mencerminkan
karyawan. Tindakan dan manajemen bahwa lingkungan kerja dirasakan
puncak menentukan iklim umum dari positif dan diperkuat, konflik dan
perilaku yang dapat diterima baik dan perubahan dapat dikelola secara efektif.
yang tidak. (4) Membentuk perilaku dengan
Kemampuan pendiri dalam membantu anggota menyadari atas
menciptakan budaya tidak dibatasi oleh lingkungannya.
nilai-nilai dan ideologi sebelumnya. Budaya organisasi memiliki
Mereka dapat dengan mudah menerapkan beberapa fungsi (Robbins, 2008:262),
keyakinan mereka pada organisasi untuk yaitu: pertama, hal ini berperan sebagai
mencapai nilai-nilai yang diinginkan, batas-batas; artinya, kultur menciptakan
namun lambat laun nilai-nilai ini akan perbedaan atau distingsi antara satu
terseleksi dengan sendirinya untuk organisasi dengan organisasi lainnya.
melakukan sejumlah penyesuaian Kedua, hal ini memuat rasa identitas
terhadap perubahan. Hasil akhir akan anggota organisasi. Ketiga, kultur
muncul budaya organisasi yang memfasilitasi lahirnya komitmen
diinginkan. terhadap sesuatu yang lebih besar
Berdasarkan definisi budaya daripada kepentingan individu. Keempat,
organisasi di atas, maka dapat ditarik kultur meningkatkan stabilitas sistem
satu definisi budaya organisasi . Budaya sosial.
organisasi adalah filosofi dasar organisasi
yang memuat keyakinan, norma-norma, Karakteristik budaya organisasi
dan nilai-nilai bersama yang menjadi Menurut Robbins budaya organisasi
karakteristik inti tentang bagaimana cara memiliki tujuh karakteristik utama yang
melakukan sesuatu dalam organisasi. secara keseluruhan, merupakan hakikat
Keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai budaya sebuah organisasi (Robbins,
tersebut menjadi pegangan semua sumber 2008:256), yaitu: (1). inovasi dan
daya manusia dalam organisasi dalam keberanian pengambilan resiko, (2).
melaksanakan kinerjanya. perhatian pada hal-hal rinci, (3). orientasi
hasil, (4). orientasi orang, (5). orientasi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi tim, (6). keagresifan, (7). stabilitas.
Budaya Organisasi Menurut Fred Luthans (2008)
Menurut Shekari (2012) ada 2 Budaya organisasi mempunyai sejumlah
faktor yang mempengaruhi budaya karakteristik penting. Sebagian dari yang

61
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

disepakati adalah : (1). Keteraturan Organisasi Di politeknik LP3I Jakarta


perilaku yang diamati. Ketika anggota Kampus JakartaUtara.
organisasi berinteraksi dengan satu sama
lain, mereka menggunakan bahasa yang Subyek Penelitian
sama, istilah yang sama, serta ritual yang Subyek dalam penelitian ini adalah
terkait dengan penghormatan dan Karyawan LP3I Jakarta Kampus Jakarta
perilaku. (2). Filosofi. Ada kebijakan Utara yang ditentukan dengan teknik
yang menetapkan keyakinan organisasi sampel jenuh. Penelitian ini populasinya
mengenai bagaimana para pegawai adalah 33 karyawan sehingga diambil
dan/atau para pelanggan diperlakukan. keseluruhan jumlah karyawannya sebagai
(3). Aturan-aturan. Terdapat pedoman sampel dengan jumlah sama dengan
yang ketat yang berhubungan dengan populasinya adalah 33 orang.
bergaul di dalam organisasi. Pendatang
baru harus mempelajari “seluk beluk TempatPenelitian
organisasi” guna diterima sebagai Penelitian ini dilakukan di Kampus
anggota penuh dari kelompok. (4). Iklim LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.
organisasi. Ini merupakan “perasaan”
secara keseluruhan yang disampaikan TeknikPengumpulan data
oleh tata letak fisik, cara anggota Menurut Suharsimi Arikunto
organisasi berinteraksi, dan cara anggota (2006:160) instrumen penelitian adalah
organisasi berperilaku terhadap para alat bantu yang digunakan oleh peneliti
pelanggan atau orang luar lainnya. dalam pengumpulan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
Kerangka Pemikiran lebih baik dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih
Gambar1. mudah diolah.
Kerangka Pemikiran
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala (kuisioner). Kusioner
disusun berdasarkan tinjauan pustaka
dalam bentuk kisi-kisi kuisioner
danselanjutnya dilakukan penyusunan
Hipotesis item, setiap pernyataan dalam skala
Gaya Kepemimpinan berpengaruh dilengkapi5pilihan jawaban berupa
positif dan signifikan terhadap Budaya simtom gaya kepemimpinanyang
Organisasi Di Politeknik LP3I Jakarta berpengaruh terhadap organizational
Kampus Jakarta Utara. citizenship behaviour. Skor untuk skala
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
METODE PENELITIAN budaya organisasi yaitu1, 2, 3, 4 dan 5.
PendekatanPenelitian
Definisi operasional
Penelitian ini menggunakan
1. Gaya kepemimpinan
pendekatan penelitian kuantitatif karena
Seorang pemimpin memiliki gaya
data yang dianalisis berupa data angka
tersendiri dalam memimpin bawahannya
yang kemudian dideskripsikan. Metode
(X).
penelitan yang digunakan yaitu metode
penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini
a. Otokratik
akan menjelaskan pengaruh gaya
b. Militeristik
kepemimpinan terhadap Budaya
c. Paternalistik

62
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

d. Karismatik Gambar 2.
e. Demokratik Rumus PengujianKriteria Statistik

Budaya organisasi adalah tentang Y =a+bX


bagaimana orang merasa tenang
melakukan pekerjaaan baik dan apa yang
membuat peralatan dan orang bekerja Keterangan :
bersama dalam harmoni.(Y) a=konstanta b =Koefisien regresi
Budaya organisasi memiliki tujuh
karakteristik : Uji Hipotesis
a. Inovasi dan keberanian Pada penelitian ini dilkukan uji
pengambilan resiko statistik t. Tujuan dari uji statistik t ini
b. Perhatian pada hal-hal rinci adalah untuk mengetahui seberapa
c. Orientasi hasil jauh pengaruh satu variabel independen
d. Orientasi orang secara individual dalam menerangkan
e. Orientasi tim variabeldependen. Kemudian dilakukan
f. Keagresifan Uji Statistik F. Tujuan dari uji statistic F
g. Stabilitas ini pada dasarnya adalah menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang
TeknikAnalisis Data dimasukkan dalam model mempunyai
Jenis teknik analisis data pengaruh secara bersama-sama terhadap
Teknik analisis data dalam variable terikat. Selanjutnya menghitung
penelitian ini yaitu analisis statistik koefisien determinasi. Koefisien
2
deskriptif dalam penelitian kuantitatif, determinasi (R ) digunakan untuk
dilakukan untuk menjawab mengukur seberapa jauh kemampuan
pertanyaan masalah yang mengarah model dalam menerangkan variasi
kepada gambaran variabel yang variabel dependen.
diteliti, kemudian menggunakan
analisis statistik inferensial guna HASIL DAN PEMBAHASAN
membuat kesimpulan yangberlaku
umum dimana analisis inferensial Analisis Deskriptif
dilakukan dalam bentuk pengujian
hipotesis. Tabel 1.
Analisis Data Deskriptif
Uji PersyaratanAnalisis
Dalam penelitian ini sebelum
dilakukan analisis dengan regresi,
telah melalui uji persyaratan berupa
ujinormalitas, linearitas, dan
homogenitas.

Pengujian Kriteria Statistik


Uji statistik penelitian ini yaitu Sumber:Hasil Olahan data,2018
analisis regresi sederhana. Tujuan
digunakannya analisis regresi linier
sederhana ini adalah untuk mengetahui Dari data diatas terlihat bahwa rata-
apakah variabel bebas secara bersama- rata data Gaya Kepemimpinan sebesar
sama mempengaruhi variabel terikat. 75,6129, standar deviasinya sebesar
6,29644 dengan nilai maksimum sebesar

63
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

90,00 dan nilai minimum sebesar 64,00. menggambarkan bahwa data terdistribusi
Dari data diatas terlihat bahwa rata- normal.
rata data B u d a y a Or g anisas i Gambar 3
sebesar 73,7097 standar deviasinya KurvaData Terdistribusi Normal
sebesar 6,80291 dengan nilai maksimum
sebesar 90,00 dan nilai minimum sebesar
58,00.

Uji Validitas danReliabilitas


Berdasarkan hasil uji validitas pada
kuisoner, dari 39 item secara keseluruhan
dinyatakanvalid karena nilai ρ secara
keseluruhan lebih besar dari 3,0
sehingga jumlah item yang digunakan
dalam penelitian adalah 39 item.
Tabel 2.
Uji Reliability

Berdasarkan gambar grafik


histogram budaya organisasi di atas
menunjukan bahwa curve pada grafik
menggambarkan bahwa data terdistribusi
normal.

Dari data diatas ternyata data Analisis regresi Gaya Kepemimpinan


bersifat reliable, karena terlihatbahwa (X) Terhadap Budaya Organisasi (Y)
nilai koefisen alpha Cronbach yang
sebesar 0.696 lebih besardari 0,39 Tabel 3
Model Summary Gaya Kepemimpinan terhadap
Budaya Organisasi
Uji Normalitas Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi
Gambar 2
Grafik Histogram Uji Normalitas Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Berdasarkan tabel di atas dapat


diketahui bahwa nilai R square 0.35
sehingga dapat diartikan bahwa gaya
kepemimpinan memiliki pengaruh
sebesar 0.35 terhadap budaya organisasi
di Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara sebesar 3.50%.

Berdasarkan gambar grafik


histogram gaya kepemimpinan di atas
menunjukan bahwa curve pada grafik

64
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

Tabel 4 Budaya Organisasi.


KoefisienPengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Budaya Organisasi
Pembahasan
Berdasarkan keseluruhan hasil
analisis maka dapat dikatakan bahwa
gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi
budaya organisasi di Politeknik LP3I
Jakarta Kampus Jakarta Utara.
Berdasarkan hasil analisis data pengaruh
gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
Berdasarkan tabel koefisien dapat positif dan signifikan terhadap budaya
dibentuk persamaan regresi sebagai organisasi para karyawan.
berikut : Manfaat dari adnya gaya
Y = 58,355 + 0,203 X kepemimpinan dalam sebuah organisasi
dapat membuat perencanaan strategis
Berdasarkan model regresi tersebut dengan baik, dapat mengembangkan dan
diperoleh koefisien regresi variabel Gaya memasarkan produk, mendapatkan
Kepemimpinan sebesar 0,203 yang karyawan yang kompeten di bidangnya.
berarti bahwa gaya kepemimpinan Baik tidaknya gaya kepemimpinan
berpengaruh besar budaya organisasi seseorang tergantung dari kecerdasan
karyawam sehingga dapat meningkatkan emosional yang dimiliki oleh pimpinan
efektivitas organisasi. tersebut, kecerdasan emosional dapat
didefenisikan sebagai kemampuan untuk
Tabel 5 menilai dan mengekspresikan emosi diri
ANOVA Gaya Kepemimpinan terhadap dan orang lain sebagai cara untuk
Budaya Organisasi memfasilitasi pemikiran, pengetahuan
dan pertumbuhan emosi dan intelektual
sesuai dengan penelitian yang sudah
dilakukan oleh Clarke dalam Rooney
(2010).
Hasil dari data penelitian dengan
menggunakan regresi sederhana hasilnya
Tabel ANOVA, diperoleh nilai F sebesar sesuai dengan pernyataan di atas.
1,062 jadi telah dipenuhi uji F. Berdasarkan hasil analisis datayaitu
terdapat pengaruh yang signifikan gaya
Pembuktian pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap Budaya
Kepemimpinan terhadap Budaya Organisasi. Dari hasil analisis
Organisasi menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan
H0=0 :Tidak pengaruh terhadap gaya akan memberikan kontribusi yang positif
kepemimpinan olehBudaya terhadap budaya organisasi karyawan di
Organisasi Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta
H1>0 :Terdapat pengaruh terhadap Utara.
gaya kepemimpinan oleh Pengaruh variabel gaya
Budaya Organisasi kepemimpinan (X) akan memberikan
kontribusi sebesar 3.50% terhadap
Berdasarkan hasil penelitianyang Budaya Organisasi karyawan di
termuat dalam summary, nilai R sebesar Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta
0 .188a yang berarti bahwa terdapat Utara. Jumlah tersebut merupakan jumlah
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap yang tergolong besar dalam memberikan

65
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 1, Mei 2018

pengaruh. Dari hasil tersebut dapat Gibson, James L., John M. Ivanceich, and
diketahui bahwa gaya kepemimpinan di James H. Donnely, Jr.(2000).
Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Organizations. Boston: McGraw-
Utara sangat berpengaruh tehadap budaya Hill Higher Education.
organisasi dalam meningkatkan
efektivitas organisasi. Hayward,B.A., (2005). Relationship
Between Employees Performance,
KESIMPULAN Leadership & Emotional
Intelligence In A South Africa
Terdapat pengaruh yang positif dan Parastatal Organisation.
signifikan gaya kepemimpinan terhadap
Budaya organisasi. Gaya kepemimpinan Kartono Kartini. (2008). Pemimpin dan
berpengaruhpositif dan signifikan Kepemimpinan. Jakarta: Raja
terhadap Budaya organisasi sebesar Grafindo Persada.
3.50%.
Martin, E. C., & Terblanche F. (2003).
DAFTARPUSTAKA Building organizational culture that
stimulates creativity and
AE, Rustanto. (2017). Pengaruh innovation. European Journal of
Kompensasi dan Budaya Organisasi Innovation Management, 6(1), 64-
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai 74
Di Rutan Klas 1 Schein, E. M. (2004). Organizational
Cipinang.PARADIGMA: Jurnal culture and leadership (3rd ed.).
Ilmu Administrasi Volume 4, Jossy-Bass.
Nomor 2. Halaman 166-187
Toor, S., & Ofori, G. (2008). Leadership
Clarke, N. (2010). Emotional intelligence versus Management: How They
and its relationship to Are Different, and Why.
transformational leadership and key Leadership & Management in
project manager competences. Engineering, 8(2), 61-71.
Project Management Journal,
41(2), 5-20. Toor, S., & Ofori, G. (2009). Ethical
Leadership: Examining the
Dubrin, A.J. (2004). Leadership: Relationships with Full
Research Finding, Practice, and
Skills, 4th ed., Houghton Mifflin, Range Leadership Model, Employee
Boston, MA Outcomes, and Organizational
Culture. Journal of Business Ethics,
Edgar H.Schein. (2004). Organization 90(4), 533-547.
Culture and Leadership,
Books.Google.Com Wibowo. (2010). Budaya Organisasi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Fred Luthans. (2008). Organizational Persada.
Behavior. Eleventh Edition.
McGraw-Hill Yukl, G.A. (1994). Leadership in
Organizations, 3rd ed., Prentice
Hall, Englewood Cliffs, NJ

66

Anda mungkin juga menyukai