Oleh :
MAYA DIANA PUNGKY
NIM 01.18.062
Karya Tulis Ilmiah ini disusun salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Farmasi Akademi Kesehatan Arga Husada
Oleh :
MAYA DIANA PUNGKY
NIM 01.18.062
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya tulis telah disetujui untuk diajukan dalam ujian sidang Karya Tulis Ilmiah
Judul : POLA PERESEPAN ANTIBIOTIK PASIEN PNEUMONI
KOMUNITAS RUANG PERAWATAN PARU RSUD Dr. R.
SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO PERIODE
JANUARI 2019 s/d DESEMBER 2020
Peneliti : MAYA DIANA PUNGKY
NIM : 01.18.062
Jurusan : DIII FARMASI
Karya tulis telah disetujui untuk diajukan dalam ujian sidang Karya Tulis Ilmiah
pada tanggal 25 November 2021
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
apt. Sebilah Sabil Noer, S.Farm apt. Sri Eko Wahyu TS, S.Si
Mengetahui,
Program Diploma III Farmasi
Akademi Kesehatan Arga Husada
Kaprodi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Program Diploma III Farmasi
Akademi Kesehatan Arga Husada
Kaprodi
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Pembimbing I Pembimbing II
apt. Sebilah Sabil Noer, S.Farm apt. Sri Eko Wahyu TS, S.Si
iv
KATA PENGANTAR
v
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil demi
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki,
penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan dan kelemahan,
walaupun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
mendapat hasil yang optimal.
Penulis berharap ada masukan, kritik, ataupun saran yang
membangun dari semua pihak, untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini. Penulis juga berharap Karya Tulis Ilmiah ini akan bermanfaat bagi
penulis maupun pihak yang terkait.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Lembar Persetujuan ii
Lembar Pengesahan iii
Lembar Surat Pernyataan iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Singkatan xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.4.1 Bagi Peneliti 3
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan 3
1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan 3
vii
viii
viii
3.4.3 Teknik Sampling 23
3.5 Identifikasi Variabel 24
3.6 Definisi Operasional 24
3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data 24
3.7.1 Pengumpulan Data 23
3.7.2 Analisis Data 25
3.8 Etika Penelitian 25
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2
3
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
2.1.1 Pengertian
Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat
pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik
merupakan obat yang digunakan dalam penanganan pasien yang
terbukti atau diduga mengalami infeksi bakteri pada keadaan khusus.
Penggunaan antibiotik tidak boleh sembarangan dan hanya bisa
didapatkan dengan resep dokter, karena penggunaan yang tidak sesuai
indikasi justru akan menyebabkan resistensi (kebal) obat (Avie, 2013).
2.1.2 Mekanisme Kerja
Antibakteri adalah zat yang digunakan untuk membasmi bakteri
khususnya yang merugikan manusia. Obat yang digunakan untuk
membasmi bakteri penyebab infeksi pada manusia harus memiliki sifat
toksisitas selektif.
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, zat-zat antibakteri dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu bakterisid dan bakteriostatik.
Bakterisid bersifat membunuh bakteri, sedangkan bakteriostatik
memiliki kemampuan menghambat perkembangbiakan bakteri tetapi
tidak membunuh bakteri. Kadar minimal yang diperlukan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya dikenal sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
(Tarigan, 2020).
Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri antibiotik
dikelompokkan sebagai berikut :
(1) Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri, termasuk
golongan β-Laktam misalnya, Penisilin, Sefalosporin, dan
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
+ Gentamisin +
Azitromizin 5-7 mg I/kg BB/hari
12
13
Penyakit
Kuman Lama
dan Rekomendasi Dosis Ket
Penyebab Pemberian
Tindakan
500 mg I tiap 24 jam
Pneumoni Amoksisilin +
Nosokomin Asam 1000 mg I tiap 8 jam
S. Pneumonia On
al HAP dan Klavulanat
H. Influenzae set
VAP atau Seftriakson 1000 mg I tiap 12 jam
Methicillin 5-10 hari dini
onset dini Sefotaksim 1000 mg I tiap 8 jam
sensitif :<
tidak ada Levofloksasin 750 mg tiap 24 jam
S. Aureus hari
faktor risiko
MDR Moksifloksasin 400 mg I tiap 24 jam
1000-2000 mg I tiap
P. Aeruginosa Sefepim
8-12 jam
K. Pneumonia
Seftazidim 2000 mg I tiap 8 jam
Pneumoni (ESBL) On
Piperasilin +
Nosokomin Acinetobacter 4500 mg I tiap 6 jam set
Tazobaktam+
al HAP dan sp 400 mg I tiap 12 jam lanj
Siprofloksasin
VAP onset ut :
Levofloksasin 750 mg I tiap 24 jam
lanjut atau >5
Gentamisin 7 mg/kg BB/hari
ada faktor MRSA hari
Amikasin 7 mg/kg BB/hari
Legionella
Tobramisin + 20 mg/kg BB/hari
Pneumofila
Vankomisin 15 mg/kg I tiap 12 jam
(PPAB, 2019)
2.2 Pneumoni
2.2.1 Pengertian
Pneumoni merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang
dapat disebabkan oleh berbagai pathogen seperti bakteri, jamur, virus,
dan parasite. Pneumonia menjadi penyebab kematian tertinggi pada
balita dan bayi serta menjadi penyebab penyakit umum terbanyak.
Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat melanda semua
usia. Manifestasi klinis menjadi sangat berat pada pasien dengan usia
sangat muda, manula serta pada pasien dengan kondisi kritis.
Pneumonia menggambarkan keadaan paru apapun, tempat
alveolus biasanya terisi dengan cairan dan sel darah (Gyuton, 1996).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan gangguan pertukaran gas setempat (Dahlan, 2014).
13
14
14
15
15
16
Ampisilin-Sulbaktam
Tikarsilin-Klavulanat
rendah spp. S.Auerus Gatifloksasin 0,5-0,75 g
Levofloksasin
Klindamisin + Azitromizin
(Gentamisin/Tobramisin atau
Pneumonia K. Pneumonia 4-6 mg/kg
Siprofloksasin)* + Seftazidim
berat** onset P. Aeuriginosa, 7,5-150 0,5-1,5 g
atau Sefepim atau Tikarsilin
> 5 hari, Enterobacter 100-150 2-6 g
Klavulanat/Meropenem/Aztreon
risiko tinggi spp. S. Aureus 2-4 g
am
16
17
2.2.3 Resistensi
Resistensi dijumpai pada Pneumococcal semakin meningkat
sepuluh tahun terakhir, khususnya terhadap Penisilin. Meningkatnya
resistensi terhadap Pensilin juga diramalkan akan berdampak terhadap
meningkatnya resistensi terhadap beberapa kelas antibiotik seperti
Sefalosporin, Makrolida, Tetrasiklin, Ko-trimoksazol. Antibiotik yang
kurang terpengaruh terhadap resistensi tersebut adalah Vankomisin,
Fluorokuinolon, Klindamisin, Kloramfenikol, dan Rifampisin.
2.3 Pneumoni Komunitas
2.3.1 Pengertian
Pneumoni Komunitas didefinisikan sebagai Pneumoni yang
terjadi pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan inap di rumah
sakit atau fasilitas perawatan inap jangka panjang (panti) setidaknya
lebih dari 14 hari sebelum mulai munculnya tanda dan gejala tersebut.
Diagnosis Pneumoni Komunitas yaitu berdasarkan adanya gejala
klinis dan didukung gambaran radiologis paru (radiografi thoraks).
Kriteria minimal untuk dapat mendiagnosis klinis Pneumoni Komunitas
adalah : adanya infeksi akut paru yang didapat dari komunitas dan tidak
didapat di rumah sakit, dengan gambaran radiologis infiltrat paru, dan
ditandai dua atau lebih kelainan berikut :
(1) Suhu badan lebih dari 37̊C dengan atau tanpa menggigil.
(2) Leukositosis lebih dari 10.000/mm³.
(3) Sputum purulent, lebih dari 23 neurotrofil/LPB.
(4) Batuk, sesak nafas, nyeri dada.
2.3.2 Terapi Antibiotik
Pemberian antibiotik penting dalam tatalaksana pengobatan
Pneumoni Komunitas. Kesulitan penentuan diagnosis etiologi,
terbatasnya antibiotik yang tersedia, dan peningkatan resitensi terhadap
antibiotik pada umumnya dilakukan secara empirik berdasarkan
pedoman tertentu.
Beberapa evidence-based guiedlines telah dikeluarkan dan
digunakan secara luas antara lain guidelines dari Amerrican Thoracic
17
18
18
19
Data Klinis :
Data Laboratorium :
Suhu Tubuh
Leukosit
Nadi
Neutrofil
Sesak
Hb
Nyeri Dada
Pola Peresepan
Golongan
Jenis
Dosis
Frekuensi
Rute
19
BAB 3
METODE PENELITIAN
20
21
Data Demografi :
1. Nama Pasien Data Klinis : Data Data Terapi :
2. Umur 1. Suhu Tubuh Laboratorium : 1. Golongan
3. Jenis Kelamin 2. Sesak 1. Leukosit 2. Jenis
4. Nomor Rekam 3. Nadi 2. Neutrofil 3. Dosis
Medik 4. Nyeri Dada 3. Hb 4. Frekuensi
5. Diagnosis 5. Rute
6. Tanggal Masuk dan
Tanggal Keluar
Rumah Sakit
Rekapitulasi Data
Analisa Data
Kesimpulan
21
22
22
23
23
24
24
25
25
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang Pola Peresepan
Antibiotik Pasien Pneumoni Komunitas Ruang Perawatan Paru RSUD Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Periode Januari 2019 s/d Desember 2020.
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan Lembar Pengumpulan Data
(LPD). Dalam penelitian ini populasi sejumlah 116 pasien dan dengan
menggunakan metode total sampling diperoleh sampel sejumlah 116 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi.
Penyampaian data hasil penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(1) Data umum
Karakteristik pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, diagnosis.
(2) Data khusus:
Pola peresepan penggunaan antibiotik pasien Pneumoni Komunitas Ruang
Perawatan Paru RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Periode
Januari 2019 s/d Desember 2020 meliputi golongan, jenis, dosis, frekuensi,
rute.
4.1 Data Umum
(1) Distribusi Usia
Tabel 4.1 Distribusi Pasien Pneumoni Komunitas berdasarkan usia di
Ruang Perawatan Paru RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
Bojonegoro Periode Januari 2019 s/d Desember 2020.
No Usia Frekuensi Prosentase (%)
1 Balita (0-5) Tahun 0 0,00%
2 Anak-anak (6-11) Tahun 0 0,00%
3 Remaja awal (12-16) Tahun 0 0,00%
4 Remaja akhir (17-25) Tahun 0 0,00%
5 Dewasa awal (26-35) Tahun 0 0,00%
6 Dewasa akhir (36-45) Tahun 25 21,55%
7 Lansia awal (46-55) Tahun 34 29,31%
8 Lansia akhir (56-65) Tahun 32 27,59%
9 Manula (> 65) Tahun 25 21,55%
Total 116 100,00%
(Kategori usia berdasarkan Depkes RI 2009)
26
27
Jenis Kelamin
Perempuan
35% Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
65%
27
28
Data Laboratorium
28
29
Pneumoni
Pneumoni Komunitas Pneumoni Komunitas
Komunitas 39% Pneumoni Komunitas
dengan dengan Penyerta Lain
Penyerta
Lain
61%
Anemia
27%
29
30
30
BAB 5
PEMBAHASAN
30
31
penyakit kronis, akut, kambuh secara berulang (Kemenkes, 2011). Jangka waktu
pemberian obat antibiotik di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo masih
memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu 3 sampai 7 hari.
31
32
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Pola Peresepan Antibiotik
Pasien Pneumoni Komunitas Ruang Perawatan Paru RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro Periode Januari 2019 s/d Desember 2020 dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Golongan obat antibiotik yang banyak digunakan adalah Sefalosporin-
Seftriakson 1 g dengan frekuensi pemberian 2 X 1 g denngan rute intravena
sebanyak 32 pasien (27,59%), Quinolon-Levofloksasin 750 mg/100 mL
dengan frekuensi pemberian 1 X 100 mL dengan rute intravena sebanyak 27
pasien (23,28%), dan Quinolon-Siprofloksasin 200 mg/100 mL dengan
frekuensi pemberian 2 X 200 mL dengan rute intravena sebanyak 22 pasien
(18,97%).
6.2 Saran
(1) Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan tetap memberikan kesempatan pada peneliti selanjutnya
untuk meneliti penggunaan antibiotik karena masih banyaknya
penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dengan dengan pedoman yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
(2) Bagi RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo
Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
Bojonegoro menggunakan pendekatan retrospektif, alangkah baiknya
untuk penelitian selanjutnya dilakukan secara prospektif agar dapat
menganalisa lama dan waktu pemberian antibiotik serta menfetahui efek
samping yang kemungkinan terjadi pada pasien.
(3) Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan lagi kepatuhan
masyarakat dalam menggunakan antibiotik yang sesuai dengan yang
dianjurkan oleh dokter.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
33
31