AHMAT SAFA’AT
NRP 2112 100 173
Dosen Pembimbing
Dr. Eng. Sutikno, S.T., M.T.
AHMAT SAFA’AT
NRP 2112 100 173
Dosen Pembimbing
Dr. Eng. Sutikno, S.T., M.T.
AHMAT SAFA’AT
NRP 2112 100 173
Faculty Advisor
Dr. Eng. Sutikno, S.T., M.T.
ABSTRAK
iv
prototype helm yang telah dibuat. Hasil pengujian terhadap
prototype dianalisa dan dibandingkan dengan hasil simulasi.
Mengacu pada SNI 1811 – 2007, sungkup helm tidak
lolos uji penetrasi ketika sungkup helm tertembus paku
pemukul. Untuk uji penyerapan kejut, percepatan yang terjadi
pada pola kepala uji tidak lebih dari 2000 g. Dengan kriteria
tersebut, dari semua sungkup yang memenuhi kriteria dipilih
sungkup dengan massa terkecil. Didapatkan konfigurasi
sungkup dengan ketebalan 5 mm HGM dan 2 layer carbon
fiber.
v
Application of Epoxy – HGM – Carbon Fiber
Composite for Helmet to Withstand Penetration and to
Reduce Impact Energy
ABSTRACT
vi
standard, the helmet does not pass the penetration test if the
helmet pierced by the spiked beater. For the shock absorption
test, the acceleration that occurred from the test is not more
than 2000 g. with these criteria, the helmet that meets the
criteria with the least mass is selected. Configuration with the
thickness of 5 mm HGM and 2 layers of carbon fiber are
selected.
vii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Aplikasi
Komposit Epoxy – HGM – Carbon Fiber pada Sungkup
Helm Untuk Menahan Penetrasi dan Mereduksi Energi
Impact” dapat terselesaikan walaupun terdapat banyak
kekurangan. Tidak lupa sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW.
viii
Segenap Alumni Super Camp SBMPTN 2015,
terkhusus Erviana Dwi Nurhidayati.
Segenap Dosen dan Tenaga Kependidikan Teknik
Mesin FTI ITS.
Semua pihak, termasuk calon istri, yang tidak dapat
disebutkan satu – per satu.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
3.5 Analisa Hasil Simulasi 32
3.6 Pembuatan Prototype Helm 33
3.6.1 Peralatan dan Bahan 34
3.6.2 Langkah – langkah 34
3.7 Pengujian SNI 1811 – 2007 35
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Spesifikasi Sungkup Helm 38
4.1.1 Sungkup Helm Epoxy – HGM 38
4.1.2 Sungkup Helm Epoxy – HGM – Carbon Fiber 38
4.2 Hasil Simulasi 39
4.2.1 Hasil Simulasi Uji Penetrasi Sungkup
Helm Epoxy – HGM 39
4.2.1.1 Penetrasi (Epoxy – HGM) 39
4.2.1.2 Tegangan Akibat Penetrasi (Epoxy – HGM) 40
4.2.1.2 Regangan Akibat Penetrasi (Epoxy – HGM) 41
4.2.2 Hasil Simulasi Uji Penyerapan Kejut
(Epoxy – HGM) 41
4.2.2.1 Percepatan yang Dialami oleh Pola Kepala Uji
(Epoxy – HGM) 41
4.2.2.2 Penyerapan Energi (Epoxy – HGM) 43
4.2.2.3 Tegangan Akibat Beban Kejut (Epoxy – HGM) 43
4.2.2.4 Regangan Akibat Beban Kejut (Epoxy – HGM) 44
4.2.2.5 Konservasi Energi (Epoxy – HGM) 44
4.2.3 Hasil Simulasi Uji Penetrasi Epoxy – HGM –
Carbon Fiber 45
4.2.3.1 Penetrasi Akibat Penetrasi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 45
4.2.3.2 Tegangan Akibat Penetrasi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 45
4.2.3.3 Regangan Akibat Penetrasi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 46
4.2.4 Hasil Simulasi Uji Penyerapan Kejut
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 47
x
4.2.4.1 Percepatan yang Dialami oleh Pola Kepala Uji
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 47
4.2.4.2 Penyerapan Energi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 48
4.2.4.3 Tegangan Akibat Beban Kejut
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 49
4.2.4.4 Regangan Akibat Beban Kejut
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 50
4.2.4.5 Konservasi Energi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber 51
4.3 Pembahasan 51
4.3.1 Simulasi Uji Penetrasi (Epoxy – HGM) 51
4.3.1.1 Penetrasi (Epoxy – HGM) 51
4.3.1.2 Tegangan dan Regangan Sungkup Akibat Penetrasi
(Epoxy – HGM) 52
4.3.2 Simulasi Uji Penyerapan Kejut
(Epoxy – HGM) 52
4.3.2.1 Percapatan yang Dialami oleh Pola Kepala Uji
(Epoxy – HGM) 52
4.3.2.2 Penyerapan Energi (Epoxy – HGM) 53
4.3.2.3 Tegangan dan Regangan Akibat Beban Kejut
(Epoxy – HGM) 53
4.3.2.4 Konservasi Energi (Epoxy – HGM) 54
4.3.3 Simulasi Uji Penetrasi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 54
4.3.3.1 Penetrasi (Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 54
4.3.3.2 Tegangan dan Regangan Sungkup Akibat Penetrasi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 55
4.3.4 Simulasi Uji Penyerapan Kejut
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 55
4.3.4.1 Percapatan yang Dialami oleh Pola Kepala Uji
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 55
4.3.4.2 Penyerapan Energi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 56
4.3.4.3 Tegangan dan Regangan Akibat Beban Kejut
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 56
xi
4.3.4.4 Konservasi Energi
(Epoxy – HGM – Carbon Fiber) 57
4.3.5 Pemilihan Sungkup 58
4.4 Tahap Eksperimen 58
4.4.1 Referensi Cetakan Helm 58
4.4.2 Cetakan Helm 59
4.4.3 Prototype Helm 59
4.4.4 Pengujian 60
4.4.4.1 Uji Penetrasi 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Klasifikasi Komposit 7
Gambar 2.2 Komposit Berpenguat Partikel 8
Gambar 2.3 Komposit Berpenguat Serat 9
Gambar 2.4 Komposit Berpenguat Struktur 9
Gambar 2.5 Hybrid Composite 10
Gambar 2.6 Properties HGM 3M iM30K 12
Gambar 2.7 Hollow Glass Microsphere 12
Gambar 2.8 Helm Perang dari Berbagai Benua dan
Negara 15
Gambar 2.9 Helm Pengendara Sepeda Motor 16
Gambar 2.10 Helm Proyek/Keselamatan 16
Gambar 2.11 Konstruksi Helm Open Face Menurut
SNI 1811 – 2007 20
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 21
Gambar 3.2 Diagram Alir Simulasi Pengujian Penetrasi
dan Penyerapan Beban Kejut Terhadap Helm
dengan Material HGM 22
Gambar 3.3 Diagram Alir Simulasi Pengujian Penetrasi
dan Penyerapan Beban Kejut Terhadap
Helm dengan Material HGM dan
Carbon Fiber 23
Gambar 3.4 Diagram Alir Pembuatan Cetakan 24
Gambar 3.5 Diagram Alir Pembuatan Prototype Helm 25
Gambar 3.6 Diagram Alir Uji SNI 1811 – 2007 26
Gambar 3.7 Model Helm yang Digunakan pada
Penelitian 28
Gambar 3.8 Pengkondisian Model Helm dengan Alat Uji
pada Pengujian Impact 28
Gambar 3.9 Pengkondisian Model Helm dengan Alat Uji
pada Pengujian Penetrasi 29
Gambar 3.10 Import Geometri dan Input Properties 26
Gambar 3.11 Langkah Proses dan Hasil Meshing 26
Gambar 3.12 Proses Pembebanan dan Pemberian
Constraint 26
Gambar 3.13 Proses Running 27
xiii
Gambar 3.14 Contoh Hasil Simulasi Uji Penetrasi
SNI 1811 – 2007 27
Gambar 3.15 Skema Hasil Simulasi Uji Penetrasi 28
Gambar 3.16 Pembuatan Cetakan Helm 30
Gambar 3.17 Skema Uji Penetrasi SNI 1811 – 2007 31
Gambar 3.18 Kelengkapan Uji Penetrasi
SNI 1811 – 2007 32
Gambar 3.19 Skema Uji Penyerapan Beban Kejut
SNI 1811 – 2007 32
Gambar 4.1 Penetrasi pada Sungkup Helm 34
Gambar 4.2 Penetrasi pada Sungkup Helm 34
Gambar 4.3 Tegangan pada Sungkup Akibat Penetrasi 35
Gambar 4.4 Regangan pada Sungkup Akibat Penetrasi 35
Gambar 4.5 Percepatan yang Dialami Pola Kepala Uji 36
Gambar 4.6 Energi Internal yang Timbul pada Uji
Penyerapan Kejut 37
Gambar 4.7 Tegangan pada Sungkup 37
Gambar 4.8 Regangan pada Sungkup Akibat
Beban Kejut 38
Gambar 4.9 Penetrasi pada Sungkup Helm 39
Gambar 4.10 Tegangan pada Sungkup Akibat Penetrasi 40
Gambar 4.11 Regangan pada Sungkup Akibat Penetrasi 41
Gambar 4.12 Percepatan yang Dialami Pola Kepala Uji 42
Gambar 4.13 Energi Internal yang Timbul pada Uji
Penyerapan Kejut 43
Gambar 4.14 Tegangan pada Sungkup Epoxy – HGM –
Carbon Fiber (Uji Penyerapan Kejut 44
Gambar 4.15 Regangan pada Sungkup Akibat Beban Kejut
45
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prototype
helm dengan material epoxy – HGM – carbon fiber dengan
kemampuan penyerapan energi impact yang baik. Prototype
helm harus memenuhi uji mutu SNI 1811 – 2007 untuk uji
beban tekan dan penyerapan energi impact.
4
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya dapat
digunakan oleh pihak terkait sebagai pertimbangan dalam
pemilihan material helm dan atau penggunaan material epoxy –
HGM – carbon fiber sebagai bahan pembuatan lapisan luar
helm beserta pengembangannya.
5
6
yang diteruskan oleh helm tidak boleh lebih dari 2000 kgf. Pada
helm dengan tebal 8 mm tegangan maksimal 0,74105,
deformasi pada sungkup 8,828 x 10−4 dan gaya yang
diteruskan oleh helm sebesar 460 kgf.
Penelitian sebelumnya mengenai epoxy – HGM
sebagai material sungkup helm, yang dilakukan oleh Galang,
dengan memvariasikan ketebalan helm (4 mm, 6 mm, dan 8
mm). Dari hasil simulasi penelitian tersebut, didapatkan
hubungan antara variasi ketebalan dengan ketahanan terhadap
beban tekan dan penyerapan energi impact. [Galang, 2015].
Diperlukan aplikasi pembuatan sungkup helm dengan material
epoxy-HGM hingga didapatkan prototype helm. Selanjutnya,
dilakukan uji mutu prototype helm berupa uji beban tekan dan
beban kejut sesuai dengan SNI 1811 – 2007.
2.2.4 Epoxy
Epoxy adalah polimer yang terbentuk dari dua bahan
kimia yang berbeda disebut sebagai “resin” dan “pengeras”.
Resin ini terdiri dari monomer atau polimer rantai pendek
dengan kelompok epoksida di kedua ujung. Epoxy resin yang
paling umum dihasilkan dari reaksi antara epiklorohidrine dan
bisphenol-A. Meskipun yang terakhir mungkin akan digantikan
dengan bahan kimia yang serupa. Pengeras terdiri dari
monomer polyamine semisal Triethylenetetramine (teta).
Ketika senyawa ini dicampurkan, kelompok amina akan
berekasi dengan kelompok epoksida untuk membentuk ikatan
kovalen. Setiap kelompok NH dapat bereaksi dengan kelompok
epoksida menghasilkan polimer yang kaku dan kuat.
Tabel 2.2 Properties of Epoxy
Properties
2.2.5 Helm
Helm merupakan topi pelindung kepala yang dibuat
dari bahan yang tahan benturan (dipakai oleh tentara, anggota
barisan pemadam kebakaran, pekerja tambang, penyelam
sebagai bagian dari pakaian, pengendara sepeda motor, dan
sebagainya) [KBBI]. Helm terus berkembang seiring dengan
berjalannya waktu dan menyesuaikan dengan penggunaannya.
15
2. Helm Motor
Helm motor digunakan untuk melindungi
kepala bila terjadi kecelakaan lalu-lintas yang
melibatkan pengendara sepeda motor. Kewajiban
menggunakan helm di Indonesia, pertama kali
dicetuskan oleh Kapolri Jenderal Hoegeng Iman
Santoso dan mendapat penolakan keras. Selanjutnya,
peraturan penggunaan helm diatur dalam Undang-
16
3. Helm Proyek/Keselamatan
Helm proyek merupakan helm yang
direncanakan untuk melindungi jatuhan material pada
proyek pembangunan rumah, gedung ataupun juga
digunakan di daerah pertambangan. Helem proyek
wajib dikenakan oleh semua orang yang ada di lokasi
proyek/pekerjaan. Penggunaan helm disesuaikan
dengan pekerjaan yang dilakukan dan atau jabatan
orang yang bersangkutan. Helm proyek digolongkan
dengan warnanya masing masing, kuning untuk
pekerja, putih untuk supervisor dan merah untuk safety
(HSE).
3. Pengujian Mutu
Pada SNI 1811 – 2007, terdapat beberapa
pengujian yang disyaratkan pada suatu helm sebelum
benar-benar dapat digunakan atau dipasarkan yaitu:
- Uji penyerapan kejut
- Uji penetrasi
- Uji efektivitas sistem penahan
- Uji kekuatan sistem penahan dengan tali
pemegang
- Uji pergeseran tali pemegang
- Uji ketahanan terhadap keausan dari tali
pemegang
- Uji impact miring
- Uji pelindung dagu
- Uji sifat mudah terbakar
BAB III
METODOLOGI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Hasil simulasi
Prototype helm
Hasil pengujian
Kesimpulan
End
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
21
22
Start
Meshing ti = t(i-1) + 1 mm
Running
Hasil simulasi
tidak
ti = 8 mm
ya
End.
Gambar 3.2 Diagram alir simulasi pengujian penetrasi dan
penyerapan beban kejut terhadap helm dengan
material HGM
23
Start
Running
Hasil simulasi
Indentor
ya
menembus
helm
tidak
Analisa hasil simulasi
End.
Gambar 3.3 Diagram alir simulasi pengujian penetrasi dan
penyerapan beban kejut terhadap helm dengan
material HGM dan carbon fiber
24
Start
tidak
Rongga tertutup
ya
Pastikan permukaan cetakan
helm bersih dan halus
Cetakan helm
End.
Gambar 3.4 Diagram alir pembuatan cetakan helm
25
Start
Prototype helm
End.
Gambar 3.5 Diagram alir pembuatan prototype helm
26
Start
Prototype helm,
peralatan uji SNI 1811 – 2007
Telah ada
tidak
tiga titik yang
terindentasi
ya
Selesai
3.4 Simulasi
Simulasi Pengujian SNI 1811 – 2007, uji penetrasi dan
uji penerapan kejut, dilakukan menggunakan perangkat lunak
finite element. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan
antara lain:
3. Meshing
Meshing atau pembagian suatu komponen menjadi
simpul-simpul (nodes) pengamatan yang terhubung satu sama
lain. Pemilihan meshing ditujukan untuk mengatur tingkat
kedetailan hasil simulasi.
4. Pembebanan
Pada pembebanan, dilakukan pengkondisian area-area
fixed support dan pemberian initial condition seperti kecepatan
yang bekerja pada alat uji.
38
39
1 2 3
(mm)
0
HGM Carbon HGM Carbon HGM Carbon
4.3 Pembahasan
4.3.1 Simulasi Sungkup Helm Epoxy – HGM
4.3.1.1 Penetrasi
Merujuk Gambar 4.1, terdapat fluktuasi terhadap nilai
penetrasi seiring dengan penambahan ketebalan sungkup.
Dengan kata lain, tidak terlihat adanya korelasi antara ketebalan
sungkup dengan besarnya penetrasi yang terjadi. Sementara itu,
jika dilihat dari persentase penetrasi terhadap ketebalan
sungkup, grafik pada Gambar 4.2 menunjukkan adanya korelasi
antara nilai penetrasi dan ketebalan sungkup. Semakin besar
ketebalan sungkup helm, persentase penetrasi yang ditimbulkan
akan semakin kecil.
Mengacu pada SNI 1811 – 2007, sungkup dengan
ketebalan 4 mm tidak lolos uji penetrasi dikarenakan tertembus
sepenuhnya oleh paku pemukul (4 mm ~ 100 %). Sementara,
keempat sungkup lain memenuhi kriteria SNI 1811 – 2007 yang
mensyaratkan paku pemukul tidak menembus sungkup helm.
Sungkup dengan ketabalan 5 mm dan 6 mm masing – masing
mengalami penetrasi sebesar 3.5582 mm dan 4.1653 mm.
52
63
64
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah dilakukan
penelitian ini antara lain:
1. Hendaknya simulasi dilakukan secara teratur dan bertahap
untuk menghindari adanya akumulasi data sehingga
mempengaruhi hasil simulasi.
2. Perlu diperhatikan kemanan, kebersihan, dan kerapian
dalam proses eksperimen (pembuatan spesimen dan
pengujian.
LAMPIRAN
Tabel Rekapitulasi Hasil Simulasi
Uji Penetrasi Uji Penyerapan Kejut
n
an
n
Tegangan Regangan Tegangan Regangan g
ta
ala
Jumlah Energi yang an
pa
Massa Penetrasi
teb
ce
layer HGM Carbon HGM Carbon diteruskan HGM Carbon HGM Carbon
ter
er
Ke
P
Ke
1 598.59 60.49 137.59 318.36 0.32 0.01 2284.3 4.952 177.58 290.2 0.411 0.009 X
4 mm
2 674.57 20.35 155.94 401.7 0.302 0.019 1175.33 3.831 151.02 1236.5 0.294 0.02 X
3 751.27 20.37 138.51 724.84 0.259 0.013 1423.75 3.052 247.03 2006.4 0.52 0.027 X
0 658.64 81.16 92.79 x 0.311 x 1650.66 2.235 234.38 x 0.431 x X
1 735.42 50.73 152.15 401.43 0.236 0.02 1196.01 1.329 156.68 444.68 0.392 0.011 OK
5 mm
2 812.66 23.41 97.001 821.24 0.248 0.013 1105.51 1.317 178.3 796.3 0.387 0.016 OK
3 890.32 19.51 103.84 918.55 0.216 0.013 1094.8 1.103 133.74 2264.7 0.275 0.03 X
0 796.26 69.42 92.18 x 0.305 x 1423.04 1.951 204.54 x 0.387 x X
1 874.15 42.07 119.61 288.5 0.286 0.005 951.42 0.871 135.33 290.32 0.31 0.006 OK
6 mm
2 952.51 27.87 109.69 801.9 0.236 0.011 972.51 1.132 128.66 711.6 0.28 0.009 OK
3 1031.31 19.66 92.448 748.08 0.197 0.01 1126.1 1.127 152.64 2168.2 0.313 0.025 X
7 mm 0 935.87 49.47 105.58 x 0.329 x 1432.01 1.809 198.03 x 0.39 x OK
8 mm 0 1077.49 49.24 81.54 x 0.277 x 1378.39 1.613 174.66 x 0.37 x OK
65
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Hindun. 2014. Pengaruh Komposit Epoxy – HGM pada
Bumper Depan Kendaraan untuk Mereduksi Energi
Impact. Teknik Mesin FTI-ITS. Surabaya.
Andersson, Marcus. 2014. Crash Behavior of Composite
Structure. Chalmers University of Technology.
Goteborg, Sweden.
Arista, Fachmi Yuni. 2014.Pengaruh Variasi Fraksi Volume
dan temperature curing Terhadap Karakteristik Tekan
Komposit Epoxy Partikel Hollow Glass Microspheres.
Teknik Mesin FTI-ITS. Surabaya.
Badan Standardisasi Nasional (BSN – Indonesia). 2007.
Standar Nasional Indonesia 1811- 2007, Indonesia.
COST 2001. European Cooperation in the Field of Scientific
and Technical Research Final Report. European
Commission, Directorate General for Energy and
Transport. Luxemburg.
DITRDLG. 2008. Research and Analysis Report Road Safety:
Fatal and Serious Road Crashes Involving Motorcyclists.
Department of Infrastructure, Transport, Regional
Development and Local Government. Australia.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2013. Perhubungan
Darat Dalam Angka 2013. Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia. Jakarta.
Erhardt, Taryn. 2015. Motorcycle Helmet Type and the Risk of
Head Injury and Neck Injury during Motorcycle
Collisions in California. Elsevier.
Kleiven, Svein. 2013. Why Most Traumatic Brain Injuries are
not Caused by Linear Acceleration but Skull Fracture
are. KTH Royak Institute of Technology. Huddinge,
Swedden.
Korlantas Polri. 2013. Data Kecelakaan Lalu-lintas 2013.
POLRI. Jakarta.NHTSA, 2014. Traffict Safety Facts:
2013 Motor Vehicle Crashes: Overview. National
Highway Traffic Safety Administrasion. USA.
66