CSS Pneumonia in COVID19 - Dinar Agustina 1915017 DrJ. Ustin, Sp. Rad
CSS Pneumonia in COVID19 - Dinar Agustina 1915017 DrJ. Ustin, Sp. Rad
Disusun oleh:
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................1
Pendahuluan ..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................2
BAB 2 .......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................3
2.1 Definisi dan Etiologi.........................................................................................3
2.2 Anatomi Paru-Paru ...........................................................................................4
2.3 Patofisiologi .....................................................................................................6
2.4 Gejala Klinis ....................................................................................................8
2.5 Ekespertise Foto Polos.................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
i
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
SARS-CoV-2 mirip dengan kasus severe acute respiratory syndrome (SARS)
dan middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) yang sama-sama
menyebabkan sindrom distres pernapasan akut pada manusia. Per 16 Juni 2020, total
lebih dari 7.900.000 kasus konfirmasi positif dan sekitar 434.796 total kematian akibat
COVID-19 dilaporkan secara global. Sayangnya, tidak ada agen terapi yang dinilai
ampu dalam mengobati penyakit ini. Di Asia tenggara ditemukan 4.689.943 kasus
konfirmasi, 83.400 kasus meninggal dengan persentase 1,8%. Indonesia sendiri
terdapat 194.109 kasus konfirmasi, 8.025 kasus meninggal dengan persentase 4,1%
dan 138.575 (71,4%) kasus sembuh.3
2
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
3
2.3 Anatomi Paru-Paru
Pulmo atau paru paru adalah organ yang mengisi bagian rongga toraks. Paru-
paru melekat pada ligamentum pulmonale dan radiks pulmonale. Setiap paru-paru
memiliki sebuah apeks, basis, tiga buah facies yaitu, facies costalis, facies
mediastinalis, facies diaphragmatica dan tiga buah margo yaitu margo anterior, margo
inferior, dan margo posterior. Paru-paru kiri dibagi menjadi lobus superior dan lobus
inferior, oleh fisura obliqua. Paru-paru kanan dibagi menjadi lobus superior, lobus
inferior, dan lobus medius oleh fisura obliqua dan fisura horizontalis.6
Bronki dan vasa pulmonales muncul dari trakea dan jantung menuju tiap paru-
paru. Keseluruhannya membentuk radiks pulmonis yang akan memasuki hilum
pulmonis. Apeks pulmonis berbentuk bundar seperti cupula pleurae. Apeks pulmonalis
sebelah kanan lebih kecil dan lebih dekat trakea, dan disilang oleh vasa subclavian.
Facies costalis tampak lebih besar, lebih cembung, dan berhubungan dengan
pleura pars costalis. Facies ini beralih ke facies mediastinalis pada margo anterior dan
posterior dan beralih ke facies diaphragmatica pada margo inferior.6
Facies mediastinalis terbagi menjadi pars vertebralis dan pars mediastinalis.
Pars vertebralis terdapat pada sisi vertebrae thoracica. Hilum pulmonis terdapat di
sebelah atas dan belakang impression cardiac. Hilum pulmonis mengandung pembuluh
darah, kelenjar getah bening dan bronki yang keluar dan masuk pulmo.6
Facies diaphragmatica bentuknya sesuai dengan bentuk kubah diaphragm.
Facies diaphragmatica sebelah kanan lebih cekung daripada yang kiri. Facies
diaphragmatica disebut juga basis pulmonis.6
4
Segmentum posterius
Segmentum anterius Segmentum anterius
Lobus medius Segmentum lingulare superius
Segmentum laterale Segmentum lingulare inferius
Segmentum mediale Lobus inferior
Lobus inferior Segmentum superius
Segmentum superius Segmentum basale anterius (SVII-
Segmentum basale mediale SVIII)
Segmentum basale anterius Segementum basale laterale
Segmentum basale laterale Segmentum basale posterius
Segmentum basale posterius
Gambar 2.2 Segmen Paru-Paru. Right Lateral View (Kiri). Left Lateral View (Kanan)7
Pembuluh darah
Truncus pulmonalis muncul dari ventrikel kanan. Kemudian bercabang dua
menjadi arteria pulmonalis dextra dan sinistra. Arteriae pulmonalis dextra berjalan
5
posterior dari aorta ascenden dan vena cava superior. Arteria pulmonalis sinistra
berjalan anterior terhadap arcus aortae dan saling berhubungan dengan perantaraan
ligamentum arteriosum.6
Darah yang akan mengalami oksigenasi dibawa oleh arteria pulmonalis ke
dalam paru paru, sedangkan jariangan paru paru menerima oksigen dari arteria
bronchialis. Arteria bronchialis berasal dari aorta dari arteria intercostalis. 6
Vena pulmonalis membawa darah bersih dari paru paru menuju atrium kiri.
Vena pulmonalis dextra superior mengalirkan darah dari lobus superior paru kanan.
Vena pulmonalis sinistra superior menerima darah dari lobus superior paru kiri. Vena
bronchiallis bermuara pada vena azygos, vena hemiazygos, dan vena intercostalis
posterior.6
2.3 Patofisiologi
6
Terjadi perpindahan neutrophil ke paru-paru, melepaskan ROS dan sitokin
sehingga menyebabkan kerusakan alveolar dan terjadi akumulasi cairan di interstitial
dan alveolus sehingga dapat menyebabkan gambaran Bilateral ground-glass opacities
& intersitital infiltrates on Chest Xray. 8
Gejala yang terjadi pada COVID-19 dapat dikategorikan sebagai ringan, sedang
dan berat. Gejala ringan ditandai dengan adanya demam, batuk, nyeri badan, lemas,
penurunan nafsu makan, sesak nafas yang ringan. Gejala sedang ditandai dengan
perberatan sesak, terdapat infiltrat di kedua lapang paru pada pemeriksaan foto thorax.
Gagal nafas atau ARDS, shock dan aritmia merupakan tanda terjadinya gejala berat
pada COVID-19.8
7
2.4 Gejala Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas.
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul
sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif,
seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang
muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki
prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut
sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. 4
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada
tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan
8
batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa
adanya tanda pneumonia berat. Definisi takipnea pada anak:
● < 2 bulan : ≥ 60x/menit
● 2-11 bulan : ≥ 50x/menit
● 1-5 tahun : ≥ 40x/menit
c. Pneumonia berat
Pada pasien dewasa
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: >30x/menit), distress pernapasan
berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar. 4
Kriteria definisi Severe Community-acquired Pneumonia (CAP) menurut
Diseases Society of America/American Thoracic Society.
9
Pada pasien anak-anak:
Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara kondisi berikut:
- Sianosis central atau SpO2 <90%
- Distress napas berat (retraksi dada berat)
- Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum; letargi atau
penurunan kesadaran; atau kejang).
Dewasa:
10
ARDS ringan : 200 mmHg < PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan PEEP atau
CPAP ≥5 cmH2O atau tanpa diventilasi)
ARDS sedang : 100 mmHg < PaO2/FiO2 ≤200 mmHg dengan PEEP ≥5
cmH2O atau tanpa diventilasi
ARDS berat : PaO2/FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O atau tanpa
diventilasi
Tidak tersedia data PaO2 : SpO2/FiO2 ≤315 diduga ARDS (termasuk pasien
tanpa ventilasi)4
Anak:
Bilevel NIV atau CPAP ≥5 cmH2O melalui masker full wajah: PaO2/FiO2 ≤
300 mmHg atau SpO2/FiO2 ≤264
ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ oxygenation index (OI) <8 or 5 ≤ OSI <
7.5
ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI < 16 atau 7.5 ≤ oxygenation index
using SpO2 (OSI) < 12.3
ARDS berat (ventilasi invasif): OI ≥ 16 atau OSI ≥ 12.34
e. Sepsis
Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap suspek
infeksi atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda disfungsi
organ perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi napas cepat, saturasi
oksigen rendah, keluaran urin berkurang, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
akral dingin atau tekanan darah rendah, kulit mottling atau terdapat bukti laboratorium
koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hiperbilirubinemia. 4
Skor SOFA dapat digunakan untuk menentukan diagnosis sepsis dari nilai 0-24
dengan menilai 6 sistem organ yaitu respirasi (hipoksemia melalui tekanan oksigen
atau fraksi oksigen), koagulasi (trombositopenia), liver (bilirubin meningkat),
11
kardivaskular (hipotensi), system saraf pusat (tingkat kesadaran dihitung dengan
Glasgow coma scale) dan ginjal (luaran urin berkurang atau tinggi kreatinin). Sepsis
didefinisikan peningkatan skor Sequential (Sepsis-related) Organ Failure Assesment
(SOFA) ≥ 2 poin.4
Pada anak-anak didiagnosis sepsis bila curiga atau terbukti infeksi dan ≥ 2
kriteria systemic inflammatory Response Syndrom (SIRS) yang salah satunya harus
suhu abnormal atau hitung leukosit.4
f. Syok septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum adekuat
sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan serum
laktat > 2 mmol/L.4
Definisi syok septik pada anak yaitu hipotensi dengan tekanan sistolik <
persentil 5 atau >2 SD dibawah rata rata tekanan sistolik normal berdasarkan usia atau
diikuti dengan 2-3 kondisi berikut :
Perubahan status mental
Bradikardia atau takikardia
- Pada balita : frekuensi nadi <90 x/menit atau >160x/menit
- Pada anak-anak : frekuensi nadi <70x/menit atau >150x/menit
Capillary refill time meningkat (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan
bounding pulse
Takipnea
Kulit mottled atau petekia atau purpura
Peningkatan laktat
Oliguria
Hipertemia atau hipotermia4
12
2.5 Foto Toraks pada Pneumonia COVID-19
13
Tampak bercak lunak di lapang paru tengah dan bawah terutama di lateral,
bilateral, batas irregular
Kesan : Pneumonia bilateral
14
DAFTAR PUSTAKA
15