Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 PADA KASUS

COR PULMONAE (HIPERTENSI PULMONAL)

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jl. Dewi Sartika No.1 Debong Kulon RT 001/001
2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Tegal, 1 Agustus 2023

Kelompok 1

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. II
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
C. TUJUAN .............................................................................................................2
BAB II ............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ............................................................................................................3
A. PENGERTIAN ...................................................................................................3
B. PATOFISOLOGI ............................................................................................... 4
Gambar 1 ................................................................................................................ 4
Gambar 2 ................................................................................................................ 5
Pathway ................................................................................................................... 6
C. MANIVESTASI KLINIS ...................................................................................5
D. TATA LAKSANA PENGOBATAN ................................................................. 6
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PEREDARAN DARAH
PADA PASIEN COR PULMONAE DI RUANG LAVENDER ATAS .......................8
BAB III ........................................................................................................................ 23
PENUTUP ................................................................................................................... 23
EVALUASI ...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 24

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cor pulmonale atau ganguan pada sistem paru-paru dan jantung


adalah perubahan struktur dan fungsi ventrikel jantung kanan akibat suatu
penyakit primer pada sistem pernapasan. Penyebab utama cor pulmonale
adalah hipertensi pulmonal. Gangguan ventrikel kanan yang disebabkan
oleh abnormalitas primer pada bagian kiri jantung tidak dikategorikan
sebagai cor pulmonale.
Meskipun cor pulmonale sering terjadi secara perlahan dan
progresif akibat penyakit paru kronis, proses akut yang mengancam
nyawa juga mungkin menjadi penyebab cor pulmonale. Contohnya
adalah emboli paru dan acute respiratory distress syndrome.
Diagnosis cor pulmonale dapat ditegakkan jika terdapat tanda dan
gejala gagal jantung kanan, disertai dengan penyakit primer pada sistem
pernapasan. Modalitas diagnosis yang lebih sering digunakan adalah
echocardiography, meskipun kateterisasi jantung kanan adalah modalitas
diagnosis yang paling akurat, tetapi juga paling invasif. Penatalaksanaan
cor pulmonale bisa dilakukan dengan cara menangani penyakit pada
sistem respirasi yang mendasari terjadinya cor pulmonale.

B. RUMUSAN MASALAH

Beberapa rumusan masalah terkait hipertensi pulmonal adalah


sebagai berikut :
1. Pengertian atau etiologi cor pulmonae ?
2. Patofisologi cor pulmonae ?

1
3. Penanganan kasus cor pulmonae ?
4. Asuhan keperawatan kasus cor pulmonae ?
5. Pemeriksaan penunjang kasus cor pulmonae ?

C. TUJUAN

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mempelajari sub-bab


keperawatan medikal bedah 1 dengan kasus cor pulmonae dimulai
dengan etiologi sampai asuhan keperawatannya. Dengan demikian
mahasiswa mampu dan mengerti materi yang akan disampaikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Cor pulmonale adalah istilah Latin yang berarti "jantung paru-


paru," definisinya bervariasi, dan saat ini tidak ada definisi konsensual.
Cor pulmonale dapat didefinisikan sebagai perubahan struktur (misalnya,
hipertrofi atau dilatasi) dan fungsi ventrikel kanan (RV) jantung yang
disebabkan oleh gangguan primer pada sistem pernapasan yang
mengakibatkan hipertensi pulmonal. Gagal jantung sisi kanan yang
disebabkan oleh gagal jantung sisi kiri atau penyakit jantung bawaan
tidak dianggap sebagai cor pulmonale.
Hipertensi pulmonal terkait dengan penyakit pada paru-paru
(misalnya, penyakit paru obstruktif kronis, penyakit paru interstisial),
pembuluh darah (misalnya, hipertensi arteri pulmonal idiopatik), saluran
udara atas (misalnya, obstruksi sleep apnea), atau dinding dada (misalnya,
kyphoscoliosis). Penyakit yang merusak paru-paru seperti autoimun
(misalnya, skleroderma), fibrosis kistik, dan sindrom hipoventilasi
obesitas juga dapat menyebabkan hipertensi pulmonal.
Emboli paru besar adalah penyebab paling umum dari cor
pulmonale akut. Emboli paru besar dapat meniru infark miokard dengan
peningkatan troponin, perubahan ST, nyeri dada, dan sesak napas.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyebab paling umum
dari cor pulmonale. Tingkat keparahan cor pulmonale tampaknya
berkorelasi dengan tingkat hipoksemia, hiperkapnia, dan obstruksi aliran
udara. Pada sebagian besar pasien dengan PPOK, cor pulmonale

3
cenderung disertai dengan hipertensi paru yang ringan (yaitu, tekanan
arteri paru rata-rata 40 mmHg atau kurang).

B. PATOFISOLOGI

Patofisiologi cor pulmonale merupakan hasil dari peningkatan


tekanan di bagian kanan jantung akibat hipertensi pulmonal yang terkait
dengan penyakit paru-paru.
Dalam kondisi fisiologis normal, ventrikel kanan memompa
melawan sirkuit resistensi rendah.
Resistensi vaskular paru normal adalah sekitar sepuluh kali lipat
resistensi arteri sistemik. Hipoksemia kronis yang menyebabkan
vasokonstriksi kronis menyebabkan proliferasi otot polos pada arteri
paru-paru kecil. Hipoksemia menyebabkan perubahan pada mediator
vaskular seperti Nitric Oxide, Endothelin1 (ET1), dan faktor
pertumbuhan yang berasal dari trombosit. Nitric oxide adalah vasodilator;
hipoksemia mengurangi produksi nitric oxide oleh sel endotel dan
mengakibatkan gangguan pada relaksasi otot polos.
Peristiwa patofisiologis awal dalam terjadinya cor pulmonale
adalah peningkatan resistensi vaskular paru. Ketika resistensi meningkat,
tekanan arteri paru meningkat, dan pekerjaan ventrikel kanan meningkat
menyebabkan pembesaran ventrikel kanan (misalnya, penebalan,
pelebaran, atau keduanya).

Gambar 1

4
Gambar 2

Penyebab umum nya


1. Penyakit paru obstruktiv kronis
2. Emboli paru-paru
3. Kerusakan jaringan paru (Interestial Lung Disease)
4. Pembentukan jaringan kista paru (Cairan)
Tanda dan gejala
1. Sesak napas (namun gejala ini juga disebabkan karna gangguan pada
paru)
2. Edema perifier akibat gagal jantung bagian kanan (ventrikel kanan)
3. Peningkatan sesak napas yang berujung pada pusing atau pingsan
4. Nyeri dada

C. MANIVESTASI KLINIS

Manivestasi klinis pada kasus ini yakni :


1. Pemeriksaan saturasi oksigen menggunakan oximeter, basanya pasien
mengalami hipoksia

5
2. Cyanulis (Membiru), biasanya pasien akan membiru di bagian bibir
dan ujung jari tangan dan kaki
3. Suara jantung murmur atau terdengar seperti desingan atau tiupan saat
jantung berdetak
4. Hepatomegali atau pembesaran hati

Pathway

Kebiasahan hidup yang Genetik atau faktor


kurang sehat keturunan

Cor Pulmonae

Hambatan sirkulasi Hipertensi di ventrikel Gangguan aliran darah


darah menuju paru kanan dan sirkulasi cairan

Emboli Paru Kerja jantung berlebih


Edema perifier

Gangguan respirasi Gangguan irama jantung Pemakaian alat


(Aritmia) pacu jantung,
Pemantauan EKG
Penurunan saturasi Pemberian
oksigen oksigenasi
Pemantauan cairan tubuh

Kerusakan jaringan paru


(Interestial Lung Desease)

6
D. TATA LAKSANA PENGOBATAN

Hipertensi pulmonal adalah penyakit yang belum dapat diobati


sepenuhnya. Tujuan pengobatan adalah meredakan gejala dan
memperlambat perkembangan penyakit. Jika didiagnosis dan ditangani
pada tahap awal, kerusakan permanen pada arteri pulmonal dapat dicegah.
Pengobatan hipertensi pulmonal dapat melibatkan penanganan
langsung pada kondisi tersebut atau penyebab yang mendasarinya.
Metode pengobatan yang dapat diterapkan mencakup penggunaan obat-
obatan serta prosedur medis, seperti:
1. Obat-obatan: Sildenafil atau tadalafil membantu pembuluh darah
paru-paru agar darah mengalir lebih lancar. Antagonis kalsium
melemaskan otot pembuluh darah. Antikoagulan seperti warfarin
mencegah gumpalan darah. Diuretik mengurangi cairan dalam tubuh.
Digoxin membantu jantung berdenyut lebih kuat. Vasodilator
melebarkan pembuluh darah di paru-paru.
2. Terapi oksigen: Pasien yang tinggal di dataran tinggi atau mengalami
sleep apnea dapat diberi suplemen oksigen.
3. Operasi: Endarterektomi paru menghilangkan gumpalan darah di
arteri pulmonal. Balloon pulmonary angioplasty melancarkan aliran
darah. Septostomi atrium membuat celah di antara atrium jantung
untuk mengurangi tekanan. Transplantasi paru-paru atau jantung-paru
dilakukan pada kasus parah.
Untuk memaksimalkan pengobatan, perubahan gaya hidup juga
diperlukan, seperti istirahat cukup, olahraga teratur, menghindari aktivitas
yang memengaruhi tekanan darah, berhenti merokok, hindari dataran
tinggi, gunakan kontrasepsi, dan rutin vaksinasi. Konsultasikan obat
dengan dokter, jalani pemeriksaan berkala, dan dukungan sosial juga

7
penting. Dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup, perkembangan
penyakit dapat diperlambat dan kondisi kesehatan pasien dapat membaik.

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PEREDARAN DARAH


PADA PASIEN COR PULMONAE DI RUANG LAVENDER ATAS

A. Pengkajian
1. Data Pengkaji
Nama : Riski Candra kirana
Tanggal : 1 Agustus 2023
Shift : Pagi
Ruang / Rs : Lavender Atas / RSUD Kardinah
2. Data Pasien
Nama : Tn. A
No RM : 722047
Tgl MRS : 29 Juli 2023
Ruang : Lavender Atas
Tgl lahir : 1 Mei 2000
Sex : Laki-Laki
Agama : Agama
Status Kawin : Lajang
Pendidikan : SMA sederajat
Pekerjaan : Kurir
Suku : Jawa
Alamat : Margasari Kab. Tegal
Usia : 23 Thn
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang

8
1) Keluhan utama : Sesak napas disertai nyeri dada

2) Riwayat penyakit sekarang


a) Keluhan pertama kali : Klien datang ke IGD dengan
keluhan sesak napas diserta nyeri
pada dada +2 Hari, ujung jari
sedikit membiru.
b) Pengobatan yg dilakukan : Sesak napas disertai nyeri dada,
Cyanulis di diagnosis COR
Polmunae
c) Kondisi saat masuk RS : Saat masuk RS Kesadaran klien
Somnolen, GCS9 E3M2V4,
Mengalami sesak napas disertai
nyeri dada.
d) Penggunaan alat : Oksigen masker 8 lt/Mnt, Ekg,
Kondom kateter.
b. Riwayat sebelum masuk RS
1) Riwayat penyakit : Keluarga pasien mengatakan
diduga memiliki keturunan
hipertensi tetapi belum pernah
dirawat.
2) Kegiatan klien : Pasien merupakan perokok aktif.
c. Perjalanan penyakit
1) Diagnosa kerja saat masuk RS : Hipertensi pulmonal
2) Tindakan saat masuk RS : saat di IGD pasien dipasang masker
oksigen 8lt/mnt infus RL 500cc 20 tpm
3) Obat yang diberikan : - Infus RL 500cc

9
- Oral Furosemide 40 mg
d. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan rongten :-
2) Pemeriksaan EKG :-
3) Pemeriksaan lab. Darah : -
4) Pemeriksaan lab. Urine : -
5) Pemeriksaan lainnya : -
e. Pengkajian fungsional gordon
1) Persepsi dan pemeliharaan
a) Pandangan atau persepsi pasien terhadap sakit : pasien dan
keluarga mengatakan baru pertama kali dirawat
b) Pengetahuan pasien terhadap sakitnya : pasien tidak mengetahui
sakit yang dideritanya
2) Pola nutrisi dan metabolik
a) Program diet RS : pasien diberikan bubur dan makanan rendah
kalori
b) Rute diet : melalui oral
c) Program cairan : pasien mengatakan minum 3-4 gelas perhari,
infus yang terpasang RL 20 tpm
d) Status nutrisi dan cairan : BB : 80kg
TB : 160cm
IMT : 31,2 (Obesitas 2)
Kebutuhan kalori 1785 kkal/hari
Cairan 2100 ml/hari
e) Balance cairan : intake cairan :-
urin output :-
IWL :-
Balance :-
Nilai ureum :-

10
Nilai krealinin :-

3) Pola eleminasi
a) BAB : Keluarga klien mengatakan BAB lancar terakhir 2
hari yang lalu konsistensi lunak, frekuensi sering,
warna kuning.
b) BAK : Klien BAK sebelum masuk RS tadi pagi, Frekuensi
sering, warna kuning pekat, memakai kondom
kateter.
4) Pola Aktivitas
a) Aktivitas dianjurkan : Aktivitas yang dianjukan yakni mobilitas
ringan duduk di bed.
b) Kemampuan mandiri :
 Makan dan minum : Dibantu orang lain
 Mandi : Tergantung total
 Toileting : Dibantu orang lain dan alat
 Berpakaian : Dibantu orang lain
 Mobilitas di bed : Dibantu orang lain
 Berpindah : Dibantu orang lain
 Ambulasi/ROM : Mandiri
5) Pola Istirahat Dan Tidur (Di RS)
a) Jumlah jam tidur/hari : 8 Jam
b) Waktu tidur : Siang dan malam hari
c) Kebiasaan tidur :-
d) Perubahan Gangguan yg dirasakan : Klien mengeluh kurang
nyenyak dikarenakan sesak
napas.

11
6) Pola Perseptual
a) Penglihatan : Agak Kabur
b) Pendengaran : Normal
c) Pengecapan : Normal
d) Sensor : Normal
7) Pola Persepsi Diri
a) Kecemasan terhadap sakit dan proses yang akan dijalani :
Keluarga klien tidak merasa cemas.
b) Pandangan pasien terhadap sakitnya : Berfikir positif dan bisa
sembuh.
c) Pengendalian emosi : stabil
d) Kepatuhan pasien : patuh
8) Pola Seksual Dan Reproduksi
a) Keluhan : -
9) Pola Peran Dan Hubungan
a) Anggota keluarga yang menunggu : Ibu
b) Dukungan anggota terhadap perawat : baik
c) Interaki pasien dengan keluarga : baik
d) Interaksi pasien dengan petugas medis : baik
e) Interaksi pasien dengan pasien lainnya : cukup
10) Pola Menejemen Koping
a) Perubahan terbesar dalam hidup : klien menyesal kurangnya
edukasi tentang gaya hidup sehat.
11) Sistem Nilai Dan Keyakinan
a) Kegiatan keagamaan : Pasien tidak beribadah selama sakit.
b) Keluhan : Pasien tidak beribadah karena bedrest
total.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Sedang

12
2) Kesadaran : Somnolen
3) Tanda Vital :
- Td : 160/110 mmhg
- Rr : 10 x/ mnt
- N : 120 x/ mnt
- S : 36’C
- Spo2 : 80 %
4) Kepala Dan Leher
 Bentuk mesosepal : Tidak
 Bekas/luka : Tidak
 Jahitan post op : Tidak
 Kelainan rambut : Tidak
 Kelainan telinga : Tidak
 Kelainan hidung : Tidak
 Konjungtiva anemis : Tidak
 Reflek cahaya : Ada
 Pupip 0<3 mm : Tidak
 Edema palpepbra : Tidak
 Membran mukosa oral : Kering
 Lidah bersih : Ya
 Mulut berbau : Tidak
 Rongga mulut bersih : Ya
 Gigi gusi bersih : Ya
 Gusi luka atau berdarah : Tidak
 Pembesatan Inn : Tidak
 Peningkatan JVP : Tidak
 Rambut bersih : Ya
 Telinga Bersih : Ya
5) Thoraks

13
 Jenis luka : Tidak
 Gerakan dada sistemis : Ya
 Retraksi dada : Tidak
 Pengembangan dada : Sama
 Perkusi paru : Sonor
 Aukultasi paru : Ronkhi <1/3 Lapangan Paru
 Getaran/thrill : Ada
 Bunyi Jantung : S3 Murmur
6) Abdomen
 Inspeksi : Jelas/luka tidak ada, Tidak ada post op, Tidak
ada ascites.
 Auskultasi :-
 Palpasi :-
 Perkusi :-
7) Genetalia
Terpasang Kondom kateter.
8) Ekstrimitas
 Akral : Teraba hangat
 Copillary refill :-
 Pulpasi perifer :-
 Edema :-
 Kekuatan : 4 4

4 4

 Gerak : Terbatas Terbatas

Terbatas Terbatas

 Luka post op :-
 Dekobitus :-

14
 Torgor kulit :-
 Kerhasihan kulit :-

9) Jantung Dan Paru-Paru


Jantung
I : Bentuk dada simetris, tidak ada bekas luka
P : Ictus cordis -, terdapat getaran/thrill
P : Sonor
A: S3 Murmur

Paru-paru
I : Bentuk Simetris, tidak adanya edema
P : Adanya tekanan nyeri scale 8, Gerak kaki sama
P : Bunyi Sonor
A: Ronkhi <1/3 Lapang paru

B. Analisa Data
Data Etiologi Problem
Ds : Klien Mengatakan Gangguan sirkulasi Penurunan fungsi
sesak napas spontan ventrikel
Do :
Td : 160/110 mmhg
Rr : 10 x/ mnt
N : 120 x/ mnt
S : 36’C
Spo2 : 80 %

15
Pasien terpasang nasal
kanul.

Ds : Pasien mengeluh Penurunan curah Perubahan irama


nyeri padaa dada jantung jantung
Do :
Takikardi 100x/mnt
Aripmia

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sirkulasi spontan d.d penurunan fungsi ventrikel
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung
D. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Gangguan Setelah dilakukan Perawatan emboli
sirkulasi spontan tindakan selama 3x24 paru (I.02074)
d.d penurunan jam sirkulasi jalan napas Observasi :
fungsi ventrikel kembali normal dengan 1. Monitoring
kriteria : perubahan status
1. Tekanan darah normal respirasi dan
2. Denyut nadi normal kariovaskuler
3. Respirasi normal 2. Monitor nyeri
dada
3. Monitor gejala
oksigenasi tidak
adekuat

16
Terapeutik :
1. Lakukan rentang
gerak aktif atau pasif
2. Ubah posisi setiap
2 jam
Edukasi :
1. Jelaskan
mekanisme emboli
paru
2. Ajarkan teknik
napas dalam
2 3. Penurunan Setelah dilakukan Perawatan Jantung
curah jantung b.d tindakan selama 3x24 (I.02075)
perubahan irama jam irama jantung Observasi
jantung kembali normal dengan 1. Monitor tekanan
kriteria : darah
1. Bunyi jantung normal 2. Monitor aritmia
2. EKG normal 3. Monitor EKG 12
sadapan
Terapeutik
1. Berikan diet
jantung yang sesuai
2. Posisikan pasien
semi-fowler
3. Fasilitasi pasien
dan keluarga untuk
modifikasi gaya
hidup bersih dan

17
sehat

E. Implementasi
Tgl Jam Dx Tindakan Keperawatan Respon Klien Paraf
- 1 Pemeriksaan tekanan darah Ds : -
Do : Setelah
dirawat selama
3x24 Jam tekanan
darah kembali
normal 120/80
mmhg

- 1 Pemeriksaan denyut nadi Ds :


Do : Setelah
dirawat selama
3x24 Jam denyut
nadi kembali
normal 90x/mnt

18
- 1 Pemeriksaan respirasi Ds : -
Do : Setelah
dirawat selama
3x24 Jam respirasi
kembali normal
23x/mnt

- 1 Berikaan latihan mobilitas Ds :


ringan Do : Setelah
dirawat selama
3x24 jam klien
sudah dapat duduk
di bed

- 1 Monitoring nyeri dada Ds : Klien


mengatakan masih
nyeri tetapi lebih
baik dari awal
Do : Pemeriksaan
nyeri dada
menunjukan skala
nyeri 2
- 1 Ajarkan teknik napas Ds : -
dalam Do : Klien dapat
melakukan napas
dalam

19
- 1 Ajarkan mekanisme Ds : Klien merasa
emboli paru kepada klien lebih baik setelah
diedukasi
Do : Klien mau
serta mampu
menerima edukasi
dari perawat
- 2 Monitoring aritmia jantung Ds : -
Do : Setelah
dirawat 3x24 jam
irama jantung
kembali normal
- 2 Berikan diet jantung yang Ds :
sesuai Do : Pasien
diberikan makanan
rendah kalori
selama dirawat

- 2 Monitoring EKG 12 Ds :
sadapan Do : Setelah
dirawat 3x24 jam
EKG normal 12
lead
- 2 Posisikan pasien semi- Ds :
fowler Do : Pasien merasa
lebih baik setelah di
posisikan semi-
fowler

20
F. Evaluasi
No.DX Tanggal/waktu Catatan Perkembangan Paraf
1 - S:
- Pasien mengatakan sudah lebih
baik dari sejak masuk RS
- Pasien mengatakan sudah tidak
sesak napas
O:
- Td kembali normal
- Nadi normal
- Rr normal
- Saturasi O2 normal
A:
- Intervensi teratasi
P:
- Pantau kembali sirkulasi
tekanan darah
- Anjurkan posisi Semi-fowler
- Identifikasi Gizi, Kolaborasikan
dengan ahli gizi
- Kolaborasikan pemberian obat
diuretik sesuai dosis
2 - S:
- Pasien mengatakan nyeri dada
sudah berkurang
- Pasien mau mengatakan mau
mengikuti program diet jantung
- Pasien mengatakan sudah bisa

21
melakuakan gerakan ringan
O:
- Skala nyeri berkurang dari 8
menjadi 2
- Pasien menghabiskan makanan
yang disediakan sesuai porsi
- Pasien mampu melakukan
mobilitas ringan seperti duduk di
bed
A:
- Intervensi belum teratasi
P:
- Pantau kembali irama jantung
- Pantau kembali nyeri dada
- Kolaborasikan dengan ahli gizi
terkait diet jantung
- Latihan mobilitas ringan

22
BAB III

PENUTUP

EVALUASI

Hipertensi pulmonal melibatkan pemahaman mendalam tentang


kondisi klinis ini dan penerapan langkah-langkah perawatan yang tepat.
Hipertensi pulmonal adalah kondisi di mana tekanan darah di arteri paru-
paru meningkat, menyebabkan kerusakan pada jantung dan paru-paru.
Dimulai dengan memastikan perawat memahami dengan baik
patofisiologi hipertensi pulmonal. Perawat harus mampu menjelaskan
bagaimana tekanan darah tinggi di arteri paru-paru dapat mengganggu
fungsi jantung dan paru-paru. Perawat perlu memiliki kemampuan dalam
melakukan penilaian awal dan monitoring yang tepat terhadap pasien
dengan hipertensi pulmonal. Ini mencakup pemantauan tekanan darah,
saturasi oksigen, denyut jantung, dan gejala lain seperti sesak napas dan
kelelahan. Rencana perawatan harus mencakup manajemen tekanan darah,
pengaturan oksigen, obat-obatan yang sesuai, dan pendidikan pasien
mengenai kondisi mereka.
Perawat harus memiliki pemahaman yang kuat tentang obat-obatan yang
digunakan dalam pengobatan hipertensi pulmonal. Evaluasi mencakup
kemampuan perawat dalam memberikan obat sesuai dosis, memantau
efek samping, dan berinteraksi dengan dokter dalam menyesuaikan
rencana pengobatan. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
tentang hipertensi pulmonal, termasuk tentang rencana pengobatan,
perubahan gaya hidup yang diperlukan, dan tanda-tanda peringatan yang
harus diwaspadai. Melibatkan kemampuan perawat dalam berkolaborasi
dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya, seperti dokter, ahli

23
jantung, ahli paru-paru, dan ahli gizi, untuk menyusun rencana perawatan
yang komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Patofisiologi tentang cor pulmonal :


https://www.youtube.com/results?search_query=cor+pulmonale
Kajian materi : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430739/
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/penyakit-cor-
pulmonale
Pengobatan : https://www.alodokter.com/hipertensi-
pulmonal/pengobatan
Sdki : https://snars.web.id/sdki/
Siki : http://snars.web.id/slki/
Gambar1 : https://images.app.goo.gl/YDkVjffo77mcwV1fA
Gambar2 :https://www.youtube.com/results?search_query=cor+pulmona
le

24

Anda mungkin juga menyukai