Oleh Kelompok 11 :
1. Aqillatul Husna, A.Md., Kep.
2. Singgih Suhartoyo, S.Kep., Ns.
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, atas segala limpahan kasih sayangNya.
Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. Alhamdulillahirobbil ‘alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah
SWT, atas anugerah dan petunjuk yang diberikan. Karena izin Allah kami dapat
Menyusun laporan penugasan kasus ini dengan judul “Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Diagnosa Hipertensi Pulmonal”
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
agar pelaksanaan laporan ini nantinya menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
iii
PENDAHULUAN
iv
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian atau definisi
Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang
menyebabkan peningkatan tekanan sisi kanan jantung. Hal tersebut
menyebabkan aliran darah ke paru-paru menjadi lebih sulit dan dapat
meningkatkan tekanan pada arteri paru-paru. Akibatnya bilik kanan bawah
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga otot jantung
menebal dan akhirnya dapat berkembang menjadi gagal jantung kanan.
Kondisi ini menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat
melakukan aktivitas.
Hipertensi pulmonal juga dapat didefinisikan sebagai gangguan
fisiologis yang menyebabkan berbagai kondisi klinis dan komplikasi
terutama pada system respirasi dan kardiovaskular (Daiyansyah & Laksono,
2022).
2. Klasifikasi
a. Hipertensi Pulmonal Primer
Merupakan hipertensi pulmonal yang tidak diketahui penyebabnya.
Keadaan ini sering terjadi pada usia 20-40 tahun dan sering didapatkan
pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun
sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan awitan penyakit sampai
timbulnya gejala sekitar 2-3 tahun.
b. Hipertensi Pulmonal Sekunder
Merupakan jenis yang lebih umum diakibatkan oleh penyakit paru atau
jantung diderita oleh klien. Penyebab paling umum dari jenis sekunder
adalah konstriksi arteri pulmonal akibat hipoksia karena penyakit paru
obstruksi kronik (PPOK), obesitas, inhalasi asap dan kelainan
neuromuscular.
1
3. Etiologi
Banyak penyakit yang dapat menyebabkan elevasi arteri pulmonalis
tekanan. Sehingga istilah hipertensi pulmonal bukanlah final diagnosis,
tetapi titik awal untuk penyelidikan lebih lanjut. Beberapa penyebab
utama hipertensi pulmonal yaitu :
a. Penyempitan atau obstruksi arteri pulmonalis
b. Peningkatam tekanan vena pulmonalis
c. Elevasi persisten aliran darah paru
d. Penyakit tromboemboli kronis (Firth & Conlon, 2020)
2
Penyempitan arteri Kehamilan dengan VSD
Gagal jantung kiri PPOK
pulmonal
Hipertensi Pulmonal
Peningkatan kerja
jantung
Gangguan
Cardiac output menurun Transport darah ke Sesak saat bernapas
Oedem Paru Ventilasi Spontan
paru menurun
Asidosis/Alkalosis
Penurunan curah Hipoksia paru Takipneu
Respiratorik
jantung
Nyeri Akut
3
5. Manifestasi klinis
Pada pasien dengan hipertensi pulmonal memiliki gejala klinis yang
tidak khas. Gejala akan muncul bila penyakit sudah dalam taraf lanjut.
Penyakit biasanya berlangsung progresif namun gejala yang timbul
sangat bervariasi mulai dari ringan atau tanpa gejala sampai berat. Gejala
hipertensi pulmonal antara lain : sesak napas, kelelahan, nyeri dada, dan
syncope (Rasmin, Putra, Septiyanti, & Alatas, 2018).
Pada pasien hipertensi pulmonal terjadi juga kelainan hepatomegali
karena peningkatan kerja jantung kanan untuk memompakan darah ke
paru melalui resistensi arteri pulmonal yang meningkat, sehingga terjadi
hipertrofi dan dilatasi dari ventrikel kanan. Karena pada hipertensi
pulmonal, curah jantung berkurang maka terjadi penimbunan darah yang
abnormal dalam ventrikel kanan sehingga memungkinkan untuk
mengalami gagal jantung kanan dapat terjadi setiap saat.
Dokter biasanya akan menanyakan Riwayat penyakit untuk mencari
penyebabnya. Riwayat penyakit keluarga perlu digali apakah ada factor
keturunan. Riwayat penggunaan obat kokain, metamfetamin dan alcohol.
Kebiasaan merokok menyebabkan emfisema dan mencetuskan HAP.
Pemeriksaan fisik juga mutlak dilakukan untuk menegakkan diagnosis
(Suling, 2018).
6. Pemeriksaan penunjang
a. EKG (Elektrokardiogram)
Pemeriksaan utama pada hipertensi pulmonal bertujuan untuk
mendeteksi sinyal listrik di jantung
b. Ekokardiogram
Untuk melihat gambaran struktur, Gerakan, dan kinerja jantung
c. Tes pencitraan
Dilakukan dengan rontgen dada, CT Scan, MRI, dan PET Scan
untuk melihat kondisi jantung pasien
d. Tes darah
Memeriksa penyebab hipertensi pulmonal atau tanda komplikasi
4
e. Kateterisasi jantung
Untuk mengukur tekanan di arteri pulmonalis dan ventrikel kanan
jantung secara langsung
7. Penatalaksanaan
a. Pengobatan
Pengobatan hipertensi pulmonal bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi
jantung kiri dengan menggunakan obat-obatan seperti diuretic, beta-bloker
dan ACE inhibitor atau dengan memperbaiki katup jantung mitral atau
katup aorta.
b. Obat-obatan vasoaktif
Terapi yang digunakan untuk memperbaiki gejala pada pasien dengan
hipertensi pulmonal diantaranya antagonis kalsium, prostanoid, antagonis
reseptor endotelin, dan inhibitor fosfodiesterase. Obat tersebut bertujuan
untuk mengurangi tekanan dalam pembuluh darah paru.
c. Terapi bedah
Terapi intervensi seperti septostomy dapat dilakukan dengan tujuan
perbaikan penghantaran oksigen sistemik berdasarkan perbaikan curah
jantung. Kerugian dari terapi ini yaitu dapat mengurangi kadar oksigen
dalam darah (hipoksia).
d. Transplantasi
Transplantasi paru atau jantung-paru yang pada umumnya dilakukan jika
disfungsi ventrikel kanan sangat berat atau adanya penyakit jantung
bawaan yang kompleks (Wahyudi, 2021).
8. Komplikasi
Apabila tidak ditangani, beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh
hipertensi pulmonal yaitu :
a. Menyebabkan komplikasi pada Wanita hamil
b. Aritmia ( gangguan irama jantung )
c. Terbentuknya gumpalan darah
d. Perdarahan di paru-paru
5
e. Pembesaran jantung kanan dan gagal jantung (Tim Medis Siloam, 2023)
6
Review of Sistem B1-B6
- B1 : sesak nafas yang timbul secara bertahap, kelemahan, batuk tidak
produktif, gejala yang timbul adalah hemoptisis, nyeri ( pada hipertensi
pulmonal akut )
- B2 : Tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan aliran terganggu, gagal
jantung kanan, oksigen yang kurang dari normal, edema perifer (
pembengkakan pada tungkai terutama tumit dan kaki ), distensi vena
jugularis, hepatomegaly
- B3 : Pusing
- B4 : Normal
- B5 : Normal
- B6 : Penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas, kelemahan
• Pemeriksaan penunjang
- EKG : Gambaran tipikal menunjukkan pembesaran atrium dan ventrikel
kanan
- X-Ray : Pembesaran ventriken kanan dan/atau atrium kanan, dilatasi arteri
pulmonal
- Kateterisasi jantung : tekanan PAP lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat,
atau lebih 30 mmHg pada saat aktivitas.
- Laboratorium : pemeriksaan Analisa gas darah, kimia dan darah lengkap
b. Diagnose
• Gangguan ventilasi spontan b.d Kelelahan otot pernapasan d.d dispnea
• Pola napas tidak efektif b.d Depresi pusat pernapasan d.d Takipnea
• Gangguan pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi - perfusi
• Nyeri akut b.d Agen pencidera fisiologis d.d skala nyeri
• Hipervolemia b.d gangguan aliran balik vena d.d edema
• Penurunan curah jantung b.d Perubahan afterload d.d CRT >3 detik
7
c. Rencana atau intervensi asuhan keperawatan beserta kriteria hasil
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Gangguan ventilasi Setelah diberikan asuhan Dukungan Ventilasi (
spontan b.d keperawatan 1x7 jam I.01002 )
Kelelahan otot diharapkan ventilasi Observasi :
pernapasan d.d spontan meningkat - Identifikasi adanya
Dispnea dengan kelelahan otot bantu
Kriteria Hasil : napas
- Dispnea menurun - Monitor status respirasi
- Penggunaan otot dan oksigenasi (
bantu napas menurun frekuensi dan
- Po2 meningkat kedalaman napas,
8
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
2 Pola napas tidak Setelah dilakukan asuhan Pemantauan Respirasi (
efektif b.d Depresi keperawatan 1x7 jam I.01014 )
Observasi
pusat pernapasan d.d diharapkan pola napas
• Monitor frekuensi,
Takipnea membaik dengan Kriteria irama, kedalaman dan
Hasil : upaya napas
• Monitor saturasi
- Dispnea menurun oksigen
- Penggunaan otot • Monitor hasil AGD
bantu napas menurun • Monitor hasil x-ray
thorax
- Frekuensi napas Kolaborasi
membaik • Kolaborasi pemberian
oksigen
9
4 Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (
pencidera fisiologis keperawatan 1x7 jam I.08238 )
d.d skala nyeri diharapkan tingkat nyeri Observasi :
menurun dengan Kriteria - Identifikasi lokasi,
Hasil : karakteristik, durasi,
- Keluhan nyeri frekuensi, kualitas,
menurun intensitas nyeri
- Meringis menurun - Identifikasi skala nyeri
- Frekuensi nadi - Identifikasi respon
membaik nyeri non verbal
- Gelisah menurun Terapeutik :
- Berikan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (
terapi pijat, Teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat atau
dingin )
- Ajarkan Teknik
relaksasi nafas dalam
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu
5 Hipervolemia b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen
gangguan aliran keperawatan selama 1x7 Hipervolemia ( I.03114 )
balik vena d.d edema jam, diharapkan Observasi :
keseimbangan cairan - Periksa tanda dan gejala
meningkat dengan hypervolemia
Kriteria Hasil :
10
- Asupan cairan sedang - Identifikasi penyebab
- Haluaran urin hypervolemia
meningkat - Monitor hemodinamik
- Edema menurun - Monitor intake dan
- Turgor kulit membaik output
Terapeutik :
- Tinggikan kepala
tempat tidur 30-4-
derajat
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
diuretic jika perlu
6 Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan Perawatan Jantung (
jantung b.d keperawatan selama 1x7 I.02075 )
Perubahan afterload jam, diharapkan curah Observasi :
d.d CRT >3 detik jantung meningkat - Identifikasi tanda atau
dengan Kriteria Hasil : gejala primer
- Kekuatan nadi perifer penurunan curah
kuat jantung (dispnea,
- Edema menurun kelelahan, edema,
11
oliguria, batuk, kulit
pucat)
- Monitor tekanan darah
- Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik :
- Posisikan semi fowler
atau fowler dengan
kaki ke bawah atau
posisi nyaman
- Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress, jika
perlu
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan
oksigen >94%
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
12
DAFTAR PUSTAKA
13
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS PASIEN
1. Pengkajian
• Identitas klien
Nama : Ny. F
Usia : 21 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : DSN Krajan Timur Rt 6/5
Tanggal MRS : 5 September 2023
Tanggal Masuk ICU : 6 September 2023
Tanggal Pengkajian : 7 September 2023
14
• Riwayat keluarga (Genogram)
Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
• Riwayat lingkungan
Px dan suami tinggal di rumah sendiri, memiliki lingkungan yang
bersih, biasanya px menyapu rumah pagi dan sore hari, memiliki ventilasi yang
baik.
• Pola aktivitas
• Aktivitas di rumah : Px biasa makan 3x sehari, mandi 2x sehari, mampu
memakai maupun berganti pakaian secara mandiri, px mampu melakukan
aktivitas secara mandiri dan dapat berjalan tanpa bantuan.
• Aktivitas di Rumah Sakit : Pasien diseka 2x sehari pagi dan sore, makan
6x melalui selang NGT, mengganti pakaian dibantu oleh perawat, aktivitas
terbatas di tempat tidur
15
• Pola nutrisi metabolik
• Dirumah : Makan 3x sehari, mampu menghabiskan 1 porsi makanan, tidak
ada pantangan makanan apapun, nafsu makan baik, tidak ada kenaikan
maupun penurunan berat badan, minum air putih 1-2 liter per hari, tidak
menggunakan gigi palsu
• Dirumah sakit : Diit NPC 6x200 cc perhari melalui NGT, mengandung
200kcal/200 cc, Kh : 31,1 gr, L : 8,4 gr, P : 12,4 gr, tidak ada penurunan
berat badan, Residu gaster (-), bising usus 8-12 x/mnt
• Pola Tidur-istirahat
• Dirumah : px tidur 5-6 jam sehari
• Dirumah sakit : px lebih banyak tidur
16
• Konsep diri
Px mampu mengidentifikasikan kemampuan dan kelemahannya.
Mampu menghargai dirinya sendiri dan melakukan tugas sesuai perannya
• Pola komunikasi
Suku pasien jawa, biasanya berkomunikasi menggunakan Bahasa jawa
dan Indonesia, tidak ada pantangan, beragama Islam
• Pola seksualitas
Tidak memiliki masalah hubungan seksual
2. Pemeriksaan fisik
• Head to toe
Kepala : Bersih, tidak terdapat luka, tidak ada nyeri teka
Mata : Simetris, sclera anikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokor
Telinga : Bersih, pendengaran baik, tidak menggunakan alat
bantu dengar
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada benjolan, mukosa hidung
lembab, tidak ada masalah penciuman
Mulut dan Gigi : Gigi bersih, karies gigi (+), bibir lembab, tidak ada
peradangan
Wajah dan Leher : Tidak ada luka di wajah, tirus. Tidak ada pembesaran
tiroid dan vena jugularis. Terpasang CVC di Vena
subclavia kanan triple lumen.
Dada
- Inspeksi : Pergerakan dada simetris
- Palpasi : Simetris, tidak ada nyeri tekan dan retraksi dinding
dada
- Perkusi : Redup
17
- Auskultasi : Vesikuler -/-, ronchi +/+, wheezing -/-
Abdomen :
- Inspeksi : Datar, terdapat luka post op sctp pada bagian
bawah.
Kondisi luka bersih. Perdarahan (-)
- Palpasi : Nyeri tekan pada luka post op
- Perkusi : Redup
- Auskultasi : Bising usus 8-12 x/mnt
Genetalia : Tidak ada keluhan
Ekstremitas : Kekuatan otot 4444
Integumen : Turgor kulit kering, sawo matang
+ Ronchi - Wheezing
+ -
+ -
- -
- -
Ftrig : 3 l/min
18
B2 ( Blood )
Tidak ada perdarahan. Kulit pucat (-) sianosis (-) pembesaran vena jugularis
(-)
HR : 108-124 x/menit
Irama : Sinus Takikardi
BP : 130 – 150
mmHg
70 – 80
Artery Line
60 – 70
Terpasang CVC di Vena subclavia kanan triple lumen sejak tgl 6/9/23.
Arteri line terpasang pada arteri brachialis kanan sejak tgl 7/9/23. Fiksasi
kuat dan bersih, cvc dan arteri line paten dan tidak buntu. Nadi teraba kuat,
irama teratur, CRT <2 detik
Parenteral
1. IVFD Gelofusal 30 cc/jam 1. 720 cc/24 jam
210 cc/7 jam
19
3. Levofloxacin 1x750 mg ( E4 ) 3. 150 cc/24 jam
Enteral
NPC 6 x 200 cc/24 jam 1200 cc/24 jam
NPC 2x200 cc/7 jam 400 cc/7 jam
B3 ( Brain )
Px sadar penuh dengan GCS E4V5M6.
E : Membuka mata spontan (4)
20
V : Kata-kata teratur (5)
M : Mengikuti perintah (6).
Pupil isokor, reflek cahaya +/+ saat diberi rangsang cahaya, diameter 2/2,
klien mampu berbicara dengan jelas. Terdapat luka post caesarea di
Abdomen bagian bawah. Px tampak meringis. Px tampak gelisah
P : Nyeri saat batuk
Q : Seperti disayat
R : Bagian luka post op di perut bagian bawah
S:5
T : Hilang timbul 1-2 menit
B4 ( Bladder )
Terpasang kateter no.16 sejak tgl 6/9/23. Fiksasi kuat dan bersih. Warna urin
kuning kecoklatan
➢ Urin ( n ) : 0,5 – 1 cc/jam
: 22 – 43 cc/jam
➢ Prod urin ( 7 jam ) : 30-50 cc/jam : 400 cc/7 jam
➢ IWL : 10 – 15 cc/24 jam
: 430 – 645 cc/24 jam
: 18 cc/jam x 7 = 125 cc/7 jam
➢ Balance cairan ( 7 jam )
Intake – ouput : 1.078 – 525 : + 553 cc/7 jam
B5 ( Bowel )
Terpasang NGT no.16 sejak tgl 7/9/23 dengan kedalaman 50cm. Abdomen
soefl, residu (-) BAB (-) Bising usus 8-12 x/menit.
➢ Kebutuhan nutrisi 25 – 30 kcal/kgbb/hari
: 1075 – 1290 kcal/hari
➢ Kebutuhan karbohidrat 60% dari total kalori
: 645 – 774 kcal/hari
➢ Kebutuhan lemak 40% dari total kalori
: 430 – 516 kcal/hari
21
➢ Kebutuhan protein 1,2 – 2 gr/kgbb/hari
: 51,6 – 86 gr/hari
Formula Total Volume Kh L P
nutrisi
Gelofusin 30 x 24 - 720 cc - - -
B6 ( Bone )
Terdapat luka post op section caesarea, tertutup kassa. Verban bersih dan
fiksasi kuat. Posisi head up 30°, turgor kulit baik, akral hangat, suhu 36,8℃
Kekuatan otot
4 4
4 4
Oedem - -
+ +
22
Kesimpulan : Alkalosis Respiratorik Primer
➢ Hasil Foto Thorax (7/9/23)
• Gambaran paru kanan dan kiri tampak keunguan
• Sudut kostophrenikus kanan dan kiri tampak jelas dan lancip
• Tampak infiltrate di lapang paru kiri bawah
• Tampak terpasang cvc dengan ujung distal setinggi VT.S
𝑎+𝑏 4+8
• CTR : : : 0,6 : 60% ( n : <56% )
𝑐 20
Kesimpulan : Pneumonia + Cardiomegali
Nebul :
- Nebul Lioprost/4 jam
23
3. Analisa data
DO :
• RR : 26 – 30 x/mnt
• Px tampak bernafas
menggunakan bantuan
otot pernapasan
• SPO2 : 94-96%
DO :
• Px tampak dispneu
• Frekuensi napas 26-30 x/mnt
• Px tampak bernapas
menggunakan otot bantu
pernapasan
• Hasil AGD tgl 7/9/23
PH : 7,46
PCO2 : 36,8 mmHg
HCO3 : 26,1 mmol/L
BE : 2.0 mmol/L
(Alkalosis Respiratorik)
24
• Hasil foto thorax 7/9/23
(Cardiomegaly +
Pneumonia)
DO :
25
• Gangguan ventilasi spontan b.d Kelelahan otot pernapasan d.d
dispnea
• Pola nafas tidak efektif b.d Depresi pusat pernapasan d.d Takipneu
• Nyeri akut b.d Agen pencidera fisik d.d Skala nyeri
• Hipervolemia b.d Gangguan aliran balik vena d.d Edema
26
wajah, masker
rebreathing mask
atau non rebreathing
mask )
27
- Berikan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri ( terapi pijat,
Teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat atau dingin )
- Ajarkan Teknik
relaksasi nafas
dalam
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
analgesic, jika perlu
28
- Tinggikan kepala
tempat tidur 30-45
derajat
Terapeutik :
- Kolaborasi
pemberian diuretic
jika perlu
6. Catatan Perkembangan
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak napas
O:
- Px dispneu dengan RR 26-30x/mnt
- Penggunaan otot bantu napas
- Saturasi oksigen 94-96%
29
P:
Observasi :
1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu
napas
2. Monitor status respirasi dan oksigenasi (
frekuensi dan kedalaman napas,
penggunaan otot bantu napas, bunyi napas
tambahan, saturasi oksigen )
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. Berikan posisi semi fowler atau fowler
3. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
2. Pola nafas tidak Kamis, 7-9-23 ( Implementasi Keperawatan
efektif b.d 10.00 ) Observasi
Depresi pusat • Memonitor frekuensi, irama, kedalaman
pernapasan d.d dan upaya napas
Takipneu • Memonitor saturasi oksigen
• Memonitor hasil AGD
• Memonitor hasil x-ray thorax
Kolaborasi
• Berkolaborasi pemberian oksigen
menggunakan ventilator NIV
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak nafas
O:
• Px tampak dispneu
• Frekuensi napas 26-30 x/mnt
• Px masih tampak bernapas menggunakan otot
bantu pernapasan
• Hasil AGD tgl 7/9/23 (Alkalosis Respiratorik)
30
• Hasil foto thorax 7/9/23 (Cardiomegaly +
Pneumonia)
P:
Observasi
Evaluasi
31
T : Hilang timbul 1-2 menit
O:
• Terdapat luka post caesarea di Abdomen
bagian bawah
• Pasien tampak meringis
• Tampak gelisah
• Px mampu melakukan relaksasi napas
dalam saat nyeri
A : Masalah belum teratasi
P:
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik :
1. Ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesic
32
• Kolaborasi pemberian diuretic Furosemide
20 mg/jam
Evaluasi
S:-
O:
P:
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
2. Monitor hemodinamik
3. Monitor intake dan output
4. Monitor balance cairan
Terapeutik :
1. Meninggikan kepala tempat tidur 30-45
derajat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian diuretic
Furosemide 20 mg/jam
33
➢ Hari Perawatan Ke Dua
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak napas
O:
- Px dispneu dengan RR 26-28 x/mnt
- Penggunaan otot bantu napas
- Saturasi oksigen 96-97%
P:
Observasi :
3. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu
napas
4. Monitor status respirasi dan oksigenasi (
frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan
otot bantu napas, bunyi napas tambahan,
saturasi oksigen )
34
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. Berikan posisi semi fowler atau fowler
3. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
2. Pola nafas Jum’at, Implementasi Keperawatan
tidak efektif 8-9-23 ( Observasi
b.d Depresi 10.00 ) • Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan
pusat upaya napas
pernapasan • Memonitor saturasi oksigen
d.d • Memonitor hasil AGD
Takipneu • Memonitor hasil x-ray thorax
Kolaborasi
• Berkolaborasi pemberian oksigen menggunakan
HFNC dengan flow 40 lpm FiO2 60%
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak sedikit berkurang
O:
• Px masih tampak dispneu
• Frekuensi napas 26-28 x/mnt
• Px masih tampak bernapas menggunakan otot
bantu pernapasan
P:
Observasi
35
1. Kolaborasi pemberian oksigen
menggunakan HFNC
36
3. Nyeri akut Jum’at, Implementasi Keperawatan
b.d Agen 8/9/23 ( • Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
pencidera 11.00 ) durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
fisik d.d
Skala nyeri • Mengidentifikasi skala nyeri
• Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
• Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgesic
• Paracetamol inf 3x1 gr
• Inj ketorolac 3x30 mg
• Syr Morphin 0,5 mg/jam
Evaluasi
O:
• Terdapat luka post caesarea di Abdomen
bagian bawah, kondisi luka bersih,
perdarahan (-)
• Pasien masih tampak meringis
• Gelisah berkurang
• Px Mampu melakukan relaksasi napas
dalam saat nyeri.
A : Masalah teratasi sebagian
37
P:
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik :
1. Ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesic
Evaluasi
S:-
O:
38
A : Masalah teratasi sebagian
P:
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
2. Monitor hemodinamik
3. Monitor intake dan output
4. Monitor balance cairan
Terapeutik :
1. Meninggikan kepala tempat tidur 30-45
derajat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian diuretic Furosemide
5 mg/jam
39
➢ Hari Perawatan Ketiga
Diagnosa Tanggal Catatan Perkembangan
Keperawatan dan jam
1. Gangguan Sabtu, 9/9/23 Implementasi Keperawatan
ventilasi ( 09.00 ) Observasi :
spontan b.d - Memonitor status respirasi dan
Kelelahan otot
oksigenasi ( frekuensi dan kedalaman
pernapasan d.d
Dispneu napas, penggunaan otot bantu napas,
bunyi napas tambahan, saturasi oksigen
)
Terapeutik :
- Mempertahankan kepatenan jalan napas
- Memberikan posisi semi fowler 30°
- Memberikan oksigenasi NRBM 10 lpm
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian Nebu Ventolin /8
jam
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak napas
O:
- Px dispneu dengan RR 24-26 x/mnt
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Saturasi oksigen 97-99%
P:
Observasi :
• Identifikasi adanya kelelahan otot
bantu napas
• Monitor status respirasi dan
oksigenasi ( frekuensi dan
kedalaman napas, penggunaan otot
40
bantu napas, bunyi napas tambahan,
saturasi oksigen )
Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan napas
• Berikan posisi semi fowler atau
fowler
• Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian Nebu Ventolin/8
jam
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak nafas berkurang
O:
• Dispneu menurun
• Frekuensi napas 24-26 x/mnt
• Penggunaan otot bantu napas menurun
• Hasil AGD tgl 9/9/23 (Alkalosis
Metabolik)
Ph : 7.50
PCO2 : 40.1
PO2 : 80.2
HCO3 : 31.2
BE : 7.7
41
• Hasil foto thorax 9/9/23 (Cardiomegaly
+ Pneumonia = Infiltrat berkurang +
Aorta Sklerosis)
P:
Observasi
Evaluasi
42
Q : Seperti disayat berkurang
R : Bagian luka post op di perut
bagian bawah
S:2
T : Hilang timbul ± 1 menit
O:
• Terdapat luka post caesarea di
Abdomen bagian bawah, kondisi
luka bersih, perdarahan (-)
• Meringis berkurang
• Gelisah berkurang
• Px Mampu melakukan relaksasi
napas dalam saat nyeri.
P:
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik :
1. Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesic
43
• Memonitor intake dan output
• Memonitor balance cairam
Terapeutik :
• Meninggikan kepala tempat tidur 30-
45 derajat
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian diuretic
Furosemide 5 mg/jam
Evaluasi
S:-
O:
P:
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala
hypervolemia
2. Monitor hemodinamik
3. Monitor intake dan output
4. Monitor balance cairan
Terapeutik :
1. Meninggikan kepala tempat tidur 30-
45 derajat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian diuretic
Furosemide 5 mg/jam
44
➢ Hari Perawatan Keempat
Diagnosa Tanggal Catatan Perkembangan
Keperawatan dan jam
1. Gangguan Minggu, Implementasi Keperawatan
ventilasi 10/9/23 ( Observasi :
spontan b.d 09.00 ) - Memonitor status respirasi dan oksigenasi
Kelelahan otot
( frekuensi dan kedalaman napas,
pernapasan
d.d Dispneu penggunaan otot bantu napas, bunyi napas
tambahan, saturasi oksigen )
Terapeutik :
- Mempertahankan kepatenan jalan napas
- Memberikan posisi semi fowler 30°
- Memberikan oksigenasi Nasal kanul 5 lpm
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak napas
O:
- Px dispneu dengan RR 18-20x/mnt
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Saturasi oksigen 98 - 100%
A: Masalah teratasi
P:
Observasi :
• Identifikasi adanya kelelahan otot
bantu napas
• Monitor status respirasi dan
oksigenasi ( frekuensi dan kedalaman
napas, penggunaan otot bantu napas,
45
bunyi napas tambahan, saturasi
oksigen )
Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan napas
• Berikan posisi semi fowler atau fowler
• Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian bronkodilator
• Rencana pindah ruangan
Evaluasi Keperawatan
S: Px mengatakan sesak berkurang
O:
• Dispneu menurun
• Frekuensi napas 18-20 x/mnt
• Penggunaan otot bantu napas menurun
A: Masalah teratasi
P:
Observasi
46
4. Monitor hasil x-ray thorax
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian oksigen
2. Rencana pindah ruangan
Evaluasi
O:
• Terdapat luka post caesarea di
Abdomen bagian bawah, luka bersih,
perdarahan (-)
• Meringis menurun
47
• Gelisah menurun
• Px mampu melakukan relaksasi napas
dalam saat nyeri.
A : Masalah teratasi
P:
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesic
2. Rencana pindah ruangan
Evaluasi
S:-
O:
48
• Asupan cairan 935/ 7 jam
• Haluaran urin 1.100 cc/7 jam
• Edema pada kedua ekstrimitas bawah
menurun
• Balance cairan -165
A : Masalah teratasi
P:
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
2. Monitor hemodinamik
3. Monitor intake dan output
4. Monitor balance cairan
Terapeutik :
1. Meninggikan kepala tempat tidur 30-
45 derajat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian diuretic
Furosemide 5 mg/jam
2. Rencana pindah ruangan
49
PENUTUP
1. Simpulan
Sebagian besar kelainan yang diakibat oleh Hipertensi Pulmonal
adalah penurunan fungsi pada ventrikel kanan. Fungsi jantung kanan adalah
menerima darah terdeoksigenasi dari seluruh tubuh dan memompanya ke
paru-paru sebagai system awal sirkulasi pulmonal.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien selama 4 hari,
didapatkan masalah keperawatan dapat teratasi dengan baik dan pasien
pindah ruangan.
50
51
52
53