Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MEDIKAL BEDAH I

COR PULMONAL

Disusun Oleh:
Kelompok 7 (2A)
1. Aditya Pratiwi (2201001)
2. Anisa Vernanda (2201013)
3. Arif Putra Sanjaya (2201017
4. Pooja Desya T.P (2201062)
5. Saarah Syariif (2201076)
6. Siti Nabila Yulianti (2201086)

Dosen Pembimbing:
Ns. Isna Amalia M.D, M.Kep.,Sp.Kep.MB

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FATMAWATI
JAKARTA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-
Nya dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat
serta salam kita panjatkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya.
Kami menyusun makalah ini dengan judul “COR PULMONAL”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1. Dalam penyusunan makalah ini, kelompok
mendapatkan berbagai hambatan namun, berkat bimbingan dan bantuan berbagai
pihak akhirnya makalah dapat diselesaikan. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ns. DWS Suarse Dewi, M. Kep. Sp.Kep.MB. selaku ketua STIKes Fatmawati
Jakarta
2. Ns. Zahri Darni, M.Kep, selaku Ka. Prodi Diploma III Keperawatan STIKes
Fatmawati
3. Ns. Deny Prasetyanto M.Kep., Sp.Kep.MB selaku wali kelas angkatan XXV
prodi diploma tiga keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Fatmawati
Jakarta
4. Ns. Isna Amalia M.D, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing Makalah
Keperawatan Medikal Bedah1
5. Orang tua tercinta yang telah membantu dalam segi material maupun dalam
segi motivasi selama dalam penyusunan makalah ini.
6. Rekan-rekan kelompok yang membantu selesainya pembuatan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan dan menerima saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan
untuk menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, November 2023

(Penulis Kelompok 7)
BAB I
PENDAHULUAN

A. latar belakang
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyakit yang
memilki beban
kesehatan tertinggi.World Health Organization (WHO) dalam Global Status of
Non-communicable Diseases tahun 2010 mengkategorikan PPOK ke dalam empat
besar penyakit tidak menular yang memiliki angka kematian yang tinggi setelah
penyakit kardiovaskular, keganasan dan diabetes.
The Global Initiative for Chronic Obstructive Pulmonary Disease (GOLD) tahun
2014 mendefinisikan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebagai penyakit
respirasi kronis yang dapat dicegah dan dapat diobati, ditandai adanya hambatan
aliran udara yang persisten dan biasanya bersifat progresif serta berhubungan
dengan peningkatan respons inflamasironis saluran napas yang disebabkan oleh
gas atau partikel iritan tertentu
Gejala yang paling sering terjadi pada pasien PPOK adalah sesak napas. Sesak
napas juga biasanya
menjadi keluhan utama pada pasien PPOK karena terganggunya aktivitas fisik
akibat gejala ini. Sesak napas biasanya menjadi komplain ketika FEV1 <60%
prediksi.
Faktor risiko PPOK berupa merokok, genetik, paparan terhadap partikel
berbahaya, usia, asma/ hiperreaktivitas bronkus, status sosioekonomi, dan infeksi.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum: dari penulisan makalah ini untuk mengetahui tentang penyakit Cor
Pulmonal dan masalah apa Asuhan keperawatan pada Cor Pulmonal.
Tujuan khusus: Diharapkan mahasiswa atau mahasiswi mampu :
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari berbagai
buku tentang keperawatan Medikal Bedah yang terkait dengan Cor Pulmonal.
Kelompok juga membuat asuhan keperawatan dengan Dx medis Cor Pulmonal.

D. Sistematika Penulisan
BAB III
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Cor pulmonal adalah kondisi terjadinya pembesaran jantung kanan (dengan atau
tanpa gagal jantung kiri) sebagai akibat dari penyakit yang memengaruhi struktur,
fungsi, atau vaskularisasi paru-paru,perubahan struktur misalnya hipertropi atau
dilatasi dan fungsi ventrikel kanan (RV)jantung yang disebabkan oleh kelainan
primer pada system pernafasan yang menyebabkan hipertensi pulmonal

B. ETIOLOGI
Banyak penyakit yang berhubungan dengan hipoksemia dapat memengaruhi paru-
paru dapat menyebabkan cor pulmonal. Secara umum, penyakit cor pulmonal
disebabkan oleh:
1. Penyakit paru-paru yang merata Terutama emfisema, bronkhitis kronis (salah
satu deretan penyakit chronic obstructive pulmonary disease-COPD), dan
fibrosis akibat tuberkulosis.
2. Penyakit pembuluh darah paru-paru Terutama trombosis dan embolus paru-
paru, fibrosis akibat penyinaran menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh
darah paru-paru.
3. Hipoventilasi alveolar menahun Adalah semua penyakit yang menghalangi
pergerakan dada normal, misalnya:
a. Penebalan pleura bilateral.
b. Kelainan neuromuskuler, seperti poliomielitis dan distrofi otot.
c. Kiposkoliosis yang mengakibatkan penurunan kapasistas rongga toraks
sehingga pergerakan toraks berkurang,

C. PATOGENESIS
Secara umum cor pulmonal dibagi menjadi dua bentuk:
1. Cor Pulmonal Akut
Merupakan dilatasi mendadak dari ventrikel kanan dan
dekompensasi.Etiologi,Terjadinya embolus multipel pada paru-paru secara
masif di mana secara mendadak akan menyumbat aliran darah dan ventrikel
kanan. Gejala,Biasanya segera disusul oleh kematian Terjadinya dilatasi dari
jantung kanan.

2. Cor Pulmonal Kronis


Merupakan bentuk cor pulmonal yang paling sering terjadi. Dinyatakan sebagai
hipertropi ventrikel kanan akibat penyakit paru-paru atau adanya kelainan pada
toraks, sehingga akan menyebabkan hipertensi dan hipoksia sehingga terjadi
hipertropi ventrikel kanan.

D. PATOFISIOLOGI
Pembesaran ventrikel kanan pada cor pulmonal merupakan fungsi pembesaran
atau kompensasi dari peningkatan dalam afterload. Jika resistensi vaskuler paru-
paru meningkat dan tetap meningkat, seperti pada penyakit vaskuler atau
parenkim paru-paru, peningkatan curah jantung dan pengerahan tenaga fisis dapat
meningkatkan tekanan arteri pulmonalis secara bermakna. Afterload ventrikel
kanan secara kronis meningkat jika volume paru-paru membesar seperti pada
penyakit COPD yang dikarenakan adanya pemanjangan pembuluh paru-paru dan
kompresi kapiler alveolar.Penyakit paru-paru dapat menyebabkan perubahan
fisiologis yang pada suatu waktu akan memengaruhi jantung, menyebabkan
pembesaran ventrikel kanan, dan sering kali berakhir dengan gagal jantung.
Beberapa kondisi yang menyebabkan penurunan oksigenasiparu-paru,
dapatmengakibatkan hipoksemia (penurunan PaO), hiperkapnia (peningkatan
PaCO2), dan insufisiensi ventilasi. Hipoksia dan hiperkapnia akan menyebabkan
vasokonstriksi arteri pulmonar dan memungkinkan penurunan vaskularisasi paru-
paru seperti pada emfisema dan emboli paru-paru. Akibatnya, akan terjadi
peningkatan tahanan pada sistem sirkulasi pulmonal, sehingga menyebabkan
hipertensi pulmonal. Arterial mean pressure pada paru-paru sebesar 45 mmHg
atau lebih dan dapat menimbulkan cor pulmonal. Ventrikel kanan akan hipertropi
dan mungkin diikuti oleh gagal jantung kanan.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang muncul pada pasien dengan penyakit cor pulmonal adalah:
1. Sesuai dengan penyakit yang melatarbelakangi, contohnya COPD akan
menimbulkan gejala napas pendek dan batuk.
2. Gagal ventrikel kanan: edema, distensi vena leher, organ hati teraba, efusi.
pleura, ascites, dan murmur jantung. 3. Sakit kepala, bingung, dan somnolen
terjadi akibat dari peningkatan PCO.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
Batang pulmonal dan hilus membesar. Perluasan hilus dapat dihitung dari
perbandingan jarak antara permulaan percabangan pertama arteri pulmonalis
utama kanan dan kiri dibagi dengan diameter transversal toraks. Perbandingan
> 0,36 menunjukkan hipertensi pulmonal.
2. Ekokardiografi
Ekokardiografi memungkinkan pengukuran ketebalan dinding ventrikel kanan.
Meskipun perubahan volume tidak dapat diukur, teknik ini dapat
memperlihatkan pembesaran kavitas ventrikel kanan dalam hubungannya
dengan pembesaran ventrikel kiri. Septum interventrikel dapat tergeser ke kiri.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Berguna untuk mengukur massa ventrikel
kanan, ketebalan dinding. volume kavitas, dan jumlah darah yang dipompa.
4. Biopsi Paru-paru
Dapat berguna untuk menunjukkan vaskulitis pada beberapa tipe penyakit
vaskuler paru-paru seperti penyakit vaskuler kolagen, artritis rhematoid, dan
granulomatosis wagener.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan dari penatalaksanaan medis adalah untuk meningkatkan ventilasi pasien
dan mengobati penyakit yang melatarbelakangi beserta manifestasi dari gagal
jantungnya.
Penatalaksanaan medis secara umum:
1. Pada pasien dengan penyakit asal COPD: pemberian O2 sangat dianjurkan
untuk memperbaiki pertukaran gas dan menurunkan tekanan arteri pulmonal
serta tahanan vaskuler pulmonal.
2. Higienis bronkhial: diberikan obat golongan bronkodilator.
3. Jika terdapat gejala gagal jantung: perbaiki kondisi hipoksemia dan
hiperkapnia.
4. Bedrest, diet rendah sodium, pemberian diuretik.
5. Digitalis. bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan denyut
jantung, selain itu juga mempunyai efek digitalis ringan.

Selain hal tersebut di atas, dianjurkan pula perawatan yang dilakukan di rumah
(home care) karena penatalaksanaan dari penyakit ini berhubungan dengan
pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkannya, dan biasanya dalam jangka
waktu yang lama. Pasien dengan COPD dianjurkan untuk
menghindari alergen yang dapat mengiritasi jalan napas.

Anda mungkin juga menyukai