Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN KGD KARDIOVASKULER

“ALO (Acute Lung Oedema)"

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Hj. DEFIA ROZA, M. Biomed

OLEH :
RIFQA NURUL HUSNA
193110150

3A
PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
2021/2022

7
KATA PENGANTAR

Puji syukur sata ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Makalah ini dibuat dengan
tujuan menambah pengetahuan saya dan memenuhi tugas mata kuliah KGD
KARDIOVASKULER di Poltekkes Kemenkes Padang. Dalam penulisan makalah ini saya
masih merasa banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat
kemampuan yang saya miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini saya
menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Padang, 24 Januari 2022

Rifqa Nurul Husna

8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................8
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................9
BAB I..................................................................................................................................................10
PENDAHULUAN...............................................................................................................................10
A. Latar Belakang......................................................................................................................10
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................10
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................10
TINJAUAN TEORI.............................................................................................................................11
A. Konsep ALO dan ALI...........................................................................................................11
1. Pengertian...........................................................................................................................11
2. Etiologi................................................................................................................................11
3. Klasifikasi...........................................................................................................................13
4. Patofisiologi........................................................................................................................16
5. Manifestasi Klinis..............................................................................................................17
6. Penatalaksanaan................................................................................................................18
B. Asuhan Keperawatan Teoritis ALO.....................................................................................19
1. Pengkajian..........................................................................................................................19
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................22
3. Intervensi Keperawatan....................................................................................................23
C. Asuhan Keperawatan Teoritis ALI......................................................................................23
BAB III................................................................................................................................................25
PENUTUP...........................................................................................................................................25
A. Kesimpulan............................................................................................................................25
B. Saran.......................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26

9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acut Lung Oedema (ALO) atau Edema Paru merupakan kondisi dimana cairan
terakumulasi di dalam paru - paru dan terjad secara mendadak, biasanya diakibatkan oleh
ventrikel kiri jantung yang tidak memompa. (A.Sudoyo,200). Acut Lung Oedema (ALO)
atau Edema Paru merupakan suatu keadaan terkumpulnya cairan patologi di
ekstravaskuler dalam paru (Muttaqin. A,2008)

Bertambahnya cairan dalam ruang didalam pembuluh darah paru - paru disebut Acut
Lung Oedema (ALO) atau Edema Paru Akut. Acut Lung Oedema (ALO) atau Edema
Paru Akut merupakan komplikasi yang biasa dari penyakit jantung dan kebanyakan
kasus dari kondisi ini di hubungkan dengan kegagalan jantung. Acut Lung Oedema
(ALO) atau Edema Paru Akut dapat menjadi kondisi kronik atau dapat berkembang
dengan tiba - tiba dan dengan cepat menjadi ancaman hidup. Tipe yang mengancam
hidup dari Acut Lung Oedema (ALO) atau Edema Paru menjadi ketika sejumlah besar
cairan tiba - tiba berpindah dari pembuluh darah paru ke dalam paru, di karenakan
masalah paru, serangan jantung, trauma dan bahan kimia toksik. Ini juga menjadi tanda
awal dari penyakit Jantung Koroner.

Acute Limb Ischemic (ALI) merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan aliran
darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada kemampuan
pergerakkan, rasa nyeri atau tanda-tanda iskemik berat dalam jangka waktu dua minggu
(Vasculer Desease A Handbook, 2005).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep gagal napas dan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada ALO
dan ALI?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen keperawatan serta
menambah ilmu pengetahun, adapun tujuan khusus makalah ini dibuat adalah untuk
mengetahui tentang Konsep asuhan keperawatan pada ALO dan ALI

10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep ALO dan ALI
1. Pengertian
Accute Lung Oedema (ALO) Edema paru adalah penumpukan abnormal cairan
didalam paru-paru baik dalam spasium interstitial atau dalam alveoli. (Baughman.D.
C 2000)

Menurut Inter-Society 2007, Konsensus Pengelolaan Penyakit Arteri Peripheral


(TASC II), Acute Limb Ischemic (ALI) di definisikan sebagai penurunan perfusi tiba-
tiba anggota tubuh yang menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas
ekstremitas (dimanifestasikan dengan nyeri istirahat iskemik, ulkus iskemik, dan atau
gangren) pada pasien yang hadir dalam waktu dua minggu dari peristiwa akut. Pasien
dengan manifestasi yang sama yang hadir lebih dari dua minggu dianggap memiliki
iskemia tungkai kritis.

2. Etiologi
Etiologi ALO adalah sebagai berikut:

a. Ketidakseimbangn starling Forces :

1) Peningkatan Tekanan Kapiler Paru

a) Peningkatan tekanan vena paru tanpa adanya gangguan fungsi ventrikel


kiri (stenosis mitral).

b) Peningkatan tekanan vena paru sekunder oleh karena gangguan fungsi


ventrikel kiri.

c) Peningkatan tekanan kapiler paru sekunder oleh karena peningkatan


tekanan arteria pulmonali ( Over Perfusion Pulmonary Edema )

d) Penurunan Tekanan Onkotik Plasma

Hipoalbuminemia sekunder oleh karena penyakit ginjal, hati, protein


losing enteropaday, penyakit dermatologi atau penyakit nutrisi

e) Peningkatan Tekanan Negatif Intertitial.

11
f) Pengambilan terlalu cepat pneumotorak atau efusi pleura.

g) Tekanan pleura yang sangat negative oleh karena obstruksi saluran napas
akut bersamaan dengan peninggkatan end-expiratory volume (asma)

h) Peningkatan Tekanan Onkotik Interstitial

i) Sampai sekarang belum ada contoh secara percobaanmaupun klinik

b. Perubahan permeabilitas membran alveolar kapiler (Adult Respiratory


Ditress Syndrome)
a) Pneumonia (bakteri,virus,parasit)

b) Bahan toxit inhalan (phosgene,ozone,chlorine,NO2)

c) Bahan asing dalam sirkulsi (bisa ular, endotoksin bakteri, alloxan,


alphanaphthyl thiourea)

d) Aspirasi asam lambung

e) Pneumonitis radiasi akut

f) Bahan vasoaktif endogen ( histamin kinin )

g) Disseminated Intravascular coagulation

h) Imunologi : pneumonitis hipersenysitif, obat nitrofurantoin,


leukoagglutinin.

i) Shyock Lung oleh karena trauma diluar toraks

j) Pankeatitis Perdarahan Akut

c. Insufiensi Limfatik

a) Post Lung Tranplant

b) Limphangitic Carcinomatosis

c) Fibosing Lymphangiti (silicotis)

d. Tak diketahui / tak Jelas

a) High Altitude pulmonary Edema

b) Neurologic Pulmonary Edema

12
c) Naccotic overdosis

d) Pulmonary Embolism

e) Eclampsi

f) Post cardioversion

g) Post Anesthesia

h) Post Cardiopulmonary Bypass

Ada beberapa kemungkinan penyebab ALI, berdasarkan keterangan dari berbagai


sumber pustaka diantaranya :
a. Trombosis       
Faktor predisposisi terjadinya adalah dehidrasi, hipotensi, malignan, polisitemia,
ataupun status prototrombik inheritan, trauma vaskuler, injuri
Iatrogenik,trombosis pasca pemasangan bypass graft, trauma vaskuler. Gambaran
klinis terjadinya trombosis adalah riwayat nyeri hilang timbul sebelumnya, tidak
ada sumber terjadinya emboli dan menurunnya (tidak ada) nadi perifer pada
tungkai bagian distal. 
b. Emboli
Sekitar 80% emboli timbul dari atrium kiri, akibat atrial fibrilasi atau miokard
infark. Kasus lainnya yang juga berakibat timbulnya emboli adalah katup
prostetik, vegetasi katup akibat peradangan pada endokardium, paradoksikal
emboli (pada kasus DVT) dan atrial myxoma. Aneurisma aorta merupakan
penyebab dari sekitar 10% keseluruhan kasus yang ada, terjadi pada pembuluh
darah yang sehat.

3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, terjadinya Accute Lung Oedema ( ALO ) atau Edema


Paru dibagi menjdi 2,yaitu : Kardiogenik dan Non Kardiogenik. Hal ini penting
diketahui oleh karena pengobatannya sangat berbeda.

a. Accute Lung Oedema (ALO ) atau Edema Paru Kardiogenik

1) Penyakit Pada Arteri Koronata

13
Yang menyuplai darah ke jantng dapat menyempit Karena adanaya depoit
lemak (Plaques).Serangan jantung terjadi jika berbentuk gumpalan darah
pada arteri dan menghambat aliran darah serta merusak otot jantung yang
disuplai oleh arteri tersebut. Akibatnya,otot jantung yang mengalami
gangguan tidak mmpu memompa darah lagi seperti biasa.

2) Kardiomiopati

Penyebab terjadinya kardiomiopati endiri masih idiopatik. Menurut


beberapa ahli diyakini penyebab terbentuk terjadinya kardiomiopati apat
disebabkan oleh infeksi pada miokard jantung (Miokarditis),
Penyalagunaan alcohol dan efek racun dari obat - obatan seperti kokain
dan obat kemoterapi. Kardiomiopati menyebabkan ventrikel kiri menjadi
lemah sehingga tidak mampu mengkompensasi suatu keadaan dimana
kebutuhan jantung memompa darah lebih berat pada keadaan infeki.
Apabila ventrikel kiri tidak mampu mengkompensasi beban
tersebut,maka darah akan kembali keparu - paru. Hal inilah yang akan
mengakibatkan cairan menumpuk diparu- paru.

3) Gangguan Katup Jantung

Pada kasus gangguan katup mitral atau aorta, katup yang berfungsi untuk
mengatur aliran darah tidak mampu membuka secara adekuat (stenosi)
atau tidak mampu menutup dengan sempurna (insufsiensi). Hal ini
menyebabkan darah mengalir kembali melalui katup menuju paru - paru.

4) Hipertensi

Hipertensi tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya penebalan pada


otot ventrikel kiri dan dapat disertai dengan penyyakit arteri koronaria.

Accute Lung Oedema ( ALO ) atau Edem Paru Non Kardiogenik Edema
yang umumnya disebabkan oleh hal- hal berikut :
a. Gagal Ginjal dan ketidakmampuan untukmengeluarkan cairan dari
tubuh dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam pembuluh -
pembuluh darah,berakibat Pada pulmonary edema.Pada orang - orang
dengan gagal ginjal yang telah lanjut, dialyisis mungkin perlu
unukmengeluarkan kelebihan caiaran tubuh

14
b. Kodisi yang berpotensi serius yang disebabkan oleh infeksi - infeksi
yang parah, trauma, luka paru, penghirupan racun - racun, infeksi -
infeksi paru, merokok kokain, atau radiasi pda paru - paru

c. Paru yang mengembang secara cepat dapat adakalanya menyebabkan


expansion pulmonary edema. Ini terjadi pada kasus - kasus ketika
paru menipis (pneumothorax) atau jumlah yang besar dari cairan
sekeliling paru (pleural effusion) dikeluarkan, berakibat pada
ekspansi yang cepat dari paru. Ini dapat berakibat pada pulmonary
edema hnya pda sisi yang terpengaruh (Unilateral Pulmonary Edema)
d. Jarang, overdosis pada heroin atau methadone dapat menjurus pada
pulmonary edema. Overdosis Aspirin tinggi yang kronis dapat
menjurus pada Aspirin Intoxication, terutama pada kaum tua, yang
mugkin menyebabkan pummonary edema.
e. Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS)
Pada ARDS, integritasai alveoli menjadi terkompromi sebagai akibat
dari respon peradangan yang mendasarinya, dan ini menerus pada alveoli
yang bocor yang dapat di penuhi dengan cairan dari pembuluh -
pembuluh darah.
f. Trauma Otak
Perdarahan dalam otak ( intracranial hemorrhage), seizure - seizure yang
parah, atau operasi otak dapat adakalanya beakibat pada akumulasi
cairan di paru - paru, menyebabkan Neurologic Pulolmonary Edema

Berdasarkan Rutherfort klasifikasi akut Limb Iskemik dapat dikategorikan


sebagai berikut :
a. Kelas I
Perfusi jaringan masih cukup, walaupun terdapat penyempitan arteri, tidak
ada kehilangan sensasi motorik dan sensorik, masih dapat ditangani
dengan obat-obatan pada pemeriksaan doppler signal audible.
b. Kelas II-a
Perfusi jaringan tidak memadai pada aktifitas tertentu. Timbul klaudikasio
intermiten yaitu nyeri pada otot ekstremitas bawah ketika berjalan dan
memaksakan berhenti berjalan, nyeri hilang jika pasien istirahat dan sudah

15
mulai ada kehilangan sensorik. Harus dilakukan pemeriksaan angiografi
segera untuk mengetahui lokasi oklusi dan penyebab oklusi.
c. Kelas II-b
Perfusi jaringan tidak memadai, ada kelemahan otot ekstremitas dan
kehilangan sensasi pada ekstremitas. Harus dilakukan intervensi
selanjutnya seperti revaskularisasi atau embolektomi.

4. Patofisiologi

Accute Lung Oedema ( ALO ) atau Edema paru kardiogenik di cetuskan


oleh peningkatan tekanan atau volume yang mendadak tinggi di atrium kiri, vena
pulmonlis dan diteruskan ( peningkatan tekanannya ) ke kapiler dengan tekanan
melebihi 25 mmhg. Mekanisme fisiologis tersebut gagal mempertahankan
keseimbangan sehingga cairan akan membanjiri alveoli dan terjadi ALO atau
edema paru. Jumlah cairan yang menumpuk di alveoli ini sebanding dengan
beratnya ALO atau Edema Paru. Penyakit jantung yang potensial mengalami
ALO atau Edema Paru adalah semua keadaan yang menyebabkan peningkatan
tekanan atrium kiri >25 mmhg. Sedangkan ALO atau edema Paru non kardigenik
timbul terutama disebabkan oleh kerusakan dinding kapiler paru yang dapat
permeabilitas endotel kapiler paru sehingga menyebabkan masuknya cairan dan
protein ke alveoli. Proses tersebut kan mengakibtkan terjadinya pengeluaran
secret enccer berbuih dan berarna pink froty. Adanya secret ini akan
mengakibatkan gangguan pada alveolus alam menjalankan fungsinya.

Berdasarkan beberapa sumber pustaka, penulis dapat mengambil kesimpulan


mengenai patofisiologi ALI. Pada dasarnya, trombus yang mengalami
penyumbatan pada arteri dalam kasus ALI ini, merupakan salah satu bentuk
patogenesis yang kemungkinan ditimbulkan oleh beberapa faktor resiko dan
faktor predisposisi yang cukup komleks, seperti usia, gaya hidup tidak sehat
(merokok, tidak pernah olahraga dan pola makan tinggi kolesterol) dapat
meningkatkan resiko terjadinya ALI, sedangkan patogenesis yang sifatnya
predisposisi seperti penyakit rheumatoid hearth disease juga dapat menimbulkan
ALI.

Pada awalnya tungkai tampak pucat, tetapi setelah 6-12 jam akan terjadi

16
vasodilatasi yang disebabkan oleh hipoksia dari otot polos vaskular. Kapiler akan
terisi kembali oleh darah teroksigenasi yang stagnan, yang memunculkan
penampakan mottled (yang masih hilang bila ditekan). Bila tindakan pemulihan
aliran darah arteri tidak dikerjakan, kapiler akan ruptur dan akan menampakkan
kulit yang kebiruan yang menunjukkan iskemia irreversibel. Nyeri terasa hebat
dan seringkali resisten terhadap analgetik. Adanya nyeri pada ekstremitas dan
nyeri tekan dengan penampakan sindrom kompartemen menunjukkan tanda
nekrosis otot dan keadaan kritikal (yang kadangkala irreversibel). Defisit
neurologis motor sensorik seperti paralisis otot dan parastesia mengindikasikan
iskemia otot dan saraf yang masih berpotensi untuk tindakan penyelamatan
invasif (urgent). Tanda-tanda diatas sangat khas untuk kejadian sumbatan arteri
akut yang tanpa disertai kolateral. Bila oklusi akut terjadi pada keadaan yang
sebelumnya telah mengalami sumbatan kronik, maka tanda yang dihasilkan
biasanya lebih ringan oleh karena telah terbentuk kolateral. Adanya
gejala klaudikasio intermiten pada ekstremitas yang sama dapat menunjukkan
pasien telah mengalami oklusi kronik sebelumnya. Keadaan akut yang menyertai
proses kronik umumnya disebabkan trombosis.

Perjalanan ALI yang cukup kompleks ini, dapat menimbulkan beberapa


masalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan suatu masalah
keperawatan yang kompleks pula, diantaranya gangguan perfusi jaringan,
gangguan rasa nyaman nyeri, intoleransi aktivitas, cemas, resiko tinggi
perdarahan dan resiko tinggi cedera serta banyak lagi yang satu sama lain saling
berhubungan dan perlu segera ditangani.

5. Manifestasi Klinis

Manifesstasi Klinis ALO :

a. Serangan khas terjadi pada malam hari setelah berbaring selama beberapa jam
dan biasanya didahului dengan rasa gelisah, ansietas, dan tidak dapat tidur
b. Awitan sesak nafas mendadak dan rasa asfiksia (seperti kehabisan nafas),
tangan menjadi dingin dan basah, bantalan kuku menjadi sianotis, dan warna
kulit menjadi abu-abu.
c. Nadi cepat dan lemah, vena leher distensi
17
d. Batuk hebat menyebabkan peningkatan jumlah sputum mukoid.

e. Dengan makin berkembangnya edema paru, ansietas berkembang menjadi


mendekati panic, pasien mulai bingung, kemudian stupor.
f. Napas menjadi bising dan basah, dapat mengalami asfiksia oleh cairan
bersemu darah dan berbusa (dapat tenggelam oleh cairan sendiri)

Manifesstasi Klinis ALI :


Secara umum manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada kasus ALI merupakan
tanda dan gejala yang sangat khas dengan sebutan istilah “6P” yang terdiri dari:

1.         Pain (nyeri)

2.         Parasthesia (tidak mampu merasakan sentuhan pada ekstremitas),

3.         Paralysis (kehilangan sensasi motorik pada ekstremitas),

4.         Pallor (pucat),

5.         Pulseless (menurunnya/tidak adanya denyut nadi),

6.         Perishingly cold /Poikilothermia (dingin pada ekstremitas).

6. Penatalaksanaan

Sasaran penatalaksanaan medical adalah untuk mengurangi volume total yang


bersirkulasi dan untuk memperbaiki pertukaran pernafasan.
a. Oksigenasi:

1) Diberikan dalam konsentrasi yang adekuat untuk menghilangkan


hipoksia dan dipsnea.
2) Oksigen dengan tekanan intermiten atau tekanan positif kontinu, jika
tanda- tanda hipoksia menatap.
3) Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik, jika terjadi gagal napas.

4) Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)

5) Gas darah arteri (GDA).

18
b. Farmakoterapi :

1) Morfin : IV dalam dosis kecil untuk mengurangi ansietas dan dispnea,


merupakan kontra indikasi pada cedera faskuler serebral, penyakit
pulmonal kronis, atau syok kardiogenik. Siapkan selalu nalokson
hidroklorida (narcan) untuk depresi pernafasan luas.
2) Diuretik : furosemid (lasix) IV untuk membuat evek diuretik cepat.

3) Digitalis : untuk memperbaiki kekuatan kontraksi jantung, di berikan


dengan kewaspadaan tinggi pada pasien dengan MI akut.

c. Perawatan sportif :

1) Baringkan pasien tegak, dengan tungkai dan kaki di bawah, lebih baik
bila kaki terjuntai di samping tempat tidur, untuk membantu arus balik
vena ke jantung.
2) Yakinkan pasien, gunakan sentuhan untuk memberikan kesan realitas
yang konkrit
3) Maksimalkan waktu kegiatan di tempat tidur

Berikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang
dilakukan untuk mengatasi kondisi dan apa makna respon terhadap pengobatan

Pasien dengan ALI umumnya dalam klinis yang tidak stabil. Perhatikan saat
kritis, saat yang tepat untuk melakukan prosedur CPR. Berikan oksigen 100%,
pasang akses intravena, berikan terapi cairan dalam dosis minimal (1 liter NaCl
untuk 8 jam, kecuali bila pasien dehidrasi, pemberian sebaiknya sedikit lebih cepat).
Ambil sampel laboratorium untuk pemeriksaan hitung jenis sel, ureum, kreatinin,
elektrolit, GDS (bila disertai dengan DM), enzim jantung, bekuan darah dan proses
pembekuan, dan penanganannya. Bila memungkinkan pemeriksaan trombofilia, dan
profil lipid juga dibutuhkan.

B. Asuhan Keperawatan Teoritis ALO


1. Pengkajian
Pengajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya (Walid 2016)
a. Identitas pasien/ biodata
19
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa.
b. Keluhan Utama
Perawat mulai mengkaji riwayat dengan menyelidiki keluhan utama klien. Pasien
diminta menjelaskan dengan bahasanya sendiri masalah atau alasan mencari
bantuan kesehatan. Perawat juga bertanya pada pasien tentang gejala terkait,
termasuk nyeri dada, dispneu, edema kaki/tungkai, palpitasi dan sinkop, batuk
dan hemoptisis, nokturia, sianosis, dan klaudikasi intermiten(Morton, Fontaine,
Hudak, & Gallo, 2011)
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang dirasakan klien melalui
metode PQRST dalam bentuk narasi
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ketika mengkaji riwayat kesehatan pasien sebelumnya, perawat menanyakan
penyakit pada masa kanak-kanak seperti demam rematik dan penyakit
sebelumnya seperti pneumonia, tuberculosis, tromboflebitis, emboli paru, infark
miokard, diabetes mellitus, penyakit tiroid, atau nyeri dada. Perawat juga
menanyakan tentang pemajanan terhadap kardiotoksik di lingkungan kerja.
Terakhir, perawat mencari informasi tentang bedah jantung atau bedah vaskuler
dan setiap pemeriksaan atau intervensi terhadap jantung yang pernah dilakukan
(Morton, Fontaine, Hudak, & Gallo, 2011)
e. Riwayat Penyakit Keluarga

Perawat menanyakan tentang usia dan kondisi kesehatan, atau usia dan
penyebab kematian, anggota keluarga terdekat, termasuk orang tua, kakek-
nenek, saudara, anak dan cucu. Perawat menanyakan tentang masalah
kardiovaskuler seperti hipertensi, peningkatan kadar kolestrol, penyakit arteri
koroner, infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler perifer (Morton,
Fontaine, Hudak, & Gallo, 2011)
f. Pemeriksaan fisik

Pengkajian jantung meliputi pengkajian semua aspek individu menggunankan


langkah standar yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultsi. Pemeriksaan
yang menyeluruh dan hati-hati membantu perawat mendeteksi abnormalitas
yang tidak jelas dengan yang jelas(Morton, Fontaine, Hudak, & Gallo, 2011)
20
1) Inspeksi

Penampilan umum : inspeksi dimulai segera setelah perawat dan pasien


berinteraksi. Penampilan umum dan gaya pasien adalah elemen kunci
inspeksi awal. Pengkajian kritis menyatakan kesan pertama tentang usia,
status nutrisi, kemampuan merawat diri, kewaspadaan dan keseluruhan
kesehatan fisik. Penting untuk mencatat kemampuan pasien untuk bergerak
dan berbicara dengan atau tanpa distress. Pertimbangkan postur, gaya
berjalan dan koordinasi muskoluskeletal.
Distensi Vena Jugular : tekanan vena jugularis menggambarkan tekanan
atrium kanan dan memberi informasi bagi perawat tentang indikasi
hemodinamik jantung dan fungsi jantung. Tingginya kadar darah di vena
jugularis internal kanan adalah indikasi tekanan atrium kanan karena tidak
ada katup atau obstruksi antara venan dan atrium kanan.
Dada : dada diinspeksi untuk mengetahui tanda trauma atau cedera,
kesimetrisan, kontur dada, dan denyutan yang terlohat. Daya dorong
(abnormalitas kekuatan denyutan prekordium) dicatat. Setiap penekanan
(eksskavatum sternum) atau penonjolan prekordium direkam.
Ekstrmitas : inspeksi saksama pada ekstremitas pasien juga dapat
memberi informasi tentang kesehatan kardiovaskuler. Pada ekstremitass,
dikaji lesi, ulkus, luka yang tidak sembuh dan vena varikosa. Distribusi
rambut dikaji. Kurangnya distribusi rambut yang normal pada ekstremitas
mengindikasikan penurunan aliran darah arteri ke area tersebut.
Kulit : kulit dievaluasi kelembapan dan kekeringan, warna, elastisitas,
edema, ketebalan, lesi, ulserasi, dan perubahan vascular. Dadar kuku
dievaluasi untuk melihat sianosis dan clubbing, yang dapat
mengindikasikan abnormalitas jantung atau paru kronis. Perbedaan umum
pada warna dan suhu antra bagian tubuh dapat memberikan petunjuk
tentang perfusat.
2) Palpasi

Nadi : pengkajian kardiovaskuler dilanjutkan dengan palpasi menggunakan


bantalan jari tangan dan bantalan tangan. Dengan menggunakan bantalan
jari tangan, nadi carotis, brakialis, rasialis, fermoralis, popliteal, tibia
posterior dan dorsalis pedis dipalpasi.
21
Prekordium : dinding jantung dipalpasi untuk mengkaji titik maksimal
impuls, getaran dan pulsasi abnormal.
3) Perkusi
Dengan kemajuan radiologi berarti evaluasi ukuran dan perkusi jantung
tidak terlalu berperan dalam pengkajian jantung. Akan tetapi, penentuan
ukuran jantung dapat dilakukan dengan perkusi adanya suara pekak yang
menunjukkan batas jantung
4) Auskultasi
Data yang didapatkan dari auskultasi jantung yang cermat dan menyeluruh
merupakan hal penting dalam merencanakan dan mengevaluasi perawatan
pasien sakit kritis. Pada bagian ini. Pada bagian ini, dibahas prinsip dasar
auskultasi jantung yang mendasari, faktor yang bertanggungjawab
menghasilkan suara jantung normal, dan kondisi patologis yang bertanggung
jawab menghasilkan suara jantung tambahan, murmur dan friction rub

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI 2017) adalah :
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan yang ditandai
dengan sesak saat melakukan aktifitas (dispneu)pola nafas abnormal,
penggunaan otot bantu pernafasan (Kode 00032)
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan(00032) yang
ditandai dengan penggunaan otot bantu nafas, dispnue, batuk, irama
pernafasan tidak teratur
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan, perubahan elektrokardiogram
(EKG), keletihan, Dispneu setelah beraktifitas, kelemahan umum (Kode
00092)
d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan keebihan asupan cairan yang
ditandai dengan gangguan pola nafas, penurunan hematokrit, penurunan
hemoglobin, dispneu, edema

22
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan
pasien (Febi and Panggabean 2012).

4. Implementasi Keperawatan dan evaluasi keperawatan


Implementasi Keperawatan dilakukan berdasarkan standar intervensi dan luaran
keperawatan. Sedangkan Evaluasi keperawatan merupakan proses penilaian proses
keperawatan dan tindakan keperawatan yang diberikan

C. Asuhan Keperawatan Teoritis ALI


1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan mulai dari pengumpulan data mengenai data umum sampai
pemeriksaan fisik sebagaimana dijelaskan pada penegakkan diagnosis ALI
sebelumnya. Teknik yang digunakan sifatnya variatif mulai dari teknik
wawancara, inspeksi, perkusi, auskultasi dan palsasi untuk mendapatkan data
sebanyak-banyaknya dalam menunjang penegakkan masalah pada kasus ALI.

2. Diagnosa Keperawatan
Dari beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang
dapat ditemukan pada kasus ALI diantaranya :
a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran
darah
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri
dan oksigenisasi jaringan
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar bd kelemahan anggota gerak
d. Gangguan mobilitasi fisik b.d Rasa ketakutan nyeri
e.  Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi dan
program pengobatan

23
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam
usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan pasien (Febi and Panggabean 2012).

4. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan


Implementasi Keperawatan dilakukan berdasarkan standar intervensi dan luaran
keperawatan. Sedangkan Evaluasi keperawatan merupakan proses penilaian
proses keperawatan dan tindakan keperawatan yang diberikan

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Acute Lung Odema (ALO) atau Edema Paru adala kondisi dimana cairan terakumulasi di
dalam paru - paru, biasaya diakibatkan oleh ventrikel kiri jantung yang tidak memompa
secara adekuat. Di Ruang ICCU (Intensive Coronary Care Unit ) RSUDW.Z Johannes
Kupang terdapat jumlah kasus Acute Lung Oedema (ALO) atau Edema Paru tahun 2017
terdapat 20 kasus, tahun 2018 terdapat 22 kasus, dan sampai Juli 2019 terdapat 12 kasus.
Faktor penyebab Acut Lung Oedema atau Edema Paru adalah Usia, riwayat penyakit
Jantung, Riwayat penyakit paru - paru,dan merokok. Namun juga dapat terjadi tanpa
gangguan jantung, Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dari
bagian rongga jantung yang disebut Ventrikel kiri.Ventrikel kiri mendapat darah dari
paru- paru, yang merupakan tempat pengisisan oksigen kedalam darah untuk kemudian
disalurkan keseluruh tubuh. Darah dari paru - paru, sebelum mencapai ventrikel kiri,
akan melewati bagian rongga jantung lainnya, yaitu atrium kiri. Acut Lung Oedema
(ALO) atau Edema Paru yang disebabkan oleh gangguan Jantung terjadi akibat ventrikel
kiri tidak mampu memompa masuk darah dalam jumlah cukup, sehingga tekanan
didalam atrium kiri, serta pembuluh darah diparu - paru meningkat. Peningkatan tekanan
ini kemudian menyebabkan terdorongnya cairan melalui pembuluh darah kedalam
alveoli.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

25
DAFTAR PUSTAKA

Marginy, Mery. 2019. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny. S dengan Accute Lung
Oedema (ALO) atau edema paru di ruangan ICCU RSUD Prof. DR. W. Z Johannes
Kupang. Poltekkes Kemenkes Padang

Muttaqin Arif.2008. ”Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan”. Jakarta:Salemba Medika

Andy. 2015. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Acute Limb Iskemik( ALI) diakses
melalui http://berbagikisahberbagiilmu.blogspot.com/2015/09/asuhan-keperawatan-pada-
pasien-dengan_22.html pada tanggal 24 Januari 2022 pukul 21:16

26

Anda mungkin juga menyukai