Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH

Nama Anggota kelompok:


 Ghaza Al Ghazali
 M. Afif Ratsant
 M. Irsyad Shiddiq
 Yudha Pradwi Putra
 Mhd. Rizqi Fadlah Pane
 Ananda Aulia Rizky
 M. Aldi
 M. Aril Afdal
KelaS: XI MIPA 6
MAPEL: Pendidikan Agama Islam
SMA NEGERI 1 BANDA ACEH
A. Pengertian Khutbah
Khutbah berasal dari kata khataba, yakhtubu dan khutbatan yang
berarti ceramah atau pidato. Khutbah yang disyariatkan yaitu
khutbah Jumat, idul adha, idul fitri, salat istisqa, nikah dan wuquf di
Arafah.
Dalam fikih, khutbah diartikan dengan pidato dari seorang khatib
yang diucapkan di depan jamaah sebelum salat jum’at atau setelah
salat Id. Khutbah berisi tentang nasihat-nasihat guna mempertebal
iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Khutbah disampaikan secara monolog, yaitu komunikasi satu arah.
Bila khatib sudah melakukan khutbah, para jamaah wajib untuk
mendengarkannya. Dengan begitu, khatib dalam menyampaikan
khutbah tidak memiliki kesempatan untuk melakukan tanya jawab
atau diskusi, sedangkan jamaah hanya mendengarkan dengan
khidmat. 
B. Syarat Khutbah
Menurut jenisnya, khutbah memiliki syarat sendiri-sendiri.
1. Syarat Khutbah Idul Fitri atau Idul Adha
Berikut ini syarat khutbah Idul Fitri atau Idul Adha, yaitu:
a. Khatib harus laki-laki.
b. Khatib harus suci dari hadas besar maupun kecil.
c. Khatib harus menutup aurat.
d. Khatib harus berdiri bila mampu.
e. Isi rukun khutbah baik yang pertama dan kedua harus didengar
oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah.
2. Syarat Khutbah Jumat
Sebelum naik ke atas mimbar, ada baiknya calon khatib
mengenal ketentuan lainnya terlebih dahulu. Seperti misalnya
syarat khutbah Jumat. Perlu untuk diketahui, khutbah pada salat
Jumat masuk dalam bagian rukun salat Jumat. Penyampaian
khutbah Jumat juga terbagi menjadi dua sesi. Berikut syarat
khutbah Jumat yang perlu diketahui oleh calon khatib:
a. Khatib harus laki-laki.
b. Khatib harus suci dari hadas besar maupun kecil.
c. Khatib harus menutup aurat.
d. Khatib harus berdiri bila mampu.
e. Khutbah harus dilakukan pada saat dzuhur usai azan ke-2
shalat Jumat.
f. Isi rukun khutbah baik yang pertama dan kedua harus
didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah
pria.
g. Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau
mengistirahatkan sebentar dirinya di antara dua khutbah.
h. Khutbah pertama dengan kedua harus dilaksanakan secara
berturut-turut, begitu pun antara khutbah dengan salat
Jumat.
i. Rukun-rukun khutbah Jumat harus disampaikan dengan
bahasa Arab.
C. Rukun Khutbah
1. Rukun Khutbah Jumat
Adapun rukun-rukun khutbah Jumat sebagai berikut:
a. Bacaan Alhamdulillah. Khutbah shalat Jumat wajib (harus) dimulai
dengan bacaan hamdalah yaitu lafadz memuji Allah SWT. Misalnya
seperti lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.
b. Shalawat kepada Nabi SAW. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
wajib (harus) dilafadzkan dengan jelas. Paling tidak ada ucapan shalawat
seperti shalli ala Muhammad, atau as-shalatu ala Muhammad atau ana
mushallai ala Muhammad. Salah satu contoh shalawat nabi,
yakni: Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa
ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
c. Membaca dua kalimat Syahadat.
d. Ajakan untuk Taqwa kepada Allah SWT. Sederhananya adalah perintah,
ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT.
Mengenai lafadz-nya, khatib bisa memilih secara bebas. Misalnya saja
seperti Takutlah kalian kepada Allah SWT.atau marilah kita bertaqwa
serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa.. Atau bisa
juga dengan membaca yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa
tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
e. Membaca ayat suci Al-Quran di salah satu khutbah-nya. Paling tidak,
khatib bisa membaca minimal satu kalimat dari ayat suci Al-Quran saat
sedang khutbah.

2. Rukun Khutbah Idul Fitri atau Idul Adha


Rukun khutbah yang harus diperhatikan saat melaksanakan
khutbah Idul Fitri atau Idul Adha tidak berbeda jauh dengan rukun
khutbah Jumat. Di antaranya memuji Allah, membaca selawat, berwasiat
tentang takwa, membaca ayat Al-Qur'an pada satu di antara khutbah,
serta mendoakan kaum Muslimin pada khutbah kedua. Hukum
penyampaian khutbah Idul Fitri atau Idul Adha adalah sunnah. Jadi, jika
tidak ada jemaah yang memiliki kemampuan untuk berkhutbah, maka
khutbah Idul Fitri atau Idul Adha ditiadakan dan salat Idul Fitri atau Idul
Adha tetap sah. Kendati demikian, seperti yang sudah disebutkan di atas,
penyampaian khutbah Idul Fitri atau Idul Adha tetap disunnahkan, meski
salat Id dilaksanakan di rumah dengan jemaah terbatas.
D. Tata Cara Khutbah
1. Tata Cara Khutbah Jumat
Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah Rasul, yaitu:
a. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu
mengucapkan salam. Kemudian, khatib dianjurkan untuk mengucapkan
salam pada jamaah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin
Abdullah, Sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam jika telah naik
mimbar biasa mengucapkan salam. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
b. Usai mengucap salam, maka suara azan akan dikumandangkan. Khatib
dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga azan
selesai.
c. Selanjutnya, khatib berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai ada
baiknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan
membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat,
bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma bad.
d. Khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para
jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat
dilakukan dengan posisi duduk.
e. Duduk di antara dua khutbah. Usai menyampaikan khutbah pertama
hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum
menyampaikan khutbah kedua.
f. Khutbah Jumat ada baiknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya
tidak boleh lebih lama dibandingkan dengan durasi shalat Jumat.
g. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya melantangkan suara dan
menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini bertujuan supaya
jamaah yang mendengarkan paham dengan kata-kata yang diucapkan.
h. Saat di akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan
ampun kepada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini bisa
disampaikan pada khutbah kedua.
2. Tata Cara Khutbah Idul Fitri atau Idul Adha
Berikut ini tata cara khutbah Idul Fitri atau Idul Adha, yaitu:
Khotbah pertama:
a. Menghadap jemaah.
b. Mengucap salam.
c. Melafalkan takbir sebanyak sembilan kali.
d. Membaca tahmid/hamdalah.
e. Membaca selawat nabi, yaitu Allahumma shalli ‘al sayyidin Muhammad,
wa 'alaa aali sayyidin muhammad.
f. Membaca wasiyyat bit taqwa.
g. Menyampaikan nasihat ketakwaan, terutama soal penting zakat fitrah
h. Membaca salah satu ayat Al-Qur'an.
i. Menutup khutbah pertama.
Khotbah kedua:
a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali.
b. Membaca tahmid/hamdalah.
c. Membaca selawat nabi.
d. Membaca wasiyyat bit taqwa.
e. Membaca salah satu ayat Al-Qur'an.
f. Membaca doa ampunan untuk umat Islam.
g. Doa sapu jagat.
h. Menutup khutbah kedua.
i. Mengucap salam.

Anda mungkin juga menyukai