Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUKODONO
Jl. Soekarno – Hatta No. 24 Telp (0334) 882-552
E-mail : pusk.sukodono@gmail.com
LUMAJANG – 67352

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


POSBINDU LINTAS SEKTOR (LINSEK)
TAHUN 2021

I. LATAR BELAKANG

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar
36 juta 63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29
juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan
kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15%
( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul
akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama
pada negara-negara berkembang.

Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda
klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak
mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan
Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2%
dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan
menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu
tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi
59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1
per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%,
Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera
8,2%. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi merokok 36,3%, (dibagi
menjadi perokok laiki-laki dan perokok wanita) kurang aktifitas fisik 26,1%, kurang konsumsi
sayur dan buah 93,6%, asupan makanan yang berisiko PTM seperti makanan manis 53,1%,
makanan asin 26,2%, makanan tinggi lemak 40,7%, makanan berpenyedap 77,3% serta
gangguan mental emosional 6,0%. obesitas umum 15,4%,dan obesitas sentral 26,6%.
Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan
kesehatan yang harus ditanggung Negara dan masyarakat. Penyandang PTM memerlukan
biaya yang relatif mahal, terlebih bila kondisinya berkembang menjadi kronik dan terjadi
komplikasi.

Data Pusat Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada


tahun 2012 memperlihatkan bahwa PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup
besar bila dibandingkan dengan biaya pengobatan tertinggi dari seluruh penyakit menular.
Pembiayaan Hemodialisis pada kasus Gagal Ginjal Kronik sebesar Rp. 227.493.526.119,-
dan pada penyakit kanker sebesar Rp. 144.689.231.240 sementara pembiayaan untuk TBC
sebesar Rp. 106.502.636.171. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya,
yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk
mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko,
mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah
terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah
menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan
kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup. Salah satu strategi pengendalian PTM
yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat.
Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian
faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi
dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos
pembinaan terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta
tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu

PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko
PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan
dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.
Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi
panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana
di lapangan.

Dari latar belakang diatas, UPTD Kesehatan Puskesmas Sukodono akan membentuk
Posbindu di 10 Desa,dimana masing-masing Desa akan dibentuk 1 POSBINDU sebagai
program lanjutan tahun sebelumnya.Pada tahap awal yaitu Tahun 2015 sesuai petunjuk
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis,setiap UPTD Puskesmas minimal harus
membentuk 1 POSBINDU di wilayah kerjanya .UPTD kesehatan Puskesmas Sukodono telah
terbentuk 1 POSBINDU yaitu di 10 Desa di Kec. Sukodono.

2. TUJUAN

A. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko
PTM (Penyakit Tidak Menular).

B. Tujuan Khusus
 Membudayakan Gaya Hidup Sehat (berperilaku CERDIK) dalam lingkungan yg
kondusif di rutinitas kehidupannya.
 Mawas Diri è Faktor risiko PTM yg kurang menimbulkan gejala secara bersamaan
dpt terdeteksi & terkendali secara dini.
 Metodologis & Bermakna secara klinis
- Kegiatan dpt dipertanggung jawabkan secara medis.
- Dilaksanakan oleh kader khusus dan bertanggung jawab yg telah mengikuti
pelatihan metode deteksi dini atau edukator PPTM.
 Mudah Dijangkau è Diselenggarakan di lingkungan tempat tinggal masyarakat/
lingkungan tempat kerja dgn jadual waktu yang disepakati.
 Murah è Dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dgn biaya yg disepakati/sesuai
kemampuan masyarakat
C. Manfaat
Untuk deteksi dini dan konseling faktor resiko PTM terintegrasi yang dilakukan secara rutin
dan periodic.
I. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat dewasa yang berusia lebih dari 15
- 59 tahun.

II. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


Pihak Terkait Peran
PPD Sebagai fasilitatorkegiatan
Kepala Desa Sebagai pemangku kebijakan dan sebagai pelindung wilayah di desa
Kader Sebagaipenggerak programposbindu di masyarakat
III. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Desa Kebon Kuto Selbes Kara Bond Sum Selok Klan Daw Daw
Agung reno ngsar oyud berej gond ting uhan uhan
n i o o ang Lor Lor
Stro jeruk
w
Jan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Feb √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Mar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Apr √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
May √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Aug √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sep √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Oct √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nov √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Dec √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

IV. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi kegiatan sosialisasi dan penyuluhan dilakukan melalui minlok bulanan
serta laporan ke Dinkes setiap akhir tahun
V. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan ini didanai oleh dana DAK tahun 2021
VI. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN
Dilampirkan rekam kegiatan meliputi :
- Laporan Hasil Kegiatan
- Dokumentasi
- Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Lumajang, 2 Januari 2021

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sukodono Pelaksana Program

dr. Rina Yulya Agustin Meri Kurniawati, A.Md,Kep.


NIP. 19800814 201001 2 016 NIP.

Anda mungkin juga menyukai