Anda di halaman 1dari 7

Historical Thinking, Keterampilan Berpikir Utama, Hudaidah 6

HISTORICAL THINKING, KETERAMPILAN BERPIKIR UTAMA


BAGI MAHASISWA SEJARAH

Hudaidah
FKIP Universitas Sriwijaya
Hudai_hs@yahoo.co.id

Abstrak: Tulisan berjudul ” Historical Thinking, Keterampilan Berpikir


Utama Bagi Mahasiswa Sejarah” ini adalah kajian pustaka atas sumber-sumber yang
relevan. Tujuan tulisan ini untuk memberikan gambaran tentang kekhasan keterampilan
berpikir yang harus dikuasai oleh mahasiswa sejarah. Pembelajaran sejarah dilihat dari
materi yang dikaji sangat unik dan berbeda dengan ilmu sosial lainnya, sehingga ilmu ini
membutuhkan keterampilan berpikir yang berbeda pula. Keterampilan berpikir utama
yang harus dikuasai ketika mengkaji peristiwa sejarah sebagai sebuah ilmu adalah
keterampilan berpikir kesejarahan (Historical Thinking), tanpa keterampilan berpikir ini
maka pembelajaran sejarah menjadi kehilangan rohnya. Oleh kerana itu, mahasiswa
program studi pendidikan sejarah harus memahami lebih mendalam keterampilan berpikir
ini, yang tidak sama dengan keterampilan berpikir umumnya. Manfaat yang dapat ditarik
dari tulisan ini akan mempermudah mahasiswa dalam mengkaji berbagai peristiwa sejarah
dengan lebih bermakna sehigga pepatah” belajar sejarah dapat membuat orang bijaksana”
bukan hanya sekedar ucapan belaka.

Kata kunci: Historical Thinking, Keterampilan, Mahasiswa, Sejarah

Pendahuluan aktivitas aktif dari mahasiswa dalam seluruh


Keterampilan berpikir sejarah adalah proses pembelajaran akan memberi
keterampilan yang harus dimiliki oleh kesempatan kepada mahasiswa untuk
mahasiswa sejarah keterampilan berpikir mengembangkan seluruh potensi yang
sejarah ini sangat dibutuhkan dalam dimiliki dalam pembelajaran. Melalui cara
menggali materi pembelajaran sejarah, ini memunculkan aktivitas keterampilan
pengembangan keterampilan berpikir berpikir mahasiswa, yang dilakukan secara
kesejarahan dalam pembelajaran diharapkan sungguh-sungguh maka bentuk belajar akan
membantu mahasiswa lebih kritis dalam beralih dari berpusat pada dosen menjadi
menjawab berbagai permasalahan dalam berpusat pada mahasiswa. Dosen dapat
proses pembelajaran. melakukan fungsinya sebagai fasilitator,
Sehingga pembelajaran sejarah bagi pengarah, pembimbing dan penilai terhadap
mahasiswa seharusnya diupayakan untuk proses pembelajaran dan mahasiswa
mempertimbangkan dan meningkatkan memanfaatkan segala potensinya dalam
keterampilan berpikir kesejarahan mereka belajar. Sehingga akan memberikan
karena keterampilan berpikir kesejarahan pengalaman pada mahasiswa dalam
sangat berpengaruh pada pencapaian hasil mengumpulkan, mengorganisasi dan
belajar mahasiswa. mengklasifikasi data sejarah dengan baik.
Penerapan pendekatan, strategi, Tingkat keterampilan berpikir
metode dan model yang bervariasi dan tepat kesejarahan berbeda-beda ditemukan dalam
dalam pembelajaran dengan mengedepankan suatu kelas. Perbedaan keterampilan berpikir
Historical Thinking, Keterampilan Berpikir Utama, Hudaidah 7

tersebut harus mampu diakomodir oleh dosen berbagai informasi sehingga dapat mengenal
dalam pembelajarannya, melalui metode atau dan menemukan regularisitas, kemampaun
model yang tepat sehinnga dapat membantu mengklasifikasikan berdasarkan kemampaun
membangun keterampilan berpikir menemukan ciri khas suatu peristiwa.
kesejarahan mahasiswa. Khususnya pada Mengacu pada pendapat Zed
mahasiswa dengan tingkat keterampilan terdapat tiga model berpikir sejarah yaitu
berpikir kesejarahan rendah, disinilah fungsi aductif, historical mindedness dan Zeitgeit
seorang dosen dalam menjalankan proses yang kemudian dimengerti dengan arti yang
pembelajaran harus lebih optimal, agar sama yaitu standar berpikir sejarah “aduktif”
mampu membawa mahasiswanya dengan atau berorientasi kepada masalah (problem
keterampilan berpikir kesejarahan rendah ini oriented) dan thinking of time yang keduanya
menuju hasil yang baik. sebagai satu kesatuan yang bersifat interaktif
Pembahasan dan saling mendukung satu sama lain.
Keterampilan berpikir kesejarahan Adapun standar berpikir kesejarahan terdiri
didefinisikan sebagai seperangkat dari empat (4) yaitu : (1) Kesadaran tentang
keterampilan berpikir yang menjadikan siswa waktu (sense of time/ Cronological thinking).
harus belajar dari sejarah (Murni, 2006:82). Kemampuan dalam mengkajian sejarah yang
Berpikir sejarah menurut Fischer yang tidak terlepas dari kerangka waktu, sehingga
dikutip langsung oleh Zed adalah bersifat jika menghilangkan krangka waktu berarti
”aduktif” yaitu mengajukan pertanyaan kritis menghilangkan ciri esensial dari kajian
dan memberikan jawaban dengan argumen sejarah. (2) Kesadaran tentang sifat kontinum
historis atau berdasarkan bukti-bukti faktual (keberlanjutan). Peristiwa sejarah tidak
(Zed, 1999:27). terlepas dari kerangka waktu akibatnya
Menurut Sjamsuddin dengan belajar konsep kontinum dan diskontinum sangat
sejarah seseorang memperoleh pemahaman penting karena perubahan tidak dapat
atau apresiasi tentang orang-orang, peristiwa dipahami tanpa konsep kontinuitas. (3)
–peristiwa atau periode-periode tertentu dari Kemampuan (abilty) untuk menangkap dan
masa lalu yang dikaji. Bahwa siswa menerangkan perubahan-perubahan penting
memerlukan “Knowldge and reasoning skills yang bermakna adanya ketercakupan sejarah
for effective functioning in the Age” (historical copherhension). Kemampuan
(Pengetahuan dan keterampilan-keterampilan untuk menangkap gejala sejarah melalui
memberi fungsi efektif dalam perkembangan berbagai bentuk dimensi peristiwa sejarah
kemampuan seseorang) (Sjamsudin, yang bersifat tetap maupun yang berubah. (4)
2007:201). Kemampuan merekonstruksi peristiwa
Berdasarkan pendapat di atas maka sejarah. Kemampuan untuk merekonstruksi
pembelajaran sejarah harus memberikan peristiwa sejarah yang berasal dari fakta dan
kesempatan kepada mahasiswa untuk untuk menjelaskan atau menginterpretasikan
mengembangkan pengetahuan dan fakta, karena fakta tidak bisa menjelaskan
pemahamannya mengenai peristiwa sejarah sendiri gejala sejarah (self eksplanation)
dan kemampuan berpikir dalam sejarah. (Zed, 1999:27-30).
Bahwa berpikir terdiri dari atau proses Menurut William H. Frederick
menegakkan hubungan kausalitas, mengubah terdapat empat (4) unsur keterampilan
dan menetapkan keterkaitan antara apa yang berpikir sejarah yang sangat dibutuhkan bagi
sudah diketahui dengan yang belum seorang sejarawan atau mahasiswa dalam
diketahui sehingga menghasilkan makna, menggali sejarah yaitu : (1) Pemahaman
kemampuan mencari hubungan antara tentang waktu. Kemampuan dalam mengkaji
Historical Thinking, Keterampilan Berpikir Utama, Hudaidah 8

kapan kejadian sejarah terjadi dan apa ekonomi dll (218). (4) Kemampuan
kaitannya dengan kejadian lain dalam konsep ”penilaian otentiks” terhadap dokumen atau
waktu. (2) Kemampuan mempertimbangkan teks sejarah. Keterampilan yang dibutuhkan
sifat dasar fakta-fakta yaitu kerumitanya. yaitu menginterpretasikan dokumen atau
Kemampuan dalam mengkaji fakta-fakta teks, dalam hal ini mahasiswa melakukan
yang diperoleh dengan penuh perhatian untuk teknik berpikir kritis, bagaimana mahasiswa
menarik kesimpulan karena sifat fakta sangat menuangkan pikirannya ke dalam kata-kata
rumit. (3) Kemampuan memahami sebab- ketika memecahkan persoalan yang
akibat. Kemampuan dalam mengetahui kompleksitas dalam membaca dokumen atau
sejelas-jelasnya bukan saja ”kapan” dan teks sejarah (96-96) (Wineburg, 2006:52).
”apa” sesungguhnya yang terjadi dan Menurut Sjamsuddin ada tiga (3)
”bagaimana” terjadinya tetapi juga keterampilan intelektual yang sesuai untuk
”mengapa” terjadi. (4) Keterbukaan sejarah. pembelajaran sejarah yaitu : (1) Perhatian
Kemampuan dalam menghubungkan suatu kepada waktu (lampau). Kemampuan untuk
peristiwa tidak hanya dalam arti sempit, menggunakannya dalam mengidentifikan
tetapi mampu menghubungkan sejarah pemahaman waktu (time sense), sejarah
dengan memanfaatkan ilmu-ilmu sosial harus berupa penguasaan akan konsep-
lainya (Soeroto dan Frederick, 2002:4-9) konsep dasar waktu dan penerapannya dalam
Menurut Wineburg, menjelaskan argumentasi sejarah dan belajar
tentang kemampuan berpikir historis menggunakanya. (2) Kemampuan imagenasi
(historical thinking) yang harus dimiliki gambar (piktorial) dan empati. Kemampauan
mahasiswa sebelum dan sesudah melakukan penggunaan yang terkendali dari imagenasi
pembelajaran sejarah yaitu : (1) Konsep yang berupa aktivitas mental yang esensial
Waktu (kronologi). Kemampuan dalam bagi pemahaman objektif sejarawan akan
mengetahui masa silam sebagaimana adanya, masa lalu. Mahasiswa harus dapat berpikir
dalam menghayati masa lalu, merasakan piktorial (pictorically), mengimajinasikan
pelaku masa lalu dan memahami makna yang rician (detail) yang ditampilkan dalam
mereka berikan harus mengesampingkan cetakan yang abstrak dan mengimajenasikan
situasi kita sendiri (tidak melihat masa lalu dengan rincian yang otentiks tentang realitas
dengan kacamata masa kini/ presentism) sejarah. (3) Kemampuan berpikir empatetik.
(114-217). Time thinking adalah pemahaman Kemampauan menempatkan diri sendiri
tentang konsep waktu bahwa peristiwa masa secara imajenatif dalam suatu situasi, seorang
lalu dilihat dan dimaknai dengan konsep tokoh atau peristiwa sejarah. Untuk itu
waktunya. (2) Berpikir dalam konteks. mahasiswa harus melihat masa lalu secara
Kemampuan dalam memahami akan keseluruhan, meskipun yang dipelajari hanya
kesinambungan dan ketidaksinambungan bagian-bagian saja (Sjamsuddin, 2007:202-
dengan peristiwa masa lalu (140). (3) 203).
Kemampuan memahami sebab-akibat. Menurut Isjoni keterampilan berpikir
Kemampuan dalam membedakan dan kesejarahan yaitu kemampuan agar murid
menemukan mengapa peristiwa itu terjadi, dapat membedakan waktu lampau, masa kini,
apa penyebabnya. Suatu kejadian dapat dan masa yang akan datang, melihat dan
disebabkan oleh banyak faktor dan faktor- mengevaluasi evidensi, membandingkan dan
faktor tersebut tidak dapat ditemukan hanya menganalisis cerita sejarah, ilustrasi, dan
dengan menggali peninggalan purba. catatan dari masa lalu, menginterpretasikan
Beberapa penjelasan sebab-akibat bertolak catatan sejarah, dan membangun suatu cerita
dari teori-teori motivasi, psikologi, sosiologi,
Historical Thinking, Keterampilan Berpikir Utama, Hudaidah 9

sejarah berdasarkan pemahamannya (Isjoni, urutan waktu dari suatu peristiwa sejarah.
2007:82) Serta kemampuan dalam mengukur garis
Melalui pembelajaran sejarah waktu, menjelaskan/membandingkan pola
mengarahkan bagaimana berpikir urutan dan waktu suatu periode dan pola
kesejarahan kepada pelajar. Menurut Harada kesinambungan dan perubahan. (2)
(2005:27), ada empat cara meningkatkan cara Historical Comprehension. Kemampuan
berpikir kesejarahan siswa yaitu pertama, membaca, memahami hasil cerita sejarah dan
guru harus mengajak siswa berpikir tentang mengembangkan kemampuan secara
materi aktual yang ada disekitar mereka. imagenatif dan menjelaskan peristiwa masa
Kedua, guru tidak lagi terpaku pada buku lalu melalui pengetahuan dan pengalaman
teks tetapi guru harus mengarahkan dan yang dimilikinya. (3) Historical analysis and
memberikan pertanyaan-pertanyaan dari interpretation. Kemampuan dalam
materi sejarah dengan menstimulasi siswa membandingkan berbagai pengalaman,
untuk berpikir dan mengajak siswa untuk kepercayaan, motif, tradisi, harapan yang
melakukan penemuan. Ketiga, jika berbeda dari masyarakat dengan berbagai
pembelajaran harus menggunakan buku teks ragam latar belakang dan berbagai variasi
maka yang dilakukan adalah mengajak siswa waktu di masa lalu dan sekarang, kemudian
melakukan penelitian sistematis dan mengalisis bagaimana perbedaan tersebut
melakukan koreksi terhadap buku teks mempengaruhi tingkah laku masyarakat,
sehingga siswa terstimulasi untuk belajar. Isi memiliki multipersepsi dalam melihat
buku teks digunakan untuk menemukan pengalaman manusia dalam data sejarah dan
permasalahan dan menarik hipotesis. menganalisis kejadian sejarah dan juga
Keempat, kurikulum sejarah haruslah mampu membandingkan dan mengevaluasi
sistematis sehingga siswa dapat melakukan penjelasan-penjelasan sejarah. (4) Historical
penemuan dalam proses pembelajarannya. Research Capabilities. Kemampuan dalam
Pembelajaran sejarah harus melakukan penelitian sejarah yang dimulai
mengembangkan kemampuan berpikir dengan merumuskan pertanyaan, mencari
sejarah yaitu membangun kesadaran akan jawaban dengan menggali sumber-sumber
waktu, pemahaman terhadap peristiwa sejarah baik berupa dokumen, artefak, situs,
sejarah, berpikir kritis terhadap sumber dan dokumen lisan dll. Kemudian mendapatkan
sebagainya. Sehingga mahasiswa belajar informasi dari sumber yang terkumpul. (5)
mengembangkan wawasan, pemahaman dan Historical Issues-Analysis dan decision
keterampilan sejarah (2004:7). making. Kemampuan mengidentifikasi
Lebih lanjut keterampilan berpikir permasalahan yang dihadapi manusia pada
kesejarahan yang harus dimiliki mahasiswa masa lampau, dan menarik kesimpulan
mengacu pada National Standard For untuk belajar dari pengalaman masa lampau
United State History yaitu kecakapan yang kemudian dipergunakan dalam pengambilan
harus dikembangkan kepada mahasiswa keputusan masa sekarang (National Center
dalam bentuk kompetensi. Disebutkan ada For History In the School 1994:15-28)
lima (5) jenis standar keterampilan berpikir Berdasarkan beberapa pendapat
kesejarahan yaitu : (1) Cronological thinking tentang keterampilan berpikir kesejarahan
(berpikir kronologi). Keterampilan berpikir yang telah diungkapkan diatas, maka
kronologi yaitu kemampuan dalam keterampilan berpikir kesejarahan yang
memahami waktu sejarah dan membedakan sangat relevan bagi mahasiswa prodi sejarah
dimensi waktu (lalu, sekarang, dan yang akan adalah yang mengacu pada National
datang) dalam rangka mengidentifikasikan Standard For United State History yang
Historical Thinking, Keterampilan Berpikir Utama, Hudaidah 10

terdiri dari : (1) keterampilan berpikir pelajaran yang bermakna bagi pembacanya,
kronologis (Cronological thinking), (2) sehingga dengan belajar sejarah orang dapat
pemahaman sejarah (Historical menarik sebuah kesimpulan dan
Comprehension), (3) analisis dan interpretasi menjadikanya pelajaran untuk melangkah
sejarah (Historical analysis and dimasa depan. Sehingga konsep ”history
interpretation), (4) kemampuan melakukan make man wise” bukan sekedar usapan
penelitian sejarah (Historical Research jempol belaka.
Capabilities) serta (5) analisis isu
kesejarahan dan pengambilan keputusan Penutup
(Historical Issues-Analysis dan decision Keterampilan berpikir kesejarahan
making). (historical thinking) adalah keterampilan
Temuan penelitian menunjukan berpikir khusus bagi mahasiswa sejarah,
bahwa keterampilan berpikir kesejarahan keterampilan berpikir ini dikatakan khusus
berpengaruh pada pencapaian hasil belajar karena hanya relevan untuk mengkaji materi
mahasiswa. Sehingga pembelajaran sejarah sejarah.
bagi mahasiswa seharusnya diupayakan Keterampilan berpikir kesejarahan
untuk mempertimbangkan dan dapat diidentifikasi yaitu: (1) keterampilan
meningkatkan keterampilan berpikir berpikir kronologis (Cronological thinking),
kesejarahan mereka. (2) pemahaman sejarah (Historical
Keterampilan berpikir kesejarahan Comprehension), (3) analisis dan interpretasi
tinggi, dapat dibangun dengan cara sejarah (Historical analysis and
menerapkan metode/model yang bertujuan interpretation), (4) kemampuan melakukan
untuk mengembangkan keterampilan penelitian sejarah (Historical Research
berpikir, khususnya berpkir kritis, berpikir Capabilities) serta (5) analisis isu
dengan cara mengembangkan daya nalar dan kesejarahan dan pengambilan keputusan
daya analisis yang tinggi. Metode/model (Historical Issues-Analysis dan decision
seperti ini harus sering dilakukan dalam making).
proses pembelajaran sejarah dikelas, jika Keterampilan berpikir kesejarahan ini
dosen mengharapkan mahasiswanya tidak langsung dimiliki oleh mahasiswa
memiliki keterampilan berpikir kesejarahan tetapi harus melalui proses yang sifatnya
tinggi, atau sebaliknya (Hudaidah, 2008:121- kontinuitas melalui proses pembelajaran.
122). Beberapa metode/model demikian Pembangunan keterampilan berpikir sejarah
misalnya documen, group investigasi, jigsaw, ini hanya dapat terbangun apabila mahasiswa
discovery, inquiry, problem base learning, sering diajak melakukan keterampilan
project base learning dan lain-lain. berpikir tingkat tinggi. Salah satu cara yang
Melalui pengembangan keterampilan paling efektif membangun keterampilan
berpikir kesejarahan dalam pembelajaran berpikir kesejarahan mahasiswa dengan
diharapkan nantinya mahasiswa mempunyai menerapkan metode/model yang tepat,
keterampilan meninjau lingkunganya secara khususnya metode/model yang dapat
lebih kritis dan menentukan hari depan mengajak mahasiswa untuk bernalar,
mereka sendiri serta mempengaruhi melakukan analisis dan berpikir pikir kritis.
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan Sehingga jika dosen hanya menerapkan
nasib mereka, atau dalam istilah lain metode/model yang sederhana tujuan
mahasiswa mampu berpartisipasi dalam membangun keterampilan berpikir
proses pembuatan keputusan sebagai warga kesejarahan ini tidak akan terjadi. Hal ini
masyarakat. Sejarah dapat memberikan harus dipertimbangkan oleh dosen karena
Historical Thinking, Keterampilan Berpikir Utama, Hudaidah 11

berdasarkan penelitian keterampilan berpikir Ismaun, 2001. Paradigma Pendidikan


sejarah yang tinggi berdampak pada prestasi Sejarah yang Terarah dan Bermakna.
berlajar yang tinggi pula. Bandung: Historia.

DAFTAR PUSTAKA Kamarga, Hansiswany. 2004. Kurikulum


Berbasis Kompetensi dan Materi
Abdullah, Taufik. 2007. Disekitar Penelitian Sejarah Lokal. Dalam Seminar Sejarah
Sejarah Lokal dalam Buku Sejarah Lokal. Bandung; UPI.
Lokal Penulisan dan Pembelajaran di
Sekolah. Bandung: Salamian Perss. Kochhar. 2008. Pembelajaran Sejarah.
Jakarta: Grasindo.
Carr. 1959. Theory Of History . Micmilan:
The FreePress Publish, CO. Kuntowijoyo.2008. Penjelasan Sejarah.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Frederick, William H. Dan soeri Soetoso.
2002. Pemahaman Sejarah Indonesia ------------2003. Metodologi Sejarah.
Sebelum dan Sesudah Revolusi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Jakarta:LP3ES.
Prodi Sejarah. 2004. Kurikulum Program
Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Jakarta: UIP. Sriwijaya. Palembang: FKIP Unsri.

Harada, Tomohito. 2005. Consistency Of Mordholt, dkk. 2008. Perspektif Baru


History Curriculum In Primary and Penulisan Sejarah Indonesia. Jakarta:
Secondary School. Dalam Jurnal Studi Yayasan Obor Indonesia.
Sosial Vol 1.Yogyakarta: Hispisi.
Morris L. Bigge, 1982. Learning Theories
Hariyono.1995. Mempelajari Sejarah Secara for Teachers. New York: Harper and
Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya. Row.

Hasan, Hamid 2004 . Kurikulum Sejarah Murni. 2006. Model Pembelajaran Holistik
dan Pendidikan Sejarah Lokal” Dalam Pengembangan Keterampilan
Disampaikan pada Seminar KBK dan Berpikir Kesejarahan, Desertasi.
Pengembangan Pembelajaran Sejarah Bandung: PPS UPI.
Lokal, Bandung.
Musnir, Diana Nomida. 2008. Model
Hudaidah.2008. Pengaruh Metode Pembelajaran Inovatif Dalam
Pembelajaran dan Keterampilan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial di
Berpikir Kesejarahan Terhadap hasil Sekolah, Makalah dis ampaikan
Belajar Sejarah Berbasis Lokal (Tesis pada Workshop Universitas Negeri
tidak diterbitkan). Jakarta: UNJ Jakarta.

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Sjamsuddin, Helius. 2007. Penulisan Buku
Satuan Pendidikan. Bandung: Alpbeta. Teks dan Sejarah Lokal dalam Buku
Sejarah Lokal Penulisan dan
Historical Thinking, Keterampilan Berpikir Utama, Hudaidah 12

Pembelajaran di Sekolah .Bandung Wineburg, Sam. 2006. Diterjemahkan oleh


:Salamian Perss. Masri Maris, Historical Thinking and
Other Unnatural Act Charting the
------------2007. Metodologi Sejarah. Future of Teaching the Past. Jakarta:
Yogyakarta: Ombak. Yayasan Obor Indonesia.

Tanburaka, Rustam E. 1999 Pengantar Ilmu Zed, Mestika.1999. Metodologi Sejarah.


Sejarah Teori Filsafat Sejarah Sejarah Padang: FIS UNP
Filsafat Dan Iptek. Jakarta : Rineka
Cipta. Zuhdi, Susanto. 2007. Peristiwa Ditingkat
Lokal dan Simpul Perekat Bangsa
Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran dalam Buku Sejarah Lokal Penulisan
Inovatif Berorientasi Konstruktivis. dan Pembelajaran di Sekolah.
Jakarta: Prestasi Pustaka. Bandung: Salamian Perss

Twomey, Catherine F. Constructivism: -------- 2007.Historiografi Sejarah Lokal di


Theory, Perpectives, and Practice. Indonesia Suatu Tinjauan Umum
New York: Teacher College Press. dalam Buku Sejarah Lokal Penulisan
dan Pembelajaran di Sekolah.
Widja, I Gde, 1989, Dasar-dasar Bandung: Salamian Perss.
Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah, Depdikbud:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai