Anda di halaman 1dari 5

1. Pentingnya penelitian ini?

Keterampilan berpikir kesejarahan dalam pembelajaran


IPS kurang dikembangkan oleh guru. Padahal melalui keterampilan tersebut dapat
juga melatih kemampuan berpikir kritis dan analistisnya karena keterampilan
kesejarahan melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Sehingga dengan melatih
kemampuan tersebut dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya . Hal ini
sesuai dengan pendapat murni (2008, hlm. 82) bahwa siswa belajar dari sejarah
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya. Dalam penelitian ini
mengembangkan pemanfaatan virtual tour museum perundingan linggarjati sebagai
salah satu alternative pembelajaran kontekstual di era pandemic
2. Hubungan nya dengan IPS? IPS atau ilmu sosial merupakan suatu pembelajaran
yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial yang bersifat terintegrasi satu
sama lain. Oleh karena itu, ruang lingkup IPS salah satunya mengenai kesejarahan
misalnya dalam materii “Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia” dalam mempelajari
materi tersebut diperlukannya keterampilan berpikir kesejarahan bagi siswa seperti
kemampuan berpikir kronologi, hal ini diperlukan siswa karena untuk memahami
suatu peristiwa sejarah haruslah secara kronologi karena antara suatu peristiwa
dengan peristiwa lainyya mempunyai hubungan. Selain itu, siswa juga harus
memahami sejarah melalui fakta-fakta maupun data yang relevan sehingga siswa
dapat menemukan suatu kebenaran dari peristiwa sejarah tersebut karena langsung
mencari dari sumbernya. Dan hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan IPS Menurut
Sapriya (2009, hlm. 201) menjelaskan tujuan mata pelajaran IPS sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nila-nilai sosial dan kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global
3. Menurut Harada (dalam Hudaidah, 2014, hlm. 9), ada empat cara meningkatkan
cara berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran IPS
 guru harus mengajak siswa berpikir tentang materi aktual yang ada disekitar
mereka.
 guru tidak lagi terpaku pada buku teks tetapi guru harus mengarahkan dan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dari materi sejarah dengan menstimulasi
siswa untuk berpikir dan mengajak siswa untuk melakukan penemuan.
 jika pembelajaran harus menggunakan buku teks maka yang dilakukan
adalah mengajak siswa melakukan penelitian sistematis dan melakukan
koreksi terhadap buku teks sehingga siswa terstimulasi untuk belajar. Isi
buku teks digunakan untuk menemukan permasalahan dan menarik hipotesis.
 kurikulum haruslah sistematis sehingga siswa dapat melakukan penemuan
dalam proses pembelajarannya
4. Pemilihan sampel atas dasar apa? Sampel yang digunakan ialah purposive
sampling dimana sampel dipilih atas pertimbangan tertentu
 Karena dikelas tersebut memiliki karakterisik kemampuan historis yang
berbeda2, sehingga dapat mewakili dari populasi.
 Karena peneliti hanya diiznkan meneliti kelas 8 F-j yang merupakan guru
pengampunya bu yeyen.
 Kemampuan berpikir historis di kelas tersebut rendah dilihat dari hasil
Belajar IPS.
 Lalu dari beberapa wa grup kelas trsb yng paling
5. Apa perbedaan penelitian anda dan penelitian terdahulu? Setelah saya melakukan
studi literatur, persamaan yang mendasar antara penelitian saya dengan yang
lainyya terletak pada salah satu variabelnya yaitu keterampilan historical thingking
lalu pebedannya terletak pada medi dan metode. kebanyakan meneliti pada
pembelajaran sejarah sedangkan saya dalam pembelajaran IPS/sosial studies. Salah
satu nya ialah penelitian Rival Buari Hidayat (2019) Pengaruh Penggunaan Media
Time Line terhadap Kemampuan Brepikir Kronologis dan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran sejarah Selanjutnya, pada penelitian yang dilakukan oleh
Rosalina (2020) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Film Terhadap
Historical Thingking dalam Pembelajaran Sejarah kelas XI IPS SMAN 1 Pelaihari”
menunjukan bahwa penggunaan media film sangat berpengaruh terhadap historical
thingking siswa

6. Kelebihan penelitian :
 Pemanfaatan virtual tour museum menjadi salah satu alternative bagi guru
untuk dapat menerapkan pembelajaran IPS yg bersifat kontekstual bagi
siswa di tengah adanya pandemic saat ini, karena bebrapa museum dapat
diakses dengan mudah melalui link dari website museum itu sendiri.
Sehingga siiswa bisa menambah pengetahuan baru melalui kunjungan
museum secara virtual
 Virtual tour museum relative murah bahkan tidak memrlukan biaya dan
hanya memerlukan kuota internet untuk mengaksesnya.
 Melalui pemanfaatan virtual tour ternyata dapat meningkatkan kemampuan
berpikir historis siswa dalam pembelajaran IPS

Kekurangan
 Dalam memanfatkan virtual tour museum , tidak semua museum memiliki
layanan virtual tour karena memang pengadaan virtual tour sendiri memerlukan
biaya yang lumayan besar sehingga hanya museum tertentu yang dapat diakses
melalui vt.
 dalam penelitian ini tidak ada kelas control yang dapat memberikan variabel

control lain selain media virtual tour, untuk melihat perbandingan dengan media

yang lain terhadap keterampilan berpikir kesejarahan siswa. Maka peneliti

selanjutnya, diharapkan untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir

kesejarahan dengan adanya kelas control dalam penelitiannya sebagai

pembanding.

Pengertian Sumber belajar : sumber belajar merupakan berbagai sumber baik


yang berupa data, orang, metode, media yang digunakan oleh siswa untuk
memudahkan dalam pembelajaran
Pendidikan IPS : Studi ilmu yang merpakan penyedeerhanaan dari berbagai
disiplin ilmu sosial lainnya dan terintegrasi antara satu sama lain.
Historical thingking : keterampilan yang dimiliki siswa dalam, menganalisis suatu
peristiwa sejarah melalui fakta, informasi dan catatan sejarah untuk dapat di
interpretasikan kembali menurut pemahamannya masing2.

Indikator Berpikir Kesejarahan


Nugraha (2006, hlm. 86)
No Indikator Sub Indikator
1. Berpikir Kronologi  Siswa mampu menjawab
pertanyaan dengan membedakan
konsep masa lalu dan masa
sekarang
 Siswa mampu mengklasifikasi
kejadian dan peristiwa
berdasarkan waktu terjadinya
secara berurutan
 Siswa dapat menafsikan data
yang disajikan dalam garis
waktu
2. Historical Comprehension  Siswa mampu mencarikan dan
(Pemahaman Kesejarahan) menemukan fakta-fakta dan
sumber-sumber informasi yang
relevan.
 Siswa terampil dalam membaca
sejarah secara naratif dan
imajinatif
 Siswa mampu merekonstrusikan
secara harfiah maksud dari
pesan
3. Historical analysis and  Siswa mampu memberikan
interpretation pernyataan sebab akibat dari
(analisis dan interpretasi sejarah) sebuah fenomena/peristiwa
sejarah

Anda mungkin juga menyukai