Anda di halaman 1dari 16

SMA NEGERI 2 UNGGUL SEKAYU

MODUL AJAR
(BERBASIS MAPEL/REGULER)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Unggul Sekayu


Mata Pelajaran : Sejarah
Fase :E
Semester :1
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kasus (Prohblem Based Learning) Peserta didik mampu:
1. Menumbuhkembangkan kesadaran sejarah
2. Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan hidup
3. Menjelaskan konsep sinkronik, diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan melalui peristiwa-
peristiwa sejarah yang ada di daerahnya
4. Melatih kecakapan berfikir diakronis, sinkrorik, kausalitas, imajinatif, kreatif, kritis,
reflektif, kontekstual dan multiperspektif
5. Melatih keterampilan mencari sumber

B. Elemen Capaian Pembelajaran


1. Elemen Pemahanan Konsep Sejarah
Pada fase ini peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah yang dapat
digunakan untuk menjelaskan peristiwa serjarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah
sebagai bahan analisis untuk mengkaji peristiwa sejara; menganalisis serta mengevaluasi
peristiwa sejarah dalam ruang lingkup sejarah lokal, nasional, dan global; menganalisis serta
mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis
serta mengevaluasi sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; memahami peristiwa seajarah diakronis (kronologis) maupun sinkronis.
2. Elemen Keterampilan Proses Sejarah
Pada fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya, menyimpulkan informasi,
mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan, merefleksikan
dan merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar ilmu sejarah yang
meliputi:
a. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronik (kronologis) yang menititkberatkan pada
proses dan/atau sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; penjelasan peristiwa
sejarah berdasarkan hubungan kausalitas; mengaitkan peristiwa sejarah dengan
kehidupan sehari-hari dan menempatkan peristiwa sejarah pada konteks zamannya.
b. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspketif masa lalu, masa kini, dan masa depan;
penjelasan peristiwa sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan.

C. Profil Pelajar Pancasila


Melalui pembelajaran kasus peserta didik dapat:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dilakukan melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, meyakini bahwa
alam semesta dan segala apa yang ada di dalamnya adalah ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, mensyukuri segala nikmat yang telah dianugerahkanNya atas kemampuan fikir
menganalisis konsep sinkronik, diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan melalui peristiwa-
peristiwa sejarah yang ada di daerahnya
2. Berkebhinekaan Global
Dilakukan melalui sikap menghargai berbagai teori berkaitan dengan konsep sinkronik,
diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan. Menghargai pemikiran peserta didik dengan
seluruh latar belakang prbadinya. Saling memberikan komentar positif, terhadap contoh
kasus sinkronik dan diakrnik yang digali dari berbagai kekhasan daerah
3. Mandiri
Peserta didik memiliki prakarsa/inisiatif atas pengembangan dan prestasi dirinya, mengenali
kekuatan dan kelemahan dirinya, bertanggung jawab atas setiap proses dan hasil, mampu
mengelola pikiran, perasaan dan tindakannya untuk mencapai tujuan pribadinya maupun
kelompok.
4. Bernalar Kritis
Peserta didik mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses,
mengevaluasi setiap informasi sehingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk
mengatasi berbagai persoalan/pertanyaan yang dihadapinya. Peserta didik terbuka terhadap
segala perspektif objek.
5. Kreatif
Peserta didik mampu menghasilkan gagasan yang orosinil, karya dan tindakan yang orisinil,
serta memiliki keluesan berfikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
6. Gotong Royong
Peserta didik mampu berkolaboarasi dengan baik dengan teman-temannya, memiliki
kemampuan komunikasi, memiliki ketergantungan positif terkait peranan masing-masing,
memiliki koordinasi sosial, keperdulian terhadap lingkungan, memiliki persepsi sosial yang
baik, dan memiliki kemampuan berbagi.

D. Saranan dan Prasarana


1. Perangkat komputer atau leptop
2. LCD
3. Jaringan internet
4. Berbagai contoh kasus yang terkait persepsi tentang berfikir sinkrinik dan diakronik dalam
sejarah
5. Modul ajar
6. Bahan Ajar
7. Aplikasi Classroom

E. Target Peserta Dididk


Keseluruhan peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan dan pembelajaran
1. Peserta didik reguler
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar
3. Peserta didik berkecapaian tinggi
4. Peserta didik yang memiliki kreatifitas/potensi diri

F. Metode / Model Pembelajaran


1. Metode : Diskusi, tanya jawab
2. Model : problem based learning

G. Materi
1. Materi prasyarat : Pengertian sejarah
2. Materi Pokok : konsep berfikir sinkronik, diakronik, kausalitas, dan
Berkelanjuutan
3. Materi Remedial dan Pengayaan : didasarkan atas capaian pembelajaran, materi mana
yang perlu dipelajari kembali, materi mana yang perlu mendapatkan pengembangan.

H. Referensi / sumber:
1. Kuntowijoyo.2018. Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana. Yogyakarta.
2. Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explantion). Tiara Wacana.
Yogyakarta
3. https://tirto.id/pegnertian-historiografi-metode-tahapan-penelitian-sejarah-f9fK

I. Pertanyaan Pemantik
Anak-anak cobalah kalian bandingkan bacaan di bawah ini.

1 2
Adikku bersekolah di SD Inpres di Kota A. Dia Adikku bersekolah di SD Inpres di kota A. Dia
sudah kelas V, semester 2. Adikku memiliki hobi sudah kelas V saat ini, dua tahun lagi adikku
melukis dan bernyanyi. Bemacam-macam akan melanjutkan ke SMP. Dia terlihat sudah
kejuaraan pernah dia dapatkan. Kata Ibuku, tidak sabar lagi. Adikku sangat pintar, sejak
bakat bernyanyi dan melukis itu menurun dari kelas I dia selalu juara umum 1 di kelasnya. Kata
kakekku. Pada pembagian raport semester 1 Ayahku, setelah tamat SMP nanti aku dan
kemarin, Adikku kembali mendapatkan juara adikku akan di sekolahkan di tempat nenek
umum 1 di sekolahnya. Adiku juga sangat karena di sana ada SMA yang sangat bagus.
pandai mengaji. Hanya satu yang sering
membuatku kesal, yaitu adikku suka
membantah kalau aku mintai tolong. Tapi lama-
lama dia bersedia juga. Aku sayang dengan
adikku.
Setelah kalian membaca teks di atas , apa yang dapat kalian bandingkan dari keduanya? Manakah
yang disebut sinkronik dan diakronik? Dan mengapa?
Anak-anak, ketika kita membaca suatu cerita sejarah yang sama, seringkali kita menemukan
adanya perbedaan di keduanya. Cerita yang satu sangat fokus dalam satu topik, namun dalam
waktu yang berkelanjutan. Seperti cerita si Adik versi ke dua. Namun pada cerita yang satunya
akan kita temukan peristiwa sejarah yang menceritakan banyak sekali bidang, namun hanya pada
satu waktu. .

J. Pemahaman Bermakna
Peserta didik akan mampu menganalisis Diakronik merupakan cara berfikir sejarah yang
menceritakan suatu peristiwa memanjang dalam waktu, namun terbatas dalam ruang lingkup.
Sedangkan cara berfikri sinkronik adalah menceritakan suatu peristiwa sejarah meluas dalam
ruang lingkup, namun terbatas dalam waktu.
K. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara individu, berpasangan, dan berkelompok :
Pertemuan 1

Kegiatan Rincian Kegiatan


Pendahuluan  Orinetasi Tujuan (mengkondisikan siap belajar)
 Memberikan salam
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar (Kebersihan, kerapian,
absensi, media dan alat serta buku yang diperlukan)
 Mempersilahkan salah satu peserta memimpin doa
 Guru mengadakan sesi perkenalan
 Apersepsi
Guru menyebutkan beberapa peristiwa sejarah, yaitu
yang diceritakan secara urutan waktu dan peristiwa
sejarah berdasarkan tempat kejadian dan selalu terjadi
perubahan dari waktu ke waktu. Peserta didik
mengamati perbedaan diantara keduanya. Jawaban
peserta didik ditulis di papan tulis

 Motivasi
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk
menceritakan kisah hidup mereka, baik itu kisah tetang
sekolah, cerita yang berkesan, dan lain sebagainya.
Gusu dan peserta diidk kemudian mengaitkannya
dengan appersepsi

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


 Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
Kegiatan Inti  Mengorientasi Peserta didik pada masalah. Guru
menayangkan beberapa contoh kasus melalui LCD.
Peserta didik menganalisis contoh kasus yang diberikan
oleh guru terkait dengan konsep diakronik, sinkronik,
perubahan, dan kebelanjutan (Literasi, bernalar )
 Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Guru
membentuk kelompok diskusi, peserta didik secara
berkelompok merumuskan kasusu yang dikaitkan
dengan konsep. Peserta didik dapat menentukan
peranannya masing-masing sesuai dengan potensi atau
kehendak dirinya (menentukan topik, cara
menyampaikan/mempresentasikan, dll)
 Guru melalukan bimbingan penyelidikan mandiri dan
kelompok. Peserta didik mencari contoh kasus dari
berbagai sumber, mengasosiasi data, mendiksusikannya
dengan teman sekelompoknya, menentukan
kesepakatan, merumuskan masalah, mencari
solusi/jawab, dan menyusun kesimpulan. Guru
memberikan bimbingan
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta
didik secara berkelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
 Guru memberikan apresiasi dalam bentuk penekanan
terhadap beberapa materi yang penting, memperbaiki
materi yang kurang tepat, menambahkan materi yang
belum terjawab dalam diskusi, memberikan semacam
pujian terhadap kelancaran diskusi hari itu.
Penutup  Tiap-tiap kelompok mengumpulkan hasil kerjanya ke
dalam LMS (Classroom)
 Guru memberikan latihan/evaluasi secara lisan/kuisioer
 Guru meminta peserta didik untuk memperbanyak
membaca, memperkuat literasi, mempertajam analisis
pada lingkungan sekitar
 Peserta didik merumuskan kesimpulan materi hari itu
(hasil diskusi)
 Peserta didik melakukan refleksi tentang keseluruhan
jalannya kegiatan pembelajaran (kesan belajar, manfaat,
saran/usulan/gagasan)
 Salah satu peserta didik memimpin doa
 Mengucapkan salam

L. Penilaian Pembelajaran
Formatif
NO BENTUK PENILAIAN TEKNIK PENILAIAN
1 Penilaian Sikap observasi yang dicatat dalam jurnal
2 Penilaian Pengetahuan 1. Post tes / kuisioner
3 1. Praktik/ kinerja yang diambil saat presentasi
Penilaian Keterampilan kelompok,
2. Portofolio lembar kerja hasil diskusi

1. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (Jurnal)

Nama Satuan Pendidikan :


Tahun Pelajaran :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
NO TANGGAL NAMA CATATAN BUTIR TINDAK
KEJADIAN/ SIKAP LANJUT
PRILAKU
1 25/Mei Rudy Membantu Gotong Apresiasi
/2022 membersihkan Royong
gelas
2 25 Mei Susy Tidak sholat ketakwaan Diberikan
2022 Dzuhur bimbingan

b. Penilaian sikap diskusi (observasi)


PERNYATAAN/INDIKATOR
GAGASAN KEBENARAN RELEVAN PENGGUNAAN
YANG KONSEP/ (60-100) SUMBER
NAMA
ORISINIL PENGUASAAN YANG,MULTIDIM
MATERI ENSI
(60 – 100) (60-100) (60-100)

2. Penilaina Pengetahuan
NO SOAL jawab
1 Perhatikan gambar di bawah ini : A

( kendaraan zaman Hindia Belanda di Palembang)


(mobil angkot tahun 1970 an)

( mobil angkot tahun 2000 an)

(mobil angkutan tahun 2015 an)

Yang dapat diamati dari gambar di atas berkaitan dengan


konsep sejarah adalah …..
a. Suatu objek sejarah mengalami perubahan dan
keberlanjutan, memanjang dalam waktu menyempit
dalam ruang
b. Bahwa cerita sejarah disesuaikan dengan kurun waktu,
meluas dalam ruang menyempit dalam waktu
c. Bahwa manusia dan benda-benda hasil karyanya
merupakan bagian dari sejarah itu sendiri
d. Peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau
pembabakan waktu
e. Masyarakat Palembang merawat hasil budayanya
dengan sangat baik

2 .Perhatikan wacana di bawah ini : C


“dalam mempelajari dan menyusun peristiwa sejarah akan
selalu terkait dengan waktu. Waktu adalah sesuatu yang selalu
bergerak dari masa ke masa bahkan untuk masa yang akan
datang. Para ahli sejarah sering kali melakukan penulisan
sejarah secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu. “

Penulisan sejarah disusun berdasarkan urutan waktu dengan


tujuan ... .
a. Untuk memberikan kesan istimewa pada suatu cerita
sejarah
b. Memberikan unsur seni agar pembaca tertarik pada alur
cerita
c. Untuk memudahkan memahami suatu cerita sejarah
d. Agar pembaca dapat mengambil pelajaran dari setiap
cerita sejarah
e. Membiasakan pembaca untuk memiliki karakteristik
bijaksana

3. Penilaian Keterampilan
a. Praktik/Kinerja (Penilaian presentasi)
KRITERIA PENILAIAN
BAHASA KOMUNIKASI PENGGUNAAN
NO NAMA SKORE
DENGAN MEDIA
AUDIENCE
b. Protofolio (Lembar Kerta Kerja)
LEMBAR KERTAS KERJA

KELAS
TANGGAL
MATERI
ANGGOTA KELOMPOK
URAIAN MATERI:
a. Permasalahan
b. Isi
c. Kesimpulan

Daftar Pertanyaan
1.
2.
3.

Mengetahui Guru Mata Pelajaran,


Wali Kelas/Orang tua Siswa

Rubrik Penilaian Protofolio

No Nama / Indikator Penilaian Nilai


Kelompok Kelengkapan Kerapian Desain Isi
Relevansi Logis Sistemtis

Mengetahui, Sekayu, 23 Mei 2022


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,

Hendri,S.Pd.,M.Si Yuliani,S.pd.,M.Si
NIP.197107261998021003 NIP.197306132005022003
BAHAN AJAR

Secara etimologi, diakronik berasal dari bahasa Yunani dia yang berarti melintas atau melewati dan
khronos yang berarti perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu diakronis, artinya topik yang dibahas di
dalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu,
sekarang, dan masa depan. Hal ini karena peristiwa-peristiwa yang dialami manusia itu tidak statis,
melainkan dinamis; terus berkembang, berubah, berkesinambungan, dan bahkan mengalami
pengulangan. Sifat dinamis peristiwa itu berakar pada kenyataan bahwa manusia sebagai pelaku dan
penggerak sejarah juga pada hakikatnya dinamis. Sifat dinamis manusia menentukan sifat dinamis
peristiwa-peristiwa sejarah.

Karena sifatnya yang dinamis itu, kita dapat mengatakan peristiwa masa dulu disebabkan oleh
peristiwa yang mendahuluinya, peristiwa masa sekarang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada
masa lalu, dan peristiwa masa depan disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sekarang. Ada kesatuan
yang integral antara masa yang terjadi di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang,
yaitu melalui hubungan sebab-akibat (kausalitas) dan saling mempengaruhi. Jadi, model diakronik
merupakan model dinamis, artinya memandang peristiwa dalam sebuah trasnformasi atau gerak
sepanjang waktu.

Sejarah sebagai ilmu mempunyai metode sendiri yang harus digunakan oleh sejarawan dalam
menulis peristiwa sejarah. Dengan menggunakan metode tersebut, seorang sejarawan mampu
merekonstruksi peristiwa sejarah dengan objektif. Keobjektifan dalam menulis sejarah adalah sesuatu
yang mutlak. Seorang sejarawan harus menulis apa yang sesungguhnya terjadi.

Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dalam ruang lingkup
yang terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa sejarah mengenal proses kontinuitas atau berkelanjutan.
Awan cendawan akibat ledakan bom atom di kota Hiroshima (kiri) pada tanggal 6 Agustua dan
Nagasaki (kanan), Jepang, tahun 1945. Kedua peristiwa itu menyebabkan Jepang menyerah kepada
Sekutu, dan Indonesia memanfaatkan situasi ini untuk memproklamasikan kemeredekaannya.

Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam
diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis
(berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun
secara berurutan.

Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau melampaui waktu tersebut
adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sejarah merupakan kumpulan
peristiwa. Setiap peristiwa yang terjadi tersebut dibatasi.
Oleh karena karena itu, para sejarawan dalam menyusun setiap periode sejarah dilakukan secara
berurutan berdasarkan peristiwa dan waktu di dalamnya. Contohnya.
 Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berlangsung antara tahun 1350-1389
 Perang Diponegoro (Perang Jawa) berlangsung antara tahun 1825 - 1945
 Penjajahan Jepang di Indonesia antara tahun 1942-1945
 Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942.

Periode-periode tersebut sengaja diberi penanda waktu untuk menunjukkan sifatnya yang diakronik,
yaitu lebih mengutamakan dimensi waktu.

Masih berhubungan dengan pembatasan waktu, sejarah mengenal istilah periodisasi, yakni
mengklarifikasi peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu.
Pembabakan waktu ini berguna untuk memudahkan memahami suatu peristiwa sejarah.
Sebelum menyusun periodisasi, para sejarawan akan membuat klarifikasi peristiwa yang akan
menjadi kajiannya, dan membuat kesimpulan-kesimpulan pada setiap periode. Periode dalam sejarah
diperlukan karena penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling berhubungan dalam berbagai aspek.

Sebagai contoh, periodisasi yang akan dibuat berkaitan dengan perkembangan sejarah kebudayaan
secara umum, maka dibuat periode perkembangan kebudayaan sebagai berikut:
1. Zaman praaksara yang juga disebut dengan zaman prasejarah praaksara adalah zaman yang
dimulai sejak manusia belum mengenal tulisan hingga ditemukannya tulisan
2. Zaman aksara atau disebut juga dengan zaman sejarah, yaitu zaman ketika manusia sudah
menenal tulisan hingga sekarang.

Dari kedua zaman yang telah diklasifikasikan ini, dapat dilakukan rekonstruksi terhadap tahap-tahap
perkembangan kebudayaan yang berlangsung dalam masyarakat tertentu. Periodisasi dalam
penulisan sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan sejumlah aspek dalam
kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik, pemerintahan, agama dan kepercayaan,
ekonomi, dan sosial budaya.

Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam
sejarah Indonesia.
1. Masa berburu dan meramu
2. Masa bercocok tanam
3. Masa bercocok tanam tingkat lanjut
4. Masa perundagian

Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan masyarakat,
sistem politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan adalah pembabakan berdasarkan urutan dinasti
suatu kerajaan, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia, umumnya
kedudukan raja dianggap penting dalam masyarakat, seperti :

Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Budha higga Islam.
1. Dynasty (wangsa) Sanjaya (732-850 M)
2. Dynasty Syailendra (750-900 M)
3. Dynasty Girindra (122-1478 M)
4. Dinasty Demak (1521-1568 M)
5. Dinasty Pajang (1568-1600 M)
6. Dinasty Mataram (1600- 1775M)

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita memahami
peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk
memahami hal-hal yang terkait dengan:
 Perkembangan manusia dari waktu ke waktu
 Kesinambungan antarperiode
 Kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang
 Perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periode berikutnya

Contoh lainnya adalah periodisasi sejarah Indonesia:


1. Masa praaksara
2. Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha
3. Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam
4. Masa kekuasaan colonial Barat
5. Masa pendudukan Jepang
6. Masa Revolusi
7. Masa Orde Lama
8. Masa Orde Baru
9. Masa Reformasi

Cara berfikir diakronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau
fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu yang tertentu.

Contoh diakronik, diilusrasikan dengan bagan:

400 1500 1602 1816 1942 1945 sekarang


VVVO
Kutai Demak VOC Kolonial Jepang Revolusi …….

Keterangan:
 Gambar berart i terus
berjalan sepanjang waktu namun dalam tema yang sama yaitu tentang sejarah Indonesia dari
masa ke masa

Rangkuman
1. Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dalam ruang yang
terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa sejarah mengenal proses kontinuitas atau berkelanjutan.
2. Ilmu sejarah itu diakronis, artinya topik yang dibahas di dalamnya adalah peristiwa-peristiwa
yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu, sekarang, dan masa depan.
3. Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam
diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis
(berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun
secara berurutan.
4. Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam
diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis
(berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun
secara berurutan
5. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau melampaui waktu
tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sejarah merupakan
kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa yang terjadi tersebut dibatasi. Oleh karena karena itu, para
sejarawan dalam menyusun setiap periode sejarah dilakukan secara berurutan berdasarkan
peristiwa dan waktu di dalamnya.
6. Kesimpulannya diakronik sangat mementingkan perjalanan waktu

Anda mungkin juga menyukai