Anda di halaman 1dari 8

MODUL KONSEP DASAR SEJARAH

Satuan Pendidikan : SMAN 12 Kota Jambi

Mata Pelajaran : Sejarah

Fase :E

Semester :1

Alokasi Waktu :

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kasus (Prohblem Based Learning) Peserta didik mampu:
1. Menumbuhkembangkan kesadaran sejarah
2. Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan hidup
3. Menjelaskan konsep sinkronik, diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan melalui
peristiwaperistiwa sejarah yang ada di daerahnya
4. Melatih kecakapan berfikir diakronis, sinkrorik, kausalitas, imajinatif, kreatif, kritis,
reflektif, kontekstual dan multiperspektif
5. Melatih keterampilan mencari sumber

B. Elemen Capaian Pembelajaran


1. Elemen Pemahaman Konsep Sejarah
Pada fase ini peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah yang dapat
digunakan untuk menjelaskan peristiwa serjarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah
sebagai bahan analisis untuk mengkaji peristiwa sejara; menganalisis serta mengevaluasi
peristiwa sejarah dalam ruang lingkup sejarah lokal, nasional, dan global; menganalisis
serta mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan;
menganalisis serta mengevaluasi sejarah dari aspek perkembangan, perubahan,
keberlanjutan, dan keberulangan; memahami peristiwa seajarah diakronis (kronologis)
maupun sinkronis.
2. Elemen Keterampilan Proses Sejarah
Pada fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya, menyimpulkan informasi,
mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan, merefleksikan
dan merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar ilmu sejarah
yang meliputi :
a. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronik (kronologis) yang menititkberatkan
pada proses dan/atau sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; penjelasan
peristiwa sejarah berdasarkan hubungan kausalitas; mengaitkan peristiwa sejarah
dengan kehidupan sehari-hari dan menempatkan peristiwa sejarah pada konteks
zamannya.
b. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspketif masa lalu, masa kini, dan masa depan;
penjelasan peristiwa sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan,
dan keberulangan.

C. Profil Pelajar Pancasila


Melalui pembelajaran kasus peserta didik dapat:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dilakukan melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, meyakini bahwa
alam semesta dan segala apa yang ada di dalamnya adalah ciptaan Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa, mensyukuri segala nikmat yang telah dianugerahkanNya atas
kemampuan fikir menganalisis konsep sinkronik, diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan
melalui peristiwa-peristiwa sejarah yang ada di daerahnya.
2. Berkebhinekaan Global
Dilakukan melalui sikap menghargai berbagai teori berkaitan dengan konsep sinkronik,
diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan. Menghargai pemikiran peserta didik dengan
seluruh latar belakang prbadinya. Saling memberikan komentar positif, terhadap contoh
kasus sinkronik dan diakrnik yang digali dari berbagai kekhasan daerah.
3. Mandiri
Peserta didik memiliki prakarsa/inisiatif atas pengembangan dan prestasi dirinya,
mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya, bertanggung jawab atas setiap proses dan
hasil, mampu mengelola pikiran, perasaan dan tindakannya untuk mencapai tujuan
pribadinya maupun kelompok
4. Bernalar Kritis
Peserta didik mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses,
mengevaluasi setiap informasi sehingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk
mengatasi berbagai persoalan/pertanyaan yang dihadapinya. Peserta didik terbuka
terhadap segala perspektif objek.
5. Kreatif
Peserta didik mampu menghasilkan gagasan yang orosinil, karya dan tindakan yang
orisinil, serta memiliki keluesan berfikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
6. Gotong Royong
Peserta didik mampu berkolaboarasi dengan baik dengan teman-temannya, memiliki
kemampuan komunikasi, memiliki ketergantungan positif terkait peranan masing-
masing, memiliki koordinasi sosial, keperdulian terhadap lingkungan, memiliki persepsi
sosial yang baik, dan memiliki kemampuan berbagi

D. Sarana dan Prasarana


1. Perangkat komputer atau leptop
2. LCD
3. Jaringan internet
4. Berbagai contoh kasus yang terkait persepsi tentang berfikir sinkrinik dan diakronik
dalam sejarah
5. Modul ajar
6. Bahan Ajar

E. Target Peserta Didik


Peserta didik regular

F. Metode / Model pembelajaran


1. Metode : Diskusi, tanya jawab
2. Model : problem based learning

G. Materi
1. Materi prasyarat : Pengertian sejarah
2. Materi Pokok : konsep berfikir sinkronik, diakronik, kausalitas, dan Berkelanjutan
3. Materi Remedial dan Pengayaan : didasarkan atas capaian pembelajaran, materi mana
yang perlu dipelajari kembali, materi mana yang perlu mendapatkan pengembangan.

H. Referensi / Sumber
Buku panduan guru ilmu pengetahuan sosial terbitan KEMENDIKBUD

I. Pertanyaan Pemantik
Anak-anak cobalah kalian bandingkan bacaan di bawah ini :

1 2
Adikku bersekolah di SD Inpres di Kota A. Adikku bersekolah di SD Inpres di kota A.
Dia sudah kelas V, semester 2. Adikku Dia sudah kelas V saat ini, dua tahun lagi
memiliki hobi melukis dan bernyanyi. adikku akan melanjutkan ke SMP. Dia
Bemacam-macam kejuaraan pernah dia terlihat sudah tidak sabar lagi. Adikku
dapatkan. Kata Ibuku, bakat bernyanyi dan sangat pintar, sejak kelas I dia selalu juara
melukis itu menurun dari kakekku. Pada umum 1 di kelasnya. Kata Ayahku, setelah
pembagian raport semester 1 kemarin, tamat SMP nanti aku dan adikku akan di
Adikku kembali mendapatkan juara umum sekolahkan di tempat nenek karena di sana
1 di sekolahnya. Adiku juga sangat pandai ada SMA yang sangat bagus.
mengaji. Hanya satu yang sering
membuatku kesal, yaitu adikku suka
membantah kalau aku mintai tolong. Tapi
lamalama dia bersedia juga. Aku sayang
dengan adikku.
Setelah kalian membaca teks di atas , apa yang dapat kalian bandingkan dari keduanya?
Manakah yang disebut sinkronik dan diakronik? Dan mengapa?
Anak-anak, ketika kita membaca suatu cerita sejarah yang sama, seringkali kita menemukan
adanya perbedaan di keduanya. Cerita yang satu sangat fokus dalam satu topik, namun
dalam waktu yang berkelanjutan. Seperti cerita si Adik versi ke dua. Namun pada cerita yang
satunya akan kita temukan peristiwa sejarah yang menceritakan banyak sekali bidang,
namun hanya pada satu waktu.

J. Pemahaman Bermakna
Peserta didik akan mampu menganalisis Diakronik merupakan cara berfikir sejarah yang
menceritakan suatu peristiwa memanjang dalam waktu, namun terbatas dalam ruang
lingkup. Sedangkan cara berfikri sinkronik adalah menceritakan suatu peristiwa sejarah
meluas dalam ruang lingkup, namun terbatas dalam waktu.

K. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Rincian Kegiatan


Pendahuluan - Orinetasi Tujuan (mengkondisikan siap belajar)
 Memberikan salam
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar (Kebersihan,
kerapian, absensi, media dan alat serta buku
yang diperlukan)
 Mempersilahkan salah satu peserta memimpin
doa
 Guru mengadakan sesi perkenalan
- Apersepsi
Guru menyebutkan beberapa peristiwa sejarah,
yaitu yang diceritakan secara urutan waktu dan
peristiwa sejarah berdasarkan tempat kejadian
dan selalu terjadi perubahan dari waktu ke
waktu. Peserta didik mengamati perbedaan
diantara keduanya. Jawaban peserta didik ditulis
di papan tulis
- Motivasi
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk
menceritakan kisah hidup mereka, baik itu kisah
tetang sekolah, cerita yang berkesan, dan lain
sebagainya. Guru dan peserta diidk kemudian
mengaitkannya dengan apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian
Kegiatan Inti - Mengorientasi Peserta didik pada masalah. Guru
menayangkan beberapa contoh kasus melalui
LCD. Peserta didik menganalisis contoh kasus
yang diberikan oleh guru terkait dengan konsep
diakronik, sinkronik, perubahan, dan
kebelanjutan (Literasi, bernalar )
- Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Guru
membentuk kelompok diskusi, peserta didik
secara berkelompok merumuskan kasusu yang
dikaitkan dengan konsep. Peserta didik dapat
menentukan peranannya masing-masing sesuai
dengan potensi atau kehendak dirinya
(menentukan topik, cara
menyampaikan/mempresentasikan, dll)
- Guru melalukan bimbingan penyelidikan mandiri
dan kelompok. Peserta didik mencari contoh
kasus dari berbagai sumber, mengasosiasi data,
mendiksusikannya dengan teman
sekelompoknya, menentukan kesepakatan,
merumuskan masalah, mencari solusi/jawab,
dan menyusun kesimpulan. Guru memberikan
bimbingan
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Peserta didik secara berkelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
- Guru memberikan apresiasi dalam bentuk
penekanan terhadap beberapa materi yang
penting, memperbaiki materi yang kurang tepat,
menambahkan materi yang belum terjawab
dalam diskusi, memberikan semacam pujian
terhadap kelancaran diskusi hari itu
Penutup - Tiap-tiap kelompok mengumpulkan hasil
kerjanya ke dalam LMS (Classroom)
- Guru memberikan latihan/evaluasi secara
lisan/kuisioer
- Guru meminta peserta didik untuk
memperbanyak membaca, memperkuat literasi,
mempertajam analisis pada lingkungan sekitar
- Peserta didik merumuskan kesimpulan materi
hari itu (hasil diskusi)
- Peserta didik melakukan refleksi tentang
keseluruhan jalannya kegiatan pembelajaran
(kesan belajar, manfaat, saran/usulan/gagasan)
- Salah satu peserta didik memimpin doa
- Mengucapkan salam

L. Penilaian Pembelajaran
Formatif

No Bentuk Penilaian Teknik Penilaian


1. Penilaian Sikap observasi yang dicatat dalam jurnal
2. Penilaian Pengetahuan Post tes / kuisioner
3. Penilaian Keterampilan - Praktik/ kinerja yang diambil saat
presentasi kelompok
- Portofolio lembar kerja hasil diskusi

1. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (Jurnal)
Nama Satuan Pendidikan :
Tahun Pelajaran :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :

No Tanggal Nama Catatan / Butir Sikap Tindak


Prilaku Lanjut

b. Penilaian sikap diskusi (observasi)

No Nama Gagasan Yang Kebenaran Relevan Penggunaan


Orisinil (60 – Konsep/ (60-100) Sumber Yang,
100) Penguasaan Multidimensi
Materi (60-100) (60-100)

2. Penilaian Pengetahuan

No Soal Jawaban
1. Perhatikan gambar di bawah ini : A
Perhatikan gambar di bawah ini : ( kendaraan zaman Hindia Belanda
di Palembang)

(mobil angkot tahun 1970 an)

( mobil angkot tahun 2000 an)

(mobil angkutan tahun 2015 an)

Yang dapat diamati dari gambar di atas berkaitan dengan konsep


sejarah adalah …..
a. Suatu objek sejarah mengalami perubahan dan keberlanjutan,
memanjang dalam waktu menyempit dalam ruang
b. Bahwa cerita sejarah disesuaikan dengan kurun waktu, meluas
dalam ruang menyempit dalam waktu
c. Bahwa manusia dan benda-benda hasil karyanya merupakan
bagian dari sejarah itu sendiri
d. Peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan
waktu
e. Masyarakat Palembang merawat hasil budayanya dengan sangat
baik
2. Perhatikan wacana di bawah ini : C
“dalam mempelajari dan menyusun peristiwa sejarah akan selalu
terkait dengan waktu. Waktu adalah sesuatu yang selalu bergerak
dari masa ke masa bahkan untuk masa yang akan datang. Para ahli
sejarah sering kali melakukan penulisan sejarah secara kronologis
atau berdasarkan urutan waktu. “
Penulisan sejarah disusun berdasarkan urutan waktu dengan
tujuan ...
a. Untuk memberikan kesan istimewa pada suatu cerita sejarah
b. Memberikan unsur seni agar pembaca tertarik pada alur cerita
c. Untuk memudahkan memahami suatu cerita sejarah
d. Agar pembaca dapat mengambil pelajaran dari setiap cerita
sejarah
e. Membiasakan pembaca untuk memiliki karakteristik bijaksana

3. Penilaian Keterampilan
a. Praktik/Kinerja (Penilaian presentasi)

No Nama Bahasa Komunikasi Penggunaan Skor


Dengan Media
Audiens

b. Portofolio / Lembar Kerja

Lembar Kerja

Kelas :
Tanggal :
Materi :
Anggota Kelompok :
Uraian Materi :
- Permasalahan
- Isi
- Kesimpulan
Daftar Pertanyaan
1.
2.
3.

Mengetahui
Guru Mapel

( )

Rubik Penilaian Portofolio

No Nama / Kelompok Kelengkapa Kerapian Desain Isi Nilai


n
BAHAN AJAR

Secara etimologi, diakronik berasal dari bahasa Yunani dia yang berarti melintas atau melewati dan
khronos yang berarti perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu diakronis, artinya topik yang dibahas di
dalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu,
sekarang, dan masa depan. Hal ini karena peristiwa-peristiwa yang dialami manusia itu tidak statis,
melainkan dinamis; terus berkembang, berubah, berkesinambungan, dan bahkan mengalami
pengulangan. Sifat dinamis peristiwa itu berakar pada kenyataan bahwa manusia sebagai pelaku dan
penggerak sejarah juga pada hakikatnya dinamis. Sifat dinamis manusia menentukan sifat dinamis
peristiwa-peristiwa sejarah.

Karena sifatnya yang dinamis itu, kita dapat mengatakan peristiwa masa dulu disebabkan oleh
peristiwa yang mendahuluinya, peristiwa masa sekarang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada
masa lalu, dan peristiwa masa depan disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sekarang. Ada kesatuan
yang integral antara masa yang terjadi di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang,
yaitu melalui hubungan sebab-akibat (kausalitas) dan saling mempengaruhi. Jadi, model diakronik
merupakan model dinamis, artinya memandang peristiwa dalam sebuah trasnformasi atau gerak
sepanjang waktu.

Sejarah sebagai ilmu mempunyai metode sendiri yang harus digunakan oleh sejarawan dalam
menulis peristiwa sejarah. Dengan menggunakan metode tersebut, seorang sejarawan mampu
merekonstruksi peristiwa sejarah dengan objektif. Keobjektifan dalam menulis sejarah adalah
sesuatu yang mutlak. Seorang sejarawan harus menulis apa yang sesungguhnya terjadi.

Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dalam ruang lingkup yang
terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa sejarah mengenal proses kontinuitas atau berkelanjutan.

Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam
diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis
(berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun
secara berurutan. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau
melampaui waktu tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
sejarah merupakan kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa yang terjadi tersebut dibatasi. Oleh karena
karena itu, para sejarawan dalam menyusun setiap periode sejarah dilakukan secara berurutan
berdasarkan peristiwa dan waktu di dalamnya

Masih berhubungan dengan pembatasan waktu, sejarah mengenal istilah periodisasi, yakni
mengklarifikasi peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu.
Pembabakan waktu ini berguna untuk memudahkan memahami suatu peristiwa sejarah. Sebelum
menyusun periodisasi, para sejarawan akan membuat klarifikasi peristiwa yang akan menjadi
kajiannya, dan membuat kesimpulan-kesimpulan pada setiap periode. Periode dalam sejarah
diperlukan karena penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling berhubungan dalam berbagai aspek.

Anda mungkin juga menyukai