Anda di halaman 1dari 3

Menjadi Siswa Baru di Masa Pandemi

Pertama-pertama kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT


sehingga kita dapat belajar dengan keadaan sehat wal afiat. Kedua tidak lupa
sholawat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang-benderang yaitu, Ad-dinul
Islam.

Kepada yang terhormat, Kepala Sekolah Madrasah Muallimin


Muallimat, KH. Abdul Nashir Abdul Fattah serta para tenaga pengajar di
Madrasah Muallimin Muallimat.

Perkenalkan nama Saya Muhammad Nashiruddin Zarkasyi dari kelas 2


3. Saya disini akan menyeritakan tentang pengalaman Saya menjadi seorang
siswa baru di masa pandemi. Memang tidak mudah bagi seorang siswa baru
di Madrasah Muallimim Muallimat di masa pandemi, karena Kita yang
seharusnya di kelas 2 ini intensif dan mendapat gemblengan untuk
mendalami ilmu agama, tetapi kita hanya dapat merasakan jam kegiatan
belajar mengajar yang sedikit. Seperti yang diketahui, saat awal kita masuk
tahun ajaran 2020-2021, Madrasah kita menggunakan sistem belajar daring
yang tentu tidak efektif untuk sekolah seperti Madrasah Muallimim Muallimat
ini. Kita yang notabene masih menjadi siswa baru, pasti akam sulit untuk
memahami apa yang dijelaskan. Apalagi untuk anak yang belum pernah
mondok sama sekali dan tidak mempunyai bekal ilmu agama saat mondok,
mungkin ini membuat sangat membosankan dan bisa membuat anak menjadi
putus asa.

Alhamdulillah, pada akhirnya bulan Agustus kami dapat melaksanakan


tatap muka, tetapi itu hanya seminggu tiga kali dan kami harus melakukan
sistem belajar yang mungkin susah untuk dipahami. Yaitu dengan
menggabungkan satu angkatan kelas 2A3 menjadi 1 Guru. Jadi kita harus
berebut untuk mendapatkan kelas yang langsung bertatap muka dengan
Guru. Sedangkan kita yang telat hanya bisa mendapat kelas yang tanpa guru
dan hanya bisa mendengarkan penjelasan dari sound system saja. Mungkin
metode belajar ini juga masih membosankan dan membuat anak bingung,
karena alokasi waktu yang seikit sehingga penjelasan pun tidak dapat serinci
mungkin. Dan juga terlihat dari anak-anak yang 50% lebih masih tidur dikelas
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dan setelah liburan tahun baru, akhirnya kami dapat merasakan


gedung timur, karena sebelumnya kegiatan belajar mengajar di lakukan di
Gedung Induk. Sistem masuk sekolah pun juga berganti, yang asalnya
seminggu 3 hari masuk menjadi seminggu masuk dan seminggu libur. Sistem
ini lebih efektif, karena kita dapat memanfaatkan libur seminggu untuk belajar
bersama dengan teman-teman di Pondok. Alokasi jam pun juga bertambah,
yang asalnya hanya 2,5 Jam menjadi 3 jam. Tentu ini akan berpengaruh pada
penjelasan Bapak Ibu Guru, sehingga mereka dapat menjelaskan secara rinci
dan lebih jelas. Alhamdulillah, setalah itu kami dapat lebih memahami apa
yang dijelaskan dan disampaikan oleh Bapak Ibu guru.

Kami juga merasa lebih dekat saat di gedung timur, karena bagi kami
siswa baru, guru ditempatkan disetiap kelas. Sehingga kami dapat langsung
bertatap muka dengan tenaga pengajar dan itu membuat kami lebih merasa
dekat dan dapat cepat masuk apa yang disampaikan oleh mereka. Seperti
Pak Yusuf Hidayat yang menghukum anak yang tidur untuk berdiri di atas
kursi, Pak Syihabuddin yang menghukum untuk berdiri di depan kelas, serta
Pak Ra’uf yang menghukum dengan mencabut rambut. Ini merupakan sarana
agar Guru lebih dekat dengan murid, sehingga para murid mempunyai
kenangan lebih dengan mereka karena hukuman itu. Mereka juga
menghukum bukan karena marah atau apa, tapi karena mereka sayang
dengan kita dan tidak membiarkan kita berangkat sekolah hanya untuk tidur.

Keadaan pandemi dan belajar mengajar yang seperti ini juga


berpengaruh pada sistem setoran Alfiyyah, karena alokasi waktu yang sedikit
dan jam mengajar guru yang sebentar membuat setoran semakin susah.
Terkadang kita sudah siap untuk menyetorkan hafalan, tetapi guru yang
menjadi pembimbing kita ternyata tidak hadir. Sehingga banyak anak yang
telat dan belum menyetorkan hafalannya hingga saat ini.
Akhirnya, pada bulan April, kami dapat merasakan untuk pertama
kalinya sekolah dengan menggunakan seragam yang khas dari sekolah ini,
yaitu batik Madrasah Muallimim Muallimat. Saat pertama kalinya kita
menggunakan seragam ternyata kami diliput untuk dijadikan dokumentasi
yang disiarkan oleh Metro TV.

Dan saat liburan ini, kami harus mempersiapkan untuk menghadapi


Penilaian Akhir Semester. Karena setelah liburan ini akan langsung diadakan
Penilaian Akhir Semester. Tentu, kami berlibur sebelum berperang, maka dari
itu kami harus memanfaatkan libur itu untuk mempersiapkan peperangan itu.
Karena kita tidak ingin mendapat hasil yang mengecewakan dan bisa saja
kita tidak naik kelas.

Sekian berbagi pengalaman saya menjadi seorang siswa baru yang


saat masa pandemi. Mungkin ini sulit karena kita sedang menghadapi
keadaan yang tidak biasa. Meskipun begitu, kita harus tetap semangat.
Mohon maaf jika terdapat salah kata. Semoga bermanfaat.

Waasalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai