Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN ( PKL )

BIDANG PENGAJARAN
“ SERBA SERBI PKL DI MOJOKERTO “

Oleh :
Nama : Zidan Al Gifari
NIM : 19310029

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
SERBA SERBI PKL DI MOJOKERTO

Program PKL (Praktek Kerja Lapangan) adalah sebuah kegiatan wajib yang diadakan oleh
setiap kampus terutama di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang. Yang bertujuan untuk
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswanya.. Program PKL
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dilaksanakan oleh mahasiswa semester
7. Khususnya pada Fakultas Humaniora Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang terdapat
beberapa bidang profesi yang tersedia yang dapat dipilih oleh mahasiswanya sesuai dengan
minat dan bakatnya masing-masing. Beberapa bidang profesi tersebut yaitu:

1. Pengajara
2. Terjemah
3. Siyahah
4. Cinematography
5. Penelitian Bahasa
6. Jurnalis
7. Tourism

Diadakannya kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini diharapkan untuk mampu menjadi
tempat dalam memnyalurkan dan mempraktekkan ilmu yang sudah didapatkan semasa kuliah
dan sekaligus menjadi tempat dalam menggali pengalaman sebanyak – banyaknya sebelum
menghadapi dunia kerja sesungguhnya. Saya sendiri memilih profesi pengajaran karna sesuai
dengan minat dan banyak saran dari teman – teman dan terutama orang tua.

Kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini dimulai dari tanggal 15 Agustus sesuai
ketentuan dari Fakultas Humaniora dan kami ditempatkan di Yayasan Pondok Pesantren Sabilul
Muttaqin Mojokerto di Ponpes tersebut jenjang pendidikan dari TK hingga Perguruan Tinggi
yaitu STAISAM ( Sekolah Tinggi Agama Islam Sabilul Muttaqin). Tetapi untuk tempat
tinggalnya kami ditempatkan di Ponpes An – Nur , namun profesi pengajaran baru dimulai pada
tanggal 18 Agustus hingga 40 hari sebab banyak sekolah yang memulai ajaran tahun ini pada
tanggal 18 Agustus. Sebelum dimulainya PKL (Praktek Kerja Lapangan), kami mendiskusikan
bagaimana nanti selama PKL (Praktek Kerja Lapangan) dan menentukan struktur kelompok
kami. Adapun Ketua saya sendiri, dan Sekretaris dan Bendahara yaitu Reni Kusnia dan
Rohmayanti. Kelompok kami terdiri 7 Mahasiswa, satu Laki – laki dan yang lainnya Perempuan.
Dan di sana kami akan mengajar sesuai dengan profesi yang kami tempuh di perkuliahan,
tepatnya di MTS Sabilul Muttaqin dan adapun Kepala Sekolahnya yaitu Ibu Ummi Nur
Kholifah.

Kami berangkat menuju lokasi PKL (Praktek Kerja Lapangan) pada siang hari Minggu 17
Juli, saya sendiri menggunakan kendaran sendiri sedangkan yang lainnya menggunakan Travel.
Sesampai disana pada sore hari, kami langsung menuju Ndalem (kediaman) dari Gus Hamdi dan
Ning Nisa yang merupakan pengasuh Ponpes An – Nur tempat yang kami akan tinggali selama
PKL (Praktek Kerja Lapangan) hingga 40 hari atau sampai tanggal 26 Agustus.

Pada hari pertama PKL (Praktek Kerja Lapangan) kami langsung diarahkan untuk membantu
dalam kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Kegiatan MPLS tersebut
dilaksanakan selama dua hari. Di kegiatan tersebut kami juga diminta untuk mengisi ice breaking
dan dipimpin oleh saya seraya dibantu teman – teman PKL yang lain. MPLS (Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah).

Pada minggu pertama kami memulai mengajar pada hari Kamis sebab hari Rabu sebelumnya
ada kegiatan jalan sehat. Untuk penyerahan Mahasiswa PKL, sesuai arahan DPL (Dosen
Pembimbing Lapangan) yaitu untuk acaran penyerahan Mahasiswa PKL diadakan di hari Senin
pada Minggu kedua sebab ada kendala pribadi dari DPL kami sendiri. Pada minggu pertama,
kami belum mendapat Guru Pamong karena belum ada acara penyerahan, begitu informasi dari
Kepala Sekolah MTS Sabilul Muttaqin. Di minggu pertama kami mengajar, kami hanya
menunggu arahan dari Kepala Sekolah jikalau ada jam yang kosong. Di minggu pertama juga
kami masih beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan orang – orang disana. Awal – awal kami
memang belum kerasan atau betah sebab belum terbiasa dengan lingkungan ataupun kegiatan.

Lalu pada Minggu kedua, di hari Senin tepatnya, kami melaksakan kegiatan yang
seharusnya dilakukan di hari pertama PKL (Praktik Kerja Lapangan) yaitu penyerahan atau
pembukaan Praktik Kerja Lapangan di MTS Sabilul Muttaqin, berbarengan dengan pembagian
guru Pamong yang berjumlah tiga, dua orang guru pamong untuk yang mengajar bahasa Arab
dan satu guru pamong untuk yang mengajar bahasa Inggris. Disana kami akan mengajar di kelas
VII dan VIII untuk yang jurusan Bahasa dan Sastra Arab, dan Untuk yang jurusan Sastra Inggris
akan mengajar di kelas VIII saja karena keterbatasan orang. Ada tiga mahasiswa yang mengajar
bahasa Arab di kelas VII dan dua orang yang mengajar bahasa Arab di kelas 8. Kami juga
diminta untuk membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dalam satu semester oleh
guru pamong. di

Disana kami tidak hanya mengajar bahasa arab saja, kami juga sering diminta untuk
mengajar atau mengisi di kelas yang jam nya kosong. Kadang ada mata pelajaran umum yang
kami kurang kuasai pernah kami isi. Tidak hanya pelajaran semata yang kami isi, kadang di hari
Jumat saat jam Estrakuliler kami diminta untuk mengisi Pramuka, lalu kami isi seadanya aja.
Kami juga kadang disuruh mengisi kelas yang kosong di Madrasah Aliyahnya, karena memang
gedungnya berbarengan dengan MTS nya. Namun hanya diminta untuk mengisi apa saja, entah
perkenalan ataupun sharing-sharing. Selama mengajar para siswa kebanyakan kurang
menghormati kami sebagai pengajar, kadang ada yang menghadap kebelakang, ada yang duduk
bertiga di satu meja yang seharusnya dua orang, karena memang kami sudah mengingat tapi
tetap saja dihiraukan. Di sekolah juga banyak sekali kami temukan para siswa kadang memakai
sandal ke sekolah, mereka menggunakan sandal karna memang ada masing – masing alasan.
Namun tetap saja tidak etis jika ke sekolah menggunakan sandal dan juga sekolah sudah member
pertauran jika harus memakai sepatu. Ada juga saya temukan siswa yang kami selama mengajar
tidak bisa membaca dan menulis. Kami agak kesulitan untuk membimbing siswa tersebut, karena
dia merupakan santriwati di Ponpes Sabilul Muttaqin jadi kami tidak bisa membimbing di saat
sudah pulang sekolah karna berbeda tempat tinggal. Harusnya ini menjadi perhatian utama untuk
pihak sekolah sebab ada siswa yang belum bisa atau belum lancar dalam membaca dan menulis
dan ia sudah kelas VII. Di sekolah juga, tidak adanya bel sekolah membuat banyak siswa kadang
tidak tau kapan harus masuk kelas terutama saat jam setelah istirahat yang seharusnya hanya 10
menit atau jam 09.30 – 09.40 untuk istirahat namun banyak dari mereka masuk kelas pada jam
10.00 lebih. Banyak juga kelas kadang berantakan atau kotor, tidak ada piket kelas atau pun yang
membersihkan secara sukarela, kadang saya sendiri yang memungut sampah sampah yang masih
berserakan sebelum memulai kegiatan belajar. Namun dari itu semua kami banyak mendapatkan
pengalaman, apalagi tentang mengajar dan mendidik sebab di perkuliahan hanya mendapat teori,
disini kami langsung berhadapan dengan siapa yang dididik dan diajar. Di minggu terkahir saya
dan dua teman saya diminta oleh guru pamong kami untuk membuat silabus dan RPP dua
semester.
Di Pondok, tepatnya di Ponpes An – Nur kami membuka kelas Bahasa juga, yang dilakukan
setiap kamis dan jumat pagi setelah subuh. Karena di Ponpes An – Nur merupakan Ponpes Putri
saja, tidak ada santri putra maka yang hanya bisa mengajar teman – teman yang perempuan saja
yang bisa mengajar di kelas bahasa tersebut. Di minggu terakhir kami mengadakan lomba MC
Bahasa, ada Bahasa Arab dan Inggris. Mengadakan lomba tersebut untuk member pengalaman
dan melihat seberapa jauh sudah kelas bahasa yang sudah dilaksanakan oleh para mahasasiswa
PKL.

Hingga akhirnya tiba di hari terkahir PKL. Sejauh ini kami para mahasiswa merasa diterima
dengan sangat baik oleh para guru dan para santri dan santriwati. Terima kasih juga tak terhingga
kepada para guru dan terutama pengasuh Ponpes An – Nur yang sudah memberikan kami tempat
tinggal selama PKL. Ini merupakan salah satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Ini
merupakan awal proses dari menghadapi dunia kerja sesungguhnya, bagaimana saya menghadapi
situasi atau kenyataan di dunia kerja. Sangat bangga sudah bisa berbagi pengalaman dengan adik
– adik siswa maupun santri disana.

Anda mungkin juga menyukai