Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH KURIKULUM, KUALITAS GURU,

PRESTASI SEKOLAH, DAN BIAYA PENDIDIKAN


TERHADAP KEPUTUSAN ORANG TUA
MENDAFTARKAN ANAKNYA DI
HOMESCHOOLING ANAK PELANGI
YOGYAKARTA

RINGKASAN SKRIPSI

Disusun oleh:
ANDHIKA FARI PRADANA
Nim: 16210099

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2021
PENGARUH KURIKULUM, KUALITAS GURU,
PRESTASI SEKOLAH, DAN BIAYA PENDIDIKAN
TERHADAP KEPUTUSAN ORANG TUA
MENDAFTARKAN ANAKNYA DI
HOMESCHOOLING ANAK PELANGI
YOGYAKARTA

Andhika Fari Pradana, [Drs. Bimo Harnaji, M.M.]


Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Janabadra
Yogyakarta
andhikafari1412@gmail.com, [bimo@janabadra.ac.id]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui


pengaruh kurikulum, kualitas guru, prestasi sekolah, dan biaya
pendidikan terhadap keputusan orang tua mendaftarkan
anaknya di Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta.
Penentuan sampel menggunakan teknik sampel jenuh,
yaitu semua populasi dijadikan responden sebagai sampel
penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 78 responden. Analisis yang digunakan adalah teknik
uji analisis regresi berganda. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kurikulum, kualitas guru, prestasi
sekolah, dan biaya pendidikan serta variabel dependen yaitu
keputusan orang tua mendaftarkan anaknnya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Variabel
kurikulum memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan orang tua. (2) Variabel kualitas guru tidak
berpengaruh terhadap keputusan orang tua. (3) Variabel
prestasi sekolah memiliki pengaruh positif dan signifikan
1
terhadap keputusan orang tua. (4) Variabel biaya pendidikan
memiliki pengaruh positif, signifikan, dan paling dominan
terhadap keputusan orang tua mendaftarkan anaknnya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta. Hasil uji
determinan adjusted R2 yaitu sebesar 0,474. Menunjukkan
kontribusi variabel kurikulum, kualitas guru, prestasi sekolah
dan biaya pendidikan terhadap keputusan orang tua
mendaftarkan anaknnya di Homeschooling Anak Pelangi
Yogyakarta sebesar 47,4% dan sisanya 52,6 % keputusan
orang tua dipengaruhi oleh variabel lain di luar model
penelitian.

Kata kunci: kurikulum, kualitas guru, prestasi sekolah, biaya


pendidikan, keputusan orang tua

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect


of curriculum, teacher quality, school achievement, and tuition
fees on the decision of parents to enroll their children in
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta.
The sample is determined using saturated sampling
technique, that is, all populations are used as respondents as
the research sample. The number of samples used in this study
were 78 respondents. The analysis used is multiple regression
analysis test techniques. The independent variables in this
study are curriculum, teacher quality, school achievement, and
tuition fees and the dependent variable is the decision of
parents to enroll their children in Homeschooling Anak
Pelangi Yogyakarta.
The results showed that (1) the curriculum variable
had a positive and significant effect on parental decisions. (2)
The variable teacher quality has no effect on parental
decisions. (3) The school achievement variable has a positive
and significant effect on parental decisions. (4) The tuition
fees variable has a positive, significant, and most dominant
2
influence on the decision of parents to enroll their children in
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta. The result of the
adjusted R2 determinant test is 0.474. It shows the contribution
of curriculum variables, teacher quality, school achievement
and tuition fees to parents 'decisions to enroll their children in
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta by 47.4% and the
remaining 52.6% of parents' decisions are influenced by other
variables outside the research model.

Keywords: curriculum, teacher quality, school achievement,


tuition fees, parental decisions

A. Pendahuluan
Sekolah rumah atau Homeschooling menjadi salah
satu alternatif pendidikan non formal yang sesuai dengan
perkembangan jaman untuk mengatasi keresahan
masyarakat atau orang tua. Paradigma dalam memandang
pendidikan mulai bergeser, yang awalnya pendidikan
dilihat dan dikaji dari aspek sosial, sekarang masyarakat
melihat pendidikan lebih pada sebuah corporate. Artinya,
lembaga pendidikan dipahami sebagai suatu organisasi
produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli
oleh para konsumen. Apabila produsen tidak mampu
memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa
pendidikan disebabkan mutunya tidak dapat memuaskan
konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak
berlaku. Dengan kata lain, jika lembaga pendidikan yang
memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan
users educations sesuai dengan kebutuhan pasar, maka
lembaga pendidikan tersebut tidak akan berlaku untuk
terus eksis. Jadi, jika lembaga ingin memberikan citra
yang baik dalam rangka menarik jumlah siswa, maka
konsekuensi logisnya lembaga pendidikan harus
3
mengembangkan berbagai upaya strategi pemasaran
sehingga pelanggan tertarik untuk menggunakan jasa
lembaga tersebut. Sebagai bentuk pertanggungjawaban
dari pemasaran itu, sekolah harus berupaya semaksimal
mungkin untuk mengelola serta meningkatkan kualitas
layanannya sehingga apa yang dipromosikan bisa
dipertanggungjawabkan. Karena pendekatan marketing
menuntut mereka untuk menganalisis intra dan
ekstrakurikuler, fasilitas pendidikan, dan suasana belajar
mengajar sehingga kegiatan mereka selalu terpusat pada
perbaikan mutu layanan.
Tantangan jasa pendidikan Homeschooling di masa
depan adalah kemampuan satuan pendidikan
Homeschooling untuk meningkatkan siswa, mutu dan
kualitas layanan agar dapat bersaing eksistensinya
dengan satuan pendidikan formal. Untuk meningkatkan
eksistensi dan penerimaan siswa Homeschooling penting
adanya strategi pemasaran. Saat ini, persaingan antar
Homeschooling semakin kompetitif. Walaupun sekolah
formal pada umumnya tetap menjadi favorit para orang
tua, namun animo masyarakat untuk menyekolahkan
putra-putrinya di Homeschooling tidak semakin surut.
Kurikulum yang digunakan Homeschooling Anak
Pelangi adalah kurikulum nasional, yang saat ini disebut
kurikulum 2013 dengan pembelajaran berbasis modul.
Kegiatan belajar mengajar berbasis modul terdiri dari
kegiatan tatap muka, tutorial, dan mandiri. Selain itu,
Homeschooling Anak Pelangi juga mengadakan kegiatan
pemberdayaan siswa seperti pelatihan online, outbond,
field trip, dan training motivasi untuk meningkatkan
kemampuan soft skill. Untuk kemampuan hard skill,
diadakan kegiatan ekstrakurikuler yang lebih fokus pada

4
pembelajaran praktik. Homeschooling Anak Pelangi
melakukan rekrutmen guru dengan selektif melalui
tahapan seleksi administrasi, interview, uji kompetensi,
sehingga guru yang mengajar di sekolah ini memiliki
kualitas yang baik. Guru memiliki metode mengajar yang
menarik dan beragam sesuai dengan karakter serta
potensi siswa. Guru diberikan kesempatan untuk
mengikuti berbagai kegiatan peningkatan kompetensi diri
seperti bimbingan teknis, workshop, dan perlombaan.
Sehingga guru memiliki sertifikat kompetensi dan
kejuaraan. Selain guru, Homeschooling Anak Pelangi
juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengikuti olimpiade dan perlombaan cerdas cermat.
Sebelum mengikuti perlombaan, siswa mengikuti
bimbingan dan pendampingan untuk mempersiapkan
mental dan kemampuan.
Biaya pendidikan merupakan salah satu hal yang
menjadi pertimbangan orangtua untuk mendaftarkan
anaknya sekolah. Biaya Pendidikan mencirikan kualitas
fasilitas dan sarana prasarana yang terdapat pada sekolah.
Homeschooling Anak Pelangi memiliki rincian biaya
pendidikan sesuai dengan fasilitas, kualitas guru, prestasi,
dan telah terakreditasi A. Biaya pendidikan di
Homeschooling Anak Pelangi terdiri dari registrasi,
investasi pendidikan (tahunan), dan SPP (bulanan). Jika
dibandingkan dengan sekolah swasta dan Homeschooling
lain, biaya pendidikan Homeschooling Anak Pelangi
cukup terjangkau untuk orang tua yang memiliki
ekonomi tingkat menengah atas dan telah sesuai dengan
fasilitas dan kualitas sekolah yang dimiliki.
Homeschooling lain yang belum terakreditasi pun

5
memiliki biaya pendidikan yang relatif sama dengan
Homeschooling Anak Pelangi.
Dalam (Firmansyah, 2018:2) perilaku konsumen
merupakan sebuah kegiatan yang berkaitan erat dengan
proses pembelian suatu barang atau jasa. Kegiatan yang
dimaksud adalah suatu aktivitas berpikir,
mempertimbangkan, menanyakan produk sebelum
membeli, dan akhirnya memilih serta membeli produk
yang diinginkan. Menurut Khasanah (2012:137),
pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang
disadari dilakukan manusia setiap hari. Manusia harus
memilih satu diantara pilihan yang dianggap paling baik.
Proses dalam menentukan pilihan yang dianggap paling
baik dinamakan pengambilan keputusan. Berikut ini lima
tahap yang dilalui konsumen dalam proses keputusan
pembelian menurut Kotler dalam Simamora (2002:15),
seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Proses Keputusan Pembelian


Menurut Khasanah (2012:138), pengambilan
keputusan dalam memilih sekolah merupakan suatu
tindakan untuk menentukan sebuah pilihan sekolah yang
dianggap paling baik oleh orang tua dengan mengacu
pada tiga tahap, yaitu proses memilih, menentukan
pilihan, dan mengambil keputusan. Berdasarkan teori-
teori diatas, variabel keputusan orang tua mendaftarkan
anaknya sekolah di Homeschooling Anak Pelangi
memiliki 5 indikator yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku purna pembelian.

6
Homeschooling Anak Pelangi menggunakan 8 standar
nasional pendidikan di Indonesia sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 agar sesuai dengan
standar sekolah dari pemerintah.
1. Standar kompetensi lulusan
Menyesuaikan peraturan Menteri Pendidikan
Nasional dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah. Standar kompetensi
lulusan dikembangkan sesuai dengan tujuan satuan
pendidikan. Satuan pendidikan menyusun surat
keputusan penetapan standar kompetensi lulusan,
rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
a. Standar isi
Menyesuaikan peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017
tentang standar isi untuk program Paket A, program
Paket B, dan program Paket C. Satuan pendidikan
harus memiliki ijin pendirian dan operasional setiap
program, menyusun kurikulum sesuai dengan
kebijakan akreditasi dalam instrumen PKBM tahun
2020 yang terdiri dari analisis konteks, pemetaan
beban belajar satuan kredit kompetensi (SKK), jadwal
kegiatan belajar dan kalender pendidikan.
2. Standar proses
Menyesuaikan peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008
tentang standar proses pendidikan kesetaraan untuk
program Paket A, program Paket B, dan program
Paket C. Satuan pendidikan memiliki rekapitulasi
kehadiran siswa dan guru serta metode pembelajaran

7
yang beragam. Setiap guru menyusun analisis modul,
silabus, dan rpp untuk merencanakan pembelajaran.
3. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Guru dan staf memiliki kualifikasi lulusan dan
kompetensi sesuai bidang pada struktur organisasi
yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan. Guru
dan staf juga mempunyai sertifikat pelatihan dan atau
sertifikat ahli. Kompetensi guru dalam Undang-
Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional.
1) Kompetensi pedagogik
Guru menguasai teori belajar, kurikulum, dan
teknologi pembelajaran sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu. Guru mampu
berkomunikasi secara efektif dan mampu
memahami karakteristik serta potensi siswa. Guru
dapat menyelenggarakan evaluasi belajar melalui
penilaian dan memberikan hasil penilaian.
2) Kompetensi kepribadian
Guru memiliki pribadi yang disiplin, jujur,
berakhlak mulia, dan menjadi teladan para siswa.
Guru juga dapat menunjukkan kepercayaan diri
dan tanggung jawab.
3) Kompetensi sosial
Guru mampu berkomunikasi secara efektif baik
kepada siswa dan orang tua serta beradaptasi
dengan baik di lingkungan sekolah.
4) Kompetensi professional
Guru menguasai standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu. Guru juga mampu mengembangkan

8
materi pembelajaran dengan kreatif.
4. Standar sarana dan prasarana
Satuan pendidikan memenuhi terkait dengan
ukuran ruangan, jumlah ruangan, dan persyaratan
untuk ventilasi, dan lainnya. Satuan pendidikan juga
memenuhi standar terkait dengan jumlah siswa dalam
rombongan belajar dan standar terkait dengan
penyediaan alat serta sumber belajar termasuk buku
pelajaran.
5. Standar pengelolaan
Satuan pendidikan memiliki perencanaan seperti
rencana strategis, rencana kerja tahunan, struktur
organisasi, visi, misi, dan tujuan. Kemudian, satuan
pendidikan merealisasikan dan melaksanakan
program kerja sesuai dengan rencana. Satuan
pendidikan juga membuat laporan
pertanggungjawaban atas program kerja yang telah
dilaksanakan.
6. Standar pembiayaan
Satuan pendidikan menyusun RAPBS yang
disusun berdasarkan kebutuhan dalam setahun sesuai
dengan anggaran pemerintah pusat dan daerah.
Pengelolaan keuangan sekolah bersifat transparan,
efisien, dan akuntabel dengan cara membuat
pelaporan keuangan pada pemerintah dan pemangku
kepentingan. Berdasarkan hasil observasi,
Homeschooling Anak Pelangi mendapatkan sumber
dana bantuan operasional sekolah (BOS) dari
pemerintah untuk menunjang program kegiatan
belajar mengajar. Selain itu, sumber dana yang masuk
adalah biaya pendidikan. Biaya pendidikan ini adalah
uang yang dikeluarkan orang tua untuk membayar

9
keperluan sekolah mulai dari uang pendaftaran,
investasi pendidikan (uang pangkal), dan SPP
bulanan. Menurut Hadi dan Murti (2019:35), biaya
pendidikan adalah semua jenis pengeluaran yang
dikeluarkan baik oleh perorangan/individu, keluarga
yang menanggung anak sedang belajar, untuk
memperoleh pendidikan yang diinginkannya.
7. Standar penilaian pendidikan
Satuan pendidikan memiliki rencana dan jadwal
pelaksanaan penilaian pembelajaran serta pelaporan hasil
nilai kepada orangtua. Satuan pendidikan memberikan
penghargaan kepada siswa, guru, dan staf yang memiliki
prestasi. Menurut Sandria (2018:9), banyaknya prestasi
sekolah yang diraih suatu sekolah menjadi salah satu
faktor yang dipertimbangkan orang tua dalam memilih
sekolah dasar untuk anaknya.
Berdasarkan uraian di atas maka, penulis tertarik
untuk meneliti dengan mengangkat judul “Pengaruh
kurikulum, kualitas guru, prestasi sekolah dan biaya
pendidikan terhadap keputusan orang tua
mendaftarkan anaknya di Homeschooling Anak
Pelangi Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah kurikulum berpengaruh terhadap
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta?
2. Apakah kualitas guru berpengaruh terhadap
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta?
3. Apakah prestasi sekolah berpengaruh terhadap
keputusan orang tua men-

10
daftarkan anaknya di Homeschooling Anak
Pelangi Yogyakarta?
4. Apakah biaya pendidikan berpengaruh terhadap
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta?

C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yang
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Adapun definisi operasional variabel yang diteliti
adalah:
1. Variabel independen atau variabel bebas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Variabel kurikulum (X1)
Dalam penelitian ini digunakan lima
indikator yang mencirikan kurikulum, yaitu
kompetensi dasar, struktur kurikulum, program
berkala, jadwal dan kalender pendidikan, serta
ketersediaan silabus dan RPP
b. Variabel kualitas guru (X2)
Dalam penelitian ini digunakan lima
indikator yang mencirikan kualitas guru, yaitu
kualifikasi lulusan minimal S1, kompetensi
pedagogic, kompetensi pribadi, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional
c. Variabel prestasi sekolah (X3)
Indikator yang mencirikan prestasi sekolah
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
adanya prestasi guru, adanya prestasi staf, dan
adanya prestasi siswa
d. Variabel biaya pendidikan (X4)

11
Dalam penelitian ini akan digunakan dua
indikator yang mencirikan biaya pendidikan,
yaitu keterjangkauan biaya pendidikan dan
kesesuaian biaya pendidikan dengan manfaat.
2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu keputusan orang tua (Y) yang
memiliki indikator, yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku purna
pembelian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
kurikulum, kualitas guru, prestasi sekolah, biaya
pendidikan dan keputusan orang tua yang diukur
dengan skala likert. Menurut Unaradjan (2019:146),
skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Indikator tersebut akan
menjadi acuan penyusunan item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban
setiap instrumen mempunyai tingkatan dari sangat
positif ke sangat negatif. Untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor
sebagai berikut.
a. Jawaban sangat setuju diberi skor 5
b. Jawaban setuju diberi skor 4
c. Jawaban netral diberi skor 3
d. Jawaban tidak setuju diberi skor 2
e. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1

12
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pada penelitian ini, populasi yang diukur adalah
semua orang tua siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA
pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah 78 orang, yang
terdiri dari 25 orang tua siswa SD, 22 orang tua siswa
SMP, 22 orang tua siswa SMA, 7 orang tua siswa ABK,
dan 2 orang tua siswa LPE.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2016:156), sampel jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan
jumlah populasi relatif kecil. Karena jumlah populasi
kurang dari 100 orang maka penulis menentukan bahwa
teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
sampel jenuh.

E. Data dan Metode Pengumpulan Data


1. Data
Data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya. Data primer dalam
penelitian ini adalah hasil kuesioner yang diisi langsung
oleh responden. Data sekunder merupakan data yang
secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti melalui
fakta di lapangan. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah ketersediaan dokumen sekolah dan gambar atau
foto-foto.
2. Metode Pengumpulan Data
Kuesioner atau angket adalah teknik yang digunakan
seorang peneliti untuk mengumpulkan data dengan
menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi
13
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Jenis pertanyaan yang ada dalam kuesioner
adalah jenis pertanyaan yang dibutuhkan dalam laporan
penelitian. Dalam Untari (2018:40), teknik ini identik
dengan penelitian kuantitatif karena data yang diberikan
kepada responden adalah data yang ada jawaban terbuka
dan tertutup. Dalam penelitian ini, kuesioner yang
digunakan bersifat tertutup yaitu model pertanyaan yang
jawabannya telah disediakan oleh peneliti. Responden
dapat memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan
jawaban yang telah disediakan. Kuesioner disusun
dengan menggunakan google form agar lebih mudah
dalam pengisian dan pengiriman kuesioner.
Dengan dokumentasi, peneliti mendapatkan informasi
dari berbagai sumber. Informasi dalam penelitian ini
dapat berupa dokumen-dokumen sekolah seperti
kurikulum, kalender pendidikan, jadwal belajar, daftar
orangtua siswa, brosur, dan lain sebagainya. Selain itu,
peneliti dapat mengambil gambar atau foto keadaan
lingkungan sekolah seperti piala prestasi sekolah dan
kegiatan belajar mengajar.

F. Analisis Data dan Pembahasan


Beberapa analisis yang dilakukan dalam penelitian
ini antara lain uji validitas, uji reliabilitas, analisis
deskriptif, uji asumsi klasik (normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas dan uji koefisien
determinasi R2), uji F, uji t, dan analisis regresi berganda.
1. Analisis Deskriptif
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan data distribusi frekuensi karakteristik
responden dari segi jenis kelamin, perempuan lebih

14
mendominasi berjumlah 47 atau sekitar 60,3%
dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki yang
hanya berjumlah 31 atau sekitar 39,7%. dari 78
responden yang merupakan orang tua dari siswa di
Homeschooling Anak Pelangi didominasi oleh orang tua
yang berusia 30-40 tahun yang berjumlah 41 atau sama
dengan 52,6%. Kemudian, diikuti oleh responden atau
orang tua siswa yang berusia 41-51 tahun yaitu
berjumlah 32 atau sama dengan 41%. Kategori usia
terakhir adalah orang tua siswa yang berusia ≥ 52 tahun
yang berjumlah 5 atau sama dengan 6,4%. orang tua
siswa yang berpendidikan terakhir Strata 1 (S1) paling
mendominasi yaitu berjumlah 54 atau sekitar 69,2%.
Berikutnya adalah responden atau orang tua siswa ya
berpendidikan terakhir SMA dengan jumlah 13 atau sama
dengan 16,7%. Selanjutnya, diikuti dengan responden
dengan pendidikan terakhir Strata 2 (S2) yang berjumlah
10 dengan prosentase 12,8% dan ada 1 responden yang
berpendidikan terakhir lainnya sebesar 1,3%. Pilihan
lainnya ini bisa meliputi lulusan SMP, D1, D2, D3, dan
Strata 3 (S3). Terdapat 29 responden atau 37,2% bekerja
pada perusahaan swasta. Kemudian, 26 responden
bekerja sebagai wiraswasta dengan prosentase 33,3%.
Responden dengan latar belakang pekerjaan PNS
berjumlah 9 atau sama dengan 11,5% dan yang terakhir
adalah responden yang memiliki pekerjaan lainnya
seperti ibu rumah tangga atau wirausaha sejumlah 14
atau sama dengan 17,9%.
b. Statistik Deskriptif
Nilai mean dapat menggambarkan kondisi orang
tua mengambil keputusan untuk mendaftarkan anaknya
sekolah. nilai mean tertinggi sebesar 4,42 yang terletak

15
pada item pernyataan Y8. Sementara nilai mean terendah
terletak pada item pernyataan Y5 sebesar 4,23. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pernyataan yang paling
mempengaruhi keputusan orang tua adalah faktor
keinginan anak untuk bersekolah di Homeschooling
Anak Pelangi Yogyakarta seperti pada item pernyataan
Y8 yang mendapatkan nilai mean tertinggi. Kemudian,
nilai mean terendah terdapat pada item pernyataan Y5
tentang orang tua memperhatikan informasi sekolah di
media sosial. Hal itu dapat terjadi karena tidak semua
orang tua memiliki media sosial untuk melihat informasi
sekolah

2. Analisis Kuantitatif
a. Uji Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan correlated
item total correlation. Sistem penentuan valid atau tidak
pernyataan pada instrument kuesioner menyesuaikan
kriteria berikut ini.
a. Tingkat kepercayaan 95% (α = 5%)
b. Dalam Rukajat (2018:28), jika nilai r hitung > rtabel
dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut
dikatakan valid.
Pada sampel dengan jumlah 30, dan pada taraf
signifikansi 5% diketahui rtabel = 0,361
c. Jumlah responden sebanyak 30 orang tua alumni
atau lulusan Homeschooling Anak Pelangi untuk
pra uji.

16
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel (Y)

Perbandingan nilai r
Item
r hitung r tabel keterangan
1 0.485 0.361 valid
2 0.702 0.361 valid
3 0.529 0.361 valid
4 0.706 0.361 valid
5 0.622 0.361 valid
6 0.696 0.361 valid
7 0.573 0.361 valid
8 0.821 0.361 valid
9 0.784 0.361 valid
10 0.564 0.361 valid
Sumber: data primer yang diolah menggunakan ibm spss 25

Berdasarkan tabel rekap hasil uji validitas variabel


penelitian di atas, seluruh butir pertanyaan dari kuesioner
seluruhnya adalah valid, karena semua r hitung
menunjukkan nilai yang lebih besar daripada r tabel
(0,361).

2) Uji Reliabilitas
Dikutip dalam Sari (2019:49), instrumen dapat
dikatakan reliabel jika nilai koefisien alpha > r tabel =
0,6 (Ferdinand, 2011:107) pada sampel dengan jumlah
30 responden..

17
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's r N of
Variabel Ket
Alpha tabel items
Y 0.834 0.6 10 Reliabel
X1 0.734 0.6 7 Reliabel
X2 0.870 0.6 12 Reliabel
X3 0.617 0.6 6 Reliabel
X4 0.765 0.6 10 Reliabel

Berdasarkan tabel rekap hasil uji reliabilitas di


atas, seluruh butir pertanyaan dari kuesioner ke tiga
variabel penelitian seluruhnya adalah reliabel, karena
nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60.

b. Uji Asumsi Klasik


1) Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah
model regresi variabel pengganggu atau residual
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dari
penelitian ini adalah:

Gambar 2. Hasil Uji Normal Probability Plot


Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Hal tersebut
membuktikan bahwa model regresi memenuhi asumsi
18
normalitas atau layak dipakai untuk memprediksi
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya berdasar
pada masukan variabel independennya.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 78
Normal Mean 0.0000000
Parametersa,b Std. 1.92606173
Deviation
Most Absolute 0.069
Extreme Positive 0.069
Differences Negative -0.042
Test Statistic 0.069
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true
significance.

Diketahui bahwa nilai Kolmogorov Smirnov


sebesar 0,2 lebih besar dari 0,05 sehingga hasil uji
Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa residual
data terdistribusi normal. Uji Normalitas untuk
menilai sebaran residual data pada sebuah kelompok
data atau variabel, apakah sebaran residual data
tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji
Normalitas berguna untuk menentukan residual data

19
yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau
diambil dari populasi normal.

2) Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dari model regresi
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(X1) 0.831 1.204
1 (X2) 0.916 1.092
(X3) 0.814 1.228
(X4) 0.755 1.324

Berdasarkan tabel hasil output hasil uji


multikolinearitas di atas, dapat dilihat nilai Tolerance
dari keempat variabel independen lebih besar dari
0,10. Selain itu nilai Variance Inflation Factor (VIF)
yang lebih kecil dari 10,00. Sehingga tidak ditemukan
multikolinearitas dari model regresi penelitian ini.

3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain dalam Khasanah (2012:140).
Hasil uji heteroskedastisitas metode scatter plot pada
penelitian ini:

20
Gambar 3. Hasil Uji Scatter Plot
Pada gambar 3 menunjukkan hasil pengujian
heterokedastisitas yang menggambarkan titik-titik
tidak membentuk pola tertentu dan menyebar di atas
serta di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Dapat
diartikan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas
dalam model regresi yang digunakan.

Tabel 5. Hasil Uji Glesjer


No Variabel Sig. Keterangan
Kurikulum non
1 0.880
(X1) heteroskedastisitas
Kualitas non
2 0.742
Guru (X2) heteroskedastisitas
Prestasi
non
3 Sekolah 0.166
heteroskedastisitas
(X3)
Biaya
non
4 Pendidikan 0.443
heteroskedastisitas
(X4)

Nilai signifikan yang ditunjukkan pada tabel 5


menunjukkan bahwa keempat variabel independen
(kurikulum, kualitas guru, prestasi sekolah, dan biaya
21
pendidikan) memiliki nilai signifikan > 0,05. Hal
tersebut membuktikan bahwa model regresi pada
penelitian ini tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

c. Uji Model Penelitian


1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Std.
Adjusted R Error of
Model R R Square
Square the
Estimate
1 .708a 0.501 0.474 0.43814
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Hasil nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,501


dan Adjusted R2 adalah 0,474. Artinya model ini
menunjukkan kontribusi variabilitas kurikulum,
kualitas guru, prestasi sekolah, dan biaya pendidikan
sebesar 47,4%. Sedangkan sisanya 52,6% dijelaskan
oleh variabel lain di luar regresi yang dianalisis.

2) Uji Goodness of Fit


Tabel 7. Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 14.088 4 3.522 18.346 .000b
Residual 14.014 73 0.192
Total 28.101 77

Hasil nilai F hitung sebesar 18,346. Dan hasil


signifikansi dari uji F adalah 0,000 (lebih kecil dari
22
0,05) maka model regresi dalam penelitian ini telah
memenuhi syarat Goodness of Fit dan kemudian siap
digunakan untuk uji hipotesis.

d. Uji Hipotesis
Tabel 8. Hasil Uji Statistik t

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 0.531 0.245 3.713 0.000
Kurikulum
0.268 0.102 0.248 2.614 0.011
(X1)
Kualitas
0.036 0.104 0.030 0.348 0.729
Guru (X2)
1 Prestasi
Sekolah 0.329 0.120 0.264 2.738 0.008
(X3)
Biaya
Pendidikan 0.473 0.132 0.370 3.597 0.001
(X4)

Y = 0,531 + 0,268 (kurikulum) + 0,036 (kualitas


guru) + 0,329 (prestasi sekolah) + 0,473 (biaya
pendidikan)

1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Variabel independen yang pertama adalah


kurikulum (X1). Hasil nilai uji t pada tabel 5.25 yaitu
2,614 dan nilai signifikansi yaitu 0,011. Dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan
bahwa variabel kurikulum memiliki pengaruh positif
pada keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta dapat

23
diterima karena nilai signifikansi 0,011 < 0,05 dan
2,614 > 1,99300.
2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Variabel independen yang kedua adalah kualitas
guru (X2). Pada tabel 5.25 menunjukkan hasil nilai
uji t yaitu 0,348 < 1,99300 dan nilai signifikansi
yaitu 0,729 > 0,05. Dari kedua nilai hasil uji
signifikansi parameter invidual (uji t) tersebut
menunjukkan bahwa variabel kualitas guru tidak
memiliki pengaruh terhadap keputusan orang tua
mendaftarkan anaknya di Homeschooling Anak
Pelangi Yogyakarta, maka hipotesis kedua pada
penelitian ini ditolak.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Variabel independen yang ketiga adalah prestasi
sekolah (X3). Pada tabel 5.25 menunjukkan nilai uji
t yaitu 2,738 dan nilai signifikansi yaitu 0,008. Hal
tesebut dapat diartikan bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel prestasi sekolah
memiliki pengaruh positif pada keputusan orang tua
mendaftarkan anaknya di Homeschooling Anak
Pelangi Yogyakarta dapat diterima karena nilai
signifikansi 0,008 < 0,05 dan 2,738 > 1,99300.
4. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
Variabel independen yang keempat adalah biaya
pendidikan (X4). Variabel biaya pendidikan
memperoleh nilai uji t yaitu 3,597 dan nilai
signifikansi yaitu 0,001. Dari kedua nilai pada tabel
5.25 yang didapatkan menunjukkan bahwa hipotesis
yang menyatakan variabel biaya pendidikan memiliki
pengaruh positif pada keputusan orang tua
mendaftarkan anaknya di Homeschooling Anak

24
Pelangi Yogyakarta dapat diterima karena nilai
signifikansi 0,001 < 0,05 dan 3,597 > 1,99300.
Berdasarkan keempat variabel independen tersebut
di atas, variabel yang yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap keputusan orang tua mendaftarkan
anaknya di Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta
adalah variabel biaya pendidikan (X4) karena memiliki
nilai thitung paling besar yaitu 3,597.

e. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji analisis yang telah
disampaikan di atas, maka pembahasan secara
keseluruhan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kurikulum mempunyai pengaruh positif terhadap
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta. Hal ini
dijelaskan secara kuantitatif melalui hasil uji
signifikansi parameter individual (uji t) yang telah
dilakukan. Nilai signifikansi dari kurikulum sebesar
0,011 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan hasil
nilai thitung yaitu 2,614 yang lebih besar dari ttabel yaitu
1,99300. Kedua nilai tersebut telah sesuai dengan
kriteria uji t. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
kurikulum berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan orang tua. Dapat disimpulkan
bahwa dalam mengambil keputusan, orang tua
memperhatikan kurikulum yang terdapat di sekolah
apakah sesuai dengan kebutuhan anaknya atau tidak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Agust, N. N. (2007) yang berjudul Faktor-Faktor
yang Melatarbelakangi Orang Tua dalam Mengambil
Keputusan Untuk Memasukkan Anaknya Belajar

25
Pesantren Modern di Tasikmalaya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan survei dan menggunakan
angket sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
melatarbelakangi orang tua dalam pengambilan
keputusan adalah kurikulum yang berlaku, kualitas
pengajar, lingkungan sekolah, mengevaluasi dan
menyeleksi informasi yang diperoleh, kredibilitas
informasi, dan kepuasan.
2. Kualitas guru tidak memiliki pengaruh terhadap
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil analisis secara
kuantitatif yang dihasilkan pada uji signifikansi t.
Nilai signifikansi dari kualitas guru sebesar 0,729
yang berarti lebih besar dari 0,05 dan hasil nilai t hitung
yaitu 0,348 yang lebih kecil dari 1,99300. Kedua
hasil nilai tersebut bertolak belakang dengan
hipotesis kedua (H2) yang disusun oleh penulis.
Variabel kualitas guru tidak berpengaruh dalam
pengambilan keputusan orang tua karena orang tua
mengutamakan kebutuhan belajar dan kemampuan
anak sesuai dengan kurikulum sekolah tanpa melihat
kualitas guru. Orang tua telah meyakini bahwa
Homeschooling Anak Pelangi memiliki kualifikasi
guru minimal lulusan S1 namun orang tua tidak
memperhatikan dan tidak sensitif terhadap kualitas
guru tersebut karena orang tua melihat terlebih
dahulu dari segi biaya pendidikan dan prestasi
sekolah dalam mengambil keputusan untuk
mendaftarkan anaknya sekolah.

26
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian
Septhevian, R. (2014) yang berjudul faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan orang tua dalam
memilih sekolah dasar. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis
regresi logistik biner untuk menguji hipotesis
penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kualitas pengajaran, citra, dan lokasi tidak
berpengaruh signifikan. Kemudian faktor yang
secara signifikan mempengaruhi keputusan orang tua
dalam memilih sekolah dasar berbasis agama adalah
variabel agama, citra, dan lingkungan sekolah.
3. Variabel prestasi sekolah berpengaruh terhadap
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta. Hal ini
dijelaskan secara kuantitatif dengan melihat nilai
signifikansi uji t. Nilai signifikansi dari prestasi
sekolah sebesar 0,008 yang berarti lebih kecil dari
0,05 dan hasil nilai thitung yaitu 2,738 yang lebih besar
dari ttabel yaitu 1,99300. Kedua nilai tersebut
mendukung pernyataan hipotesis ketiga (H3) bahwa
prestasi sekolah memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan orang tua. Dapat
disimpulkan bahwa dalam mengambil keputusan,
orang tua memperhatikan banyaknya prestasi
sekolah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sandria, A. N. (2018), mahasiswa PGSD Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Analisa
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan Orang Tua dalam Memilih Sekolah
Dasar. Metode penelitian ini adalah deskriptif

27
kualitatif. Hasil penelitian yang didapat adalah faktor
yang menjadikan ketertarikan orang tua dalam dalam
memilih sekolah yaitu agama, lingkungan sekolah
yang bersih dan nyaman, prestasi sekolah yang
banyak, serta kegiatan ekstrakurikuler yang lengkap.
4. Biaya pendidikan memiliki pengaruh terhadap
keputusan orang tua mendaftarkan anaknya di
Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta. Hal ini
dijelaskan secara kuantitatif dengan melihat nilai
signifikansi uji t. Nilai signifikansi dari biaya
pendidikan sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil
dari 0,05 dan hasil nilai thitung yaitu 3,597 yang lebih
besar dari ttabel yaitu 1,99300. Nilai thitung merupakan
hasil nilai uji t yang paling besar. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa biaya pendidikan berpengaruh
positif dan signifikan serta paling dominan terhadap
keputusan orang tua. Biaya pendidikan merupakan
variabel yang paling dominan terhadap keputusan
orang tua karena Homeschooling Anak Pelangi
memiliki fasilitas dan kualitas sekolah yang baik
sehingga biaya pendidikan yang ditawarkan sesuai
dengan kualitas yang diberikan kepada siswa dan
orang tua. Dapat disimpulkan bahwa dalam
mengambil keputusan, orang tua sangat
memperhatikan besarnya penawaran biaya
pendidikan yang terdapat di sekolah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hadi dan
Murti (2019) yang berjudul Analisis Biaya Pendidikan
dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Keputusan Siswa Memilih Sekolah di SMP Negeri 1
Karangrejo Tahun Ajaran 2017/2018. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
28
signifikan antara biaya pendidikan terhadap keputusan
siswa memilih sekolah di SMP Negeri 1 Karangrejo
dengan nilai thitung 3,693 > ttabel 1,987. Besarnya nilai
koefisien determinasi R2 adalah 38,9%.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
a. Variabel kurikulum (X1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan orang tua (Y).
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1)
yang menyatakan kurikulum berpengaruh positif
terhadap keputusan orang tua diterima.
b. Variabel kualitas guru (X2) tidak berpengaruh
terhadap keputusan orang tua (Y). Dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) yang
menyatakan kualitas guru ditolak karena variabel
kualitas guru tidak berpengaruh terhadap
keputusan orang tua.
c. Variabel prestasi sekolah (X3) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan orang
tua (Y). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ketiga (H3) yang menyatakan prestasi sekolah
berpengaruh positif terhadap keputusan orang tua
diterima.
d. Variabel biaya pendidikan (X4) berpengaruh
positif, signifikan dan dominan terhadap
keputusan orang tua (Y). Dapat disimpulkan
bahwa hipotesis keempat (H4) yang menyatakan
biaya pendidikan berpengaruh positif terhadap
keputusan orang tua diterima.

2. Saran
1. Bagi Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta
29
a. Kurikulum dapat ditingkatkan dengan
penyusunan silabus dan RPP yang lebih inovatif.
b. Kompetensi pedagogik guru dapat
ditingkatkan melalui kegiatan workshop atau
upgrading.
c. Fasilitas sarana dan prasarana perlu
ditingkatkan dan dikembangkan agar proses
kegiatan belajar mengajar lebih efektif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
melengkapi kelemahan dari penelitian yang
dilakukan sekarang dengan menambahkan
variabel-variabel lainnya sehingga dapat
memberikan informasi tambahan terkait
keputusan pembelian.

H. Daftar Pustaka
Agust, N. N. (2007). Faktor-Faktor yang
Melatarbelakangi Orang tua Dalam Mengambil
Keputusan Untuk Memasukkan Anaknya Belajar
Pesantren Modern di Tasikmalaya. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma. accessed
https://repository.usd.ac.id/27726/2/009114007_Fu
ll%5B1%5D.pdf

Hadi, N. U, & Murti, T. K. (2019). Analisis Biaya


Pendidikan dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Keputusan Siswa Memilih Sekolah di
SMP Negeri 1 Karangrejo Tahun Ajaran
2017/2018. Jurnal. Analisis Biaya Pendidikan dan
Kondisi Sosial Volume 7, Nomor 1. accessed

30
http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/equilibrium/article/
view/3839

Khasanah, N. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Orang Tua dalam Pengambilan Keputusan Memilih
Sekolah Dasar Swasta (SD Virgo Maria dan SDIP.
Soebandi Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang). Jurnal. Manajemen Pendidikan
Volume 28, Nomor 2, hal 137-146. Accessed
https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/view/1
30/118

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20-


24 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 14


Tahun 2017 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3


Tahun 2008 tentang Standar Proses.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang 8


Standar Nasional Pendidikan di Indonesia.

Rahmatika, M. D. (2016). Upaya Sekolah dalam


Meningkatkan Animo Calon Peserta Didik di
Sekolah Dasar (SD) Jogja Green School. Skripsi.

31
Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Yogyakarta. accessed
https://eprints.uny.ac.id/40590/1/Merry%20Dita%
20Rahmatika_12101241002.pdf

Sandria, A. N. (2018). Analisa Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Orang
Tua dalam Memilih Sekolah Dasar. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. accessed
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/bisnisekono
mi/
article/download/2848/1520/

Septhevian, R. (2014). Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Keputusan Orang tua dalam
Memilih Sekolah Dasar (SD). Jurnal Tesis.
Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas
Atma Jaya. accessed
https://core.ac.uk/reader/35389836

Simamora, B. (2002). Panduan Riset Perilaku


Konsumen. Jakarta: Gramedia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Manajemen.


Bandung: Alfabeta.

32
Unaradjan, D. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru


dan Dosen.

Untari, D. T. (2018). Metodologi Penelitian: Penelitian


Kontemporer Bidang Ekonomi dan Bisnis. Jawa
Tengah: CV Pena Persada.

33

Anda mungkin juga menyukai