47671-Article Text-88219-1-10-20220704
47671-Article Text-88219-1-10-20220704
Abstrak
Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk menyelidiki adanya pengaruh event marketing video call K-Pop
terhadap brand awareness Mecimapro pada masa pandemi serta untuk mengetahui tingkatan atau berapa besar
capaian dari pengaruh tersebut. Adanya keterbatasan aktivitas dikarenakan pandemi, Mecimapro sebagai jasa
promotor musik menyelenggarakan event video call K-Pop untuk tetap menjaga atau memperluas awareness
terhadap target pasar ditengah maraknya krisis ekonomi pada beberapa sektor perusahaan. Melalui event tersebut
Mecimapro mengajak target pasar untuk merasakan pengalaman baru bersama idol dengan video call 1:1 dan
melakukan strategi komunikasi pemasaran tersebut agar lebih dikenal. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode survei dan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner dengan alat ukur skala
likert. Proses pengolahan data yang digunakan yaitu uji korelasi dan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian
yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara event marketing video call K-Pop terhadap brand
awareness Mecimapro dengan capaian pengaruh sebesar 45.3% secara positif dan searah. Dari hasil analisis data
juga dapat diketahui bahwa event marketing video call K-Pop memiliki nilai intensitas yang tinggi terhadap
partisipan sehingga dapat memberikan awareness pada Mecimapro. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
apabila event marketing meningkat, maka brand awareness juga mengalami peningkatan.
Kata Kunci : event marketing, brand awareness, video call K-Pop
Abstract
This research has a purpose to investigate the influence of K-Pop video call marketing event on Mecimapro’s
brand awareness at pandemic era as well as to find out the level of achievement from the influence. The emergence
of activity limitations due pandemic, Mecimapro as a music promoter service organized a K-Pop video call event
to gain awareness of the target market amid disruptions by the economic crisis. Through the event, Mecimapro
invited the target market to felt the new experience with idols through the 1:1 video call and carried out marketing
communication strategies to be knowing more and recognized. This study used a quantitative approach by survey
method and used a questionnaire to collect the data with likert scale. To analize the data, researcher use the
correlation test and a simple linear regression test. The results of the study are there is a significant influence
between K-Pop video call marketing event on Mecimapro brand awareness and the total achievement of the
influence are 45.3% positively and in a direction. Based on analysis of the data, the K-Pop video call marketing
event gain the high score at intensity through the participant that can give awareness on Mecimapro. Therefore,
it can be seen that when event marketing increases, brand awareness also increases.
Keywords : event marketing, brand awareness, video call K-Pop
181
Commercium. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022, 181-188
182
Commercium. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022, 181-188
acara dapat menghasilkan dampak jangka pendek Mecimapro sebagai salah satu kategori promotor
yang lambat laun akan mengalami perubahan pada musik yang menyelenggarakan event video call K-
jangka panjang dalam sikap dan keyakinan. Menurut POP di Indonesia. Dari hal tersebut menurut Keller
Holbrook & Hirschman (1981), “Experience, as (2008), brand awareness memegang pengakuan
defined within realms of management, involves a brand dan kinerja ingatan brand. Maka dari itu,
pesonal occurence with emotional signficance peneliti ingin menyelidiki apakah dengan event
created by an interaction with product or brand video call K-POP dapat memberikan pengaruh
related stimuli”. Dari pernyataan tersebut dapat brand awareness dari Mecimapro melalui target
diartikan bahwa pengalaman melibatkan peristiwa pasar atau partisipan dari acara tersebut.
pribadi dengan emosional yang diciptakan oleh
interaksi terkait dengan brand. Dengan adanya
pengalaman dari partisipan juga dapat memberikan TINJAUAN PUSTAKA
respon serta pengetahuan dan informasi mengenai
promotor dikarenakan sumber utama yang kredibel Komunikasi Pemasaran
dari acara yang diselenggarakan hanya dapat
diketahui dari promotor itu sendiri. Begitupun Berbagai perusahaan mencoba menggunakan teknik
dengan pernyataan Mc Cole (2004) bahwa “Once komunikasi pemasaran agar tujuannya dapat
the brand resonates with this value-set the link tercapai. Salah satu tekniknya seperti memberikan
between individual and brand becomes emotional promosi sekaligus memberikan informasi dalam
rather than merely functional, and the customer is, bentuk persuasif. Contoh kegiatan pemasarannya
therefore, far more likely to be loyal” yang berarti yang biasa dilakukan yaitu iklan, brosur, spanduk,
bahwa ketika kumpulan nilai seperti kepuasan, baliho, sampel produk gratis, kupon, kuis berhadiah,
pengalaman, dsb , akan lebih mengarah pada sisi dan alat alat komunikasi lainnya. Dari kegiatan
emosional daripada sisi fungsional, sehingga kegiatan tersebut merupakan kumpulan komponen
memiliki kemungkinan bahwa pelanggan akan jauh promosi yang termasuk dalam suatu bauran
lebih setia. pemasaran (marketing mix) (Shimp, 2003). Menurut
Kotler dan Keller (2016) dalam bukunya
Fans K-Pop sebagai target pasar Mecimapro mengemukakan bahwa bauran komunikasi
tentunya memiliki karakteristik maupun budaya pemasaran memiliki enam jenis yaitu iklan, promosi
yang dapat disebut dengan Hallyu Wave. Menurut penjualan, acara dan pengalaman, hubungan
Ines dalam IDN Times (2019) konser merupakan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, dan
suatu acara besar bagi fans K-POP untuk bertemu pemasaran interaktif.
secara langsung dengan para idola. Menurut Meivita
(2013) salah satu konsumsi dari fans K-POP yaitu Promosi
menonton konser dimana pada aktivitas tersebut
Promosi merupakan salah satu racikan khusus dari
tidak dapat dilepaskan dari perilaku konsumsi fans
personal ads (iklan pribadi), promosi penjualan, dan
K-POP sehingga acara tersebut merupakan acara
hubungan masyarakat yang dibentuk oleh
yang paling ditunggu tunggu. Maka dari itu sebagai
perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan
fans K-POP untuk dapat mengikuti aktivitas konser
pemasarannya (Kotler dan Ketler, 2009:263).
idolanya perlu mengetahui kabar dan informasi yang
Menurut Kotler dan Armstrong (2014:76),
jelas mengenai jadwal, pembelian tiket, dsb.
“Promotions refers to activities that impart to
Informasi konser yang ditunggu tunggu tersebut
benefits of the item and convince target customers to
dapat ditemukan pada publikasi dari promotor musik
get it”, yang berarti bahwa promosi berkaitan
yang menyelenggarakan konser tersebut. Sehingga
dengan kegiatan yang mengkomunikasikan
apabila fans telah mengetahui informasi yang
keunggulan produk maupun layanan jasa dengan
diberikan oleh promotor, maka fans dapat
membujuk target pasar untuk membeli atau
bergantung pada promotor tersebut untuk
menggunakannya. Promosi juga merupakan salah
mengetahui informasi yang akan datang megenai
satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk
acara K-POP tersebut. Dari ketergantungan tersebut
memperkenalkan atau memberikan informasi
membuat fans K-POP menjadikan penyelenggara
kepada masyarakat maupun target pasar (Jasmani,
acara sebagai acuan utama agar tidak melewatkan
2018:144). Dari beberapa definisi yang telah
informasi tentang acara K-POP yang akan datang.
diuraikan dapat disimpulkan bahwa melalui promosi,
Terutama pada masa pandemi akan semakin sulit
perusahaan mengeluarkan inovasi atau ide
untuk menjangkau acara yang dapat
pemasaran yang akan dikomunikasikan secara
mempertemukan fans dengan idolanya, sehingga
persuasif kepada masyarakat dan target pasar untuk
informasi dan kabar dari penyelenggara acara akan
kembali mencapai tujuan perusahaan tersebut salah
sangat ditunggu tunggu agar tidak melewatkan
satunya melalui event marketing yang akan
momen langka bersama idola. Berdasarkan
dijelaskan pada bagian selanjutnya.
penjelasan tersebut melalui event video call K-POP,
Mecimapro memberikan apa yang diinginkan fans Event marketing
sehingga dapat mengenal dan menggolongkan
183
Commercium. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022, 181-188
Event merupakan kegiatan tentang kehidupan informasi atau pengetahuan tentang event dari brand
penting yang memiliki tujuan tertentu. Dengan event penyelenggara.
marketing ini tujuan yang dicapai lebih spesifik pada
fungsional pemasaran suatu perusahaan atau instansi, Selain adanya interaksi dengan target pasar yang
sehingga upaya dan strategi yang direncanakan akan timbul dari konsep event marketing, ada kalanya
kembali pada tujuan awalnya. Salah satu upaya yang ketika acara berlangsung dengan pelanggan yang
dilakukan pada event marketing yaitu melakukan hadir memiliki pengalaman masing masing yang
promosi pemasaran seperti yang telah dijabarkan dimana dari pengalaman tersebut untuk mencapai
pada paragraf diatas. Menurut Belch Belch (2012) titik tantangan atau keberhasilan pengalaman yang
upaya pemasaran tersebut merupakan jenis promosi luar biasa diperlukan suatu “flow state experience”
yang akan dilibatkan oleh suatu perusahaan atau meliputi tantangan, kejutan, dan penemuan yang
brand melalui acara dengan tema tertentu yang baru. Berdasarkan penelitian Emma Wood (2009)
memiliki tujuan untuk membentuk pengalaman bagi untuk mencapai keberhasilan melalui pengalaman
konsumen suatu produk maupun jasa maupun tersebut event marketing memiliki 7 atribut yaitu: (1)
partisipan. Suseno (2005) dalam bukunya yang Involvement, keterlibatan emosional terhadap acara
berjudul Advertising menjabarkan bahwa mengajak yang diselenggarakan. (2) Interaction, interaksi
customer dan potential customer untuk ikut yang ditimbulkan pada acara yang diselenggarakan.
berpartisipasi dalam suatu event yang (3) Immersion, ketika partisipan fokus terhadap
diselenggarakan oleh instansi atau perusahaan acara sehingga pesan dalam suatu acara dapat
merupakan salah satu strategi untuk melakukan diterima secara efektif. (4) Intensity, kekuatan acara
penyampaian brand message. Dengan yang dapat membentuk ingatan dan memiliki
menyesuaikan target pasar yang berpotensial dapat pengaruh yang tinggi. (5) Individuality, keunikan
menciptakan suatu keterkaitan atau pengalaman dari acara sehingga memberikan kesan yang berbeda. (6)
event yang diselenggarakan. Leonard H. Hoyle Innovation, inovasi yang dibentuk untuk acara
(2006:1) dalam bukunya mengemukakan bahwa secara kreatif untuk memenuhi kebutuhan partisipan.
melalui event marketing merupakan cara untuk (7) Integrity, memberikan kesan positif dalam suatu
menciptakan suatu event agar memperoleh acara sehingga menumbuhkan rasa percaya audiens.
pengunjung yang tepat. Beberapa hal lain juga perlu Menurut Wasib, dkk (2014), adanya keberhasilan
diperhatikan untuk penyelenggaraan event pada event marketing dapat berpengaruh pada brand
marketing, salah satunya yaitu menentukan konsep awareness. Maka dengan melihat dimensi event
acara yang sesuai. Dalam menentukan tema juga marketing diatas dapat menelusuri tingkat
perlu diperhatikan terkait isu isu yang sedang keberhasilan event sehingga dapat memberikan
berkembang maupun pusat perhatian masyarakat pengaruh terhadap tingkatan brand awareness.
(Suseno, 2005:14). Dengan hal tersebut Brand Awareness
penyelenggara event marketing dapat
memperhatikan minat atau keinginan target pasar Rangkuti (2004:243) mengemukakan bahwa brand
yang dapat menjadi pusat ketertarikan dan bertahan awareness merupakan suatu kemampuan pelanggan
dalam jangka waktu yang lama. dalam mengingat brand atau iklan tertentu yang
terlintas secara spontan atau setelah adanya
Menurut Didih Suryadi (2011:109) konsep event rangsangan dari kata-kata kunci yang ditunjukkan.
marketing dibentuk oleh pemilik brand atau Sedangkan menurut Durianto at el (2004) brand
perusahaan untuk menjalin interaksi terhadap awareness merupakan kemampuan suatu konsumen
pelanggan atau target pasar dengan produk atau jasa dalam mengingat kembali atau mengenali
dalam kegiatan tertentu. Dengan rangkaian dan bahwasanya pada brand tertentu dapat menjadi
konsep acara yang telah direncanakan merupakan bagian dari kategori produk atau layanan yang
upaya agar masyarakat sekitar atau target pasar dibutuhkan oleh konsumen tersebut. Dari definisi
dapat melirik dan memberikan respon atau interaksi yang diuraikan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pada acara mengenai produk atau jasa yang brand awareness merupakan kekuatan ingatan dari
ditawarkan. Ketika perusahaan ikut serta untuk konsumen mengenai brand yang pernah didengar
berpartisipasi terhadap sponsor acara maupun maupun dilihat. Dengan adanya efek spontan
program yang telah dirangkai guna menjalin tersebut dapat dilihat bahwa brand tersebut memiliki
interaksi setiap hari maupun yang berhubungan ciri khas yang menarik sehingga dapat diingat oleh
dengan merek merupakan konsep marketing suatu para konsumen. Hal tersebut tentunya juga akan
perusahaan (Kotler dan Keller, 2007:205). Maka menjadi salah satu strategi pemasaran oleh para
dari itu dapat disimpulkan bahwa event marketing perusahaan. Sehingga setelah konsumen memiliki
dinilai efektif dalam menyampaikan pesan brand ingatan tersebut maka akan menjadikan merek
dengan mengajak pelanggan dan calon pelanggan tersebut sebagai alternatif atau pertimbangan utama
untuk terlibat dalam sebuah event yang ketika hendak memutuskan untuk membeli suatu
diselenggarakan. Dengan adanya pengalaman yang produk atau menggunakan jasa tertentu. Menurut
diperoleh dari pelanggan juga akan memberikan Wulan (2012) dalam penelitiannya, penciptaan
184
Commercium. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022, 181-188
brand awareness merupakan merupakan suatu hal tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
yang penting dikarenakan bertujuan untuk Sampel pada penelitian ini sejumlah 100 partisipan
membedakan suatu produk atau jasa dengan pesaing dari event video call K-Pop oleh Mecimapro dengan
lainnya. Dengan adanya keberadaan bentuk simbol tema Crazy in Love, NOEASY, dan Favorite dengan
atau logo brand dalam ingatan konsumen, maka rentan usia 15 hingga 30 tahun. Untuk melakukan
diharapkan konsumen memiliki pengalaman khusus analisis data, peneliti menggunakan uji korelasi dan
yang baik untuk diingat kembali. Apabila suatu uji regresi linear sederhana. Interpretasi dari hasil
merek yang ditawarkan tidak terbersit atau analisis data dapat diperoleh dari penjabaran R
tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan square. Peneliti melakukan proses pengolahan data
menjadi pertimbangan dalam benak konsumen menggunakan software SPSS.
(Durianto, 2001).
Dari pengertian mengenai brand awareness yang
telah dijelaskan memiliki susunan atau tingkatan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang ditemukan oleh salah satu ahli. Menurut Aaker Dari 100 sampel yang telah diperoleh dari pengisian
(2007) tingkatan brand awareness tersebut terdiri kuesioner responden, terdapat hasil dari suatu
dari Top of Mind (puncak pikiran), Brand Recall kualifikasi responden berdasarkan jenis kelamin dan
(pengingatan kembali merek), Brand Recognition usia. Pada kategori jenis kelamin partisipan acara
(pengenalan merek), dan Unaware of a Brand (tidak didominasi oleh perempuan dengan nilai persentase
menyadari brand). Pada penelitian ini peneliti 96% dan kategori usia dengan nilai persentase
menggunakan 3 dari 4 tingkatan brand awareness tertinggi 61% dengan keterangan usia 15-20 tahun
yaitu recognition, recall, dan top of mind guna atau dapat disebut diketahui sebagai golongan usia
menyelidiki seberapa besar tingkat kesadaran yang muda.
diberikan.
Deskripi Nilai Data Variabel
Dengan adanya tingkatan tingkatan pada brand
awareness dapat mengkategorikan sejauh mana Agar mengevaluasi ulang dan mengkategorikan
tingkat pengakuan atau kesadaran merek pada nilai data dalam variabel maka digunakan metode
konsumen, sehingga para pengusaha dapat scoring untuk mencapai hasil nilai data tersebut.
menjadikan tolak ukur terhadap strategi pemasaran Hasil data yang telah diolah dengan metode tersebut
yang dijalankan. merupakan nilai kuantitatif dan melalui pembagian
kategori dapat diartikan secara kualitatif. Hal
Keterkaitan brand awareness terhadap event tersebut dilakukan agar mempermudah interpretasi
marketing didukung oleh penelitian Wasib, dkk hasil penelitian dalam bahasa.
(2014) melalui PSESAI Model sebagai atribut pada
konsistensi brand awareness. Event marketing
merupakan salah satu elemen yang terdapat pada
model tersebut dan memiliki kesempatan untuk
membangun brand awareness yang baik ketika
menghadapi adanya persaingan pemasaran antar
perusahaan pada era modern marketing environment.
185
Commercium. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022, 181-188
186
Commercium. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022, 181-188
uji korelasi dapat menjawab hipotesis atau rumusan 1. Terdapat pengaruh antara event marketing video
masalah penelitian yang diajukan oleh peneliti. call K-POP terhadap brand awareness Mecimapro
Berdasarkan tabel olahan data diatas dapat diketahui pada masa pandemi. Pengaruh antar dua variabel
bahwa hasil koefisien korelasi yaitu 0.673 yang tersebut didukung oleh teori event marketing oleh
berarti bahwa antara variabel event marketing Emma Wood (2009) dan teori brand awareness oleh
dengan brand awareness memiliki korelasi dalam Aaker (2007).
kategori yang kuat dengan arah yang positif atau
signifikan. Arah yang positif atau dapat disebut 2. Event video call K-POP memiliki pengaruh
dengan hubungan yang searah berasal dari hasil sebesar 45.3% terhadap brand awareness
koefisien korelasi yang kuat dan positif sehingga Mecimapro pada masa pandemi. Pada teori event
dapat disimpulkan bahwa apabila variabel event marketing peneliti menggunakan indikator
marketing mengalami kenaikan, maka variabel involvement, interaction, immersion, intensity,
brand awareness akan ikut mengalami kenaikan individuality, innovation, dan integrity. Dari
yang sama. indikator tersebut, intensity memiliki nilai terbesar
yaitu 72% diantara indikator lainnya. Sedangkan
Uji Regresi Linear Sederhana pada teori brand awareness menggunakan indikator
sesuai dengan tingkatan menurut ahli meliputi brand
Tabel 2. Uji Regresi Linear Sederhana recognition, brand recall, dan top of mind dan dapat
diketahui bahwa nilai sebanyak 75% merupakan
nilai tertinggi yang telah dicapai oleh tingkatan
paling tinggi yaitu pada indikator top of mind.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pada
komponen event marketing yang telah dipraktikkan
melalui event video call K-POP meliputi kondisi
Pada tabel anova dapat diketahui bahwa nilai pandemi, konsep, inovasi, keunikan, kepercayaan,
signifikansi yang diperoleh yaitu 0. Dari hasil bintang tamu, dsb dengan tingkat intensitas dan
putusan dasar pada uji regresi linear tersebut dapat pesan yang kuat dapat memberikan pengaruh hingga
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang mencapai tingkat tertinggi brand awareness
signifikan dan searah antara variabel event Mecimapro pada masa pandemi. Dari peristiwa
marketing dengan brand awareness. Apabila event tersebut juga dapat membuktikan teori oleh Emma
marketing memiliki kenaikan maka akan Wood (2009) dan Wasib, dkk (2014), dan Shimp
berpengaruh pula terhadap kenaikan brand (2003) mengenai keberhasilan event marketing
awareness. dapat meningkatkan brand awareness. Sehingga
selama pandemi berjalan, bentuk event video call K-
Koefisien Determinasi (R square) POP tersebut dapat menjadi contoh bagi perusahaan
terkait untuk meningkatkan kesadaran merek
Tabel 3. Hasil R Square
terhadap target pasar yang dituju.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. A. (1991). Managing Brand Equity. New
York: Free Press.
Aaker, D. A. (2007). Managing Brand Equity. New
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai R square York: Free Press.
sejumlah 0.453 dan dapat diinterpretasikan bahwa
event marketing video call K-Pop memberikan Any, N. (2013). Manajemen Event. Bandung:
pengaruh terhadap brand awareness Mecimapro Alfabeta.
sebesar 45.3% dan sisanya dimiliki oleh variabel Durianto, D. (2001). Strategi Menaklukkan Pasar
lain. Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Durianto, D., Sugiarto, & Budiman, L. J. (2004).
KESIMPULAN
Brand Equity : Strategi Memimpin Pasar.
Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
dijabarkan terdapat kesimpulan yang dapat diambil
untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan, Holbrook, M. B., & Hirschman, E. C. (1981). The
yaitu: Experiential Aspects Of Consumption:
Consumer Fantasy, Feelings, and Fun.
Journal of Consumer Research.
187
Commercium. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022, 181-188
Hoyle, L. H. (2006). Event marketing. Jakarta: Suryadi, D. (2011). Promosi Efektif “Menggugah
PPM. Minat & Loyalitas Pelanggan. Jakarta:
PT. Suka Buku.
IVENDO. (2020, March 18). Laporan
Perkembangan Industri Event Indonesia Suseno, I. (2005). Cara Pinter Mengelola
Terkait Wabah Covid-19. Retrieved from Keuangan Event Organizer. Yogyakarta:
IVENDO: https://ivendo.or.id/wp- Galangpress.
content/uploads/2020/03/IVENDO-
Updated-18-Mar_Laporan-Industri-Event- Wood, E. H. (2009). Evaluating Event marketing:
Indonesia-terkait-Wabah-COVID-19-.pdf Experience or Outcome? Journal of
Promotion Management.
Jasmani. (2018). Pengaruh Promosi dan
Pengembangan Produk Terhadap
Peningkatan Hasil Penjualan. Jurnal
Semarak.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing
Management 15th Edition. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Latif, W. B., Islam, M. A., & Noor, I. M. (2014).
Building Brand Awareness in The Modern
Marketing Environment : A Conceptual
Model. International Journal of Business
and Technopreneurship.
Likert, R. (1932). A Technique for the
Measurement of Attitudes. Archives of
Physchology.
McCole, P. (2004). Refocusing Marketing To
Reflect Practice : The Changing Role of
Marketing For Business. Marketing
Intelligence and Planning.
Melia, I. (2019, December 23). K-Popers Harus
Tahu! Beda Konser, Fan Meeting,
Showcase, dan Fansign. Retrieved from
IDN Times:
https://www.idntimes.com/hype/entertain
ment/ines-sela-melia-s/konser-K-Pop-
c1c2/2
Rangkuti, F. (2014). The Power of Brand. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Shimp, T. A. (2003). Periklanan Promosi. Jakarta:
Erlangga.
Sneath, J., Finney, Z., & Close, A. (2005). An IMC
Approach To Event marketing : The
Effects Of Sponsorship and Experiene On
Consumer Attitudes. International Journal
of Advertising Research.
Sugiyono. (2019). Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, D. (2013). Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: CAPS.
188