Anda di halaman 1dari 2

Pertentangan tentang konsep kemanusiaan ini tidak mungkin diselesaikan dengan paham sekularisme

yang pada hekekatnya merelatifkan semua pandangan-pandangan hidup. Paham agama adalah
sebaliknya. Ia memberikan dasar yang terlepas dari relativisme. Inilah sebabnya mengapa konsepsi
"humanity" yang berdasarkan agama, lebih logis, lebih meliputi, dan lebih memuaskan. Paham agama
memberikan dasar yang tetap, yang tidak berubah. Segala yang bergerak dan berubah harus mempunyai
dasar yang tetap, harus mempunyai apa yang dinamakan point of reference, titik tempat memulangkan
segala sesuatu. Jika tidak ada dasar yang tetap, maka niscaya krisis dan bencana akan timbul…

Segala filsafat yang sekuler mengakui sebagaimana juga dasar berpikir, yaitu empirisme (mahalul
tajribah), rasio nalisme (mahalul aqly), dan intuitionisme (mahalul ilhami). Agama lebih daripada itu. Ia
mengakui semuanya itu dan memberikan ketentuan yang tegas di mana daerah berlakunya masing-
masing. Karena itu, agama lebih luas dan lebih dalam daripada paham sekuler.

Seorang ahli filsafat dan ilmu jiwa ternama, William James membandingkan pengaruh kepercayaan atas
orang Nasrani pada permulaan timbulnya agama Kristen dengan pengaruh ide-ide humanism atas
pengikut Stoa. Mereka keduanya percaya adanya Tuhan. Hanya yang satu agama, yang satu lagi filsafat.
Perasaan dan tenaga batin yang di gerakkan oleh agamanya bagi seorang Nasrani berlainan daripada
pengaruhnya humanisme atas seorang pengikut Stoa. Gerakan batin yang khusus ini merupakan
kelebihan dari agama karena pengaruhnya itu sangat mendalam sehingga meninggalkan bekas.

Jadi Negara yang berdasarkan Islam bukanlah suatu te okrasi. la Negara demokrasi. Islam telah lebih
dulu menemukan dan menghidupsuburkan berbagai nilai yang baik, dan berakar kuat dalam keselu
ruhan ajarannya, yang bersumber kepada Tauhid. Tauhid yang berarti percaya akan adanya Tuhan yang
diagung kan, menyebabkan rakyat kita, dalam diri msing-masing menyimpan perasaan taqwa kepada
Tuhan.

Inilah pidato Mohammad Natsir:

Dalam kegiatan menaklukkan materi yang ada di sekelilingnya, manusia lupa kepada dirinya sendiri
sebagai makhluk Tuhan. Kehilangan keseimbangan hidup yang amat berbahaya itu justru makin
kelihatan gejala-gejalanya dalam kalangan mereka yang paling maju dalam sekularisme yang hanya
pandai merusakkan nilai-nilai hidup beragama tetapi sama sekali tidak mampu memberi pegangan hidup
yang teguh sebagai penggantinya. Dengan kemampuannya untuk menguasai dan memper gunakan
kekuatan alam sekitarnya, dengan maksud untuk mencapai taraf hidup yang lebih terkurung di dalam
lingkaran kekhawatiran dan ketakutan, mengingatkan bencana yang akan menimpa
menghancurleburkan umat manusia, dise babkan oleh hasil ilmu dan buatan tangannya sendiri.

Mereka yang mulai sadar akan bencana yang mengancam itu, mulailah mencari-cari jalan kembali, untuk
memperoleh pegangan hidup dan keseimbangan hidup. Pada akhirnya pokok persoalan kembali kepada
pilihan sebagai orang di persimpangan jalan, apakah akan meneruskan sekularisme dengan segala
akibatnya, ataukah akan kembali kepada tuntunan Ilahi, sehingga akan terbuktilah firman Ilahi: "Akan
kami perlihatkan kepada mereka bukti-bukti kebenaran Kami di seluruh jagad dan dalam hati mereka
sendiri, sehingga menjadi teranglah bagi mereka apa yang dari Kami itu. Itulah yang haq dan benar"
(Fushshilat [41]: 53)
"Maka, Saudara Ketua, dengan penuh tanggung jawab kami ingin mengajak bangsa kita, bangsa
Indonesia yang kita cin tai itu, untuk siap siaga menyelamatkan diri dan keturunannya dari arus
sekularisme itu, dan mengajak dengan sungguh sungguh supaya dengan hati yang teguh, merintis
jalannya memberikan dasar hidup yang kukuh kuat sesuai dengan fitrah manusia, agar akal kita dan
qalbunya, seimbang ke cerdasan dengan akhlak budi pekertinya, yang hanya dapat dengan kembali
kepada tuntunan Ilahi,".

Youtube

Kemunduran Umat karena Tidak Belajar Sejarahnya

Sejarah itu mengulangi dirinya sendiri / peristiwa berulang. Apa yang terjadi hari ini pernah terjadi
sebelumnya.

Yang membuat umat bangkit adalah Al-Quran, dan yang membuat umat ini jatuh adalah Al-Quran juga.
Ini merupakan sabda Nabi. Jadi kalau hari ini kita membahas tentang kebangkitan islam, kebesaran
muslimin dan seterusnya itu mustahil jika kita tidak mempelajari Al-Quran.

Al – Quran lebih dari sepertiga isinya sejarah, kisah umat terdahulu. Sejarah umat sebelum Nabi
Muhammad itu kisah-kisahnya turunnya di ayat-ayat dan surat-surat Makiyah. Makiyah adalah surat
yang turun sebelum Nabi hijrah ke Madinah.

Anda mungkin juga menyukai