Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TENTANG

KEPERCAYAAN MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM

DAN KONDISI POLITIK MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM

Nama : Mutiara Ramadhani Rafsanjani

Kelas : X-2

Mata Pelajaran : SKI

MAN SERDANG BEDAGAI

TAHUN 2022 / 2023


KEPERCAYAAN MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM
Madinah merupakan nama pengganti atau nama lain, karena dahulunya daerah ini dikenal
dengan nama Yastrib. Perubahan nama tersebut setelah nabi Muhammad saw beserta para
sahabat dan kaum muslimin datang untuk berhijrah ke kota Yastrib tersebut, maka nama
Yastrib ini berganti nama menjadi Madinah. Kemudian ditambahkan nama belakang dengan
nama Munawwarah.

Pengertian Madinah Al- Munawwarah, mengandung makna, yaitu : “ Negara dan


pemerintahan yang diberi cahaya wahyu ilahi”. Madinah juga dikenal dengan sebutan lainnya
seperti “Thaibah, Al-Madinah An Nabawiyah, atau Al-Madinatu An Nabi (kota nabi)

Berikut kondisi kepercayaan masyarakat Madinah Sebelum Islam,

Penduduk kota Yastrib (Madinah) terdiri atas suku Arab, baik dari suku Arab Selatan maupun
dari suku Arab Utara. Selain dari dua suku arab utara dan selatan tersebut, masyarakat
Yastrib juga ada yang berasal dari suku bangsa Yahudi. Pada waktu itu penduduk Yastrib
sudah memiliki kepercayaan serta agama yang dianutnya.

Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam Ada 3 Yaitu :

1. Agama Yahudi
Agama Yahudi merupakan agama yang masih mengikuti ajaran-ajaran yang terdapat
dalam kitab Taurat yang pernah diberikan kepada Nabi Musa Alaihissalam. Akan
tetapi isi dalam kitab Taurat tersebut sudah mengalami perubahan-perubahan oleh
tangan manusia
2. Agama Nasrani
Agama Nasrani merupakan agama masih mengikuti ajaran-ajaran yang terdapat dalam
kitab injil yang diberikan kepada nabi isa Alaihissalam.
3. Agama Paganisme
Agama Paganisme merupakan agama kepercayaan terhadap benda-benda yang
diyakini mempunyai kekuatan, mereka meniru-niru kepada kepercayaan yang pernah
dilakukan oleh masyarakt penduduk mekkah.

Pembahasan :
Agama dan kepercyaan masyarakat kota Yastrib sebelum islam yang paling banyak di
anut penduudk kota Yastrib (Madinah) adalah agama yahudi, agama ini sebagai
agama mayoritas penduduk kota Yastrib. Kepercayaan terhadap agama Yahudi ini,
bersamaan dengan kedatangan para pendatang (imigran) dari wilayah utara yang
terjadi sekitar abad ke-1 dan abad ke-2 masehi.

Para imigran ini datang ke kota Yastrib dalam rangka menyelamatkan diri daripada
penjajahan kerajaan bangsa Romawi, para imigran inio mendapat perlakuan penindasan
disebabkan mereka melakukan pemberontakan terhadap kerajaan Romawi.

Kemudian kota Yastrib kedatangan para imigran dari kalangan bangsa Yahudi yang
terbanyak, kejadian ini terjadi pada sekitar btahun 132-135 Masehi. Kemudian agama Yahudi
dianut oleh suku-suku yang ada dikota Yastrib.
Suku-suku yang sudah ada dikota Madinah (Yastrib), antara lain :

1. Suku Bani Qainuqa


2. Suku Bani Nadhir
3. Suku Bani Gathafan, dan
4. Suku Bani Quraidhah

Keempat suku tersebut, menjadi suku yang tetap memeluk agama Yahudi meskipun agama
Islam telah datang yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw dan telah tersebar di Madinah.
Suku-suku ini kebanyakan dari mereka malah bekerjasama dengan orang-orang Quraisy,
dalam rangka mengusir Nabi Muhammad Saw dari kota Madinah.

Akibat dari perbuatan yang dilakukan suku Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan dan
Bani Quraidhah ini untuk menantang ajaran Islam, maka nabi Muhammad saw melakukan
pengusiran terhadap mereka sehingga kota madinah menjadi bersih dari bangsa Yahudi.

Selain agama Yahudi, penduudk Yastrib memeluk agama Nasrani. Para pemeluk agama
Nasrani ini merupakan kaum minoritas dan berasal dari Bani Najran. Agama nasrani mulai
dipeluk penduduk Yastrib pada tahun 34 3 masehi, pada saat kekaisaran Romawi
mengirimkan para misionaris ke wilayah Yastrib untuk menyebarkan agama Nasrani.

Dari sebagian kecilnya, kepercayaan masyarakat madinah sebelum islam tidak memeluk
agama Yahudi dan agama Nasrani, mereka masih mengikuti keyakinan orang-orang Quraisy
dan pendudukj mekkah. Mereka beranggapan dan berkeyakinan bahwa kaum Quraisy sebagai
penjaga rumah allah (baitullah), serta sebagai pemimpin agama. Agama mereka ini disebut
dengan agama paganisme.

Agama paganisme merupakan jenis kepercayaan terhadap benda-benda, kekuatan-kekuatan


alam, seperti matahari, bintang-bintang, bulan dan lainnya. Mereka melakukan penyembahan
terhadap kekuatan-kekuatan alam dan mereka hidup dengan cara masih mempertahankan
tradisi-tadisi yang dulunya suka dilakukan oleh nenek moyang mereka

Dalam kegiatan peribadatannya, ternyata ajaran ini bertentangan dengan ajaran agama
Yahudi dan ajaran agama Nasrani, akibat dari adanya perbedaan dan pertentangan dengan
agama yahudi dan agama ansrani ini, mengakibatkan sering terjadinya perdebatan dan
perselisihan diantara mereka dengan para pemeluk agama Yahudi dan agama Nasrani.

Madinah sekarang menjadi pusat para penuntut ilmu, terutama ilmu-ilmu kajian agama dan
telah banyak menghasilkan alumni-alumni lulusan yang menjadi ulama-ulama terkemuka
untuk menyebarkan kembali ajaran-ajaran agama islam

Itulah kepercayaan masyarakat madinah sebelum islam, maka dengan hadirnya agama islam
menjadikan kota madinah menjadi kota yang diberkati Allah SWT, sampai sekarang kota ini
masih terus banyak dikunjungi para peziarah dari seluruh penjuru dunia.
KONDISI POLITIK MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM
Pola kepemimpinan negeri Yastrib (Madinah) tidak menerapkan model pemerintahan seperti
kerajaan yang mengatur kehidupan masyarakatnya. Kekuasaan berada di tangan suku-suku
atau kelompok tertentu bergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka. Perang
antar suku dan kelompok sering terjadi. Kondisi tersebut hampir sama dengan keadaan di
kota Mekkah.

Adanya kemiripan tersebut yang menyebabkan Nabi Muhammad saw menjadikan Madinah
sebagai tempat untuk Hijrah. Kondisi politik masyarakat Madinah sebelum Islam di
pengaruhi oleh suku-suku yang ada di madinah dan saling berperang antar suku, siapa ya ng
kuat dialah yang berkuasa.

Berikut ini adalah bahasan tentang kondisi politik masyarakat Madinah sebelum Islam,

Suku-suku yang ada di Madinah


Suku yang pertama kali tinggal dan menguasai Yastrib adalah suku Amaliqoh. Mereka
membangun perkampungan dan peradaban. Kemudian, bangsa Yahudi datang ke Madinah
dan akhirnya menguasai Madinah setelah menaklukan suku Amaliqoh.

Bangsa Yahudi yang terdiri dari kaum Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa sudah
bisa membangun sebuah peradaban dengan membuat benteng-benteng untuk berlindung dari
serangan Arab Badui.

Mereka disebutkan sebagai kelompok yang paling makmur dan berbudaya. Oleh karena itu,
jelaslah bahwa sebelum kedatangan orang-orang Arab, Madinah sepenuhnya dikuasai oleh
orang-orang Yahudi, baik secara ekonomi, politik, maupun secara intelektual.

Sejarah menyebutkan bahwa orang-orang Masehi (Kristen) di Syam (Siria) sangat membenci
orang-orang Yahudi. Mereka menganggap bangsa Yahudi telah menyiksa dan menyalib Isa
Al Masih. Mereka menyerbu Yastrib untuk memerangi orang-orang Yahudi.

Dalam penyerbuan tersebut, orang-orang Kristen meminta bantuan suku Aus dan Khazraj.
Suku Aus dan Khazraj, seperti halnya kaum Yahudi, juga merupakan pendatang di kota
Yastrib.

Keadaan tersebut menyebabkan peperangan antara Yahudi dan Kabilah Arab yaitu Aus dan
Khazraj. Banyak pemimpin Yahudi yang meninggal, sehingga kekuasaan Yastrib jatuh ke
tangan Aus dan Khazraj.

Sebelumnya, kondisi Aus dan Khazraj merupakan buruh. Peralihan kekuasaan di Yasrib
merubah kedua suku menjadi suku yang menonjol.

Bangsa Yahudi sebagai pihak yang tersisihkan, berusaha untuk memecah belah kedua suku
tersebut. Provokasi (penghasutan) mereka nampaknya berhasil. Muncul permusuhan antara
kedua kabilah, sehingga terjadi peperangan yang tidak pernah berarkhir.
Perebutan kekuasaan antar suku
Dalam kondisi seperti itu, bangsa Yahudi memiliki peluang untuk memperbesar perdagangan
dan kekayaan mereka. Kekuasaan mereka yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali.
Sehingga di Yasrib terdapat 3 kekuatan yang mengendalikan Madinah yaitu kabilah Aus,
Kabilah Khazraj, dan bangsa Yahudi. Ketiganya telah siap tempur dan hidup dalam suasana
perang yang tiada hentinya.

Di Samping perebutan kekuasaan di antara 3 kabilah tersebut, konflik muncul karena adanya
perbedaan agama. Kabilah Aus dan kabilah Khazraj memeluk agama Watsani (menyembah
berhala), agama yang tersebar di Memmah. Sedangkan bangsa Yahudi sebagai Ahlul Kitab
(penganut al-Kitab) mempercayai keesaan Tuhan (monoteisme).

Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela suku Aus dan Khazraj yang
dipandangnya sebagai kaum kafir. Sama halnya dengan penganut agama watsani di jazirah
Arabia, pada bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, mereka melakukan ziarah ke kota Makkah.

Mereka melakukan peribadatan dan penyembahan berhala yang ada di seputar Ka’bah. Ziarah
ke kota Makkah biasanya dilakukan secara berombongan, baik dari kalangan suku Aus
maupun Khazraj.

Akan tetapi adanya hubungan sosial yang terjadi antara orang-orang Yahudi yang menetap di
Madinah dengan orang-orang Aus dan Khazraj, sedikit banyak telah menyebabkan pemikiran
keagamaan Yahudi dapat diketahui dan diserap oleh mereka.

Keadaan ini menyebabkan Kabilah Aus dan Khazraj lebih mudah memahami ajaran
keagamaan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. dibanding penduduk Makkah.
Karena itu, Orang-orang Yasrib (Madinah) mudah mengerti dan memahami ajaran-ajaran
yang disampaikan Nabi Muhammad, karena ajaran itu menyerupai ajaran-ajaran yang telah
mereka dengar dari orang-orang Yahudi.

Salah satunya mengenai akan datangnya seorang Nabi baru. Karena itu, ketika mereka
mendengar berita tentang adanya seorang Nabi di Makkah, yaitu Nabi Muhammad saw,
mereka dengan cepat menanggapi dan mempercayainya.

Dengan alasan itu pula, kemudian mereka meminta Nabi Muhammad saw untuk pindah
(hijrah) ke kota Yastrib dan menjadi pemimpin bagi kedua kabilah di Yastrib.

Itulah pembahasan mengenai kondisi politik masyarakat Madinah sebelum Islam, yakni
sebelum Nabi Muhammad Saw beserta rombongan Muhajirin datang hijrah ke daerah
tersebut. semoga ada ibrah dan pelajaran untuk kita semua.

Anda mungkin juga menyukai