Anda di halaman 1dari 59

OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERBAIKAN POMPA

BAHAN BAKAR GUNA MENUNJANG PENGOPERASIAN


DI KAPAL KM. BAHARI 12

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Guna memperoleh gelar Ahli Madya

Disusun Oleh :

Nama : RIAN ASTANOVA


NIT : 1730 - 4494
Jurusan : TEKNIKA

AKADEMI MARITIM CIREBON

2021

i
AKADEMI MARITIM CIREBON

(AMC)

TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama : RIAN ASTANOVA


NIT : 1730 - 4494
Jurusan : TEKNIKA
Judul : OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERBAIKAN POMPA
BAHAN BAKAR GUNA MENUNJANG PENGOPERASIAN DI
KAPAL KM. BAHARI 12

Cirebon, Februari 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknika

ACHMAD ROSYID.,SE.,ATT.II

ii
AKADEMI MARITIM CIREBON
(AMC)

TANDA PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama : RIAN ASTANOVA


NIT : 1730 - 4494
Jurusan : TEKNIKA
Judul : OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERBAIKAN POMPA
BAHAN BAKAR GUNA MENUNJANG PENGOPERASIAN DI
KAPAL KM. BAHARI 12

Cirebon, Februari 2021

Penguji I Penguji II

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknika

ACHMAD ROSYID.,SE.,ATT.II

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Rian Astanova

Tempat,Tgl. Lahir : Palembang, 09 November 1998

Jurusan : Teknika

NIT : 1730 – 4494

Judul : OPTIMALISASI PERAWATAN DAN


PERBAIKAN POMPA BAHAN BAKAR GUNA
MENUNJANG PENGOPERASIAN DI KAPAL
KM. BAHARI 12

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan tugas akhir


ini berdasarkan hasil penelitian dan pemikiran penulis, bukan merupakan jiplakan
dari karya orang lain, dan jika terdapat karya orang lain maka penulis akan
mencantumkan sumber yang jelas.
Demikianlah pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya dan
apabila terdapat penyimpangan dalam pernyataan ini maka penulis bersedia
menerima sanksi Akademik berupa pencabutan gelar dan sanksi lainya sesuai
dengan aturan yang berlaku di kampus Akademi Maritim Cirebon.

Cirebon, Februari 2021


Penulis ;

RIAN ASTANOVA
NIT : 1730 4494

iv
MOTTO

“Kalau Saya tidak bisa menjadi orang yang pintar dan cerdas, jadilah orang

rajin dan pekerja keras. Sebab orang yang pintar sering dikalahkan oleh

mereka yang rajin dan orang yang cerdas sering dikalahkan oleh mereka

yang pekerja keras”

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rian Astanova

Tempat, Tgl. Lahir : Palembang 09 November 1998

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum kawin

No. HP : 081977862792

Email : rianastanova40@gmail.com

Alamat : Jl. Padat Karya RT/RW 16/04, Kota Palembang

Riwayat Pendidikan
Sekolah Tahun

SDN 200 PALEMBANG 2004 lulus tahun 2010

SMPN 23 PALEMBANG 2011 lulus tahun 2013

SMA YPT PALEMBANG 2014 lulus tahun 2016

Akademi Maritim Cirebon 2017 lulus tahun 2021

Cirebon, Februari 2021

RIAN ASTANOVA
NIT : 1730 4494

vi
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul: “OPTIMALISASI PERAWATAN DAN

PERBAIKAN POMPA BAHAN BAKAR GUNA MENUNJANG

PENGOPERASIAN DI KAPAL KM. BAHARI 12”

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan Diploma III Pelayaran di Akademi Maritim Cirebon.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan

saran, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth Bapak Andres Romulus, M.M.,ATT.II, selaku Direktur Akademi Maritim

Cirebon ( AMC )

2. Yth. Bapak Capt Dwi Wahyudi Purnomo, S.S.IT.,ANT.II. selaku Pudir I

Akademi Maritim Cirebon.

3. Yth Bapak Ahmad Rosyid.,SE.,ATT.II selaku Ketua Jurusan TEKNIKA pada

Akademi Maritim Cirebon ( AMC )

4. Yth Bapak Ahmad Rosyid.,SE.,ATT.II selaku pembimbing I Laporan Tugas

Akhir yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya untuk

membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Yth Ibu Hendrawati .,M.pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan tenaganya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

vii
6. Bapak / Ibu Dosen yang sudah mengajari penulis selama dalam

perkuliahan.

7. Ayah dan ibu, serta kakak dan adik yang selalu mendoakan penulisan

sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

8. Seluruh rekan taruna dan taruni Akademi Maritim Cirebon (AMC) umumnya,

khususnya Korps TEKNIKA yang telah memberikan dukungan dalam

penulisan laporan tugas akhir ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan laporan tugas akhir

ini.Segala kritik dan saran yang positif dan membangun dari pembaca yang

budiman akan selalu penulis terima dengan senang hati.

Cirebon, Februari 2021

Penulis

RIAN ASTANOVA

NIT : 1730 – 4494

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO .....................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................3

C. Pembatasan Masalah ............................................................................3

D. Perumusan Masalah .............................................................................3

E. Tujuan Penelitian .................................................................................4

F. Sistematika Penulisan ..........................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................6

A. Kajian Pustaka .....................................................................................6

B. Landasan Teori ....................................................................................6

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................12

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................14

ix
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................14

B. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................14

C. Teknik Analisa .....................................................................................16

BAB IV ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ...............................17

A. Analisis Data ........................................................................................17

B. Pemecahan Masalah .............................................................................26

BAB V PENUTUP .......................................................................................46

A. Kesimpulan ..........................................................................................46

B. Saran ....................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................48

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pompa bahan bakar tekanan tinggi salah satu bagian terpenting bagi Motor

Diesel, yang merupakan suatu alat untuk menekan bahan bakar ke penagbut bahan

bakar dan menyemprotkan bahan bakar ke dalam silinder melalui lubang – lubang

alat pengabut hingga terjadi proses pembakaran di dalam silinder. Demi lancarnya

pengoperasian kapal tentu tidak lepas dari pesawat penggerak kapal yaitu mtor

induk maupun pesawat bantu lainnya yang merupakan suatu sistem yang

berfungsi sebagai penunjang kelancaran operasi kapal.

Sering terjadi motor diesel dikapal kurang berjalan sempurna di karenakan

pompa bahan bakar tekanan tinggi yang tidak terawat dan terencana.

Motor induk yang merupakan motor penggerak utama dikapal haruslah

mendapat perhatian atau perawatan secara intensif dan kontinyu, agar motor dapat

berjalan dengan lancar dan tahan dalam jangka tahan lama. Kelancaran

pengoperasian mesin induk tersebut banyak di dukung oleh beberapa peralatan

lainnya, salah satunya adalah pompa bahan bakar bertekanan tinggi.

1
2

Tujuan perawatan pompa bahan bakar bertekanan tinggi pada motor diesel

kapal merupakan tanggung jawab masinis dikapal untuk mengefektifkan

perawatan atau perbaikkan pompa bahan bakar motor diesel diatas kapal.

Di dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pompa bahan bakar

bertekanan tinggi sebelumnya para masinis harus mengerti bagaimana mengatasi

jika terjadi pembakaran tidak sempurna dari motor diesel diatas kapal, baik dari

segi perbaikan dan perawatan pompa bahan bakar bertekanan tinggi.

Dari alasan diatas maka penulis memaparkan tugas akhir ini dengan judul :

“Optimalisasi Perawatan dan Perbaikan Pompa Bahan

Bakar Guna Menunjang Pengoperasian Kapal KM. BAHARI 12”

Tujuan dari pembahasan masalah dalam tugas akhir ini, sebagai tambahan

pengetahuan untuk masinis dalam hal mengetahui dan memahami tentang

perawatan dan perbaikan pompa bahan bakar bertekanan tinggi yang terencana

dengan baik dan dapat menjadi bahan pemikiran dan masukan bagi para pembaca

agar dapat lebih memahami terutama yang berada dalam lingkungan perkapalan

dan pelayaran pada khususnya agar berhati – hati di dalam melaksanakan dan

memperbaiki pompa bahan bakar bertekan tinggi motor diesel.

Dalam perumusan masalah ini penulis menerangkan tentang perawatan

pompa bahan bakar bertekanan tinggi motor induk diatas kapal supaya dapat

beroperasi dengan lancar sesuai jadwal utuk mencapai semuanya.


3

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun identifikasi dalam penulisan Tugas akhir ini adalah sbb :

1. Kurangnya melakukan perawatan secara periodic terhadap pompa bahan

bakar sehingga dapat mengganggu kinerja mesin induk

2. Kurangnya pengetahuan ABK dalam mengoperasiakan kinerja Pompa

bahan bakar.

3. Kurangnya pemahaman bagaimana melakukan perawatan Pompa bahan

bakar.

C. PEMBATASAN MASALAH

Mengingat kompleksnya masalah pada pompa, khususnya pompa bahan

bakar untuk mesin induk, maka dari itu penulis perlu membatasi masalah dalam

bahasan karya tulis ini.

Adapun masalah yang akan diuraikan penjelasannya yaitu :

Melakukan perawatan Pompa bahan bakar yang sering mengakibatkan turunnya

kinerja pompa bahan bakar untuk mesin induk.

D. RUMUSAN MASALAH

Mengingat luasnya permasalahan penulis sempat menyadari akan

keterbatasan ilmu yang dimiliki dan dikuasai maka di dalam penjabaran tugas

akhir ini, penulis tidak membahas keseluruhan tetapi membatasi pembahasan pada

:
4

a. Bagaimana perawatan pompa bahan bakar untuk menghindari

timbulnya detonasi di dalam ruang pembakaran mesin induk ?

b. Bagamana cara mengatasi timbulnya getaran pada mesin induk ?

E. TUJUAN PENELITIAN

         Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan yang baik bagi pompa

khususnya pompa bahan bakar.

2. Sebagai gambaran kepada para pembaca pentingnya

perawatan periodic terhadap pompa bahan bakar sebagai media

pengoperasian pada mesin induk.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih mempermudah para pembaca dalam memahami penulisan ini

maka penulisan tugas akhir ini di buat terdiri dari lima bab dimana tiap – tiap bab

saling berkesinambungan di dalam bahasannya yang merupakan suatu rangkaian

yang tidak terpisahkan, maka sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Walaupun hal ini penulis merupakan tentang latar belakang memulihkan

judul dan merupakan maksud dan tujuan ruang lingkup, metode penelitian dan

pengertian – pengertian sistematika penulisan.

BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN


5

Merupakan suatu uraian tentang data – data yang terjadi diatas kapal yang

pernah penulis alami selama berada diatas kapal, sehingga dapat diuraikan dan

diidentifikasikan dalam masalah – masalah yang dibahas sesuai dengan tujuan

yang hendak di capai dan permasalahan ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Teknik pengumpulan data – data selama si penulis diatas kapal

menggunakan laporan tugas ajhir ini didasarkan oleh fakta yang di alami si

penulis.

BAB IV ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Didalam bab IV ini di uraikan tentang analisa yang diindentifikasikan di

dalam bab II yang menguraikan fakta dan permasalahannya kemudian penulis

memecahkan tiap – tiap permasalahan secara managerial maupun secara teknik

operasional.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Isi dari bab V ini adalah merupakan suatu kesimpulan dari permasalahan

yang terjadi terkait dengan perawatan dan perbaikan pompa bahan bakar tekanan

tinggi dan sekaligus merupakan suatu jawaban dari permasalahan yang telah

dibahas didalam kertas kerja dan di sertai dengan saran – saran dari penulis yang

telah dilakukan penanganannya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA

Dalam beberapa kasus yang dialami dalam pelayaran maupun posisi kapal

menuju pelabuhan, salah satu masalah yang sering membuat kinerja mesin induk

tidak normal yaitu menurunnya kinerja pompa pendingin air laut mesin induk

yang dimana tujuan utama pompa tersebut adalah untuk menunjang kelancaran

kerja mesin induk dan pengoperasian kapal.

Tentunya kami sebagai crew engine department selalu melakukan upaya

terhadap perawatan dan perbaikan pompa bahan bakar pada mesin induk, hal ini

dimaksudkan selain tuntutan perusahaan yaitu untuk kelancaran operasi kapal.

B. LANDASAN TEORI

Definisi pompa menurut Sularso & Tohar, (1985). Pompa dan Kompresor :

Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan adalah suatu peralatan mekanis yang

digunakan untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain,

melalui suatu media pipa dengan cara menambahkan energi pada fluida cair

tersebut secara terus menerus.

6
7

Dalam abad modern sekarang ini, pengertian pompa telah banyak didapat

dari berbagai buku para ahli tergantung dari sudut atau kondisi mana pompa itu

berada.

Pompa bahan bakar dikelompokan kepada :

1. Pompa bahan bakar tekanan rendah, dengan tekanan injeksi ± 150 bar yang

menggunakan pengabut udara (air injection).

2. Pompa bahan bakar tekanan tinggi, dengan tekanan injeksi ± 400 bar yang

menggunakan pengabut takar (air less injection).

1. Pompa Bahan Bakar Tekanan Rendah ( Low pressure Fuel Pump )

Pompa jenis ini didapati pada motor – motor tua (out off date) dan sudah tidak

diproduksi lagi, pompa ini, dimana bahan bakar besama – sama dengan udara

dengan tekanan 70 kg /cm2 disemprotkan melalui katup bahan bakar di pengabut,

sedangkan bahan bakarnya ± 150 kg / cm 2 akan keluar dari pengabut berupa

partikel – partikel kecil berupa kabut yang mudah terbakar. Pompa jenis ini tidak

akan dibicarakan dalam kesempatan ini untuk dilanjutkan.

2. Pompa Bahan Bakar Tekanan Tinggi ( High pressure Fuel Pump )

Pompa ini digolongkan kepada :

a. Common Rail (seluruh pompa dibuat dalam satu unit), jenis ini didapati pada

kebanyakan unit – unit kecil.


8

b. Single Rail (tiap pompa melayani 1 pengabut tiap silinder dan tidak

bergabung). Pompa ini mempunyai tekanan penyemprotan ± 400 bar Prinsip

kerjanya :

1 Pada saat fuel rack dilayani dari luar pompa melalui glar wheel, maka

akan mengatur terbukanya HELIX diatas plinger pompa, sehingga

mengatur jumlah bahan bakar yang dipompakan. HELIX bersama

plunpernya berfungsi sebagai katup bahan bakar, karena lubang hisap

(section port) dari pompa sudah tertentu terbukanya melalui Feed Pump

(boaster pump). Bertambah kecil saluran (HELIX) ini terbuka, maka

supply bahan bakar yang dipompakan bertambah sedikit sehingga yang

disemprotkan injector juga sedikit, mengakibatkan putaran engine

berkurang.

2 Selanjutnya bahan bakar tersebut ditekan oleh planger ke injector melalui

discharge non return valve untuk dikabutkan.

Pada prinsipnya mengatur Fuel Rock, berarti mengatur supply bahan bakar

yang akan disemprotkan, berarti mengatur putaran engine, sedangkan mengatur

langkah planger pompa berarti mengatur timing injection, yang disesuaikan

dengan manual book dari engine motor.

POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

Pompa bahan bakar terdiri dari 2 (dua) golongan :

a. Tekanan rendah (± 150 kg / cm2) pengabut udara


9

b. Tekanan tinggi (± 400 kg / cm2) pengabut tekan

PENGATURAN PENGHASILAN POMPA TEKANAN TINGGI

a. Awal injeksi tetap, akhir berubah ( constant beginning variable ending )

b. Awal injeksi berubah, akhir tetap ( variable beginning constant ending )

Pengabut (Fuel Injector)

Pada dasarnya pengabut dibagi dalam 2 jenis kelompok yaitu :

1. Pengabut udara

Jarum pengabut (needle valve) terangkat oleh tuas pada saat yang tepat

karena Fuel cam bekerja. Jarum pengabut tertekan kebawah oleh pegas dan

menutup saluran masuk ke silinder dengan ujung tirusnya. Dalam rumus pengabut

terdapat dua pipa yaitu pipa udara dan pipa bahan bakar. Udara dari botol angin

dengan tekanan ±60 bar, bercampur dengan bahan bakar dengan tekanan 70 bar

untuk dikabutkan masuk ruang pembakaran (combustion space). Bahan bakar

dalam pengabut tertimbun pada cincin – cincin pembagi , dimana terdapat lubang

– lubang kecil yang tidak bersamaan letaknya satu terhadap lainnya. Pada saat

jarum terangkat oleh Fuel cam, maka udara hembus mengalir dengan kecepatan

yang tingi, bahan bakar yang terbawa olehnya hingga terpecah – pecah menjadi

halus sekali berupa kabut. Bahan bakar dan udara bercampur bersenyawa menjadi

uap yang mudah dan cepat terbakar karena suhu udara kompresi yang panas

sekitar 600o C.

Bagian bawah pengabut menyempit, mengakibatkan pengabutan bahan

bakar berlangsung dengan kecepatan yang tinggi, yang menimbulkan pusaran


10

(turbulensi) yang berpengaruh baik untuk kecepatan penyalaan bahan bakar. Pada

pengabut jenis ini, diperlukan udara yang supply terus menerus oleh kompressor

udara 3 tingkat, sehingga life time air compresor berkurang daya tahannya,

sehingga dewasa ini pengabut udara hampir tidak dijumpai lagi dipasaran karena

kurang efisien, contoh pengabut jenis ini dijumpai pada diesel tekanan rendah

dengan kepala pijar (KROMHOUT Diesel, KUBOTA Diesel engine, dll).

2. Pengabut Tekan

Pengabut tekan hanya ada bahan bakar saja uang masuk ke injector

melalui oil passage.

Bagian – bagian utamanya:

a. Needle valve berfungsi sebagai katup jarum untuk mengabutkan bahan bakar

dengan kecepatan tinggi.

b. Nozzle berfungsi sebagai rumah needle valve.

c. Otomiser hoks adalah lubang – lubang yang terdapat di nozzle guna proses

pengabutan bahan bakar.

Jenis pengabut ini yang paling banyak didapati dewasa ini, pengabut ini

lebih praktis dan efisien karena tidak terdapat aliran udara seperti halnya pengabut

udara.

Akibat tekanan yang begitu tinggi dari Fuel pump (± 400 bar), bahan bakar

yang masuk pengabut mampu untuk mendorong needle valve keatas yang

melawan tekanan pegas. Pembukaan jarum ini dilakukan dengan tekanan bahan

bakar, dengan terangkatnya needle valve bahan bakar keliar pengabut melalui
11

atmiser halus dengan terpencar berupa kabut – kabut halus.

Prinsip kerjanya :

a. Needle valve tertutup di seatingnya

Bahan bakar melalui oil passage berkumpul di dudukan katup, tidak dapat

Keluar karena needle valve masih tertutup, Fuel cam belum bekerja.

b. Needle valve terangkat.

Bahan bakar yang telah berkumpul, dikeluarkan dari pengabut dengan

Terangkatnya needle valve oleh desakan bahan bakar karena Feul cam bekerja

melalui otomiser holes dalam bentuk kabut halus.

Keuntungan pengabut tekan terhadap pengabut udara :

a. Konstruksi dan pelayanan lebih sederhana karena tidak diperlukan

udara dari komproser udara

b. Pemakaian bahan bakar lebih hemat

c. Perawatan lebih sederhana

Kerugiannya :

a. Harga beli pengabut lebih mahal

b. Needle valve akan bocor, dengan kondisi bahan bakar bercampur kotoran

FUEL INJECTOR

Prinsip kerjanya :

a. Needle valve scated.

- Fuel cam bebas, fuel pump no capasity.

- Bahan bakar tidak disemprotkan (berkumpul di bawah needle valve)


12

dari fuel injector

b. Needle valve lifted.

- Fuel cam bekerja, fuel pump capacity.

- Needle valve terangkat, sehingga bahan bakar masuk melalui valve yang terbuka.

- Bahan bakar disemprotkan dari fuel injector melalui atomiser holes.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Segala sesuatu yang digunakan pasti akan mengalami kerusakan, hal ini

berlaku pada semua jenis permesinan dan pesawat bantu jika digunakan terus -

menerusakan mengalami kerusakan dan kesalahan yang mungkin bisa terjadi,

meskipun pabrik pembuatnya sudah melakukan pengawasan dan uji coba

semua barang produksinya dengan baik sebelum sampai pada konsumennya.

Namun ada beberapa sebab, misalnya perawatan yang kurang memenuhi syarat

atau karena kesalahan pengoperasian dalam jangka waktu tertentu sehingga

menimbulkan kerusakan pada komponen tersebut. Jadi untuk dapat menentukan

kerusakan pada komponen pompa bahan bakar pada mesin induk, maka kita dapat

melihat atau membaca pada instruksi buku manual (instruction manual book )

karena telah disusun langkah-langkah untuk mencari

kerusakan komponen tersebut, disertai gambar dan cara-cara menanggulanginya

dengan didasari pengetahuan tentang cara kerja bagian - bagian pompa bahan

bakar tersebut. Maka akan memudahkan dalam menentukan kerusakan yang

terjadi.

Dalam hal ini penulis mengambil permasalahan tentang penyebab


13

menurunnya  dari standar normal dan bagaimana cara perawatannya agar tetap

berfungsi dengan normal. 
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis di dalam melakukan pengamatan

tentang menurunnya tekanan pompa air laut pendingin mesin induk yaitu di kapal

KM. BAHARI 12 yang merupakan salah satu dari armada kapal dari PT.

MUTIARA NASIONAL LINE Yang dimana waktu yang digunakan dalam

melaksanakan penelitian dan pengumpulan data-data yang diperlukan adalah 12

bulan selama taruna melaksanakan praktek laut di atas kapal tersebut.

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data – data yang digunakan dalam menunjang pembahasan

penulisan Tugas Ahir ini diperoleh data dan sumber data dari :

2. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari tempat penelitian

yang terdiri atas observasi secara langsung ditempat penulis praktek laut

di atas kapal. Observasi, yaitu metode yang dilakukan penulis dengan

cara mengadakan pengamatan secara langsung pada bagian dan unit-unit

instalasi pompa bahan bakar khususnya bagian yang merupakan kaitan

dari judul yang penulis angkat pada penulisan kertas kerja Tugas Akhir

ini.

14
15

3. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang

didapat dari sumber kepustakaan seperti literature, bahan kuliah serta hal-

hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Sumber Data

Adapun data – data yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini

didapat dari:

a. Buku – buku yang berhubungan dengan pompa bahan bakar yang

didapat di perpustakaan.

b. Literatur – literatur yang di dapat dari internet.

c. Laporan – laporan dan data pengamatan langsung tentang kejadian

yang didapat dari kapal.

5. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Data dan informasi yang diperlukan untuk Tugas Akhir ini

dikumpulkan melalui :

a. Metode Lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara peninjauan langsung pada objek yang diteliti. Data dan

informasi dilakukan melalui: Observasi, yaitu mengadakan

pengamatan secara langsung di lapangan dimana pada saat penulis

melaksanakan praktek diatas kapal.

b. Tinjauan kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur,

buku-buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah


16

yang bahas untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan

dalam membahas masalah yang diteliti.

6. Teknik Analisa

1. Observasi

Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk

melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera

penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

2. Wawancara.

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-

jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.


BAB IV

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. ANALISA

Yang akan penulis bahas dalam kertas kerja ini adalah masalah

terjaminnya Pompa Bahan Bakar Tekanan Tinggi yang baik dalam pelayanan

mesin penggerak utama diatas kapal sehingga tidak terjadinya masalah –

masalah seperti detonasi pada pompa bahan bakar tekanan tinggi maupun

getaran pada pompa.

1. Terjadinya dstonasi pada pompa bahan bakar tekanan tinggi

Pompa bahan bakar tekanan tinggi adalah peralatan yang sangat

vital di dalam proses penyemprotan bahan bakar dalam silinder melalui

pipa bahan bakar tekanan tinggi terus ke pengabut bahan bakar dengan

cara terus menerus dan bergantian dari silinder satu ke silinder lainnya,

agar supaya bahan bakar dapat dimasukkan kedalam silinder dengan cara

tepat,di perukan suatu mekanisme yang amat teliti dan dapat dipercaya.

Pemabakaran adalah reaksi kimia dari komposisi bahan bakar terhadap

oksigen. Komposisi bahan bakar dimaksud adalah :

a) Zat arang (Carbon) dengan unsur kimia C

b) Zat air (Hydrogen) dengan unsur kimia H2

c) Zat lemas (Nitrogen) dengan unsur kimia N2

17
18

d) Zat belerang (Sulphur) dengan unsur kimia S2

Reaksi kimia tersebut adalah :

C+O2 CO2 (CO2 akan menghasilkan pembakaran sempurna)

2C+O2 2CO (CO melibatkan pembakaran tidak sempurna)

2H2+O2 2H2O

N2+O2 2NO

S+O2 SO2

Sebagaimana diketahui bahwa yang menonjol dari udara adalah

oksigennya, yang dapat dilihat konsentrasinya, yaitu :

1. Dalam presentasi berat : 23% O2 dan 77% N2

2. Dalam presentasi volume : 21% O2 dan 79% N2

Berikut adalah langkah – langkah dari proses pembakaran yaitu :

1. Injeksi (Penyemprotan) dari proses pembakaran.

1. Cracking Process (proses pemecahan) bahan bakar dari partikel –

partikel besar menjadi partikel – partikel kecil.

2. Pengabutan bahan bakar, partikel – partikel kecil berubah bentuk

menjadi kabut (FOG).

3. Pengupan bahan bakar, setelah kabut langsung menguap, uap inilah

sebagai penyebab pembakaran.

4. Penyalaan bahan bakar.

5. Pembakaran bahan bakar.


19

Pada kenyataan langkah – langkah tersebut diatas tidak dapat

dideteksi dengan kasat mata (mata telanjang) atau secara visual, putaran

diesel paling rendah hanya 90RPM. Kejadian – kejadian hanya di teliti di

laboraturium saja.

Timing injection sesuai intruction book (manual boo) dari pembuat

engine (maker), misalnya : 200 sebelum TMA hingga 50 sesudah TMA.

Terdapat dua pembakaran pada diesel yaitu pembakaran pada volume tetap

dan pembakaran pada tekanan tetap, yang lebih di kenal dengan proses

ganda (dual proses). Bila injection kita rubah misalnya 30 derajat sebelum

TMA, maka pada 30 derajat sebelum TMA jelas tekanan akhir kompresi

belum mecapai 35 BAR dan suhu udara akhir kompresi belum mencapai

550 derajat celcius. Dikarenakan torak belum mencapai TMA, sehingga

pembakaran sulit terjadi bila kondisi ini dijalankan engine cenderung mati

atau getaran engine terbalik. Untuk mencegah hal initiming injection di

kembalikan ke 20 derajat sebelum TMA. Sedangkan bila di rubah menjadi

5 derajat sebelum TMA, maka pembakaran baru terjadi setelah TMA.

Pada kondisi tersebut tekanan udara pada kompresi sudah menurun

dari 35 BAR begitu juga suhu udara akhir kompresi sudah menuruh dari

550 derajat celcius karena torak bergerak ke TMB. Kondisi ini disebut

destonasi (terlambatnya pembakaran), dengan akibat seperti : pembakaran

tidak sempurna, tenaga motor menurun, suhu gas buang tinggi, motor

panas dan pemakaian BBM boros.

Untuk mencegah hal ini, diusahakan memperpendek pelambatan


20

penyalaan (ignition delay) seperti :

1. Timing injection dikembalikan ke intruction booknya misalnya 20 derajat

sebelum TMA

2. Pada saat bunker BBM melakukan perawatan bahan bakar dengan

menambahkan zat kimia (chemical additive) ke BBM dengan perbandingan

dengan sesuai ketentuan dalam datanya. Misalnya 1 : 4 Ton artinya 1 liter

air Chemical dan 4 ton BBM.

3. Bahan bakar dipanaskan sesuai ketentuan dalam viscosity temperature

charge dari engine maker yang ada dikapal (khusus MPO).

4. Tekanan kompresi di tinggikan dengan menambah shim (lena) dibawah kaki

connecting rod sehingga compression space kecil sehingga tekanan

kompresi mengingkat

5. Pendingin diturunkan.

6. Melakukan blending oil (minyak campur) MFO dan MDO, khusus seat

momoever position sedangkan seat full away hanya menggunakan MFO

pada motor putaran lambat (low speed engine) dengan menggunakan tutup

(closehead type).

Diesel menganut 2 proses (proses ganda pembakaran) yaitu

sebelum TMA terjadi pada volume tetap dan setelah TMA terjadi pada

tekanan tetap. Namun yang banyak berpengaruh terhadap pembakaran

yaitu sebelum TMA (pembakaran pada volume tetap).

1. Tugas pokok pompa bahan bakar

Tugas pokok pompa bahan bakar adalah :


21

a) Dengan cepat meningkatnya tekanan bahan bakar hingga mencapai

tekanan tinggi tanpa menimbulkan kebocoran.

b) Menekan jumlah bahan bakar dalam jumlah yang tepat ke pengabut

bahan bakar, jumlah tersebut harus juga dapat diatur secara terus

menerus dari nol hingga maximum.

c) Penyerahan bahan bakar harus dapat dilaksanakan pada saat yang tepat

dan dapat dilaksanakan pada jangka waktu yang diinginkan.

2. Penyemprotan bahan bakar dan cara pengaturan pompa bahan bakar

tekanan tinggi

Plunyer berada di TMB nya dalam keadaan berikut, bahan bakar

bertekanan rendah mengalir kedalam silinder melalui lubang masuk kedalam

ruangan, oleh karena katup pengeluaran berfungsi menutup bagian atas dari

ruang dengan gaya pegas, maka bahan bakar baru mulai di tekan jika lubang

dan sudah di tutup oleh plunyer itu sendiri.

Katup pengeluaran merupakan katup searah maka apabila tekanan bahan

bakar di dalam silinder sudah mencapai tekanan tertentu, katup pengeluaran

akan terbuka, selanjutnya bahan bakar dalam pipa bahan bakar dan

penyemprotan bahan bakar sudah melampui suatu tekanan tertentu,

penyemprotan bahan bakar kedalam silinder baru dimulai.

Pada gerakan torak selanjutnya ke TMA, alur plunyer yang miring akan

melalui lubang, sehingga bahan bakar tekanan tinggi yang ada didalam ruangan

dan akan keluar melalui lubang dengan demekian tekanannya akan turun

dengan cepat dan gelombang penurunan tekanan akan terjadi di pipa bahan
22

bakar. Apabila tekanan bahan bakar di nozzle penyemprotan bahan bakar

dibawah harga suatu tertentu, maka nozzle pun akan menutup sehingga

penyemprotan bahan bakar akan berhenti. Katup pengeluaran pada pompa

bahan bakar juga akan kembali pada tempat duduknya. Selama gerakan

tersebut berakhir volume antara katup pengeluaran dan penyemprotan bahan

bakar akan bertambah besar sehingga akan menarik aliran bahan bakar dari

penyemprotan ke pipa bahan bakar, keadaan tersebut membantu menyetop

dengan cepat penyemprotan bahan bakar dari nozzle.

Pada suatu saat menjelang akhir suatu langkah plunyer ke TMA, lubang

juga akan mengalir dari ruang dan ke ruang pemasukan bahan bakar disamping

silinder. Tetapi, pada gerakan plunyer ke TMBnya akan tertutup terlebih

dahulu, dan pada waktu melalui tepi bawah dari tekanan ruang dan akan

berkurang, selanjutnya plunyer akan di tarik kebawah oleh pegas akan

menyebabkan terjadinya vacum di dalam ruang dan pada saat tepi puncak

plunyer mulai membuka lubang dan maka bahan bakar mulai masuk kedalam

silinder dan proses tersebut akan jadi berulang – ulang sesuai dengan putaran

mesin.

Alur yang miring adalah bagian yang di pergunakan untuk mengatur

jumlah penyemprotan bahan bakar. juga adanya batang gerigi yang dapat

memutar tabung pemutar plunyer dapat di putar. Pada bagian bawah dari

batang plunyer terdapat “plat pemutar” yaitu plat yang menghubungkan

plunyer. Jadi plunyer dapat di putar sehingga posisi hubungan dapat diubah

sesuai dengan saat akhir penyemprotan atau jumlah penyemprotan bahan bakar
23

yang dikendaki.

Pada saat motor induk berputar atau sedang hidup terkadang timbul suara

pada silinder yang disebut dengan detonasi, hal tersebut di akibatkan tekanan

kerja dari pompa bahan bakar tidak maksimal. Sehingga tidak dapat memenuhi

tekenan kerja dari pengabut bahar bakar (280 Kg/m 2). Sehingga pengabut

bahan bakar tidak dapat mengabutkan bahan bakar secara sempurna, karena

pembakaran bahan bakar di dalam silinder motor yang terlalu cepat atau lambat

di karenakan waktu penyemprotan tidak tepat atau temperature bahan bakar

tidak sesuai dengan yang diinginkan buku petunjuk mesin.

Ada dua faktor yang menyebabkan hal tersebut diatas :

a. Faktor faktor dari pompa itu sendiri (internal factor)

Keausan pada plunyer dan plunyer barrel bagian dari pompa bahan bakar

tersebut yang menekan bahan bakar hingga mencapai tekanan kerja jika

plunyer itu tersebut aus. Dan longgar pada kedudukannya plunyer barrel

minyak begitu di tekan akan mengalir ke samping – samping plunyer barrel

dan jumlah minyak tidak dapat semua di tekan ke pengabut bahan bakar,

sehingga tekanan tidak mencapai tekanan kerja.

Keausan pada delivery valve (katup tekan) dan delivery valve shet (rumah

dudukan katup tekanan), bagian – bagian dari pompa bahan bakar tersebut

tidak akan menutup dengan rapat atau baik karena terganjal dengan kotoran –

kotoran dengan bahan bakar atau aus, setelah bahan bakar di tekan dari

plunyer delivery valve membuka dan bahan bakar mengalir hingga plunyer

kembali ke bawah, minyak yang ada pada saluran pipa tekan ke pengabut
24

akan kembali masuk rumah plunyer melalui katup – katup tekanan tersebut.

Sehingga terjadi kekosongan bahan bakar pada pipa tekanan jika terjadi

penekanan bahan bakar kembali oleh plunyer, maka bahan bakar hanya

mengisi kekosongan pipa tekanan saja dan tidak dapat sepenuhnya menekan

membuka jarum pengabut bahan bakar.

1. Spring katup tekanan, jika spring tersebut patah atau sudah lemah tidak

dapat menekan kembali katup secara baik atau rapat pada kedudukan

semula setelah katup tersebut membuka karena tekanan bahan bakar.

2. spring plunyer, jika spring tersebut patah pada saat Nok menekan,

plunyer dengan pelantara spring tersebut, spring tidak dapat menekan

secara sempurna sehingga plunyer tidak dapat bekerja secara maksimal.

3. ‘O’ Ring pada delivery valve holder jika ‘o’ ring tersebut rusak karena

minyak akan keluar melalui tutup rumah pompa (cover atas), karena ‘o’

ring tidak dapat rapat atau kedap pada kedudukannya sehingga bahan

bakar dengan mudah keluar melewati ‘o’ ring tersebut.

4. Control sleeve jika terjadi kerusakaan pada suatu gigi dari Control sleeve

tersebut pada saat menarik Rack yang di sertai Control sleeve membuka

saluran minyak pada plunyer karena Control sleeve tidak dapat bekerja

dengan baik (memungkinkan akan membuka lebih besar atau kecil atau

tidak dapat sama sekali) karena macet maka jumlah bahan bakar akan di

tekan oleh plunyer atau yang akan masuk melalui alur pada plunyer tidak

dapat diatur sehingga mempengaruhi hasil pembakaran bahan bakar di


25

dalam silinder pada tiap pompa bahan bakar dengan control sleeve yang

mengalami kerusakan.

b. Faktor faktor dari luar pada pompa itu sendiri (eksternal factor)

Besar keausan dari pompa bahan bakar tekanan tinggi yang

langsung bergesekkan dengan bahan bakar karena adanya kotoran

kotoran yang terkait di dalam bahan bakar.

Di dalam bahan bakar cair yang dipakai motor diesel sebagian

besar kadar belerang sebagian molekul molekul yang terkait pada zat C-

H sehinga tidak dapat dipisahkan lagi, juga terdapat kadar abu yang

sudah ada dalam minyak bumi kasar akan tetapi dapat juga terbawa

sewaktu waktu pengangkutan atau pengisian ke kapal. Pada umumnya

bahar bakar yang dari bumi tersebut berbentuk hydrocarbon yang

berkontaminasi dengan nikel, vanadium alumunium, besi dan natrium.

Zat – zat tersebut dapat mengakibatkan keausan dan korosi pada bahan

yang bergesekan langsung dengan bahan bakar tersebut.

3. Timbulnya getaran pada mesin induk

Adanya salah satu pompa bahan bakar tidak dapat bekerja dengan baik

karena bahan bakar yang di tekan ke pengabut bahan bakar tidak dapat

mengangkat jarum pengabut bahan bakar. Sehingga tenaga tiap – tiap silender

itu tidak sama.


26

Perlu diketahui bahan bakar yang akan dibakar di dalam proses

pembakaran dalam silinder secara garis besar, bahan bakar tersebut melalui

penekanan dari pompa bahan bakaar tersebut melalui penekanan pompa

bahan bakar tekanan tinggi, diteruskan melalui pipa bahan bakar dan

diteruskan ke pengabut bahan bakar hingga bahan bakar secara langsung di

semprotkan ke dalam silinder dalam bentuk halus (kabut) melalui lubang –

lubang pengabutan dalam pengabut bahan bakar. Dengan kecepatan yang

sangat tinggi agar dapat menembus udara yang mempunyai tekanan yang

tinggi pula, di dalam ruang kompresi di dalam silinder motor diesel. Dalam

waktu sangat singkat bahan bakar dapat bercampuran dengan udara yang

telah di kompresi hingga tekanan udara di dalam silinder akan meningkat

hingga 35 Bar sampai 40 Bar,sedangkan suhunya mencapai 5500 C sampai

6000 C pada akhir langkah kompresi pada saat itu bahan bakar dalam betuk

halus segera di semprotkan ke dalam udara panas di dalam silinder (udara

kompresi didalam silinder) dengan campuran bahan bakar dan udara di dalam

silinder akan segera menyala.

B. PEMECAHAN MASALAH

Didalam pemecahan masalah akan dikemukakan beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk menyelesaikan segala permasalahan yang akan terkait dengan

detonasi pada pompa bahan bakar tekanan tinggi serta getaran yang terjadi pada

motor, antara lain :

1. Mencegah timbulnya detonasi pada pompa bahan bakar tekanan tinggi


27

Untuk mencegah timbulnya detonasi pada pompa bahan bakar tekanan

tinggi perlu diakan perawatan dan perbaikan pompa bahan bakar tekanan tinggi

yang mengalami masalah.

Perawatan dan perbaikan ini dapat dilakukan dengan dua cara :

a. Secara Manajemen

Dengan perawatan dan perbaikkan yang dilakukan pada pompa

bahan bakar tekanan tinggi dengan baik, akan lebih lama umur dan

keandalannya serta kerusakkan tidak terjadi. Perawatan adalah faktor

tunggal yang terpenting untuk dapat menyesuaikan diri dengan

masyarakat modern, namun terdapat pula beberapa bidangdimana

perawatan memainkan peranan yang sedemikian dominan seperti

dalam pelayaran, yang berarti juga menjamin kontinuitasnya, maka

dibutuhkan kegiatan – kegiatan penelitian dan perawatan utntuk

sebuah kapal. Terdapat jelas adanya strategiperawatan yang optimal

namun bukanlahsuatu tugas yang mudah utntuk menentukannya.

Misalnya kegiatan tersebut meliputi pengecekan alat – alat kontrol

perbaikan atau reparasi terhadap kerusakan kerusakan yang ada

penyesuaian atau penggantian suku cadang dan penggantian suku

cadang dan komponen lainnya.

Adapun perawatan dapat diklasifikasikan dan ditunjukkan ke

berbagai kriteria pengontrolan dan dapat juga dibagi menjadi

berencana dan insidentil, salah satu tujuannya adalah untuk

mengurangi jumlah perawatan insidentil yang akan mengurangi

kerusakan dan off hire.


28

Penting untuk memperhatikan ketergantungan antara perawatan

berencana dan insidentil dan juga kebutuhan utuk mengoptimalkan

biaya perawatan terhadap ketersedian dan kehandalan,optimalisasi

ini harus termasuk pengontrolan suku cadang dan ketersedian suku

cadang.

Kegiatan – kegiatan tersebut sesungguhnya merupakantugas

seluruh ABK dan golongan yang di tunjuk untuk melakukan

perbaikkan. Pengalaman memberikan petunjukbahwa sering terjadi

pemeliharaan atau peralatan fasilitas yang kurang tepat atau kurang

sempurna.

Pentingnya suatu arti perawatan diingat setelah fasilitasnya

dimiliki mengalami kerusakan. Kelalaian dalam pemeliharaan dan

perawatan dapat menimbulkan kelambatan operasional.

Jika hal tersebut terajdi dampaknya bukan hanya dirasakan oleh

pemilik akan tetapi oleh pemakai jasa,karena dapat mengganggu

perencanaan angkutan yang telah mereka siapkan. (Diambil dari

buku Media B.K.I 1992).

Tugas kita adalah untuk melakukan cara yang dapat memberikan

pelayanan yang baik kepada konsumen dengan biaya yang terendah

dan untuk memperoleh strategi yang optimal. Kita harus memiliki

biaya – biaya dan kerugian – kerugian yang mungkin terjadi

tergantung pada strategi yang kita pilih. Terdapat jelas adanya suatu
29

strategi perawatan yang optimalnamun bukanlah suatu tugas yang

mudah untuk menentukannya.

Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara kapal baru dan kapal

tua, dimana kata perbaikan lebih tepat di pergunakan lebih tepat

dipergunakan untuk kapal yang rusak dari pada kata perawatan.

Pekerjaan perawatan dibutuhkan akibat kerusakkan yang terjadi

karena usia kapal yang bertambah tua dan ausnya bagian – bagian

konstruksi atau perlenkapan yang mengakibatkan berkurangnya

kemampuan kapal. Melalui perawatan, kita ingin mengendalikan

atau memperlambat tingkat kemerosotan kapal yang biasanya

dilakukan dengan beberapa motivasi. Dalam kasus suatu kapal, kita

mempunyai lima pertimbangan dasar :

1. Kewajiban – kewajiban pemilik kapal yang berkaitan dengan

keselamatan kapal dan kelayakan laut kapal.

2. Menjaga modal dengan cara memperpanjang umur ekonomis

suatu kapal dan menaikan nilai kapal bekasnya.

3. Menjaga penampilan kapal sebagai suatu sarana pengangkutan

muatan dan meningkatan kemampuan dan efisiensi.

4. Memelihara efisiensi dan memperhatikan pengeluaran

pengeluaran operasional.

5. Pengaruh – pengaruh lingkungan terhadap anak buah kapalserta

kemampuanya.

Prioritas yang diberikan atas pertimbangan- pertimbangan ini sangat


30

bervariasi bagi perusahaan yang satu dengan yang lainnyadan hal ini dapat

dipengaruhi berbagai faktor seperti pula pelayaran,tersedianya suku cadang

kondisi kodisi carter dan kualifikasi untuk anak buah kapal diharapkan pada

penentuan standar perawatan kapal agar tercapai kerja sama antara ABK dengan

pelayanan dari darat.

Cara kerja klasik dapat diuraikansebagai berikut :

1. Standar perawatan yang aktual sangat dipengaruhi oleh kualifikasi anak buah

kapal.

2. Para pengawas harus peka terhadap ketidakteraturan dan kotoran, walaupun

hal ini terjadi akibat pekerjaan perawatan.

3. Standar prawatan nyata yang akan terbuktidari terjadinya kerusakan

kerusakan, kapal menganggur atau kekurangan lainya.

4. Banyak data yang dilaporkan antara kapal dan daratan namun sedikit saja

yang prosesnya untuk manfaat atau perbaikan dikapal.

Dengan meningkatkannya “nilai satuan” kapal dan muatan, dan

bahaya yang meningkat dari polusi lingkungan, maka berbagai

strategitelah dipergunakan untuk menjamin keselamatan dan keandalan

operasi. (Manajemen Perawatan dan Perbaikan, NSOS, Hal 13-14)

Ditinjau dari sifatnya perawatan dapat dibagi antara lain :

1. Perawatan insidentil terhadap perawatan berencana

Pilihan pertama untuk menentukan suatu strategi perawatan adalah

antara “Perawatan insidentil dan Perawatan berencana “. Perawatan

insidentil adalah kita membiarkan mesin bekerja sampai rusak. Jika kita
31

ingin menghindarkan agar kapal sering menggangu dengan cara strategi

ini maka kita harus menyediakan kapasitas yang berlebihan untuk dapat

menampung kapasitas fungsi fungsi yang kritis yang sangat mahal, maka

beberapa sistem diharapkan dapat memperkecil kerusakan dan beban

kerja. pada umumnya modal operasi ini sempat mahal oleh karena itu

beberapa bentuk sistem perencanaan diterapkan dengan mempergunakan

sistem perawatan berencana maka tujuan kita adalah untuk memperkecil

kerusakan dan beban kerja dari suatu pekerjaan perawatan yang

diperlukan.

Tujuan sitem perawatan sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh pengoperasian kapal yang teratur.

2. Untuk membantu perwira kapal dalam hal merencanakan dan

menata kegiatan dengan lebih baik.

3. Untuk memperhatikan jenis – jenis pekerjaan yang paling mahal

dan mengangkut perawatan.

4. Untuk melaksanakan pekerjaan secara sistematis dan ekonomis.

5. Untuk menjamin kesinambungan pekerjaan perawatan.

6. Untuk memberikan informasi yang di perlukan bagi keperluan

pendidikan dan latihan.

7. Untuk menjaga fleksibilitas.

8. Untuk mendapatkan informasi umpan balik yang akurat bagi kantor

pusat.

9. Untuk fasilitas kearsipan.


32

10. Untuk fasilitas pemberian label.

11. Untuk fasilitas perencanaan perawatan dan perbaikan

2. Perawatan pencegahan terhadap perawatan perbaikan

Dengan perawatan pencegahan kita mencoba untuk mencegah

terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan atau untuk menemukan

kerusakan dalam tahap ini. ini berarti bahwa kita harus menggunakan

metode tertentu untuk menyelusuri perkembangan yang terjadi.

Suatu tugas perlu dilakukan agar kita dapat menyelusuri jalanya

kerusakan dengan membiarkan terjadinya dari fungsi yang kurang penting

terhadap keselamatan dan nilai ekonomi kapal.

3. Perawatan periodik terhadap pemantauan kondisi

Perawatan pencegahan biasanya terjadi dari pembukuan secara

periodik mesin dan perlengkapan untuk menentukan apakah diperlukan

penyetelan penyetelan dan pergantian pergantian, jangka waktu inpeksi

demikian biasanyaatas jauh kerja mesin atau waktu kalender. (Manajemen

Perawatan dan Perbaikan, NSOS, Hal 15-16)

b. Secara operasional

Adapun pelaksanaan perbaikkan atau perawatan pompa bahan

bakar tekanan tinggi dapat terlaksana dengan baik, harus diketahui antara

lain adalah :

1. Kapan pelaksanaan perbaikkan atau pelaksanaan dapat dilakukan

a) Jumlah dan kerja pompa bahan bakar tekanan tinggi

Tanda tanda pada motor diesel Kemungkinan kerusakan pada pompa


33

bahan bakar tekanan tinggi

Tenaga mesin berkurang dengan Pompa bahan bakar tidak bekerja

putaran motor turun dengan baik

Sering bahan bakar tersedat sedat atau

kotor

Mesin sukar di start atau Bekerja pompa bahan bakar tidak

tersendat normal

Temperature gas buang naik atau Adalah salah satu pompa bahan bakar

turun rusak akan mempengaruhi kerja silinder

lainnya

Timbulnya knocking atau suara Adanya pompa bahan bakar tekanan

ketukan tinggi tidsk bekerja dengan baik


34

Timbulnya getaran pada motor Adanya salah satu pompa bahan bakar

tidak bekerja dengan baik

b) Semua permesinan terutama mesin diesel yang dikeluarkan oleh pihak

pabrik pembuatannya selaku memberikan buku petunjuk pemeliharan

mesin, terutama petunjuk jam kerjanya, juga tentang peralatan

perawatan lainnya. Padahal motor diesel HANSHIN LH31RG telah

memberika petunjukjumlah jam kerja dari pompa bahan bakar

bertekanan tinggi adalah 8.000 – 10.000 jam kerja (harus di service)

jika jam kerja telah sampai waktunya, maka walau tanpa kerusakan

pompa bahan bakar segera diperiksa bagian bagiannya. Satu persatu

pada saat di bongkar pompa bahan bakar tersebut.

c) Timbulnya tanda – tanda pompa bahan bakar tekanan tinggi bekerja

kurang baik.

d) adapun contoh – contoh dari tanda – tanda pompa bahan bakar bekerja

kurang baik adalah sebagai berikut :

2) Cara yang baik melakukan perbaikan atau perawatan

Bahwa pompa bahan bakar tekanan tinggi yang telah sampai jam

kerjanya atau mengalami kerusakan sebelum sampai wakunya maka

perbaikkan atau perawatan harus dilakukan pengecekan bagian - bagian

dalam pompa bahan bakar tersebut.


35

Pertama – tama pompa bahan bakar di bersihkan setelah itu pompa

dibalikkan stroping dibuka atau dikeluarkan dari kedudukannya agar

bagian - bagian dalam pompa bahan bakar dikeluarkan,sebagian

dikeluarkan dari bagian – bagian bawah pompa setelah itu pompa bahan

bakar tekanan tinggi dibalik lagi ke posisi semula. Buka tutup pengeluaran

saluran minyak bagian atas pompa bahan bakar tekanan tinggi, penutup

diangkat baru bagian – bagian dalam peralatan pompa diatas dikeluarkan

satu persatu secara pernglahan lahan. Batang Rack ditarik dari posisinya,

maupun baut pengikat plunyer barrel dibuka sehingga plunyerbarrel di

ketok dari bawah dan keluar dari atas pompa bahan bakar tekanan tekanan

tinggi.

Setelah itu semua bagian – bagian peralatan pompa dikeluarkan

dan direndam,dibersihkan dengan minyak tanah atau solar dan dicheck

satu persatu bagian – bagian yang telah di bersihkan apakah ada yang aus,

rusak fatal, patah atau macet. Pengecekan plunyer dan plunyer barrel jika

plunyer sudah longgar dimasukkan plunyer barrel, maka harus diganti

dengan yang baru selanjutnya penyekiran delivery valve dan delivery seat.

Delivery valve holder agar permukaan bagian tersebut menjadi rata,

shingga dapat menutup dengan rapat dan duduk pada kedudukannya yang

tepat. Setelah semua bagian – bagian pompa sudah di check dan akan

dipasang kembali (dicuci dahulu) setelah peralatan dan sisi bagian pompa

dibersihkan dicheck baru di semprotkan dengan angin agar bagian –

bagian kotoran – kotoran yang halus yang menempel akan hilang.


36

Setelah semua bersih baru diadakan pemasangan kembali dengan

cermat terutama yang perlu diperhatikan pemasangannya, kedudukan dari

batang Rack dengan control sleeve disini telah diberi tanda pada gigi

controlnya tersebut ditemukan, sebelum pemasangan kembali bagian –

bagian peralatan harus di beri minyak pelumas agar peralatan tersebut

lebih mudah dipasang dan digerakkan. Agar tidak terjadi penggesekan

langsung didalam pemasangan setelah tanda antara gigi control sleeve dan

batang gigi ditemukan, baru secara teliti pemasangan peralatan lainnya

melalui bagian bawah pompa bahan bakar. Tanda batang plunyer dan

plunyer ini harus di perhatikan, dimasukkan spring dan tutup spring

setelah itu di kunci dengan stop ring.

Setelah pompa dibalik ke posisi biasa atau tegak, dimasukkan

delivery valve lengkap dengan ‘o’ Ringnya dan spring tutup atas pompa

yang di lengkapi dengan ‘o’ ring dan cover ring dibagian dalamnya, diikat

atau dikencangkan tutup atas pompa tersebut. Setelah semua komplit

dipasang, maka pompa dicoba ditekan dengan kayu dari ujung hummer

untuk melihat apakah pemasangan tersebut telah sempurna. Jika pada saat

itu ditekan keras, maka kemungkinan pemasangan tersebut salah,

walaupun batang rack dapat ditarik ke kanan dan ke kiri. Pengecekkan

pompa dinyatakan baik, maka pompa bahan bakar tersebut segera

dipassang kembali kedudukannya dengan tepat dan hati – hati. Pompa

diikat atau dikencangkan baut bautnya di pasanglahpipa bahan bakar

dipompa atau ditekan memakai spesial batang untuk menekan pompa


37

tersebut dan bisa dilihat bahan bakar akan kluar dari saluran atas pompa

ini jika posisi batang rack digesek dan jika posisi batang racknya nol,

maka minyak tidak akan keluar walaupun pompa ditekan. Ini menandakan

pompa bahan bakar tekanan tinggi baik pemasangannya dan perbaikkanya.

3) Faktor – faktor yang menunjang terlaksananya perawatan diuraikan

secara manajemen

Didalam melaksanakan perawatan haruslah dilaksanakan sesuai

dengan jam kerja dari petunjuk buku motor diesel diatas kapal secara

teratur dan terus menerus dan dapat mengasilkan kinerja motor diesel itu

lebih baik, yaitu sebagai berikut :

1. Akan lebih lama umur dari peralatan tersebut

2. Kemampuan pengoperasian dari peralatan lebih tinggi.

3. Dapat memperkecil kerusakkan peralatan tersebut pada saat kapal sedang

dalam pengoperasian.

4. Kapal selalu siap dioperasikan.

5. Memberikan ketenangan dan rasa aman pada awak kapal pada saat kapal

sedang berlayar.

2. Mencegah timbulnya getaran pada mesin induk

Getaran dalam mesin di sebabkan gaya pemindahan yang

dihasilkan dari berbagai gaya tidak seimbang yang bekerja dalam mesin.

Kalau gaya dalam sebuah mesin mempunyai besar dan tetapmereka dapat

diseimbangkan dengan mudah, tetapi kenyataanya gaya didalam sebuah

mesin selalu berubah, sehingga sulit menyeimbangkannya. Oleh


38

karenanya getaran mesin dapat terjadi karena gaya putar yang tidak

imbang dan berubah dalam tekanan gas. Tekanan gas yang bekerja pada

torak mesin diesel di pisahkan menjadi dua jenis gaya. Gaya tangensial T

yang memutar poros engkol dan gaya samping S pada dinding silinder.

Kepala keduanya ditambahkan gaya sentrifugal yang dihasilkan

oleh putaran poros engkol dengan seluruh bagian yang di pasangkan

kepadanya semua gaya berubah – ubah dalam besar arah dan titik kerjanya

dan seluruhnya dapat menyebabkan suatu jenis getaran.

Getaran mesin sebagai keseluruhan yang hanya diperhitungkan

kalau stuktur yang mendukung mesin adalah fleksibel, dapat digolongkan

oleh jenis perpindahan yang menyebabkannya :

1. Kocokan (shacking) disebabkan oleh gaya vertical atau horizontal yang

berayun – ayun yang cenderung untuk menggerakan mesin naik trun atau

kearah samping.

2. Goyangan (rocking) disebabjan dengan gaya horizontal berayun – ayun yang

bekerja diatas titik berat mesin yang cenderung untuk menggoyangkan mesin

disekitar garis yang melalui titik beratnya.

3. Jungkitan (pitching) disebabkan oleh pasangan gaya vertical yang cenderung

untuk menaik turunkan ujung mesin.

4. Simpangan (yawing) disebabkan oleh kopel horizontal yang cenderung untuk

menyimpangkan mesin yang menyilang atau menggerakan mesin kekiri dan

kekanan.
39

5. Getaran puntiran disebabkan oleh reaksi momen ountir berayun ayun yang

cenderung untuk memilih poros engkol selama berputar.

Getaran yang terjadi pada mesin induk tersebut adalah karena gaya

putar yang tidak imbang dan berubah dalam tekanan gas pada setiap

silinder. Hal ini disebabkan penyemprotan bahan bakar oleh pompa bahan

bakar tekanan tinggi tidak sempurna ditiap – tiap silinder. Untuk

mengatasinya perlu ada pemeriksaan tekanan kerja masing – masing

silinder, jika ada tekanan yang menyimpang rendah pada silinder maka ada

salah satu dari pompa bahan bakar, yang bekerja tidak sempurna, Setelah

mengetahui hal tersebut perlu diadakan perbaikan terhadap pompa yang

diketahui bekerja tidak sempurna.

Untuk mencegah terjadinya lagi kerusakan pada pompa tersebut

perlu diadakan :

a. Perencanaan perawatan yang baik

Didalam melaksanakan perencanaan perawatan pompa bahan bakar

tekanan tinggi harus dilaksanakan dengan baik, tidak akan menggangu

jadwal dari pengoperasional kapal, biasanya dilaksanakan pada saat kapal

berada di pelabuhan. Langkah – langkah yang diambil didalam membuat

perencanaan, antara lain :

1. Jadwal perawatan yang akan dilaksanankan.

2. Suku cadang dan alat – alat yang akan diperlukan dalam pelaksanaan

perawatan.
40

3. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan perbaikkan dan

perawatan.

4. Tenaga pelaksana perbaikkan atau perawatan yang terampil.

Setelah langkah – langkah diatas terpenuhi maka perawatan yang

dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan, setiap selesai

melaksanakan perawatan harus dicatat dalam buku khusus perawatan,

sehingga perencanaan perawatan dapat dilihat dalam buku tersebut.

pelaksanaan dapat dilaksanakan yang sesuai dengan data – data perawatan

sebelumnya.

b. Penyimpanan dan persedian suku cadang yang cukup serta peralatan di

dalam pelaksanaan perbaikkan atau perawatan pompa bahan bakar

tekanan tinggi

Penyimpanan suku cadang haruslah dengan rapih, sesuai dengan

nama peralatan dan suku cadangnya sehingga memudahkan pencarian bila

hendak digunakan. Didalam persedian suku cadang serta peralatan –

peralatanya diatas kapal harus sesuai dengan peraturan – peraturan dari

biro klasifikasi maupun peraturan – peraturan lainnya yang berhubungan

kelayakan kapal.

Jika didalam perlayaran terjadi kerusakan maka dapat segera

diganti dengan cadangan yang tesedia tanpa terlebih dulu rusak diperbaiki,

karena membuang waktu dan menghambat jadwal pelayaran yang telah

ditentukan.

Untuk menata jadwal suku cadang diatas kapal, maka perlukah


41

mempergunakan suatu sistemsebagai sarana untuk organisasi semua

pekerjaan yang berhubungan dengan suku cadang. Suatu sitem suku

cadang harus membuat penjelasan tentang penanganan suku cadang,

nomor suku cadang dalam stock, tempat suku cadang, stok minimum dan

maksimum waktu penyerahan, pesanan pesanan tertentu, catatan

persamaan, dan sebagiannya. Suatu sistem suku cadang harus membuat

informasi yang berhubungan dengan :

1. Suku cadang dalam persedian.

2. Ruangan menyimpan atau peti – peti.

3. Suku cadang yang dipesan atau rekomendasi.

4. Spesifikasi penjualan.

5. Para penjual.

Untuk menjamin kepastian penggerak motor diesel dikapal bekerja

dengan pompa bahan bakar tekanan tinggi baik diatas kapal, haruslah

tersedia suku cadang dari alat – alat tersebut, dan jika pompa bahan bakar

tekan tinggi tidak bekerja dengan baik segera dapat diganti dengan suku

cadangnya tanpa lagi menunggu di perbaiki terlebih dahulu.

Pengadaan suku cadang pompa bahan bakar tekanan tinggi diatas

kapal pada umumnya harus tersedia dalam jumlah yang cukup (menurut

peraturan klas biro klasifikasi), akan tetapi untuk menghemat biaya kadang

kala dikapal tersedia dalam jumlah yang terbatas.

Suku cadang harus ditempatkan ditempat khusus suku cadang, agar

masing – masing suku cadang lebih mudah diambil sewaktu waktu jika
42

dibutuhkan.

Didalam penempatan suku cadang tersebut di kotak- kotak atau

box, jangan sampai satu sama lainnya terbentur. Jangan bagian – bagian

yang kecil dicampur dengan bagian – bagian yang besar, agar tidak

bersentuhan. Jika perlu diberi gemuk atau grese, agar tidak terjadi korosi

karena beroksidasi dengan udara pada suku cadang dikapal.

Manusia sebagai pelaksananya

Untuk mencapai hasil dari perbaikan atau perawatan pompa bahan

bakar tekanan tinggi yang baik, dibutuhkan awak kapal yang terampil,

berpengetahuan, dan berpengalaman serta mempunyai kemampuan yang

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab diatas kapal.

Pengetahuan adalah didapat jika telah mengalami atau mempelajari

secara teoritis melalui lembaga pendidikan, kursus – kursus, dan membaca

buku – buku yang berkaitan dengan perawatan atau perbaikan motor diesel

diatas kapal. Sedangkan pengalaman adalah didapat bila si awak kapal

mengalami dan mengamati secara langsung didalam melakukan perawatan

atau perbaikan pompa bahan bakar tekanan tinggi,dan mendapat petunjuk

– petunjuk dari orang lain yang telah lama berkecimpung didalamnya.

kemudian andal adalah keinginan atau dorongan dari dalam diri sendiri

untuk mengetahui, sehingga dapat lebih meningkat pengalaman hasil yang

telah dicapai terlebih dahulu. Jika ditambah dengan disiplin untuk

mencapai hasil kerja yang baik, agar kerusakan segera dihindari.

Akibat timbulnya keruskan pompa bahan bakar tekanan tinggi


43

didalam pengoperasian kapal bahwa perusahan pelayaran akan

menginginkan kapal – kapalnya berlayar dengan lancar, aman, tanpa

hambatan – hambatan atau keterlambatan, karena apabila kapal terjadi

keterlambatan dalam satu pelayaran maka perusahan dari kapal tersebut

tidak akan mendapat kepercayaan dari pemilik barang atau pencarter serta

akan melakukan biaya – biaya pengoperasi kapal, jika terjadi kerusakan

didalam pelayaran.

7. Terhadap pemilik kapal

a) Meningkatnya daya bahan bakar dan minyak lumas.

b) Meningkatnya biaya perawatan kapal.

c) Meningkatnya biaya yang di keluarkan untuk ABK, yaitu

biaya lembur dan kebutuhan makanan.

d) Meningkatnya biaya pelabuhan, yaitu kesiapan pandu, kapal

tunda, dan regu kepil.

e) Waktu yang terbuang, sehingga rencana selanjutnya dari

pengoperasian kapal akan berubah.

f) Adanya biaya claim muatan dari pemilik barang karena

keterlambatan dan kerusakan.

g) Biaya claim agent.

8. Terhadap pemilik barang

a) Ketidak percayaan konsumen terhadap pemilik barang.


44

Kemungkinan menurunnya harga jual dari barang tersebut

dipasarkan, adanya persaingan karena keterlambatan dan

membanjirnya barang – barang yang aman.

Surveyor tugasnya disini hubunganya dengan penutupan asuransi,

baiasanya sebelum suatu barang ditetapkan asuransinya,pihak penanggung

ingin mengetahui keadaan barang yang hendak di tutupnya. Untuk itu ia

melakukan pemeriksaan barang sebelum polisi dikeluarkan.

Dalam banyak halyang biasanya terjadi, surveyor bertindak atas

nama pemilik barang dan surveyor atas nama asuransi. Semakin lengkap

data yang di berikan oleh surveyor mungkin bagi penanggung sebagai data

dalam menentukan besarnya tanggung jawab.

Claim agent yaitu dialakukan untuk memproses claim maka

dibutuhkan orang yang ahli dalam bidangnya dan berpengalaman luas

mengenai asuransi, juga tentang syarat – syarat pertanggungan prosedur

penyelesaian claim serta dokumen – dokumen yang diperlukan dalam

pengurusan ini.

Didalam organisasi perusahaan pelayaran seorang kepala armada

diangkat pemilik kapal untuk bertanggung jawab didalam pengoperasian

armadanya,bahwa slah satu fungsi pertamanya adalah menyiapkan kapal

untuk digunakan operator sesuai kehendaknya, baik dijalan cepat.

Dipelabuhan atau siap siaga menunggu pemerintah.

9. Pengaruh biaya – biaya yang timbul terhadap manajemen kapal dan

kapal
45

a) Mesin induk dan mesin bantu

Kurangnya efisiensi mesin akan mengurangi tenaga, mengakibatkan

kurangnya kecepatan. hal ini akan mengakibatkan biaya bahan bakar lebih tinggi

dan kehilangan waktu untuk menghasilkan pendapat, serta kerusakan akan

mengakibatkan kelambatan.

b) Ketersedian awak kapal, perbengkelan, dan suku cadang

Kurangnya perwira yang terampil dan bersertifikat perbengkelan tertentu

atau suku cadang dapat mengakibatkan kelambatan pelayaran kapal dengan akibat

kehilangan waktu beroperasi.

c) Penampilan kapal

Penampilan buruk suatu kapal meskipun sama sekali tidak mempengarui

angkutan umum atau operasi secara langsung, namun sering kali dipakai tanda

ketidakefisien dan pemeliharaan yang buruk sehingga secara tidak langsung dapat

mempengaruhi kemampuan pendapatan kapal.

d) Pelayaran

Kecakapan pelaut yang buruk dalam arti luas dapat menyebabkan lebih

lamanya waktu yang dipakai untuk perjalanan dilaut, kerusakkan muatan karena

cuaca buruk dan bahkan keterlambatan bila kapal rusak.

e) Kerjasama

Kurangnya kerjasama antara pegawai kapal dan pegawai darat apakah

dengan jabatan pemerintah, penerimaan muatan, perusahaan bongkar muat atau

siapapun yang berhubungan dengan kapal dan muatannya. Serta dapat


46

mengakibatkan kelambatan,sehingga kehilangan waktu untuk menghasilkan

pendapatan. Cara sebagaimana kapal dan mesin dirawat perawatan muatan kerja,

menyiapkan segala sesuatu untuk mengangkut dan membongkar muatan, berlayar

dan menjaga kapaltetap dalam keadaan teratur tergantung banyak dari manager

kapal.

Dengan adanya kerusakan – kerusakan yang timbul dalam pengoperasian

kapal, maka pemilik kapal dan awak kapal harus bekerjasama didalam

memperhatikan segi perawatan atau perbaikan agar kerusakkan mesin tidak akan

terjadi.

Dengan adanya kerjasama yang baik antara anak buah kapal, maka

diharapkan kelancaran dari pekerjaan perawatan akan terlaksana dengan baik.

Mka dari itu tujuan agar kondisi kapal tetap terjaga dan dapat beroperasi dengan

baik dan lancar sehingga kerugian sebagai faktor ekonomis dapat dihindari.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian tugas akhir ini, maka penulis dapat mengambil suatu

kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa terjadinya detonasi pada ruang bakar dan getaran pada mesin

induk dikarenakan pompa bahan bakar tekanan tinggi tidak bekerja

dengan baik.

2. Kurangnya perhatian dari pihak perusahaan untuk mengadakan atau

menyediakan. Suku cadang yang dibutuhkan oleh pihak kapal untuk

melaksanakan perbaikan atau perawatan pada pompa bahan bakar.

3. Tidak terlaksananya prosedur tentang perawatan secara teratur dan

terancana sesuai jam Kerja sehingga tidak menghambat pengoperasian

kapal.

47
48

B. SARAN

Setelah penulis mengambil kesimpulan diatas, penulis memberikan

beberapa saran dengan harapan dan dapat menjadi bahan masukan bagi :

1. Masinis yang bertanggung jawab dikapal agar lebih memahami

perawatan pompa bahan bakar tekanan tinggi secara baik sesuai

intruction manual book.

2. Agar suku cadang diatas kapal khususnya pompa bahan bakar tekanan

tinggi harus tersedia.

3. Pelaksanaan perawatan agar dijalankan sesuai dengan buku petunjuk

perawatan diatas kapal.


DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Perawatan Dan Perbaikan. NSOS.

2007 / 2008, Permesinan  Bantu, Makassar

NURDIN HARAHAP, Mesin Penggerak Utama.

VAN MAANEN.P Motor Diesel Kapal

49

Anda mungkin juga menyukai