Anda di halaman 1dari 11

Nama : Putri Febriyanti Budiman

Kelas : 2B
NIM : 711540120035
Metlit Dan Statistik Dasar
Dasar Pemilihan Dan Perhitungan Beberapa Uji Statistik Parametrik Dan Non Parametrik

Statistik parametrik adalah uji hipotesis yang menguji perbedaan rata-rata pada populasi. Metode
yang sering digunakan dalam statistik parametrik adalah uji-t yang didasarkan pada nilai student-t
statistics. Uji t bertumpu pada asumsi bahwa data berdistribusi normal dan rata-rata data
diketahui. Pada uji ini, varians populasi dihitung untuk mencari sampel dari populasi tersebut.
Populasi diperkirakan dengan bantuan skala interval dan variabel yang yang akan diuji
hipotesisnya.

Statistik non parametrik adalah uji yang tidak membutuhkan asumsi parameter apapun untuk
populasi yang diuji atau dalam bahasa sederhana uji ini tidak bergantung pada populasi. Dalam uji
statistik non parametrik, tidak ada parameter yang digunakan dan tidak ada distribusi yang harus
diketahui. Hal ini menyebabkan uji statistik non parametrik juga disebut sebagai metode bebas
distribusi.

Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Jika sebuah uji memerlukan asumsi spesifik mengenai parameter populasi, maka uji tersebut
dikenal dengan uji statistik parametrik sedangkan jika uji tersebut tidak membutuhkan asumsi
spesifik seperti distribusi data, maka uji tersebut dikenal dengan uji statistik non parametrik.
Dalam uji parametrik, diasumsikan bahwa pengukuran variabel dilakukan pada tingkat internal
dan rasio, sedangkan pada uji non parametrik variabel diukur dengan skala nominal dan ordinal.
Secara umum, ukuran central tendency dalam uji parametrik adalah rata-rata, sedangkan dalam
uji statistik non parametrik adalah median. Terakhir, dalam uji statistik parametrik terdapat
informasi lengkap mengenai populasi sedangkan pada uji statistik non parametrik tidak ada
informasi mengenai populasi.

Statistik parametrik digunakan jika distribusi suatu populasi sudah diketahui. Dalam pengujian ini,
tendency central yang digunakan adalah mean atau rata-rata. Pengujian ini merupakan pengujian
yang paling umum digunakan dan tidak memakan waktu yang relatif lama. Statistik non
parametrik tidak membutuhkan asumsi dan central tendency yang digunakan adalah median atau
nilai tengah. Beberapa contoh metode statistik non parametrik adalah Kruskal-Wallis, Mann-
Whitney, dan lain sebagainya
1. Nilai Rata-rata
Pengertian Nilai Rata-rata
Nilai rata-rata adalah angka representasi atau biasa juga disebut sebagai mean dari
suatu kelompok data yang mewakili data secara keseluruhan.

Sifat Nilai Rata-rata


a. Modus : Digunakan bila peneliti ingin cepat memberikan penjelasan kepada
kelompok dengan hanya mempunyai data yang populer pada kelompok saja.
Teknik ini kurang teliti karena merupakan penghitungan kasar.
b. Median : digunakan bila ada data yang ektrem dalam kelompok 
c. Mean : digunakan bila dalam kelompok itu mempunyai data yang merata.
Namun demikian agar pembaca memberikan interpretasi sendiri maka ketiga
tekhnik tersebut digunakan semua dan hasilnya juga disajikan semua 

Cara Menghitung Nilai Rata-rata

1. Tentukan nilai n

Dengan menghitung seluruh observasi yang dalam kasus diatas merupakan banyaknya
siswa maka dapat diketahui nilai n sebanyak 10, sehingga n = 10.

2. Tentukan nilai ∑=1

Seperti petunjuk sebelumnya diatas bahwa ∑=1 Artinya kita perlu menjumlahkan

seluruh data dari data yang pertama hingga data yang terakhir, maka:

∑=1=80+90+95+100+90+95+80+70+90+90=1=880

3. Selesaikan rumus nilai rata-ratanya

Karena seluruh komponen yang sudah ditemukan, maka kita tinggal memasukkan
nilai-nilai tersebut ke dalam rumus nilai rata-rata.

¯=∑=1 ¯=88010=88

Sehingga nilai rata-rata ujian matematika dari 10 siswa dari kelas 11 adalah 88.
Cara Menghitung Nilai Rata-rata Data Berkelompok
Cara menghitung nilai rata-rata data berkelompok hampir sama dengan rumus rata-
rata sebelumnya, namun pada data berkelompok jumlah nilai masing-masing
kelompok juga dijumlahkan.

Rumus nilai rata-rata data berkelompok

¯=∑=1.∑=1

  : data hasil pengamatan dari i sampai k


  : frekuensi amatan (banyaknya per kelompok) dari i ke k
 ∑=1 : jumlah frekuensi amatan

Langkah menghitung rata-rata data berkelompok

No. Tinggi Badan Banyaknya


1 150 10
2 155 15
3 160 20
4 165 10
Tabel data berkelompok

Maka penghitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:

¯=150×10+155×15+160×20+165×1010+15+20+10  =8.67555=157,727

Artinya rata-rata tinggi anak dari keseluruhan kelas adalah 157,727 cm.

Cara Menghitung Rata-rata dengan Microsoft Excel


Cara menghitung nilai rata-rata di Microsoft Excel sebenarnya sangat mudah. Dalam
aplikasi ini cara memperolehnya juga menggunakan algoritma pemrograman dimana
rumusnya pun menggunakan rumus di atas. Sehingga teman-teman mampu
memperoleh nilai rata-rata dengan menggunakan Microsoft Excel teman-teman juga
tahu filosofi dari mana angka tersebut diperoleh.
Berikut langkah-langkah lengkap cara menghitung nilai rata-rata menggunakan
aplikasi Microsoft Excel.

1. Input data ke dalam sheet Microsoft Excel

Masukkan data Anda ke dalam worksheet Ms. Excel seperti contoh tabel di bawah ini:

2.
3. Gunakan formula average atau sum

Pada sel yang di inginkan muncul nilai rata-ratanya ketik formula =average (block


semua data observasi lalu tekan enter). Nilai rata- rata dapat juga dicari dengan cara
manual yaitu seperti rumus rata-rata biasa jumlah total observasi dibagi banyaknya
observasi=sum ([blok semua sel yang akan dicari rata-ratanya] dibagi banyaknya
observasi).
4.
5. Jika menggunakan rumus “=sum”

Setelah dapat nilai =sum maka silahkan bagikan dengan banyaknya observasi


(=SUM(D4:D15)/12 jika mengikuti contoh di atas).

6.
7. Tekan enter untuk menampilkan nilai rata-rata

Total observasi setelah dijumlah adalah 61.129, dan untuk mendapatkan nilai rata-rata
dengan cara manual, maka anda perlu membaginya dengan 12 seperti contoh formula
di atas sehingga diperoleh nilai rata-rata pengunjung situs perbulannya
adalah 5.094,08.
8.

Dengan memahami cara manual setidaknya bisa diaplikasikan untuk kasus-kasus


tertentu. Untuk cara lebih sederhana Anda tinggal menggunakan rumus average lalu
tekan enter dan hasilnya akan keluar tanpa harus membagi lagi dengan jumlah
observasi.

Interpretasi Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata

Contoh 1
Seorang analis A dalam sehari rata-rata mampu memeriksa
40 sampel darah dengan deviasi sandar/ tingkat kesalahan
Analis B mampu Memeriksa 160 sampel dengan deviasi
Standar/ tingkat kesalahan 15. Sepintas dapat dilihat
analis B mempunyai variasi kesalahan lebih besar dibanding
Dengan analis A. tetapi analis B mampu memeriksa sampel
darah 4 kali lebih besar dari pada analis A sehingga
perbandingannya dapat dilihat sbb :
Analis A : KV ( 5/40 ) x 100% = 12,5%
Analis B : KV ( 15/160 ) x 100% = 9,4
Kesimpulan : analis B mempunyai deviasi variasi lebih kecil
dibanding analis A
contoh 2:Hasil pemeriksaan suhu dan nadi dari sekelompok PX fibris
Suhu = x = 38,5° c Nadi x 120 / menit
SD = 1,5 SD = 6
KV= (1,5/38,5)x 100=3,9% KV = ( 6/120) x 100 = 5%
Kesimpulan : nadi mempunyai variasi kira-kira 1,3 kali lebih
besar dibanding suhu.

2.
Nilai Penyebar
an Data
Pengertian Nil
ai Penyebaran
Data
penyebaran adal
ah suatu ukuran 
baik parameter a
tau statistic untu
k mengetahui
seberapa besar
penyimpangan
data dengan nil
ai rata&ratahit
ungnya. )engap
a kita mempela
jari ukuran pen
yebaran tersebu
t' karena kita
merasa
bahwa mengeta
hui nilai tengah 
saja kurang
cukup, tanpa
disertai dengan
pengetahuan ten
tang seberapa b
esar
data tersebut m
enyebar disekit
ar nilai tengahn
ya. Dengan me
mahami unsur p
enyebaran data 
diharapkan kitat
idak menarik ke
simpulan yang s
alah

Anda mungkin juga menyukai