Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Dalam merancang sebuah penelitian, maka ditentukanlah sebuah desain
untuk mempermudah dalam penstrukturan penelitian. Ada beberapa bagian yang
mencakup dalam penelitian diantaranya adalah.
1. Pendekatan
Pendekatan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan
multidisiplin yang nanti dianalisis secara deskriptif kualitatif. Menurut
Soedarsono (2001, hlm 33-34) pendekatan multidisiplin adalah disiplin
ilmu yang dipergunakan sebagai pendekatan lebih dari satu. Pendekatan
multidisiplin ini digunakan dalam menganalisis upacara Aruh Ganal
secara teks dan konteks budaya masyarakat suku Dayak Meratus.
Penelitian ini dikategorikan dengan pendekatan multidisiplin karena pisau
bedahnya menggabungkan dari beberapa disiplin ilmu yaitu performance
studies, semiotik dalam mengkaji dan menganalisis upacara Aruh Ganal.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis yaitu menguraikan dan
mendeskripsikan data atau fakta yang ada kemudian dianalisis.
Penelitian ini berbentuk paradigma penelitian kualitatif. Penelitian
yang bentuk ini lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan
dengan hasil akhir. Oleh karena itu urutan kegiatan dapat berubah-ubah
tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.
Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Alwasilah (2002, hlm. 61 ) mengatakan bahwa pendekatan kualitatif
berfokus pada verifikasi data dalam proses membentuk sebuah teori dan
definisi apriori atas konsep dasar (hipotesis) berdasarkan pada data
seutuhnya di lapangan. Pendekatan ini ditempuh dengan strategi analisis
komparatif secara berulang-ulang untuk menemukan konsep dan hipotesis.
2. Metode

33
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34

Menurut Nazir (2005, hlm. 54) metode deskriftif adalah suatu


metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Jadi penelitian terhadap upacara Aruh Ganal ini menggunakan
metode deskriptif, karena dalam proses penelitian data diambil dari kata-
kata, ucapan, tindakan, perilaku orang-orang yang diamati, dan makna dari
prosesi upacara yang dilihat dan diamati. Demikian juga laporan hasil
penelitian adalah kutipan dan deskripsi dari kata-kata, ucapan, tindakan,
perilaku orang-orang yang diamati, dan makna dari tarian yang dilihat dan
diamati. Seluruh data yang didapat tersebut dituangkan dalam bentuk
deskriptif yang terinterpretasi oleh peneliti seperti yang diutarakan oleh
Whitney (1960, hlm. 160), metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Interpretasi tersebut didapat dari apa yang
dilihat, diamati, dan dicermati secara langsung oleh peneliti dan diuraikan
dalam bentuk pemikiran menggunakan analisis dan pemahaman dari
peneliti.
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 35) bahwa data yang dikumpulkan
bila menyangkut masalah penelitian yang belum jelas (remang-remang),
untuk memahami makna di balik data yang tampak, untuk memahami
interaksi sosial, memahami perasaan orang, untuk mengembangkan teori,
memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan, maka
tersebut adalah jenis penelitian kualitatif. Selain itu, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah
diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan (observasi),
foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya. Dengan metode deskriptif ini diharapkan penelitian yang
dilakukan pada masyarakat Dayak Meratus tentang upacara Aruh Ganal
akan diuraikan atau dipaparkan dalam bentuk deskripsi.
3. Sumber Data

AKHMAD ZAINI, 2018


FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35

Sumber data atau subjek penelitian ini adalah balian dan pinjulang
yang merupakan pelaku dari upacara Aruh Ganal. Demi mendapatkan data
yang lebih valid lagi, maka sumber data ini dipilih berdasarkan tetua adat
dari kelompok tersebut, sehingga diharapkan pengalaman dan
pengetahuannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Lokasi subjek
ini berada di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Provinsi Kalimantan Selatan.
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di desa Loklahung,
Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Salah satu balai
adat suku Dayak Meratus ada di kecamatan Loksado tepatnya di Desa
Loklahung yang mana di balai ini dilaksanakannya Aruh Ganal adalah
balai Malaris. Balai disebut juga rumah betang yang merupakan rumah
panjang dan tinggi yang dibangun seperti rumah pangung. Balai ini
merupakan sarana tempat tinggal sekaligus tempat melangsungkan acara
bagi masyarakat suku Dayak Meratus. Berikut adalah gambar peta
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

AKHMAD ZAINI, 2018


FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36

Gambar 3.1 Peta Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan


(https://sites.google.com/a/skpdkalsel.co.cc/kab-hulu-sungai-selatan/)
5. Instrumen Penelitian
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2015) bahwa
dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Hal ini karena manusia sebagai alat yang dapat
berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah
yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.
Menurut Nasution (1988) (dalam Sugiyono 2015, hlm. 313-314)
mengemukakan bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk
peneliti serupa, karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala
stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna
atau tidak bagi penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen
berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi,
kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat
dipahami dengan pengetahuan semata.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh.
f. Manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan unuk memperoleh penegasan,
perubahan, perbaikan atau pelakan.
g. Manusia sebagai instrumen respon yang menyimpang justru harus
diperhatikan, sehingga meningkatkan aspek tingginya pemahaman
yang diteliti.
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37

B. Teknik Pengumpulan Data


Ada beberapa teknik yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data
dalam penelitian. Berikut adalah macam-macam teknik yang dilakukan dalam
mengumpulkan data penelitian ini.

1. Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan ataupun
mengumpulkan data-data penelitian secara langsung mengenai hal-hal
yang akan diteliti. Sugiyono (1998, Hlm. 76) menyatakan secara umum
pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan. Observasi ini merupakan acuan dalam menentukan
fokus penelitian. Obsevasi juga bertujuan untuk mengerti ciri-ciri dan
luasnya signifikan dari interrelasi elemen-elemen tingkah laku
manusiapada fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola
kultural tertentu (Margono, 2000, hlm. 157).
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan
yaitu dengan cara melihat, mendengar serta menganalisa fakta yang ada di
lokasi penelitian secara langsung (Sugiyono dalam Wahyuni, 2014, hlm.
4). Wirartha (2006, hlm. 37) mengatakan bahwa observasi dilakukan
pengamatan oleh panca indera manusia dalam mengumpulkan data.
Pengamatan ini dilakukan dengan cara melihat, mendengar, mencium, dan
menganalisa struktur penyajian upacara dan pola tingkah laku masyarakat
terhadap upacara Aruh Ganal ini, sehingga peneliti dapat menemukan
jawaban dari bentuk struktur, makna dan simbol upacara Aruh Ganal.
Selain itu peneliti mengobservasi prosesi saat upacaranya berlangsung
serta bagaimana sikap dan peran masyarakat suku Dayak Meratus terhadap
upacara Aruh Ganal. Menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2015, hlm. 315)
bahwa dalam penelitian kualitatif yang diobservasi dinamakan situasi
sosial yang terdiri dari tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku),
dan activities (aktivitas). Ketiga komponen tersebut yang berarti tempat
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38

interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung, pelaku atau orang-orang


yang menjadi peran sebagai partisipan tersebut, dan aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Observasi pada saat pelaksanaan upacaranya dilakukan di Desa
Malaris, Kecamatan Loksado dalam balai rumah Betang pada hari Sabtu,
24 September 2016 dimulai jam 19.00 sampai 10.00 pagi. Peneliti melihat
bagaimana proses berlangsungnya upacara dilaksanakan mulai dari
pembukaan sampai pelaksanaan. Peneliti juga dating melakukan observasi
pada hari Sabtu, 1 Oktober 2016 dimulai pada pukul 19.00 sampai 08.00
pagi, karena pada hari ini adalah hariterakhir sekaligus penutupan upacara.
Observasi ini bertujuan untuk melihat secara langsung bagaimana susunan
struktur penyajian prosesi upacara Aruh Ganal seperti mengamati jenis
sesajen yang disajikan, tari yang dilakukan, kostum dan rias yang
digunakan, properti yang digunakan, suasana yang dirasakan, doa atau
mantera-mantera yang dipakai. Observasi ini dilakukan dengan cara
datang langsung dan melihat secara langsung pelaksanaan upacara Aruh
Ganal dan guna untuk menunjang kegiatan observasi ini dilakukanlah
pencatatan data yang diambil di lapangan tentang apa saja yang dilihat,
didengar, dicium dan dirasakan dengan kelima indra.
Observasi ini didapatkan hasil data tentang bagaimana struktur
penyajian upacara Aruh Ganal pada saat pembukaan, acara inti dan
penutup. Teknik observasi ini tentu masih banyak kekurangan yang mana
hanya melihat secara langsung tanpa tahu apa nama dari objek yang kita
amati dan nilai dibalik objek tersebut. Alat yang digunakan dalam
observasi adalah lembar observasi dan alat pencatat berupa catatan buku
kecil untuk mencatat data yang diperoleh apabila ada tambahan data yang
fleksibel.
2. Wawancara
Narbuko dan Achmadi (2006, hlm. 154) mengemukakan bahwa
wawancara adalah suatu proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih dengan bertatap muka
mendengar secara langsung informasi-informasi tau keterangan-
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39

keterangan yang disampaikan narasumber. Alwasilah (2006, hlm. 154)


interviu dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak dapat
diperoleh melalui observasi. Wawancara merupakan percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yakni pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moelong, 2007, hlm. 135).
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh
yang diwawancarai. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara
langsung. Wawancara dilakukan terhadap pelaku upacara (balian) yang
merupakan pelaku langsung dalam prosesi upacara ini dan sebagai ketua
adat tersebut dan masyarakat suku Dayak meratus secara umum.
Pada saat wawancara pertama dilakukan pada hari Selasa, 27
September 2016 di Desa Malaris, Kecamatan Loksado. Wawancara ini
dilakukan kepada ketua adat suku Dayak Bukit yaitu Damang Ayal dalam
menggali beberapa hal yang berkaitan upacara Aruh Ganal, walaupun
wawancara pertama ini merupakan wawancara yang tidak terstruktur yang
berarti wawancara yang lepas tanpa adanya pedoman yang tertulis.
Adapun yang digali adalah bagaimana pelaksanaan upacara Aruh Ganal
secara singkat dan mengenali nama-nama peran, tokoh, sesajen, ketentuan
upacaranya dan lain-lain.
Wawancara kedua dilakukan pada bulan Mei 2017 di Desa
Malaris, Kecamatan Loksado dan di Desa Malinau. Wawancara kali
memfokuskan menggali lebih dalam dengan adanya pedoman secara
tertulis, sehingga data bisa didapat dengan maksimal. Wawancara ini
dilakukan kepada ketua adat suku Dayak Meratus yaitu Damang Ayal dan
Damang Iswan dalam menggali beberapa hal yang berkaitan upacara Aruh
Ganal, seperti persiapan, pelaksanaan serta penutupan upacara, peran dan
tokoh dalam upacara, latar belakang masyarakat suku Dayak Meratus dan
lain sebagainya.
Wawancara ketiga dilakukan juga pada bulan Mei 2017 kepada
masyarakat umum suku Dayak Meratus secara acak yang masih berada
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40

dalam Kecamatan Loksado. Wawancara ini lebih memfokuskan tentang


bagaimana peranan serta partisipan kepada upacara Aruh Ganal.
Wawancara ini juga menggali bagaimana tentang keseharian masyarakat
suku Dayak Bukit dalam bercocok tanam dan aktivitas yang lainnya.
Wawancara yang keempat dilakukan juga pada bulan Mei 2017
kepada Disdikbud Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pada
wawancara ini peneliti lebih memfokuskan untuk mencari tahu bagaimana
pihak pemerintah terlibat dan berkontribusi dengan upacara Aruh Ganal
ini.
Alat yang digunakan dalam mendapatkan data pada informan
adalah dengan bantuan alat buku cacatan yang berfungsi sebagai untuk
mencatat semua percakapan dengan sumber data, recorder yang berfungsi
sebagai alat perekam suara percakapan antara pewawancara dengan
informan, dan kamera yang berfungsi sebagai alat pengambilan foto kalau
peneliti sedang melakukan wawancara dengan informan.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah langkah selanjutnya adalah melakukan kajian
yang berkaitan dengan teori dan topik penelitian. Peneliti perlu melakukan
studi pustaka ataupun studi dokumentasi untuk memperkuat data yang
didapat untuk dianalisis. Menurut Suharsaputra (2012, hlm. 205) studi
dokumentasi dimaksud untuk menmbah atau memperkuat apa yang terjadi,
dan sebagai bahan untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara,
sejauh ada dokumentasi yang bisa diperoleh di lapangan. Dalam pencarian
teori inilah peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai kajian yang akan diteliti. Untuk memecahkan masalah yang ada
pada penelitian, peneliti melakukan studi pustaka dengan cara membaca
buku-buku referensi, internet, hasil-hasil penelitian, serta hal-hal lain yang
relevan dengan permasalahan yang diteliti tentang upacara Aruh Ganal di
masyarakat suku Dayak Bukit, Kecamatan Loksado.
Pustaka yang gampang didapat berupa artikel beberapa dari e-
jurnal yang ada di internet, lalu penelitian dari mahasiswa setempat yang
berupa skripsi di kampus-kampus Kalimantan Selatan seperti STKIP PGRI
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41

Banjarmasin dan ULM Banjarmasin serta dokumen yang ada di


perpustakaan daerah yang pernah dibuat sebuah jurnal atau data yang
dilakukan oleh Disbudpar setempat.
4. Dokumentasi
Alat yang digunakan pada saat observasi adalah (1) fotografi, (2)
video, (3) perekaman audio, (4) melakar atau gambaran tangan. Teknik-
teknik perekaman ini digunakan karena dipandang lebih tepat, cepat,
akurat, dan realistik berkenaan dengan fenomena yang diamati, jika
dibandingkan dengan mencatatnya secara tertulis. (Rohidi, 2012, hlm.
194). Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang tertulis,
tercetak, dan terekam sebagai bukti kuat ataupun keterangan saat
melakukan penelitian dilapangan. Dalam penelitian ini
pendokumentasiannya dilakukan dengan alat perekam suara (audio) dan
perekam video (audio visual) Handphone, kamera foto.
Alat perekam suara ini digunakan saat melakukan observasi
langsung dan wawancara. Guba dan Lincoln (dalam Moleong 2010, hlm.
216) record adalah setiap pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang
atau lembaga untuk keperluan penguji suatu peristiwa atau menyajikan
akunting. Perekaman ini tentu dengan maksud untuk mengingat kembali
peristiwa tersebut di kemudian hari, sehingga memberikan kemudahan
dalam menganalisanya pada saat reduksi data. Jika perekam suara hanya
dilakukan saat wawancara, namun saat observasi dilakukan perekaman
video (audio visual). Hal ini berguna untuk melakukan pengamatan
kembali supaya bisa diputar ulang, sehingga jelas apa yang diamati.
Kamera foto digunakan peneliti dalam upaya mendapatkan gambar
atau foto saat pelaksanaan upacara Aruh Ganal, serta wawancara peneliti
dengan narasumber.
Selain menggunakan hasil dokumentasi pribadi, peneliti juga
menggunakan dokumentasi dari sebuah stasiun televisi milik Kandangan
yang telah meliput upacara Aruh Ganal baik dalam video maupun foto.
Semua ini digunakan untuk menutupi kekurangan dokumentasi pribadi
apabila ada yang kurang diambil, sehingga memudahkan untuk mengamati
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42

kembali kejadian yang telah berlangsung saat pelaksanaan upacara Aruh


Ganal.

Bagan 3.1 Triangulasi “teknik” pengumpulan data


(Sugiyono, 2015, hlm. 331)

C. Teknik Analisis Data


Menurut Danim (2002, hlm. 209) analisis data merupakan proses
pencandraan dan penyusunan transkrip interviu serta material lain yang telah
terkumpul. Proses analisis ini meniscayakan pergulatan peneliti dengan data,
mensintesiskan menemukan pola-pola, mencari pokok-pokok persoalan yang
penting untuk kemudian disajikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang
dilakukan ada beberapa langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu sebagai
berikut.
1. Mereduksi Data
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 338) bahwa mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Langkah-langkah dalam mereduksi data sebagai berikut.
AKHMAD ZAINI, 2018
FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43

a) Memilih, menyederhanakan, mengabstrakan, dan mentransformasi


data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
b) Menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu.
c) Mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat
kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka.
2. Triangulasi
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 330) bahwa dalam teknik
pengumpulan data, triangulasi diartikan bahwa sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan
teknik pengumpulan yang berbeda-beda seperi observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi secara sama dan serentak dengan begitu data
yang didapatkan akan memiliki kekuatan lebih tinggi dibanding dengan
satu pendekatan. Menurut Moleong (2006, hlm. 171) teknik triangulasi
dengan sumber yang berarti membandingkan dan pengecekkan balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda melalui:
a. Perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Perbandingan apa yang dikatakan seseorang di depan umum dengan
apa yang diucapkan secara pribadi.
c. Perbandingan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan
apa yang dikatakaan sepanjang waktu.
d. Perbandingan keadaan dan perspektif seseorang berpendapat sebagai
rakyat biasa, dengan yang berpendidikan dan pejabat pemerintah.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa
kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan.
3. Menyajikan Data (display data)

AKHMAD ZAINI, 2018


FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44

Setelah mereduksi data, maka selanjutnya adalah mendisplay data.


Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2015, hlm. 341) penyajian
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan menyajikan data, maka akan dengan mudah untuk memahami apa
yang terjadi dan bisa melanjutkan kerja selanjutnya.Langkah-langkah
menyajikan datanya adalah.
a) Menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan
bentuk
b) Mengkonfigurasi untuk mudah dipahami
c) Menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
padu dan mudah diraih
d) Penyajiannya dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan
hubungan antar kategori, grafik, matrik, dan chart.
4. Menarik Kesimpulan (verifikasi)
Langkah terakhir adalah verifikasi yaitu menarik suatu kesimpulan
untuk menjawab rumusan masalah peneliti apakah sudah kredibel atau
belum. Kesimpulan ini diharapkan merupakan temuan baru yang dulunya
masih remang-remang menjadi terang dan jelas setelah diteliti. Langkah-
langkah menarik kesimpulan (verifikasi) adalah.
a) Deskripsi atau gambaran data
b) Membuat hubungan kausal (sebab-akibat)
c) Membuat hubungan interaktif (saling mempengaruhi dan saling
berhubungan)

AKHMAD ZAINI, 2018


FUNGSI & PERAN TARI, SIMBOL & MAKNA DALAM UPACARA ARUH GANAL DI MASYARAKAT SUKU
DAYAK MERATUS,KALIMANTAN SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai

  • NEUROPSIKOLOGI: dasar-dasar masalahnya
    NEUROPSIKOLOGI: dasar-dasar masalahnya
    Dari Everand
    NEUROPSIKOLOGI: dasar-dasar masalahnya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen27 halaman
    Bab Iii
    Khaerel Jumahir Putra
    Belum ada peringkat
  • T PKN 1200998 Chapter3 PDF
    T PKN 1200998 Chapter3 PDF
    Dokumen12 halaman
    T PKN 1200998 Chapter3 PDF
    Friska Miftakhul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Metopen
    Makalah Metopen
    Dokumen15 halaman
    Makalah Metopen
    Ucok Moba
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen15 halaman
    Bab Iii
    firmansyahxflash
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    tima galela
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    An-Nisā Putri Ana Phalis
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii PDF
    Ahmad Jalaludin
    Belum ada peringkat
  • Human Instrumen
    Human Instrumen
    Dokumen16 halaman
    Human Instrumen
    Muhammad Zaini
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii - 2
    Bab Iii - 2
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii - 2
    SIPIL WORLD
    Belum ada peringkat
  • Bab III Bner
    Bab III Bner
    Dokumen26 halaman
    Bab III Bner
    Ade Zahidah
    Belum ada peringkat
  • Httprepository - Unpas.ac - Id305755BAB III PDF
    Httprepository - Unpas.ac - Id305755BAB III PDF
    Dokumen13 halaman
    Httprepository - Unpas.ac - Id305755BAB III PDF
    Bagas Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen17 halaman
    Bab Iii
    Thia Fitri
    Belum ada peringkat
  • S PKH 1307861 Chapter3
    S PKH 1307861 Chapter3
    Dokumen12 halaman
    S PKH 1307861 Chapter3
    Winda Purba
    Belum ada peringkat
  • Husnul Holik Hariyanto
    Husnul Holik Hariyanto
    Dokumen8 halaman
    Husnul Holik Hariyanto
    husnul holik (inul)
    Belum ada peringkat
  • Output
    Output
    Dokumen17 halaman
    Output
    Kiki Aviani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    ekasusilowati 07
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen14 halaman
    Bab Iii
    syafrionandar97
    Belum ada peringkat
  • Bab III Metodologi Penelitian
    Bab III Metodologi Penelitian
    Dokumen11 halaman
    Bab III Metodologi Penelitian
    Dina nazla Aulia
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Disert Orient
    Bab 3 Disert Orient
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Disert Orient
    Fitri Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Fix
    Bab Iii Fix
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii Fix
    ppipipaa pip
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen19 halaman
    Bab 3
    Nurhamni
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen15 halaman
    Bab 3
    dessynilasari
    Belum ada peringkat
  • BAB III New
    BAB III New
    Dokumen21 halaman
    BAB III New
    Ika Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Pakai Metode Ajib Inoi
    Pakai Metode Ajib Inoi
    Dokumen12 halaman
    Pakai Metode Ajib Inoi
    Mas Nur Fathin
    Belum ada peringkat
  • 3796 10587 1 SM
    3796 10587 1 SM
    Dokumen21 halaman
    3796 10587 1 SM
    Bara Mega
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen14 halaman
    Bab Iii
    STAIS TTD
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    insa ansori
    Belum ada peringkat
  • Bab3
    Bab3
    Dokumen10 halaman
    Bab3
    awanirawan521
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii CSR
    Bab Iii CSR
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii CSR
    marsini pogungrejo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii PDF
    Arlinda Sekaar
    Belum ada peringkat
  • S PGSD 1904270 Chapter3
    S PGSD 1904270 Chapter3
    Dokumen7 halaman
    S PGSD 1904270 Chapter3
    Dwi octaviani ulandari
    Belum ada peringkat
  • BAB III Metode Penelitian
    BAB III Metode Penelitian
    Dokumen19 halaman
    BAB III Metode Penelitian
    Anas Sutrino
    Belum ada peringkat
  • T IPS 1104001 Chapter3
    T IPS 1104001 Chapter3
    Dokumen17 halaman
    T IPS 1104001 Chapter3
    Anggara Yoga P
    Belum ada peringkat
  • Kti BAB III
    Kti BAB III
    Dokumen8 halaman
    Kti BAB III
    marisa dwilestari
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Penelitian
    Prosedur Penelitian
    Dokumen6 halaman
    Prosedur Penelitian
    triantrian1996
    Belum ada peringkat
  • S MAT 1002346 Chapter3
    S MAT 1002346 Chapter3
    Dokumen30 halaman
    S MAT 1002346 Chapter3
    nurul annisa
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Della
    Bab 3 Della
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Della
    Cherylsarah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Islan Muza
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    rizky reza
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Metode Penelitian
    Bab Iii Metode Penelitian
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii Metode Penelitian
    ahmad farhan mandang
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii-1.
    Bab Iii-1.
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii-1.
    Ahmad Choirul Umam
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen11 halaman
    Bab 3
    Devita Aulia Putri Fatwa
    Belum ada peringkat
  • Bab III Savi
    Bab III Savi
    Dokumen19 halaman
    Bab III Savi
    Meinani Dwi Setyowati
    Belum ada peringkat
  • T PKN 1201596 Chapter3
    T PKN 1201596 Chapter3
    Dokumen19 halaman
    T PKN 1201596 Chapter3
    Ma Mad
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen6 halaman
    Bab 3
    Yuii Okay
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    Luthfi Bagas
    Belum ada peringkat
  • 3 Bab Iii
    3 Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    3 Bab Iii
    Mayyasya Ula
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Jusnaedi
    Belum ada peringkat
  • Revisi Format Bab Iii Hafidz
    Revisi Format Bab Iii Hafidz
    Dokumen8 halaman
    Revisi Format Bab Iii Hafidz
    rizka fadhilah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    hadiansyah wisnu
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 MSK
    Bab 3 MSK
    Dokumen10 halaman
    Bab 3 MSK
    Style Roy's
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii-1
    Bab Iii-1
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii-1
    Dillah Yamsir
    Belum ada peringkat
  • 301.2018.023 - Bab Iii
    301.2018.023 - Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    301.2018.023 - Bab Iii
    Andika
    Belum ada peringkat
  • BAB III Fix Banget Metode Penelitian Pipo
    BAB III Fix Banget Metode Penelitian Pipo
    Dokumen16 halaman
    BAB III Fix Banget Metode Penelitian Pipo
    Yulia Dwi Fajar Putri
    Belum ada peringkat
  • Tugas Metopen
    Tugas Metopen
    Dokumen6 halaman
    Tugas Metopen
    Andini fth
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii (Sidang)
    Bab Iii (Sidang)
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii (Sidang)
    Roji
    Belum ada peringkat
  • BAB III Upaya Guru
    BAB III Upaya Guru
    Dokumen15 halaman
    BAB III Upaya Guru
    akuunaa117
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    Febrian Linda
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    Hendrawan
    Belum ada peringkat