A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah
dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat
dilaksanakan secara efesien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan dengan variabel
yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif, yaitu menggunakan fakta dari hal-hal
yang dapat teramati dan diukur sehingga memberikan gambaran dan analisis
mengenai tingkat partisipasi anggota PKK dalam pengelolaan sampah.
Berdasarkan cara dalam pembahasan masalah yang ada, penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan suatu fenomena dengan
menggunakan data kuantitatif. Penelitian deskriptif lebih mengarah pada
pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana fakta-fakta yang ada,
walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Tika, 2005: 4).
Fajar Ali Eka Putra, 2015 ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP
TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain
penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan
penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam
penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum
penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga
pertanyaan pokok (Nazir dalam Hariyanto, 2012) yaitu:
1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan
suatu penelitian?
2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam
mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis
data?
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala bentuk yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Dalam
penelitian ini ada satu variabel yang digunakan. Variabel tersebut adalah:
Variabel dalam penelitian adalah Pengelolaan Sampah
Untuk lebih memperjelas dan mempermudah penelitian maka peneliti
menjelaskan secara rinci variabel, sehingga dari variabel tersebut melahirkan
indikator-indikator yang akan dijabarkan dalam instrument penelitian. Berikut
adalah operasional variabel penelitian.
D. Definisi Operasional
Diki Anugrah Adi Pratama, 2014 Studi Deskriptif tentang Model Pengelolaan Sampah
Masyarakat untuk Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan Kelurahan Sukawarna
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut adalah definisi operasional yang
dihimpun peneliti untuk menjelaskan masing-masing variabel :
1. Pengelolaan : Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau
usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja
dalam mencapai tujan tertentu. Sisa lingkungan yang dimaksud berupa sampah
rumah tangga. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia,
dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat,
cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-
masing jenis zat. (www.ojs.library.stikom.edu)
2. Sampah Masyarakat :Sampah organik rumah tangga dapat dilakukan dengan
cara pengkomposan. Pengkomposan sampah rumah tangga dilakukan melalui
program Takakura atau keranjang Takakura. Takakura merupakan alat
pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga dengan bentuk yang
praktis, bersih, dan tidak berbau sehingga sangat aman digunakan di rumah.
3. Kesadaran Lingkungan : Neolaka (1991), menyatakan bahwa kesadaran
lingkungan adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini
lingkungan hidup, dan dapat terlihat pada prilaku dan tindakan masing-masing
individu. Pada pemaparan Hussel yang dikutip Brawer (1986), menyatakan bahwa
kesadaran adalah pikiran sadar (pengetahuan) yang mengatur akal, hidup wujud
yang sadar, bagian dari sikap/prilaku, yang dilukiskan sebagai gejala dalam alam
dan harus dijelaskan berdasarkan
33 Diki Anugrah Adi Pratama, 2014 Studi Deskriptif tentang Model
Pengelolaan Sampah Masyarakat untuk Menumbuhkan Kesadaran
Lingkungan Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
prinsip sebab musebab. Tindakan sebab, pikiran inilah menggugah jiwa untuk
membuat pilihan, misalnya memilih baik-buruk, indah-jelek.
E. Instrument Penelitian
Sumber :
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/49400/MTk2MjQ0/Partisipasi
-masyarakat-dalam-pengelolaan-sampah-melalui-program-tempat-
pengolahan-sampah-terpadutps-t-3rreducereuserecycle-Masyarakat-
Dusun-Nglinggo-Desa-Buran-Kecamatan-Tasikmadu-Kabupaten-
Karanganyar-BAB-III.pdf
https://docplayer.info/storage/73/68533934/68533934.pdf
http://repository.upi.edu/13363/5/S_PLS_1001773_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/20208/6/S_MRL_1102916_Chapter3.pdf
http://eprints.uny.ac.id/52974/4/BAB%20III%2013416241026.pdf