3
(All Categories; 1995-2005) P e r c e n t o f 3 5 4 8 e ve n t s
Communication
Orientation/training
Patient assessment
Staffing
Availability of info
Competency/credentialing
Procedural compliance
Environ. safety / security
Leadership
Continuum of care
Care planning
Organization culture
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
4
ROOT Faktor penyebab yang paling mendasar, atau
CAUSE faktor yang jika dikoreksi atau dihilangkan
akan mencegah terulangnya kejadian serupa.
5
1 2 3
6
INVESTIGASI adalah pengkajian lebih lanjut laporan insiden dengan mencatat kronologis kejadian,
mengidentifikasi masalah baik masalah asuhan pelayanan pasien (Care Management
Problem (CMP) maupun masalah pelayanan (Service delivery Problem (SDP), mencatat
staf yang terlibat dan menentukan siapa yang akan diinterview.
7
• 31 Januari 2002 pk 14.00
Pasien ke klinik pre-admission untuk re-revisi total lutut kanan (right total knee replacement) oleh Residen 1.
Persetujuan tindakan medis tertulis sudah diisi. Risiko telah secara jelas diinformasikan dan didokumentasi
dalam catatan.
• 4 Februari 2002 pk 08.00
Pasien tiba di RS, tetapi pulang lagi karena tidak tersedianya tempat tidur. Pasien merasa tak enak karena ini
1
sudah kali ketiga operasinya dibatalkan. 2 3
• 8 Maret 2002 pk 14.00
Pasien datang lagi ke Residen 1 di klinik pre-admission. Persetujuan tindakan medis tertulis telah diisi. Risiko
telah secara jelas diinformasikan dan didokumentasi dalam catatan.
• 18 Maret 2002 pk 15.00
Pasien tiba di RS untuk rawat inap. Staf ruangan saat itu sangat sibuk karena
ada beberapa kasus darurat, yaitu pasien dengan cardiac arrest dan perdarahan pasca operasi. Staf yang
bertugas hanya 2 orang yaitu seorang
perawat yunior dan seorang perawat senior yang keduanya bertanggungjawab atas 18 tempat tidur Ortopedik.
8
HASIL
• 18 Maret pk 17.00
• Pasien dirawat sebagai pasien elektif untuk tindakan operasi revisi total lutut kanan. Pasien masuk terlalu
REVIEW
sore untuk diperiksa oleh dokter konsultan bedah dalam rondenya, (biasanya ronde selesai pada pk 16.30).
DOKUMEN
• SOP ruang OK menyatakan bahwa “dokter bedah harus melihat dan memeriksa semua pasien dan
dokumen terkait sebelum melakukan operasi, termasuk memberi tanda (mark site) pada lokasi yang akan
dibedah. Dia dapat mendelegasikannya kepada asistennya”.
• Pedoman tersebut tidak merinci kapan pemeriksaan tsb harus dilakukan. Dokter Bedah mengatakan bahwa
kebiasaannya menemui pasien prabedah adalah di ruangan saat ia ronde sehari sebelum operasi. Ia juga
1 2 3
biasanya mengecek sendiri lokasi yang akan dibedah, tetapi pada kasus ini pasien masuk RS terlalu sore.
Dokter bedah mengatakan bahwa ketidaktersediaan tempat tidur sering mengakibatkan pasien masuk RS
terlalu sore, sehingga mengakibatkan pasien kadang-kadang tidak ditemuinya pra-bedah. Dokter bedah
memang melakukan ronde tidak pada waktu yang sama setiap harinya.
2.
UNDERLYING • Salah satu dari beberapa faktor (peristiwa, kondisi atau faktor organisasi) yang
CAUSE → ROOT berkontribusi pada atau menciptakan penyebab proksimat dan hasil yang tidak
CAUSE (AKAR diinginkan berikutnya dan, jika dihilangkan, atau dimodifikasi akan mencegah hasil
MASALAH) yang tidak diinginkan. Biasanya beberapa akar penyebab berkontribusi pada hasil
yang tidak diinginkan.
10
Seorang Pasien wanita, 80 thn, ditemukan telah meninggal di lantai
disebelah tempat tidurnya. Kejadian kira2 pkl 02.00- 03.30.
PROXIMATE CAUSES
WHY?
Kegagalan Bed alarm Nurse call Pasien tidak tahu Kesalahan Kesalahan
dalam rusak rusak penggunaan nurse mencampur cara
observasi call (dispensing) dosis pemberian
WHY? WHY?
pasien WHY?
racikan obat obat sedasi
WHY? WHY?
WHY? WHY?
sedasi WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY? WHY?
WHY?
SARANA / PRASARANA
SOP WHY?
TRAINING
S I S T.
MONITORING SISTEM DI K E G I ATA N
FA R M A S I
IMMEDIATE • Faktor Pasien
1.
CAUSE / • Faktor Individu yang terlibat (petugas/dokter)
PROXIMATE
CAUSE • Faktor tugas
(PENYEBAB • Faktor lingkungan kerja
LANGSUNG) • Alat
13
1. Awali dengan mengumpulkan data penyebab langsung.
16
PENYEBAB
18
19
Definisi
Insiden
Keselamatan
Adalah setiap kejadian tidak Pasien
(IKP)
disengaja dan kondisi yang (PMK 11 thn 2017)
mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah
pada Pasien.
20
21
• Untuk memetakan risiko terhadap Probabilitas / Frekuensi
dan Dampak / Konsekuensi
• Sebaiknya digunakan bersama-sama oleh pihak klinisi
dan manajemen untuk menilai insiden / risiko
SKOR RISIKO:
PROBABILITAS (FREKUENSI / LIKELIHOOD) X DAMPAK (SEVERITY / CONSEQUENCES)
22
PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD
FAKTOR KONTRIBUTOR?
28
1. IDENTIFIKASI INSIDEN YANG AKAN DIINVESTIGASI
1
4. PETAKAN KRONOLOGI KEJADIAN (Narrative chronology, Timeline, Tabular Timeline, Time Person Grid)
6. ANALISIS MASALAH BERDASARKAN INFORMASI (5 Why’s, Analisis Perubahan,Analisis Penghalang, Fish Bone dll)
• Dokumentasi
Untuk mengetahui apa yang terjadi sesuai data, observasi dan inspeksi
• Interviews
Untuk mengetahui kejadian secara langsung untuk pengecekan pada hasil observasi dan data dokumentasi
(Tape, Notes)
• Tujuan pengumpulan informasi pada tahap ini:
1. Mengamankan informasi untuk memastikan dapat digunakan selama investigasi dan jika kasus disidangkan di
pengadilan
2. Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan
3. Menggambarkan insiden secara akurat
4. Mengorganisasi informasi
5. Memberikan petunjuk pada Tim Investigasi
• Semua bukti yang berhubungan dengan insiden sebaiknya dikumpulkan sesegera mungkin.
1. Semua catatan medis (mis : cat keperawatan, medis, dll)
2. Hasil pemeriksaan yang berhubungan & penunjang diagnosis mis Xray, CT Scan)
3. Dokumentasi dan formulir mengenai insiden (Incident Report)
4. Kebijakan & Prosedur (SOP)
5. Integrated care pathway yg berhubungan
6. Pernyataan-pernyataan dan observasi
7. Lakukan interview dengan siapa saja yang terlibat insiden
8. Bukti fisik ( contoh: tata ruang bangsal, dll)
9. Daftar staf yg terlibat
10. Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi insiden (contoh: pergantian jaga, ada tidaknya staf yang
terlatih,dll)
Sangat membantu bila kronologi insiden dipetakan dalam
sebuah bagan. Ada berbagai macam cara :
1. Kronologi Narasi
Kronologi insiden sangat berguna pada laporan akhir
insiden
2.Tabular Timeline
Sama dengan Timeline tetapi lebih detail
menginformasikan Good practice, CMP
Nilai Positif :
• Membantu pemeriksaan dengan memetakan kronologi dalam bentuk diagram sehingga mudah dibaca.
• Teknik ini memudahkan identifikasi kekurangan secara cepat.
• Tambahan informasi dapat dimasukkan tanpa perlu merubah format.
Nilai Negatif :
• Beberapa orang lebih suka pada pemetaan kasus karena lebih fleksibel dan dinamis.
WAKTU / KEJADIAN 31 -1 - 2002 j. 14 .00 4 - 2 – 2002 j. 08 . 00 8 - 3 - 2002 J . 14 .00
MASALAH
PELAYANAN
WAKTU / KEJADIAN 31 -1 - 2002 j. 14 .00 4 - 2 – 2002 j. 08 . 00 8 - 3 - 2002 J . 14 .00
Good Practice
Pasien diperiksa oleh perawat OK Residen 2 pergi ke ruangan, Residen 2 telah diberi informasi
untuk ditandai daerah operasinya. mencetak informed oleh perawat OK tentang lokasi
consent, rontgen, dan operasi
KEJADIAN mendaftarkan rencana
operasi pasien.
Good Practice
Pasien diperiksa oleh konsultan Staff perawat mengambil Penanggungjawab tiba di ruang
anastesi formular informed consent operasi membantu dokter
anastesi
KEJADIAN
Pasien menunjukan lutut kanan yang Tidak ada pedoman yang jelas
akan dioperasi kepada dokter anastesi bahwa harus ada dialog antar
INFORMASI dan perawat OK, kemudian ahli bedah anastesi & tim lain
TAMBAHAN memindahkan kaus kaki kompresi
sehingga daerah yang ditandai
tertutup
Good Practice
Masalah yang terjadi dalam Insiden bisa diakibatkan karena asuhan pasien (Care Management Problem (CMP) dan masalah
pelayanan kepada pasien (Service Delivery Problem (SDP).
▪ Tim investigator akan mengidentifikasi CMP/ SDP untuk mengetahui serangkaian masalah yang mengakibatkan insiden
▪ Masalah yang terjadi dalam pelayanan baik itu melakukan tindakan (commision) atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya (ommission)
▪ Suatu insiden bisa terdiri dari CMP dan SDP atau hanya salah satu CMP / SDP
Adverse event yang berdampak pada pasien baik langsung / tidak langsung. Misalnya:
• Kegagalan dalam observasi / tindakan
• Penanganan yang tidak tepat
• Tidak mencari bantuan saat dibutuhkan
• Kesalahan dalam menggunakan peralatan
• Kesalahan memberikan pengobatan
• Beberapa tehnik / instrumen untuk mengungkapkan CMP : Brainstorming, Brainwriting, NG
CMP/SDP Tools
Pasien tiba di ruang operasi diterima oleh staf yang tidak semestinya Fishbone
Tourniket yang digunakan pada tungkai kiri oleh konsultan bedah
Analisa Penghalang
dan asistennya
Salah tungkai yang ditandai karena tersembunyi oleh kaus kaki Analisa Perubahan
5 WHY
1
BARRIER ANALYSIS
FISH BONE
FLOW CHART
Cedera jatuh
Mengapa Konsultan tidak memeriksa Pasien ? Karena dokter Konsultan tidak dihubungi oleh perawat
}
Reality
} Ideal
}
} impact
LATENT
Team FAILURES
Individual
ACCIDENT
Technical
HAZARD BARRIER TA R G E T
Sumber potensial Melindungi target dari Pasien
menyebabkan harm / hazard
kerugian Giving ECT to patient
• Checks
• Wrong patient • Protocols
• No consent
Masalah: torniket dilakukan pada kaki yang salah oleh dokter bedah konsultan dan asistennya
Apakah
Penghalang / Kontrol sudah ada? penghalang/ kontrol Mengapa penghalang/kontrol terabaikan dan apa dampaknya?
berfungsi?
1. SHO menandai tanda operasi dengan pensil kulit pada sisi yang tidak
biasa, yang tidak mudah dilihat oleh dokter bedah. SHO tidak pernah
Benar dan tepat tanda operasi Tidak
mendapat training mengenai hal ini.
2. Kaos kompresi menghalangitanda operasi
• Tiap masalah (CMP/ SDP) dapat berkaitan dengan beberapa faktor yang dapat
memberikan dampak pada timbulnya insiden.
Mis : motivasi individu kurang, supervisi tim kurang, kebijakan pelatihan tidak adekuat dll.
• Berbagai metode dapat digunakan untuk mencatat faktor kontribusi yang berkaitan
dengan CMP / SD
Faktor
Faktor Faktor Individu/
Fasyankes
Pasien Staf
Investigasi Sederhana :
• Penyebab langsung
• Penyebab melatarbelakangi
ANALISA P OA
CMP
P E TA
DATA
S TA RT TIM
INSIDEN