Anda di halaman 1dari 1

Money Managemen Habituation Sejak Dini guna Mengurangi Tindak Konsumtif

Uang merupakan hal paling penting di dunia. Jika uang tidak ada, maka dapat
dipastikan tak lama kemudian akan terjadi kerusuhan. Karena dunia membutuhkan
perputaran uang guna keberlangsungan hidup bangsa. Uang pertama kali muncul pada
abad ke-6 SM, dan pembuat pertamanya adalah Bangsa Lidya (Turki). Sebagaimana
pada zaman purba yang mengenal sistem barter. Cara kerjanya juga sama, menukar
barang dengan uang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hal ini menunjukkan
bahwa sejak zaman purba, kita membutuhkan uang untuk keberlangsungan hidup.

Begitu juga saat ini, kita membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tak
ada satupun barang yang dijual di toko-toko yang gratis. Semua berbayar. Membeli baju
juga harus memakai uang. Pergi ke luar negeri juga harus membayar tiket pesawat.
Pergi ke dokter juga membutuhkan uang untuk membeli obat. Begitu pentingnya uang
dalam kehidupan kita.

Maraknya arus globalilasi saat ini, membuat kita harus awas. Jika tidak, kita akan
terseret arus dan membuat kita mengikuti pola hidup masyarakat luar seperti konsumtif
barang impor. Barang impor tidaklah semurah daripada barang yang diproduksi dalam
negeri. Sebelum sampai di tangan kita, barang itu harus melalui beberapa distributor
dulu hingga sampai ke tangan konsumen. Hal inilah yang menyebabkan barang tersebut
mahal. Selain itu kualitas bahan serta motif juga mempengaruhi harga barang.

Umumnya, kalangan yang konsumtif terhadap barang impor adalah remaja, terutama
perempuan. Mereka senang sekali membeli berbagai macam barang yang ditawarkan di
media sosial tanpa memikirkan apa manfaat barang tersebut, mengapa harus
membelinya. Yang mereka pikirkan hanya kepuasan nafsu mereka harus terpenuhi. Jika
hal ini tidak dapat dikontrol, tentu akan menghabiskan banyak uang orang tua—apalagi
mereka belum bekerja, mengingat harga barang yang tak lagi ramah di kantong. Dan
juga, Indonesia masih negara berkembang, dimana penghasilan per kepala masih
tergolong rendah.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan adanya managemen uang. Managamen uang
dapat dilakukan sejak kecil. Seperti, selalu membiasakan anak untuk menyisihkan uang
jajan guna ditabung. Setidaknya, dimulai dari lima ratus rupiah sehari. Jika hal ini sudah
terbiasa pada diri anak, tentu saat anak beranjak dewasa, ia akan terbiasa untuk
menabung.

Lalu, saat dewasa, keperluan anak akan semakin bertambah. Pengeluaran uang tidak
akan sama lagi saat masih kecil. Kebutuhan bertambah banyak, dan membutuhkan
biaya banyak juga. Hal ini dapat diatasi dengan membagi uang jatah yang diberikan
orang tua. Dimulai dari keperluan yang paling penting dan mendesak, hingga keperluan
yang hanya nafsu belaka. Anak harus benar-benar bisa membedakan mana yang dia
perlukan dan mana yang nafsunya inginkan. Dengan begitu, tidak akan ada kelebihan
pengeluaran pada hal yang tak seharusnya. Atau, dapat juga menggunakan tabungan ini
(tabungan saat kecil) untuk ia gunakan di saat-saat darurat saja. Sehingga, ia tidak
perlu meminta uang tambahan lagi ke orang tua. Atau, kita juga dapat mengajarkan
pada anak untuk membuat buku tabungan pengeluaran dan pemasukan. Kita dapat
mengajarkan kepada anak berhitung sekaligus mengatur perputaran uang.

Selain itu juga, kita dapat membiasakan anak untuk memilih ketika kita sedang
membelanjakan dia sesuatu. Hal ini dilakukan untuk menghindari perilaku konsumtif
saat anak beranjak dewasa. Sehingga anak dapat menimbang, apa yang menurutnya
sangat diperlukan dan tidak. Dengan begitu, sejak kecil anak sudah mendapat
Pendidikan tentang cara untuk memanagemen uang.

Anda mungkin juga menyukai