ABSTRAK: Kota Palu sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ketika musim penghujan tiba
pada sebagian wilayahnya timbul genangan. Genangan diakibatkan oleh pembangunan yang kian
pesat, sistem drainase bersifat konvensional, tingginya sedimentasi serta kondisi topografi di
bagian pesisir yang cenderung datar. Alternatif penanggulangan genangan yang ditawarkan adalah
dengan merehabilitasi saluran eksisting, merencanakan pemanenan air hujan (PAH), parit berorak
serta kolam tampungan sementara yang dilengkapi pintu klep otomatis. Rehabilitasi dilakukan
dengan menambah kedalaman saluran, dimana volume galian tidak terlalu besar karena muka air
tanah cukup dangkal. Untuk PAH, kapasitas rain barrel bervariasi mulai dari 350 liter sampai
1050 liter serta dilengkapi sumur tampungan sementara. Pengkombinasian rehabilitasi saluran dan
PAH, efektivitas reduksi genangan pada DTA 1 mencapai 93,5% dan DTA 2 mencapai 99,6%.
Sedangkan parit berorak, ukuran tiap rorak menyesuaikan lebar saluran drainase. Efektivitas
reduksi genangannya mencapai 81% pada DTA 1 dan 98,9% pada DTA 2. Rencana anggaran
biaya untuk satu buah PAH antara Rp. 1.492.505,- sampai Rp. 2.692.505,- tergantung kapasitas
rain barrel. Sedangkan parit berorak antara Rp. 556.000,- sampai Rp. 808.000,- tergantung ukuran
rorak. Dari kedua alternatif, pengkombinasian rehabilitasi saluran, perencanaan kolam tampungan
dan pintu klep otomatis serta perencanaan PAH dipilih karena efektivitas reduksi lebih besar serta
perawatan PAH lebih mudah.
ABSTRACT: When the rainy season arrives inundation occurs in some areas in Palu, the capital
city of Central Sulawesi. It’s due to rapid development, outdated drainage systems, high level of
sedimentation and the topographic condition. Solutions to overcome the problem are
rehabilitating existing drainage, rainwater harvesting, gully plug and temporary storage pond
equipped with automatic valve door. Rehabilitation is done by increasing the depth of existing
drainage. For rainwater harvesting, the rain barrels capacity varies from 350 - 1050 liters
equipped with storage well. By combining the rehabilitation and rainwater harvesting, the
effectiveness of inundation reduction in DTA 1 93,5% and in DTA 2 99,6%. For gully plug, each
size of gully plug is set to fit the width of channel. The effectiveness of inundation reduction 81%
in DTA 1 and 98,9% in DTA 2. The budget plan for rainwater harvesting between Rp. 1.492.505,-
to Rp. 2.692.505,- depending on rain barrel capacity. For gully plug between Rp. 556.000,- to Rp.
808.000,- depending on the size of gully plug. Combination of rehabilitation, temporary storage
pond equipped with automatic valve door also rainwater harvesting was chosen because the
effectiveness of greater reduction and maintenance of rainwater harvesting was much easier.
Sebagai salah satu kota pesisir dan kota yang banyak memiliki permasalahan. Saat musim
sedang berkembang, Kota Palu sebagai Ibu penghujan tiba di sebagian wilayah terdapat
Kota Provinsi Sulawesi Tengah masih sangat genangan yang cukup mengganggu aktifitas
39
40 Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 10 No. 1 Mei 2019, hlm 39-50
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang 2. Menganalisis sistem drainase untuk
Provinsi Sulawesi Tengah. Peta ini menentukan penyebab terjadinya genangan
digunakan untuk memperoleh gambaran • Menghitung intensitas hujan dengan
lokasi studi. Dari peta ini dapat diketahui persamaan Mononobe.
bentuk permukaan lokasi studi, elevasi, • Menentukan jumlah tahun kala ulang
kontur serta kemiringan lahan sehingga genangan.
arah aliran dapat diprediksikan. • Menentukan koefisien pengaliran dan
4. Peta Sistem Jaringan Drainase dan luas masing-masing saluran drainase.
Genangan. Diperoleh dari Dinas PU Cipta • Menghitung debit air hujan dengan
Karya dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi persamaan rasional yang telah
Tengah. Digunakan untuk mengetahui dimodifikasi.
kondisi eksisting sistem jaringan drainase • Menghitung debit air kotor atau
dan luas daerah genangan pada lokasi studi. buangan penduduk.
5. Peta Tata Guna Lahan. Diperoleh dari • Menghitung debit total atau debit banjir
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang rencana.
Provinsi Sulawesi Tengah. Digunakan
• Menghitung kapasitas saluran
untuk mengetahui tata guna lahan eksisting
eksisting.
pada lokasi studi. Dengan peta tata guna
• Menghitung selisih debit antara
lahan, maka koefisien pengaliran (c) dapat
kapasitas saluran eksisting dengan
ditentukan.
debit rancangan untuk mengetahui
6. Data Jumlah Penduduk. Diperoleh dari
saluran yang tidak mampu menampung
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi
debit rancangan.
Tengah. Data ini digunakan untuk
3. Menghitung pengaruh pasang surut pada
memproyeksikan pertumbuhan penduduk
saluran utama.
serta kepadatan penduduk pada lokasi studi,
4. Menghitung pengaruh backwater pada
untuk menentukan besar air buangan.
outlet saluran dengan metode tahapan
7. Data Pasang Surut. Diperoleh dari Hidro-
langsung.
oseanografi TNI AL. Data pasang surut
5. Merencanakan alternatif penanggulangan
digunakan untuk menentukan elevasi
genangan.
pasang surut air laut serta pengaruhnya
6. Menghitung beban genangan yang
terhadap saluran utama.
tereduksi (efektivitas).
8. Data Profil Memanjang dan Melintang
7. Menghitung rencana anggaran biaya
Sungai Palu
(RAB).
Data diperoleh dari Dinas PU Cipta Karya
dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah.
Curah Hujan Rerata Daerah
Data ini digunakan untuk mengetahui
Dalam studi ini, metode yang digunakan
pengaruh pasang surut air laut serta
untuk menghitung curah hujan rerata daerah
pengaruh backwater.
adalah dengan metode poligon Thiessen.
Metode ini memberi nilai tertentu untuk setiap
Tahapan Analisa
stasiun hujan dengan tujuan setiap stasiun hujan
Melakukan pendekatan analisis data
dianggap mewakili hujan dalam suatu daerah
dengan menggunakan model statistik dan
dengan luas tertentu. Metode ini dipilih karena
model empirik yang telah ada, yaitu:
penyebaran lokasi stasiun hujan tidak merata
1. Melaksanakan analisis hidrologi
dan seluruh stasiun hujan berada diluar DTA
• Melakukan uji konsistensi data hujan
lokasi penelitian, serta kondisi topografi daerah
dan uji deret berkala data hidrologi,
studi relatif datar.
dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya kesalahan atau penyimpangan
Curah Hujan Rancangan Metode Log
data.
Pearson Type III
• Menghitung curah hujan maksimum Pada penelitian ini, untuk menghitung
daerah dengan menggunakan metode curah hujan rancangan digunakan metode Log
poligon Thiessen. Pearson Type III, karena metode ini dapat
• Menghitung curah hujan rancangan dipakai untuk seluruh sebaran data tanpa harus
dengan menggunakan metode Log memenuhi syarat koefisien kepencengan
Pearson Type III.
42 Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 10 No. 1 Mei 2019, hlm 39-50
(skewness) dan koefisien kepuncakkan menghitung debit banjir drainase yang berupa
(curtosis). Persamaan yang digunakan pada debit puncak banjir, sehingga termasuk banjir
metode Log Pearson Type III adalah sebagai rancangan non hidrograf. Berikut ini adalah
berikut: rumus rasional yang telah dimodifikasi dengan
𝐿𝑜𝑔 𝑋 + ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔𝑋̅ = ̅̅̅̅̅̅̅̅ 𝑘(𝑆𝐿𝑜𝑔𝑋) (1) memasukkan koefisien penampungan
(Suhardjono, 2015):
di mana:
Log X = nilai logaritma hujan rancangan 𝑄 = 0,278 × 𝐶𝑠. 𝐶. 𝐼. 𝐴 (3)
̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔𝑋 = nilai rerata logaritma
̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑆𝐿𝑜𝑔𝑋 = nilai standar deviasi dari log x di mana:
Pada penelitian ini, digunakan curah hujan Q = Debit banjir rencana (m3/det)
rancangan dengan kala ulang 5 tahun. C = Koefisien limpasan
I = Intensitas hujan pada durasi yang
Intensitas Hujan Rancangan sama dengan waktu konsentrasi dan
Pada umumnya untuk perencanaan pada periode ulang tertentu (mm/jam)
drainase untuk perencanaan drainase pada A = Luas catchment area (km2)
kawasan perumahan, taman kota kampus Cs = Koefisien hambatan akibat
menggunakan kala ulang 5 tahun. Makin tinggi tampungan
kala ulangnya, maka debit rancangan semakin 0,278 = Faktor konversi (agar satuan menjadi
besar. Jika data hujan jam-jaman tidak tersedia, m3/dt)
maka pola distribusi hujan jam-jaman dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Aliran Backwater
sebaran dan nisbah hujan jam-jaman dengan Aliran balik terjadi jika aliran mengalami
menggunakan Rumus Mononobe sebagai hambatan akibat adanya bangunan atau
berikut: rintangan pada saluran. Pengaruh kenaikkan
2 muka air bagian hulu bangunan perlu dianalisa
𝑅24 24 ⁄3
𝐼= ( ) (2) dengan sasaran utama menentukan bentuk
24 𝑇𝑐
profil aliran (aliran berubah lambat
di mana: laun/gradually varied flow). Metode tahapan
I = Intensitas hujan rata-rata dalam t jam langsung adalah cara yang mudah dan
(mm/jam) sederhana, yang digunakan untuk menghitung
R24 = Curah hujan maksimum dalam satu hari profil muka air pada aliran tidak permanen.
(mm/jam) Metode ini dikembangkan dari persamaan
Tc = Waktu konsentrasi hujan (jam), untuk energi sebagai berikut (Suripin, 2004):
Indonesia 5-7 jam
𝑉12 𝑉22
n = Tetapan (untuk Indonesia diperkirakan: 𝑧1 + ℎ1 + = 𝑧2 + ℎ2 + + ℎ𝑓 (4)
2𝑔 2𝑔
n ~ 2⁄3)
di mana:
Jumlah Tahun Kala Ulang z = ketinggian dasar saluran dari garis
Tahapan analisa penentuan kala ulang referensi (m)
genangan adalah sebagai berikut: h = kedalaman air dari dasar saluran (m)
1. Menganalisa volume genangan. V = kecepatan rata-rata (m/det)
2. Menganalisa luas lahan tergenang dan g = percepatan gravitasi (m/det2)
tidak tergenang. hf = kehilangan energi karena gesekan
3. Menghitung volume air tertampung. dasar saluran
4. Menghitung kapasitas saluran eksisting.
5. Mengetahui volume air yang melimpas. HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Mengubah volume genangan menjadi Daerah Tangkapan Air (DTA)
debit kala ulang. Pembagian daerah aliran serta koefisien
7. Menentukan kala ulang berdasarkan pengaliran untuk tiap-tiap saluran dilakukan
analisa intensitas hujan. dengan bantuan peta arah aliran. Untuk itu
lokasi studi dibagi menjadi dua DTA (DTA 1
Debit Akibat Air Hujan dan DTA 2).
Metode rasional digunakan untuk
Romadona, dkk, Analisis Reduksi Genangan Pada Saluran Drainase Di Pesisir Kota Palu 43
• Uji Stasioner
Pengujian nilai varian dari deret berkala dapat
dilakukan dengan uji F (Fischer Test).
Dari hasil analisa data yang dilakukan, maka Tabel 8. Intensitas Curah Hujan Berdasarkan
diperoleh curah hujan rancangan dengan kala Kala Ulang
ulang 1,01; 2; 5; 10; 25; 50; dan 100 tahun. Curah
Intensitas
Hasil analisa disajikan pada Tabel 5 berikut ini. Kala Peluang Hujan
No Hujan
Ulang Kejadian Rancangan
(mm)
(mm)
Tabel 5. Curah Hujan Rancangan 1 1,01 99 28,712 6,381
Tr P XT 2 2 50 60,587 13,464
Tahun (%) (mm) 3 5 20 75,087 16,686
1,01 99 28,7124 4 10 10 83,084 18,463
2 50 60,5874 5 25 4 90,300 20,067
5 20 75,0868 6 50 2 97,527 21,673
10 10 83,0839 7 100 1 102,671 22,816
25 4 90,2996
50 2 97,5268
100 1 102,6714
Jumlah Tahun Kala Ulang
Data genangan didapat dari Dinas PU
Uji Kesesuaian Distribusi Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Sulawesi
Setiap distribusi mempunyai sifat yang Tengah serta keterangan dari penduduk sekitar
khas, sehingga data curah hujan harus diuji lokasi penelitian. Data yang didapatkan telah
kecocokkannya dengan metode Smirnov mengandung informasi mengenai tinggi
Kolmogorov dan Chi Square (Sri Harto, 1993). genangan, luas genangan serta lama
• Uji Smirnov Kolmogorov genangan.Dari hasil analisa, luas genangan
Merupakan pengujian terhadap yang tertinggi terdapat pada jalan Hayam
penyimpangan data horizontal. Digunakan Wuruk yaitu sebesar 20.621,09 m2 dan terendah
untuk mengetahui apakah suatu data sesuai pada jalan Tadulako sebesar 3.039,67 m2.
dengan jenis sebaran teoritis yang dipilih atau Untuk volume genangan tertinggi pada jalan
tidak. Analisa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut Undata sebesar 3977,47 m3.Sedangkan untuk
ini. genangan tertinggi adalah 0,2 meter dan
terendah 0,1 meter. Untuk waktu genangan
Tabel 6. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov tertinggi adalah selama 120 menit serta
n α (%) Dkritis Dmaks Keterangan terendah adalah selama 30 menit. Untuk jumlah
10 5 0,409 15,6416 diterima tahun kala ulang diambil dari volume genangan
tertinggi, yaitu sebesar 3977,47 m3 yang
• Uji Chi Square kemudian di konversi menjadi 0,04604 m3/det.
Digunakan untuk menentukan apakah Nilai tersebut apabila dikonversi menjadi 44,44
persamaan distribusi yang dipilih dapat mm yang mana mendekati curah hujan
mewakili distribusi statistik sampel data yang rancangan 1,5 tahun. Selanjutnya perhitungan
dianalisis. Analisa dapat dilihat pada Tabel 7 kala ulang yang dipakai adalah kala ulang 1,01
berikut ini. tahun, 1,5 tahun, 2 tahun dan 5 tahun.
Tabel 9. Perbandingan Kapasitas Saluran Eksisting & Debit Banjir Rencana Berdasarkan Kala
Ulang
Debit Banjir Rencana
Kapasitas Saluran 1,01 1,5 2 5
Ruas Saluran
Eksisting (m3/det) Tahun Tahun Tahun Tahun
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det)
DTA 1
SR 3 Kn 0,0843 0,0305 0,0556 0,0644 0,0798
IHH 1 Kn 0,0833 0,1612 0,2940 0,3401 0,4215
SRLP 2 Kr 0,0222 0,1771 0,3229 0,3736 0,4630
SH 3 Kr 0,0583 0,0706 0,1287 0,1489 0,1844
K 1 Kn 0,1995 0,0575 0,1048 0,1212 0,1502
SWJ 1 Kn 0,0467 0,0216 0,0392 0,0454 0,0562
HN 1 Kn 0,0400 0,0267 0,0486 0,0563 0,0697
HW 4 Kn r 0,1435 0,0400 0,0729 0,0843 0,2720
HW 5 Kr 0,2415 0,0400 0,0728 0,0842 0,1043
HW 6 Kr 0,0477 0,0379 0,0689 0,0797 0,0986
RJM 5 Kn (DTA 1 Kr) 0,0738 0,0532 0,0968 0,1120 0,1387
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 IHH 1 Kn 380,00 1 0,6 0,6 5 68 39,06 0,0108
2 SRLP 2 Kr 385,00 1 0,5 0,5 5 70 28,16 0,0078
3 SH3 Kr 389,00 1 0,7 0,7 5 68 43,38 0,0120
1 SH 2 Kr 389,00 1 0,7 0,7 5 68 48,14 0,0134
2 UDT 1 Kr 467,00 1 0,7 0,7 5 82 55,04 0,0153
disebabkan oleh kurangnya kapasitas Ferryandi. (2017). Model Fisik Skala Penuh
saluran drainase eksisting, adanya Konstruksi Tanggul Dan Pintu Klep
sedimentasi, sampah, vegetasi serta Dalam Upaya Penanggulangan
adanya pengaruh backwater pada outlet Bencana Genangan Air Pasang Surut
saluran di DTA 2. Perkebunan Kelapa Dalam Berbasis
2. Bentuk pengelolaan drainase yang Kearifan Lokal (Studi Kasus
berwawasan lingkungan yang dapat Kecamatan Gaung Anak Serka,
diterapkan pada tiap DTA disesuaikan Kabupaten Indragiri Hilir). Jurnal
dengan kondisi masing-masing DTA. BAPPEDA. 3(3): 141-150.
Pada beberapa area dilakukan rehabilitasi Ilham Ali. (2017). Pemanfaatan Sistem
saluran, dengan pertimbangan lahan yang Pemanenan Air Hujan (Rainwater
tersedia masih memungkinkan untuk Harvesting System) di Perumahan
dilakukan pengerukkan dan juga Bone Biru Indah Permai Kota
volumenya tidak terlalu besar. Oleh Watampone Dalam Rangka
karena itu alternatif penanganan yang Penerapan Sistem Draianse
diusulkan diantaranya adalah kolam Berkelanjutan. Tesis. Tidak di-
tampungan dan pintu klep otomatis, publikasikan. Malang: Universitas
penampungan air hujan (PAH), dan parit Brawijaya.
berorak. Kementerian Pekerjaan Umum. (2012).
3. Efektivitas reduksi genangan dari Analisis Harga Satuan Pekerjaan
pengkombinasian alternatif yang (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum.
digunakan pada PAH mencapai 96,5% Jakarta: Balitbang PU.
pada kedua DTA. Sedangkan kombinasi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
dengan menggunakan parit berorak Jenderal Sumber Daya Air. (2013).
sebesar 89,9% pada kedua DTA. Dari Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
kedua alternatif penanganan, maka Perencanaan Bagian Bangunan
dipilih alternatif pertama dengan Utama (Head Works) KP-02. Jakarta:
menggunakan PAH karena efektivitas Direktorat Irigasi dan Rawa.
untuk mereduksi genangan lebih besar. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Dan juga jika dibandingkan dengan parit Jenderal Sumber Daya Air. (2013).
berorak, perawatan PAH jauh lebih Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
mudah. Perencanaan Bagian Parameter
Bangunan KP-06. Jakarta: Direktorat
Irigasi dan Rawa.
UCAPAN TERIMA KASIH Kementerian Pekerjaan Umum Badan
Ucapan terima kasih kepada semua pihak Penelitian dan Pengembangan.
yang turut membantu dalam penyelesaian (2006). Pintu Air Otomatis Tahan
penelitian ini. Kepada dosen pembimbing Korosi Bahan Fiber Resin. Jakarta:
yang telah membantu dalam menyelesaikan Pusat Penelitian dan Pengembangan
penelitian ini. Rekan-rekan seangkatan di Sumber Daya Air.
Program Magister Teknik Pengairan Mizun Bariroh Anis. (2016). Sistem
Universitas Brawijaya atas dukungan dan Pengendalian Genangan di
saran-sarannya. Kecamatan Sampang. Tesis. Tidak
dipublikasikan. Malang: Universitas
DAFTAR PUSTAKA Brawijaya.
Asdak, Chay. (2007). Hidrologi dan Montarcih, L. (2010). Hidrologi Praktis.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Bandung: CV. Lubuk Agung.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Montarcih, L., & Soetopo, W. (2014).
Press. Statistika Terapan Untuk Teknik
Dani Eko Guntoro. (2016). Pengelolaan Pengairan. Malang: Citra.
Drainase Secara Terpadu Untuk Perencanaan Teknis Drainase Lingkungan
Pengendalian Genangan di Kawasan Permukiman Kota Palu. (2016).
Sidokare Kabupaten Sidoarjo. Tesis. Laporan. Tidak dipublikasikan. Palu.
Tidak dipublikasikan. Malang: Provinsi Sulawesi Tengah. (2017). Harga
Universitas Brawijaya. Satuan Bahan Bangunan Dan Upah
50 Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 10 No. 1 Mei 2019, hlm 39-50