Anda di halaman 1dari 45

UPDATING

PELAYANAN ANC TERPADU & PENGISIAN BUKU KIA

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


TUJUAN SESI ANC TERPADU
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:

Melakukan pelayanan antenatal


ANC Melakukan deteksi dini
terintegrasi, komprehensif dan
TERINTEGRASI kelainan/penyakit/gangguan
berkualitas, termasuk konseling
yang diderita ibu hamil.
kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.

Memahami pentingnya P4K (Perencanaan


Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dan
Melakukan rujukan kasus ke fasilitas
Memanfaatkan buku KIA dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
pelayanan antenatal terpadu rujukan yang berlaku
1 SITUASI KESEHATAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA

2 STANDAR PELAYANAN ANC

3 PELAYANAN ANC TERPADU

4 PENGISIAN BUKU KIA

5 PENUTUP
AKI & AKB di Indonesia masih jauh dari target SDG’s
PENYEBAB KEMATIAN IBU, NEONATAL & BAYI
TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018)
% TENAGA PEMBERI LAYANAN % TEMPAT PERSALINAN
ANC PEREMPUAN 10-54 TAHUN

29% 18%
13,4
Dokter Praktek RS Swasta
Sp.OG Bidan
0,5
16% 15%
Dokter Rumah RS
Pemerintah
12% 5%
82,4
Bidan Puskesmas/ Klinik
Pustu/Puslin
0,5 g
Perawat 4% 1%
Polindes/ Praktek
Tidak ANC 3,1 Poskesdes Dokter
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
4 1
PENGUATAN TATA KELOLA PENINGKATAN AKSES LAYANAN
Penguatan upaya promotif & preventif BAGI IBU DAN BAYI
di Puskesmas, pelacakan- Meningkatkan jumlah kunjungan
pencatatan-pelaporan kematian ibu ANC dari 4x menjadi 6x, persalinan di
dan bayi, audit maternal perinatal fasilitas pelayanan kesehatan,
(AMP), pemantauan wilayah meningkatkan kunjungan PNC dari 3x
setempat, pengawasan implementasi menjadi 4x.
regulasi.
STRATEGI
INTERVENSI 2
3 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KESEHATAN
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu & Penguatan antenatal, persalinan, dan
Anak, Pemberdayaan masyarakat dlm postnatal termasuk pelayanan KB PP,
persiapan kehamilan, Kelas ibu hamil pelayanan kes bayi sesuai standar,
dan ibu balita, Posyandu, peningkatan kapasitas dokter umum
pemanfaatan dana desa, peran PKK terkait yankes ibu & bayi, pengampuan
perencanaan persalinan dan & pembinaan dari 13 RS Vertikal dan 4
pencegahan komplikasi (ambulan RSUD terpilih, peningkatan skrining
desa, donor darah) masalah kesehatan ibu dan bayi.
SPM TERKAIT KESEHATAN KELUARGA
PP 2/ 2018 TENTANG SPM BIDANG KESEHATAN
PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA SPM BIDANG KESEHATAN

NO PERNYATAAN STANDAR NO PERNYATAAN STANDAR


1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai 8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
standar. kesehatan sesuai standar.
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai 9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan
standar. kesehatan sesuai standar.
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. 10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar.
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining standar.
kesehatan sesuai standar.
12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun pemeriksaan HIV sesuai standar.
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
Pelayanan kesehatan ibu hamil
PERNYATAAN STANDAR STANDAR KUANTITAS
Setiap ibu hamil mendapatkan Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4) dengan ketentuan:
pelayanan antenatal sesuai 1. Satu kali pada trimester pertama.
standar. Pemerintah Daerah 2. Satu kali pada trimester kedua.
tingkat kabupaten/kota wajib 3. Dua kali pada trimester ketiga
memberikan pelayanan STANDAR KUALITAS
kesehatan ibu hamil sesuai Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
standar kepada semua ibu 1. Pengukuran berat badan.
hamil di wilayah kerja tersebut 2. Pengukuran tekanan darah.
dalam kurun waktu satu tahun. 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
Pelayanan antenatal sesuai 5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
standar meliputi: 6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
1. Standar kuantitas. 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
2. Standar kualitas. 8. Tes Laboratorium.
9. Tatalaksana/penanganan kasus.
10. Temu wicara (konseling).

% ibu hamil mendapatkan Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar di x 100 %
pelayanan kesehatan ibu hamil wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja kab/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
Rekomendasi Utama untuk Tenaga Kesehatan yang
Menangani Pasien COVID-19 Khususnya Ibu Hamil
• Penggunaan APD sesuai standar dan tetap lakukan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
• Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu perlu dijaga agar proses penularan ini tidak
terjadi pada tenaga kesehatan dan pasien.
• Jaga jarak minimal 1 meter jika tidak diperlukan tindakan
• Segera menginfokan kepada tenaga penanggung jawab infeksi di tempatnya bekerja (Komite PPI) apabila kedatangan
ibu hamil yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau suspek.
• Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19, probable, atau suspek dalam ruangan khusus (ruangan isolasi
infeksi airborne) yang sudah disiapkan sebelumnya bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah siap / sebagai pusat
rujukan pasien COVID-19. Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat yang
ada fasilitas ruangan khusus tersebut.
PELAYANAN ANC PADA MASA PANDEMI & AKB
Trimester I Trimester II Trimester III
Pelayanan ANC pada kehamilan normal minimal 6 kali
2 kali 1 kali 3 kali
− Pemeriksaan oleh dokter minimal 1 kali Tindak lanjut sesuai − Pemeriksaan oleh dokter minimal 1 kali
− Skrining faktor risiko hasil skrining − Tindak lanjut sesuai hasil skrining dan
− Jika ibu hamil datang pertama kali ke bidan, skrining risiko persalinan untuk
maka bidan tetap melaku kan pelayanan menetapkan faktor risiko persalinan,
antenatal seperti biasa, kemudian merujuk tempat persalinan, dan penentuan
ibu hamil ke dokter untuk menjalani skrining kebutuhan rujukan

Persiapan sebelum pemberian pelayanan ANC tatap muka:


• Membuat Janji Temu/Teleregistrasi
• Mempelajari Buku Kesehatan Ibu dan Anak
• Melakukan Konseling tentang Perjalanan untuk Ibu Hamil
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil & P4K
Program Zona Hijau (Tidak Terdampak / Tidak Ada Zona Kuning (Risiko Rendah), Orange (Risiko
Kasus) Sedang), Merah (Risiko Tinggi)

Kelas Ibu Hamil Dapat dilaksanakan dengan metode tatap Ditunda pelaksanaannya di masa pandemi
muka (maksimal 10 peserta), dan harus COVID-19 atau dilaksanakan melalui
mengikuti protokol kesehatan secara media komunikasi secara daring (Video Call,
ketat. Youtube, Zoom).

P4K Pengisian stiker P4K dilakukan oleh Pengisian stiker P4K dilakukan oleh ibu hamil
tenaga kesehatan pada saat pelayanan atau keluarga dipandu bidan/perawat/dokter
antenatal. melalui media komunikasi.
Alur Pelayanan ANC pada masa Pandemi
Pelayanan ANC pada Ibu Hamil dg Rujukan Ibu Hamil dg Suspek /
Suspek / terkonfirmasi Covid-19 terkonfirmasi Covid-19
Rekomendasi khusus pemberian pelayanan ANC kepada ibu hamil • Prinsip utama dalam mekanisme rujukan → mengurangi kepanikan
berstatus suspek atau terkonfirmasi COVID-19: dan kegaduhan yg tidak perlu dg cara menyiapkan rujukan terencana
Ibu hamil bagi yg membutuhkan, bertumpu pada proses pelayanan
a. Ibu hamil terkonfirmasi COVID-19 harus segera dirawat di
KIA yg mengguna kan continuum of care dan sistem rujukan yg ada,
rumah sakit.
baik itu dg Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Si
b. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis Jari Emas, dst.
tetap di lakukan.
• Rujukan terencana ditujukan bagi:
c. Pemeriksaan rutin ultrasonografi untuk sementara waktu
a. Ibu hamil dengan faktor risiko persalinan dirujuk ke RS untuk
dapat ditunda sampai ada rekomendasi episode isolasinya
menjalani penatalaksanaan risiko atau komplikasi persalinan.
berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus
risiko tinggi. b. Ibu hamil dengan faktor risiko COVID-19, Skrining faktor risiko
persalinan dilakukan di rumah sakit rujukan.
d. Perawatan antenatal lanjutan pascaperawatan dilakukan 14
hari setelah periode penyakit akut berakhir. Pemeriksaan c. Ibu hamil dengan status suspek dan terkonfirmasi COVID-19
ultrasonografi antenatal untuk pengawasan pertumbuhan janin
d. Jika tidak ada faktor risiko yang membutuhkan rujukan
dilakukan 14 hari setelah resolusi penyakit akut.
terencana, pelayanan antenatal selanjutnya dapat dilakukan di
FKTP.
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Masalah
• Ibu hamil berisiko
• Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan • Penanganan lebih
• Ibu Hamil dengan masalah gizi lanjut sesuai
• Ibu Hamil dengan HIV-AIDS, Sifilis / IMS Ibu Hamil
• Ibu Hamil masalah
Lainnya dan Hepatitis sehat
• Ibu Hamil dengan Malaria
• Ibu Hamil dengan TB
• Ibu Hamil dengan PTM (Hipertensi, DM dan
• Persalinan
Thalasemia) Rujuk Aman
ANC •

Ibu Hamil dengan masalah Kejiwaan
Ibu Hamil dengan masalah Kecacingan

Note : Walaupun dirujuk,


bidan penanggung jawab wilayah tetap melakukan
pemantauan
* : dalam proses penjajagan
INTEGRASI BERBAGAI PROGRAM DALAM
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

1. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Anemia dan KEK)


2. Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA), Eliminasi Sifilis/IMS
Lainnya dan Pencegahan Penularan Hepatitis dari Ibu ke Anak
3. Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
4. Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
5. Pelayanan ANC dengan Riwayat Hipertensi
6. Pelayanan ANC dengan Riwayat Diabetes
7. Pelayanan ANC dengan Riwayat Thalasemia
8. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil
9. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
10. Penanggulangan Cacingan pada Ibu Hamil
21
1
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan yang direkomendasikan sesuai IMT
IMT pra hamil (kg/m2) Kenaikan BB total selama kehamilan Laju kenaikan BB pada trimester III (rentang
(kg) rerata kg/minggu)
Gizi Kurang / KEK (<18.5) 12.71 — 18.16 0.45 (0.45 — 0.59)
Normal (18.5 - 24.9) 11.35 — 15.89 0.45 (0.36 — 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 — 11.35 0.27 (0.23 — 0.32)

Obes (³30.0) 4.99 — 9.08 0.23 (0.18 — 0.27)

Rekomendasi WHO tentang Pengelompokan Anemia (g/dL) Berdasarkan Umur

Populasi Tidak Anemia Ringan Anemia Sedang Berat


Anak 6-59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5-11 tahun 11,5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12-14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
WUS tidak hamil 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki-laki ³ 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8,0
22
Ibu hamil harus mengonsumsi beraneka ragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang seimbang.
Pesan gizi seimbang yang khusus untuk ibu hamil, antara lain:

1.Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan yang lebih banyak


2.Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi
3.Minum air putih yang lebih banyak
4.Batasi Konsumsi Kafein

Pemberian Kalsium pada Ibu Hamil


Pada daerah dengan intake kalsium yang rendah direkomendasikan pemberian suplementasi tablet
kalsium pada ibu hamil sebesar 1.500 -2.000 mg secara oral dibagi dalam 3x pemberian per hari. Interaksi
dapat terjadi antara suplemen besi dan kalsium. Oleh karena harus ada jarak pemberian selama beberapa
jam. Pemberian tablet kalsium untuk mengurangi risiko preeklamsi.

Penanggulangan Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil


Penanggulangan ibu hamil KEK seharusnya dimulai sejak sebelum hamil bahkan sejak usia remaja
putri. Upaya penanggulangan tersebut membutuhkan koordinasi lintas program dan perlu dukungan
lintas sektor, organisasi profesi, tokoh masyarakat, LSM dan institusi lainnya.
ALUR PELAYANAN GIZI PADA IBU HAMIL
IBU HAMIL

ANC Terpadu

Normal Gizi Kurang/ Anemia Hb < 11 KEK + Anemia KEK + Penyakit


KEK

• Edukasi • Edukasi • Edukasi Tatalaksana tatalaksana


• Konseling • Konseling • Konseling Bumil KEK dan Bumil KEK dan
• Pantau BB • Pantau BB • TTD 2 Tablet/Hr Tatalaksana Tatalaksana
• Pantau Janin • Pantau Janin • Pantau BB Anemia Penyakit
• PMT 1 Bulan • Pantau Janin

Ditangani sesuai standar


Dirujuk bila Hb < 10g/dl kenaikan BB
< 1 kg/bl (T1) dan < 2kg (T2 dan 3)
2 Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu Ke Anak
(Permenkes No. 52 Tahun 2017)
IBU HAMIL

ALUR PEMERIKSAAN UMUM PPIA


KUNJUNGAN ANTENATAL

(HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B)


Anamnesa
Pemeriksaan 10T:
T1: Tinggi & Berat Badan
T2: Tekanan Darah
T3: sTatus Gizi (ukur LiLa)
T4: TFU
T5: Tentukan DJJ Janin
T6: sTatus Imunisasi (TT)
Tes HIV, Sifilis & Hep B
T7: Tablet Fe (90 Tablet) bersama HIV (-)
T8: Tes Lab (Gol darah, Hb, GDS, dengan pemeriksaan Pertahankan
Sifilis, HIV, laboratorium rutin Sifilis (-)
Hepatitis B, Malaria, Proteinuri, lainnya
sputum, BTA) Hepatitis B (-)
T9: Tata laksana kasus
T10: Temu wicara dan konseling Ulangi tes
Tindak Lanjut Positif HIV - Sifilis - Hepatitis B Bumil + pasangan
bila berisiko
minimal 3 bulan

• Pengobatan (ART) • Pengobatan (BPG) • Pengawasan


• Kondom • Kondom • Kondom
• Trace Pasangan • Trace Pasangan • Trace Pasangan
• IO Lain • Comorbid Lain • Comorbid Lain

Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan,


Edukasi & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kepatuhan pengobatan.
Konseling pasangan keluarga
Life skill Education, disclosure
Alur Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis Selama Kehamilan
ALUR PENCEGAHAN DAN RUJUKAN HEPATITIS B SELAMA KEHAMILAN
3

Perlu penguatan bagi daerah endemis :


Penentuan sasaran di daerh endemis, pemantauan pelaksanaan
pemeriksaan RDT, pengawasan pemakaian kelambu, pemakaian obat
dengan kina dan ACT, termasuk penguatan pencatatan dan pelaporan
ALUR PENANGANAN MALARIA DALAM PELAYANAN ANTENATAL
IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA*
dan kunjungan berikutnya dengan gejala malaria

PEMERIKSAAN ANC, KONSELING & SKRINING MALARIA


dengan RDT atau MIKROSKOP

POSITIF P.falcifarum atau P.vivax atau Mix (P.falcifarum


dan P.vivax) NEGATIF

DENGAN TANPA
ACT # 3 HARI GEJALA GEJALA

TIDAK ADA PERIKSA ULANG - Lanjutkan ANC


PERUBAHAN MEMBAIK
SEDIAAN DARAH - LLIN (pakai
TEBAL kelambu)
- Zat Besi / Folat
RUJUK - Nutrisi
SEGERA

POSITIF NEGATIF
Wilayah endemis tinggi malaria semua ibu hamil skrining
malaria, di wilayah endemis rendah dilakukan secara
selektif
** jika malaria berat beri pra rujukan dengan artesunat i.m
Lanjutkan ANC

(dosis 2.4mg/kgBB) LLIN (pakai kelambu)


Zat Besi / Folat
ACT yaitu Dihydroartemisinin + Piperaquin Nutrisi
(DHP) 3-3-3
4
Pada kunjungan pertama ANC semua ibu hamil dilakukan :
•Skrinning gejala dan tanda TBC:
1. Apakah ada batuk lama (2 minggu atau lebih)?
2. Apakah ada batuk berdarah?
3. Apakah ada demam dan lemas?
4. Apakah ada berkeringat malam tanpa aktivitas?
5. Apakah terjadi penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas?
6. Apakah ada gejala TB Ekstra Paru (kelenjar, tulang, kulit, dll)?
7. Apakah ada kontak serumah atau kontak erat dengan pasien TB?
•Apabila hasil skrining menunjukkan gejala TB, maka ibu hamil dirujuk ke Poli TB untuk tatalaksana lebih
lanjut.

Pemberian obat sama dengan OAT pasien umum, Amikasin, Streptomisin,


Etionamid/Protionamid TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk pengobatan
tuberkulosis pada ibu hamil
Bidan tetap melakukan pemantauan minum OAT pada ibu hamil bersama dengan
petugas TB
5
• Pada ibu hamil dengan riwayat Hipertensi dilakukan
skrining untuk menentukan stratifikasi faktor risiko
hipertensi pada kehamilan dan rencana
penanggulangannya.
• Skrining preeklamsi dilakukan pada kehamilan <20
minggu dan tetap dilakukan apabila ibu hamil K1 nya
pada kehamilan >20 minggu
• Skrining preeklampsia selama masa kehamilan wajib
dilakukan pada layananan kesehatan primer.
• Setiap ibu hamil melakukan asuhan antenatal, catat
tanggal dan hasil pemeriksaan tekanan darah di kolom
yang tersedia.
• Perhitungan mean arterial pressure (MAP) harus dilakukan
bersamaan dengan pemeriksaan tekanan darah. Jika hasil
MAP lebih dari 90 maka risiko preeklampsia meningkat
dan lakukan rujukan.
• Jika didapatkan tanda centang di dua kotak kuning dan
atau 1 kotak merah maka ibu berisiko mengalami
preeklamsia dan lakukan segera lakukan rujukan ke
dokter spesialis obsgin.
6 PELAYANAN ANTENATAL
DENGAN RIWAYAT DIABETES
Hiperglikemia yang terdeteksi pada kehamilan harus ditentukan klasifikasinya
sebagai salah satu di bawah ini:

Klasifikasi Diabetes Mellitus :


• Diabetes mellitus tipe 2 dengan kehamilan atau
• Diabetes mellitus gestasional

32
7
• Setiap pasangan yang memiliki sifat atau riwayat keluarga Thalassemia, dan berencana memiliki anak
dianjurkan untuk melakukan skrining saat pertama kali kunjungan ANC.
• Jika ibu merupakan pembawa sifat atau ”carrier” Thalasemia, maka skrining kemudian dilanjutkan pada
ayah janin dengan teknik yang sama.
• Jika ayah janin normal maka skrining janin (pranatal diagnosis) tidak disarankan.
• Jika ayah janin merupakan pengidap atau ”carrier” Thalasemia maka disarankan mengikuti konseling
genetik dan jika diperlukan melanjutkan pemeriksaan skrining pada janin (pranatal diagnosis).
• Pemeriksaan bayi baru lahir tidak umum dilakukan tetapi dapat dilakukan bila kedua orangtuanya adalah
pembawa sifat Thalassemia.
• Untuk pasangan dengan yang salah satunya “carrier”, atau keduanya “carrier” atau salah satunya
penyandang atau keduanya penyandang diberikan edukasi komprehensive tentang kondisi yang mungkin
dialami oleh anak yang akan dilahirkan.
• Diagnosis Prenatal adalah kegiatan pemeriksaan yang bertujuan mendiagnosis janin apakah menderita
Thalasemia mayor/minor/normal.
• Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada janin dari pasangan yang keduanya adalah pembawa sifat
Thalassemia.
8 PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA IBU HAMIL

▪ Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining kesehatan jiwa ibu hamil
 Stres
 Gangguan Kecemasan Menyeluruh
 Gangguan Panik
 Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
 Gangguan Somatoform
 Gangguan Stres Paska Trauma
 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA
 Gangguan Depresi
 Gangguan Skizofrenia

Jika melalui deteksi dini dan wawancara klinis diduga terdapat masalah kejiwaan bagi ibu hamil, maka petugas
kesehatan dapat menggunakan :
•instrumen Strength Difficulties Questionnaire-25 (SDQ-25) untuk ibu hamil berusia di bawah 18 tahun, guna
mendeteksi kecemasan dan depresi (Ibu hamil mengalami gangguan jiwa jika pernyataan YA ≥ 6),
•instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29) untuk ibu hamil berusia di atas 18 tahun, Ibu hamil mengalami
gangguan jiwa bila pertanyaan no 1 sampai 20 terdapat ≥ 6 yang pernyataannya YA untuk cemas dan depresi,
pertanyaan no 21 untuk menskrining penggunaan NAPZA, pertanyaan No. 22-24 untuk menskrining gangguan psikotik,
dan pertanyaan no 25-29 untuk menskrining gangguan stres paska trauma. 34
ALUR PEMERIKSAAAN KESEHATAN JIWA IBU HAMIL

IBU HAMIL

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN

Tidak ada Risiko Berisiko Masalah /


Masalah Gangguan Jiwa Gangguan Jiwa

Skrining / Deteksi Dini dengan

instrumen

Usia < 18 Tahun Usia > 18 Tahun

SDQ SRQ 29

Normal Borderline Masalah Normal Borderline Masalah

Konseling Rujuk Konseling Rujuk


KUESIONER SDQ
9 PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN
IMUNISASI

▪ Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi Td ibu hamil,
apabila diperlukan, diberikan imunisasi pada saat pelayanan antenatal

Tujuan :
▪ Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi
baru lahir
▪ Melengkapi status imunisasi Tetanus

▪ Petugas harus memahami tentang: penentuan status immunisasi


Tetanus dan pencatatannya bagi pengelola KIA maupun petugas
Immunisasi
39
Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus dan difteri
toksoid (Td) bila diperlukan
Sebelum pemberian imunisasi Td pada WUS termasuk ibu hamil harus dilakukan skrining status T terlebih
dahulu. Pemberian imunisasi Td dilakukan apabila belum mencapai status T5

Anamnesa Status T Pemberian imunisasi Td


Belum pernah mendapat imunisasi yang T0 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1, kemudian diberikan kemba-li
mengandung T sama sekali dengan interval minimal 4 minggu dan 6 bulan
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T1 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1, kemudian diberikan kemba-li
satu kali dengan interval 6 bulan
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T2 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
dua kali dengan interval minimal 4 minggu
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T3 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
tiga kali dengan interval minimal yang sesuai
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T4 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
empat kali dengan interval yang sesuai
Sudah mendapat imunisasi yang mengandung T T5 Tidak perlu diberikan imunisasi
sebanyak
5 kali dengan interval yang sesuai
10 PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN
PENANGGULANGAN CACINGAN PADA IBU HAMIL
▪ Infeksi cacing atau cacingan pada ibu hamil → gangguan gizi berupa kekurangan kalori dan protein serta
kehilangan darah (anemia) → kompilkasi pendarahan karena anemia kronis

▪ Mengakibatkan terjadinya BBLR

Tiga jenis cacing yang umumnya menginfeksi manusia dan


memberikan dampak yaitu:
Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan
Trichiuris trichiura (cacing cambuk).
1. Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan tinja. Jika hasil positif diberikan
obat cacing secara selektif.
2. Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang mengalami gejala Cacingan atau anemi pada saat kunjungan
Antenatal dan hasil pemeriksaan tinjanya positif Cacingan diberikan obat cacing secara selektif.
3. Ibu hamil yang mempunyai hasil positif (+) pada pemeriksaan tinja maka pemberian obat cacing dapat
dilakukan mulai trimester ke 2 dan ke 3 dibawah pengawasan dokter.

41
Penutup

1. PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR secara komprehensif dan berkualitas


dapat memberikan PERLINDUNGAN secara menyeluruh terhadap ibu dan
bayinya selama proses kehamilan.

2. Dalam pelayanan antenatal, tenaga kesehatan harus mampu mendeteksi dini


masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, mampu melakukan intervensi
secara adekuat termasuk intervensi pada kelompok sasaran dan termasuk
KUNJUNGAN RUMAH kepada ibu hamil bila tidak datang ke fasyankes

3. Pemberian TTD bumil sesuai standar dapat mencegah anemia pada ibu hamil,
sepsis puerpuralis, BBLR dan kelahiran prematur

4. Diperlukan DUKUNGAN dan KOMITMEN yang kuat dari berbagai pihak


dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata
diseluruh wilayah Indonesia
AYO SIAPKAN IBU SEHAT – GENERASI CERDAS DAN UNGGUL
MENUJU INDONESIA MAJU

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai