Anda di halaman 1dari 46

1 SITUASI KESEHATAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA

2 STANDAR PELAYANAN ANC

3 PELAYANAN ANC TERINTEGRASI

4 PENGISIAN BUKU KIA

5 PENUTUP
AKI & AKB di Indonesia masih jauh dari target SDG’s
PENYEBAB KEMATIAN IBU, NEONATAL & BAYI
% TENAGA PEMBERI LAYANAN % TEMPAT PERSALINAN
ANC PEREMPUAN 10-54 TAHUN

13,4
29% 18%
Dokter Praktek RS Swasta
Sp.OG Bidan
0
,
16% 15%
Rumah RS
5 Pemerintah
Dokter
12% 5%
Puskesmas/ Klinik
8
Pustu/Puslin
2 g
,
4 4% 1%
Polindes/ Praktek
Bidan
Tidak 3,1 Poskesdes Dokter
ANC
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
4 1
PENGUATAN TATA PENINGKATAN AKSES LAYANAN
KELOLA
Penguatan upaya promotif & preventif di BAGI IBU DAN BAYI
Puskesmas, pelacakan- pencatatan- Meningkatkan jumlah kunjungan
pelaporan kematian ibu dan bayi, audit ANC dari 4x menjadi 6x, persalinan di
maternal perinatal (AMP), pemantauan fasilitas pelayanan kesehatan,
wilayah meningkatkan kunjungan PNC dari 3x
setempat, pengawasan i mplementasi menjadi 4x.
regulasi.
STRATEGI
INTERVENSI 2
3 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KESEHATAN
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu & Penguatan antenatal, persalinan, dan
Anak, Pemberdayaan masyarakat dlm postnatal termasuk pelayanan KB PP,
persiapan kehamilan, Kelas ibu hamil dan pelayanan kes bayi sesuai standar,
ibu balita, Posyandu, pemanfaatan dana peningkatan kapasitas dokter umum rkait
desa, peran PKK perencanaan persalinan teyankes ibu & bayi, pengampuan
dan pencegahan komplikasi (ambulan & pembinaan dari 13 RS Vertikal dan 4
desa, donor darah) RSUD terpilih, peningkatan skrining
masalah kesehatan ibu dan bayi.
SPM TERKAIT KESEHATAN KELUARGA
PP 2/ 2018 TENTANG SPM BIDANG KESEHATAN
PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA SPM BIDANG KESEHATAN

NO PERNYATAAN STANDAR NO PERNYATAAN STANDAR

1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai 8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
standar. kesehatan sesuai standar.
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai 9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan
standar. kesehatan sesuai standar.
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. 10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar.
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining standar.
kesehatan sesuai standar. 12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun pemeriksaan HIV sesuai standar.
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
Program Pelayanan Asuhan Antenatal
10T
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Tetapkan status gizi (ukur lingkar
lengan atas/LILA) Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang meliliputi :

4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus


uteri)
• Tinggi badan ibu
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) untuk menentukan
status gizi

6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetantus


difteri (Td) bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa
kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan
darah, tes triple eliminasi (HIV, sifilis, dan hepatitis B) dan malaria
pada daerah endemis. Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi
seperti: gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum basil tahan
asam (BTA), kusta, malaria daerah nonendemis, pemeriksaan feses
untuk kecacingan, pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini
thalassemia dan pemeriksaan lainnya
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
10. Temu wicara
Pelayanan kesehatan ibu hamil
PERNYATAAN STANDAR STANDAR KUANTITAS
Setiap ibu hamil mendapatkan Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4) dengan ketentuan:
pelayanan antenatal sesuai 1. Satu kali pada trimester pertama.
standar. Pemerintah Daerah 2. Satu kali pada trimester kedua.
tingkat kabupaten/kota wajib 3. Dua kali pada trimester ketiga
memberikan pelayanan STANDAR KUALITAS
kesehatan ibu hamil sesuai Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
standar kepada semua ibu 1. Pengukuran berat badan.
hamil di wilayah kerja tersebut 2. Pengukuran tekanan darah.
dalam kurun waktu satu tahun. 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
Pelayanan antenatal 5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
sesuai standar meliputi: 6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
1. Standar kuantitas. 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
2. Standar kualitas. 8. Tes Laboratorium.
9. Tatalaksana/penanganan kasus.
10. Temu wicara (konseling).

% ibu hamil mendapatkan Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar di x 100 %
pelayanan kesehatan ibu hamil wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja kab/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
PELAYANAN ANC
TERPADU
Pemeriksaan Dokter 1 x ANC dilaksanakan minimal 6x selama kehamilan Pemeriksaan Dokter 1x pada TM III
pada TM I ( untuk TM I : 2 X ( untuk deteksi komplikasi
skrining kesehatan ibu TM II : 1 X kehamilan/ mempersiapkan
seutuhnya) TM III : 3 X rujukan persalinan jika perlu)

• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan fisik 10 T • USG
• USG • Pemeriksaan
• Pemeriksaan
Laboatorium Jika ibu hamil datang periksa pertama kali laboratoriu
ke Bidan, maka bidan tetap melakukan m
pelayanan antenatal seperti biasa, • Rencana
kemudian merujuk ibu hamil ke dokter persalinan
untuk menjalani skrining
INTEGRASI BERBAGAI PROGRAM DALAM
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

1. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Anemia dan KEK)


2. Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA), Eliminasi
Sifilis/IMS Lainnya dan Pencegahan Penularan Hepatitis dari Ibu ke
Anak
3. Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
4. Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
5. Pelayanan ANC dengan Riwayat Hipertensi
6. Pelayanan ANC dengan Riwayat Diabetes
7. Pelayanan ANC dengan Riwayat Thalasemia
8. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil
9. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
10. Penanggulangan Cacingan pada Ibu Hamil 16
11. Pelayanan ANC pada Masa Pandemi Covid-19
1
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan yang direkomendasikan sesuai IMT
IMT pra hamil (kg/m2) Kenaikan BB total selama kehamilan Laju kenaikan BB pada trimester III (rentang
(kg) rerata kg/minggu)
Gizi Kurang / KEK (<18.5) 12.71 — 18.16 0.45 (0.45 — 0.59)
Normal (18.5 - 24.9) 11.35 — 15.89 0.45 (0.36 — 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 — 11.35 0.27 (0.23 — 0.32)

Obes (³30.0) 4.99 — 9.08 0.23 (0.18 — 0.27)

Rekomendasi WHO tentang Pengelompokan Anemia (g/dL) Berdasarkan


Umur
Populasi Tidak Anemia Ringan Anemia Sedang Berat
Anak 6-59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5-11 tahun 11,5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12-14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
WUS tidak hamil 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki-laki ³ 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8,0
17
Ibu hamil harus mengonsumsi beraneka ragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang seimbang.
Pesan gizi seimbang yang khusus untuk ibu hamil, antara lain:

1.Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan yang lebih banyak


2.Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi 3.Minum
air putih yang lebih banyak
4.Batasi Konsumsi Kafein

Pemberian Kalsium pada Ibu Hamil


Pada daerah dengan intake kalsium yang rendah pemberian suplementasi tablet
direkomendasikan
kalsium pada ibu hamil sebesar 1.500 -2.000 mg secara oral dibagi dalam 3x pemberian per hari. Interaksi
dapat terjadi antara suplemen besi dan kalsium. Oleh karena harus ada jarak pemberian selama beberapa
jam. Pemberian tablet kalsium untuk mengurangi risiko preeklamsi.

Penanggulangan Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil


Penanggulangan ibu hamil KEK seharusnya dimulai sejak sebelum hamil bahkan sejak usia
remaja putri. Upaya penanggulangan tersebut membutuhkan koordinasi lintas program dan perlu
dukungan lintas sektor, organisasi profesi, tokoh masyarakat, LSM dan institusi lainnya.
ALUR PELAYANAN GIZI PADA IBU HAMIL
IBU HAMIL

ANC Terpadu

Normal Gizi Kurang/ Anemia Hb < 11 KEK + Anemia KEK + Penyakit


KEK

• Edukasi • Edukasi • Edukasi Tatalaksana


• tatalaksana
• Konseling • Konseling Konseling Bumil KEK dan
• Bumil KEK dan
• Pantau BB • Pantau BB TTD 2 Tablet/Hr Tatalaksana
• Tatalaksana
• Pantau Janin • Pantau Janin Pantau BB Anemia
• Penyakit
• PMT 1 Bulan Pantau Janin

Ditangani sesuai standar


Dirujuk bila Hb < 10g/dl kenaikan BB
< 1 kg/bl (T1) dan < 2kg (T2 dan 3)
2 Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu
Ke
IBU HAMIL
Anak
(Permenkes No. 52 Tahun 2017)
KUNJUNGAN ANTENATAL

Anamnesa
ALUR PEMERIKSAAN UMUM
Pemeriksaan 10T:
T1: Tinggi & Berat Badan
PPIA (HIV, SIFILIS DAN
T2: Tekanan Darah
T3: sTatus Gizi (ukur LiLa)
T4: TFU
HEPATITIS B)
T5: Tentukan DJJ Janin
T6: sTatus Imunisasi Tes HIV, Sifilis & Hep B
(TT) T7: Tablet Fe (90 bersama HIV (-)
Tablet) dengan pemeriksaan Pertahankan
laboratorium rutin Sifilis (-)
T8: Tes Lab (Gol darah, Hb, GDS, lainnya
Sifilis, HIV, Hepatitis B (-)
Hepatitis B, Malaria, Proteinuri,
sputum, BTA)
T9: Tata laksana kasus Ulangi tes
Positif HIV - Sifilis - Hepatitis B Bumil + pasangan
T10: Temu wicara dan bila
konseling Tindak Lanjut berisiko
minimal 3
• • • Pengawasan
Pengobatan (ART) Pengobatan (BPG) bulan
• • • Kondom
Kondom Kondom
• • • Trace Pasangan
Trace Pasangan Trace Pasangan
• • • Comorbid Lain
IO Lain Comorbid Lain

Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan,


Edukasi & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kepatuhan pengobatan.
Konseling pasangan keluarga
Life skill Education, disclosure
3

Perlu penguatan bagi daerah endemis :


Penentuan sasaran di daerh endemis, pemantauan pelaksanaan
pemeriksaan RDT, pengawasan pemakaian kelambu, pemakaian obat
dengan kina dan ACT, termasuk penguatan pencatatan dan pelaporan
ALUR PENANGANAN MALARIA DALAM PELAYANAN ANTENATAL
IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA*
dan kunjungan berikutnya dengan gejala malaria

PEMERIKSAAN ANC, KONSELING & SKRINING MALARIA


dengan RDT atau MIKROSKOP

POSITIF P.falcifarum atau P.vivax atau Mix (P.falcifarum


dan P.vivax) NEGATIF

DENGAN TANPA
ACT # 3 HARI GEJALA GEJALA

TIDAK ADA PERIKSA - Lanjutkan ANC


PERUBAHAN MEMBAIK
ULANG - LLIN (pakai
SEDIAAN kelambu)
DARAH - Zat Besi / Folat
TEBAL
RUJUK - Nutrisi
SEGERA

POSITIF NEGATIF
Wilayah endemis tinggi malaria semua ibu hamil skrining
malaria, di wilayah endemis rendah dilakukan secara selektif
** jika malaria berat beri pra rujukan dengan artesunat i.m
(dosis 2.4mg/kgBB) Lanjutkan ANC
LLIN (pakai kelambu)
ACT yaitu Dihydroartemisinin + Piperaquin Zat Besi / Folat
Nutrisi
(DHP) 3-3-3
4
Pada kunjungan pertama ANC semua ibu hamil dilakukan :
•Skrinning gejala dan tanda TBC:
1. Apakah ada batuk lama (2 minggu atau lebih)?
2. Apakah ada batuk berdarah?
3. Apakah ada demam dan lemas?
4. Apakah ada berkeringat malam tanpa aktivitas?
5. Apakah terjadi penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas?
6. Apakah ada gejala TB Ekstra Paru (kelenjar, tulang, kulit, dll)?
7. Apakah ada kontak serumah atau kontak erat dengan pasien TB?
•Apabila hasil skrining menunjukkan gejala TB, maka ibu hamil dirujuk ke Poli TB untuk tatalaksana lebih
lanjut.

Pemberian obat sama dengan OAT pasien umum, Amikasin, Streptomisin,


Etionamid/Protionamid TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk pengobatan
tuberkulosis pada ibu hamil
Bidan tetap melakukan pemantauan minum OAT pada ibu hamil bersama
dengan
petugas TB
5
Pada ibu hamil dengan riwayat Hipertensi dilakuka
skrining untuk menentukan stratifikasi faktor n risiko
hipertensi pada kehamilan dan rencana
penanggulangannya.
Skrining preeklamsi dilakukan padakehamilan
<20 minggu dan tetap dilakukan apabila ibu
hamil K1 nya
pada kehamilan >20 minggu
Skrining preeklampsia selama masa kehamilan
wajib dilakukan pada layananan kesehatan primer.
Setiap ibu hamil melakukan asuhan
antenatal, catat
tanggal dan hasil pemeriksaan tekanan darah di kolom
yang tersedia.
Perhitungan mean arterial pressure (MAP) harus dilakukan
bersamaan dengan pemeriksaan tekanan darah. Jika hasil
MAP lebih dari 90 maka risiko preeklampsia meningkat
dan lakukan rujukan.
Jika didapatkan tanda centang di dua kotak kuning dan
atau 1 kotak merah maka ibu berisiko mengalami
preeklamsia dan lakukan segera lakukan rujukan ke
dokter spesialis obsgin.
PELAYANAN ANTENATAL DENGAN
6 RIWAYAT DIABETES

Hiperglikemia yang terdeteksi pada kehamilan harus ditentukan klasifikasinya


sebagai salah satu di bawah ini:

Klasifikasi Diabetes Mellitus :


• Diabetes mellitus tipe 2 dengan kehamilan atau
• Diabetes mellitus gestasional

27
7
Setiap pasangan yang memiliki sifat atau riwayat keluarga Thalassemia, dan berencana memiliki anak
dianjurkan untuk melakukan skrining saat pertama kali kunjungan ANC.
Jika ibu merupakan pembawa sifat atau ”carrier” Thalasemia, maka skrining kemudian dilanjutkan pada
ayah janin dengan teknik yang sama.
• Jika ayah janin normal maka skrining janin (pranatal diagnosis) tidak disarankan.
Jika ayah janin merupakan pengidap atau ”carrier” Thalasemia maka disarankan mengikuti konseling
genetik dan jika diperlukan melanjutkan pemeriksaan skrining pada janin (pranatal diagnosis).
Pemeriksaan bayi baru lahir tidak umum dilakukan tetapi dapat dilakukan bila kedua orangtuanya
adalah
pembawa sifat Thalassemia.
Untuk pasangan dengan yang salah satunya “carrier”, atau keduanya “carrier” atau salah satunya
penyandang atau keduanya penyandang diberikan edukasi komprehensive tentang kondisi yang mungkin
dialami oleh anak yang akan dilahirkan.
• Diagnosis Prenatal adalah kegiatan pemeriksaan yang bertujuan mendiagnosis janin apakah menderita
Thalasemia mayor/minor/normal.
• Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada janin dari pasangan yang keduanya adalah pembawa sifat
Thalassemia.
PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA
8 IBU HAMIL
 Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining kesehatan jiwa ibu hamil
⚫ Stres
⚫ Gangguan Kecemasan Menyeluruh
⚫ Gangguan Panik
⚫ Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
⚫ Gangguan Somatoform
⚫ Gangguan Stres Paska Trauma
⚫ Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA
⚫ Gangguan Depresi
⚫ Gangguan Skizofrenia

Jika melalui deteksi dini dan wawancara klinis diduga terdapat masalah kejiwaan bagi ibu hamil, maka petugas
kesehatan dapat menggunakan :
• instrumen Strength Difficulties Questionnaire-25 (SDQ-25) untuk ibu hamil berusia di bawah 18 tahun,
guna mendeteksi kecemasan dan depresi (Ibu hamil mengalami gangguan jiwa jika pernyataan YA ≥ 6),
•instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29) untuk ibu hamil berusia di atas 18 tahun, Ibu hamil mengalami
gangguan jiwa bila pertanyaan no 1 sampai 20 terdapat ≥ 6 yang pernyataannya YA untuk cemas dan depresi,
pertanyaan no 21 untuk menskrining penggunaan NAPZA, pertanyaan No. 22-24 untuk menskrining gangguan psikotik,
dan pertanyaan no 25-29 untuk menskrining gangguan stres paska trauma. 29
ALUR PEMERIKSAAAN KESEHATAN JIWA IBU HAMIL

IBU HAMIL

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN

Tidak ada Risiko Berisiko


Masalah Gangguan Masalah /
Jiwa Gangguan Jiwa

Skrining / Deteksi Dini dengan


instrumen

Usia < 18 Usia > 18


Tahun Tahun

SDQ SRQ 29

Normal Borderline Masalah Normal Borderline Masalah

Konseling Rujuk Konseling Rujuk


9 PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU DENGAN
IMUNISASI
 Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi Td ibu hamil,
apabila diperlukan, diberikan imunisasi pada saat pelayanan antenatal

Tujuan :
 Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi
baru lahir
 Melengkapi status imunisasi Tetanus

Petugas harus memahami tentang: penentuan status immunisasi


Tetanus dan pencatatannya bagi pengelola KIA maupun petugas
Immunisasi
34
Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus dan difteri
toksoid (Td) bila diperlukan
Sebelum pemberian imunisasi Td pada WUS termasuk ibu hamil harus dilakukan skrining status T terlebih
dahulu. Pemberian imunisasi Td dilakukan apabila belum mencapai status T5

Anamnesa Status T Pemberian imunisasi Td


Belum pernah mendapat imunisasi yang T0 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1, kemudian diberikan kemba-li
mengandung T sama sekali dengan interval minimal 4 minggu dan 6 bulan
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T1 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1, kemudian diberikan kemba-li
satu kali dengan interval 6 bulan
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T2 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
dua kali dengan interval minimal 4 minggu
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T3 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
tiga kali dengan interval minimal yang sesuai
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T4 Diberikan imunisasi pada kunjun-gan K1
empat kali dengan interval yang sesuai
Sudah mendapat imunisasi yang mengandung T T5 Tidak perlu diberikan imunisasi
sebanyak
5 kali dengan interval yang sesuai
10 PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN
PENANGGULANGAN CACING PADA IBU
HAMIL
 Infeksi cacing atau cacingan pada ibu hamil  gangguan gizi berupa kekurangan kalori dan protein serta
kehilangan darah (anemia)  kompilkasi pendarahan karena anemia kronis

 Mengakibatkan terjadinya BBLR

Tiga jenis cacing


yang umumnya
menginfeksi manusia
dan memberikan dampak yaitu:
⚫Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
⚫Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan
⚫Trichiuris trichiura (cacing cambuk).
1. Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan tinja. Jika hasil positif
diberikan
obat cacing secara selektif.
2. Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang mengalami gejala Cacingan atau anemi pada saat
kunjungan
Antenatal dan hasil pemeriksaan tinjanya positif Cacingan diberikan obat cacing secara selektif.
Pelaksanaan Kelas Ibu
Program H
Zona
am ilu (Tidak
Hija & P4K Terdampak / Tidak Zona Kuning (Risiko Rendah), Orange
Ada (Risiko
Kasus) Sedang), Merah (Risiko
Tinggi)
Kelas Ibu Dapat dilaksanakan dengan Ditunda pelaksanaannya di
Hamil metode tatap masa pandemi
muka (maksimal 10 COVID-19 atau dilaksanakan
peserta), dan harus melalui
mengikuti protokol media komunikasi secara
kesehatan secara daring (Video Call,
ketat. Youtube, Zoom).

P4K Pengisian stiker P4K dilakukan oleh Pengisian stiker P4K dilakukan
oleh ibu hamil
tenaga kesehatan pada atau keluarga dipandu
Penutup

1. PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR secara komprehensif dan dapat kualitas


memberikan PERLINDUNGAN secara menyeluruh terhadap ibu dan bayinya
selama proses kehamilan.

2 Dalam pelayanan antenatal, tenaga kesehatan harus mampu mendeteksi dini masalah
dan penyakit yang dialami ibu hamil, mampu melakukan intervensi secara adekuat
termasuk intervensi pada kelompok sasaran dan termasuk KUNJUNGAN RUMAH
kepada ibu hamil bila tidak datang ke fasyankes

3. Pemberian TTD bumil sesuai standar dapat mencegah anemia pada ibu hamil, sepsis
puerpuralis, BBLR dan kelahiran prematur

4. Diperlukan DUKUNGAN dan KOMITMEN yang kuat dari berbagai pihak


dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata
diseluruh wilayah Indonesia
AYO SIAPKAN IBU SEHAT – G E N E R AS I C E R DA S DAN U N G G U L
M E N U J U INDONESIA M A J U

TE R IMA K ASIH

Anda mungkin juga menyukai