Anda di halaman 1dari 1

Laskar 6 AHMAD YANI

Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani lahir di Purworejo, 19 Juni 1922. Pendidikan formal diawalinya di HIS, MULO, AMS, namun ia tidak sempat menamatkan pendidikannya sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Beliau kemudian menjalani pendidikan militer di Dinas Topografi Militer, Malang dan Bogor. Karir militernya dimulai dengan tingkat Sersan. Setelah tahun 1942, ia melanjutkan pendidikan Heiho, Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA), Bogor. Prestasi beliau diantaranya adalah ia berhasil menyita senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto. ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi, pasukan Achmad Yani yang sedang beroperasi berhasil menahan serangan Belanda di daerah tersebut. Maka saat Agresi Militer Kedua Belanda terjadi, ia memegang jabatan sebagai Komandan Wehrkreise II yang meliputi daerah pertahanan Kedu. Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia diserahi tugas untuk melawan DI/TII yang membuat kekacauan di daerah Jawa Tengah. Ketika itu dibentuk pasukan Banteng Raiders yang diberi latihan khusus hingga pasukan DI/TII pun berhasil dikalahkan. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, ia kembali ke Staf Angkatan Darat. Ia turut serta memimpin penumpasan PRRI pada operasi 17 Agustus dan berhasil menuntaskan tugasnya. Puncak karirnya terhitung pada tahun 1962, ia diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat. Achmad Yani selalu berselisih paham dengan PKI. Ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani bersenjata. Akibatnya, ia menjadi target PKI yang diculik dan dibunuh melalui Pemberontakan G30S/PKI. Achmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 (dinihari). Jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi.

Anda mungkin juga menyukai