Anda di halaman 1dari 36

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI


Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

BAB 1

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG

A. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG YANG MELALUI TITIK


SINGGUNG T (x1 , y1) PADA LINGKARAN L
a. Persamaan Garis Singgung di titik O (0,0) dengan jari – jari r

Persamaan Garis Singgungnya = x2 + y2 = r2

= x1.x + y1.y = r2

Contoh soal :

Persamaan garis singgung lingkaran x² + y² = 20 di titik (4, –2)


adalah 2x – y = 10. Lingkaran adalah kedudukan titik-titik yang
berjarak sama terhadap titik tertentu. Jarak sama tersebut kita
namakan jari-jari dan titik tertentu tersebut dinamakan pusat
lingkaran. Jika titik (x₁, y₁) terletak pada lingkaran, maka persamaan
garis singgung lingkaran di titik (x₁, y₁)

Pembahasan

x² + y² = 20

kita coba buktikan apakah (4, –2) terletak pada lingkaran atau tidak
dengan cara disubstitusikan

MATEMATIKA PEMINATAN | 1
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

4² + (–2)² ... 20

16 + 4 ... 20

20 = 20

Karena x₁² + y₁² = r², maka (4, –2) terletak pada lingkaran sehingga
persamaan garis singgungnya adalah

x₁ x + y₁ y = r²

4x + (–2)y = 20 kedua ruas dibagi 2

2x – y = 10

Jadi PGS nya adalah 2x – y = 10

b. Persamaan Garis Singgung di titik A (a,b) dengan jari – jari r

Persamaan Garis Singgungnya = (x-a)2 + (y-b)2 = r2

= (x1 – a)(x – a) + (y1 – b)(y – b) = r2

Contoh soal :

Tentukan persamaan garis singgung lingkaran (x- 4)2 + (y2 +3)= 25


melalui titik (7,1).

MATEMATIKA PEMINATAN | 2
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Jawab:

Periksa apakah titik (7,1) pada lingkaran atau tidak, dengan


mensubsitusi ke dalam persamaan lingkaran (7-4)2 + (1 +3)2 = 9 +
16 = 25. Artinya titik(7,1) pada lingkaran. Karena titik (7,1) pada
lingkaran maka rumus yang digunakan untuk menentukan persamaan
garis singgungnya adalah (x1-a)(x-a) + (y1 –b)(y - b)= r2 Dengan
dengan x1 = 7 dan y1 = 1, a = 4 dan b = -3,

sehingga persamaan garis singgung itu

(7 -4)(x -4) + (1 +3)(y +3) = 25

3(x-4) + 4(y+3) = 25

3x + 4y – 12 + 12 = 25

3x + 4y = 25

Jadi PGSnya adalah 3x + 4y = 25

c. Persamaan Garis Singgung Bentuk Umum x2+y2+Ax+By+C= 0


Menentukan garis singgung lingkaran X2 + Y2- ax- by+ c =0
yang tegak lurus dengan garis ax- y+ c=0
Dengan gradien garis ax - y + c adalah a
Dan gradien tegak lurusnya adalah -1/a
Dengan persamaan lingkaran:
0 = x² + y² - ax - by + c
0 = (x² - ax) + (y² - by) + c
0 = (x² - ax + 1/4 a²) + (y² - by + 1/4 b²) + c - 1/4 (a²+b²)
(x - 1/2 a)² + (y- 1/2 b)² = 1/4 (a²+b²) - c
Dengan pusat (a/2, b/2), dan jari-jari 1/2 √a²+b²-4c
Persamaan garis singgung:
y - yp = m(x - xp) +- r√[1+m²]

MATEMATIKA PEMINATAN | 3
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

y - b/2 = -1/a (x - a/2) +- 1/2 √[(a²+b²-4c)(1+(1/a)²)]


y - b/2 = -x/a + 1/2 +- 1/2 √[(a²+b²-4c) 1/a² (a²+1)]
y = -1/a x + 1/2 (b+1) +- 1/(2a) √[(a²+b²-4c)(a²+1)]

Contoh soal :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x – y – 2x + 4y – 11 =
0 di titik A(1 , 2).
Penyelesaian :

x 1+ x y 1+ y
x 1. x+ y 1. y + A . +B . +C=0
2 2

1+ x 2+ y
1. x+2. y−2. +4. −11=0
2 2

x +2 y −( 1+ x )+2 ( 2+ y )−11=0

x +2 y −1−x +4 +2 y−11=0

4 y−8=0

4 y=8

y=2

MATEMATIKA PEMINATAN | 4
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

B. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG DENGAN GRADIEN


TERTENTU (m)

Contoh Soal :

m = 2√ 2

r2 = 16 = r =√ 16 = 4

y = mx ± r√ 1+m2

= 2√ 2 ± 4 √ 1+2 √ 22

= 2√ 2 ± 4 √ 1+4.2

MATEMATIKA PEMINATAN | 5
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

= 2√ 2 ± 4 . 3

= 2 √ 2 ± 12

Jadi pgsnya 2 √ 2 +12 dan 2 √ 2 – 12

C. PERSAMAAN LINGKARAN YANG MENYINGGUNG GARIS


DILUAR LINGKARAN

Garis singgung yang melalui satu titik di luar lingkaran biasa disebut
juga dengan garis singgung kutub atau garis singgung polar. Jika sebuah
titik (x1, y1) terletak di luar lingkaran, garis singgung dapat dicari dengan
menarik garis lurus dari titik tersebut sehingga menyinggung lingkaran.
Sehingga, bisa terdapat 2 (dua) garis singgung lingkaran yang melalui titik
di luar lingkaran.
Contoh ilustrasi persamaan garis singgung di luar lingkaran dapat dilihat
pada gambar di bawah.

MATEMATIKA PEMINATAN | 6
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Langkah-langkah menentukan persamaan garis singgung yang melalui


satu titik di luar lingkaran:
1. Pertama: melakukan pemisalan garis singgung yang akan dicari.
  
dengan m adalah gradien dan (x1, y1) adalah titik di luar lingkaran yang
dilalui garis singgung.
 
2. Ke dua: substitusikan nilai y yang diperoleh pada langkah pertama ke
persamaan lingkaran sehingga diperoleh suatu persamaan kuadrat
dengan variabel x.
 
3. Ke tiga: menghitung nilai diskriminan persamaan kuadrat tersebut. Agar
garis menyinggung lingkaran maka nilai D = 0, penjelasan lebih lanjut
ada pada materi kedudukan garis terhadap lingkaran.
 
4. Ke empat: selesaikan persamaan kuadrat yang diperoleh dari langkah
ketiga untuk mendapatkan nilai m.
 
5. Ke lima: substitusikan nilai m pada pemisalan persamaan
  
pada langkah pertama.

Contoh Soal Persamaan Garis Singgung Lingkaran Melalui Satu Titik


di Luar Lingkaran
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran yang melalui titik (3,
1) dengan persamaan x2 + y2 = 9!
Pembahasan:

MATEMATIKA PEMINATAN | 7
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Sebelumnya, pastikan bahwa titik (3, 1) berada di luar lingkaran. Jika


belum tahu caranya bisa disimak pada halaman mengenai kedudukan
titik terhadap lingkaran.

Substitusi titik (3, 1) pada persamaan, sehingga diperoleh perhitungan


seperti berikut.

  
Karena nilai   maka letak titik (3, 1) berada di luar
lingkaran.

Selanjutnya adalah mencari persamaan garis singgung lingkaran yang


melalui satu titik di luar lingkaran.

1. Pertama: memisalkan persamaan garis singgung dengan


persamaan
  
dengan m adalah gradien garis tersebut dan (x1, y1) adalah titik di
luar lingkaran yang dilalui garis singgung yang akan dicari.
Pemisalan persamaan garis singgung:

  
  
 
2. Ke dua: substitusi nilai y = mx – 3m + 1 ke persamaan lingkaran
x2 + y2 = 9 untuk mendapatkan persamaan kuadrat yang akan
digunakan pada langkah selanjutnya.
Hasil substitusi y = mx – 3m + 1 pada persamaan lingkaran x 2 +
y2 = 9 adalah sebagai berikut.
  

MATEMATIKA PEMINATAN | 8
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

  
  

  
 
3. Ke tiga: menghitung nilai diskriminan pada persamaan kuadrat
yang diperoleh pada langkah kedua.
Agar garis menyinggung lingkaran maka nilai diskriminan harus
sama dengan nol (D = 0).

Dari persamaan kuadrat pada langkah kedua dapat diperoleh:

  
  
  

Sehingga,

  
  
  
  
  
  
  
 
4. Ke empat: untuk mendapatkan nilai m, selesaikan persamaan
kuadrat dengan variabel m yang diperoleh pada langkah ketiga.
  

MATEMATIKA PEMINATAN | 9
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

  

  

  
 
5. Ke lima: menentukan persamaan garis singgungnya.

Substitusi nilai m yang diperoleh pada langkah ke empat   


pada pemisalan garis singgung pada langkah pertama.

  

  

  

  

  
  
  
Jadi, persamaan garis singgung lingkaran dengan persamaan x2 +
y2 = 9 yang melalui titik (3, 1) adalah
  

MATEMATIKA PEMINATAN | 10
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

BAB 2
KEDUDUKAN DUA LINGKARAN
A. Pengertian Dasar
Kedudukan dua lingkaran menunjukan posisi antara lingkaran
pertama dan lingkaran kedua. Lingkaran pertama L1 yang berpusat di
C 1dan berjari-jari r 1 dan lingkaran kedua L2 yang berpusat di C 2 dan
berjari-jari r 2 , dapat dilihat sebagai berikut :

a. Kedua lingkaran saling lepas

dan tidak bersinggungan

L1 L2

maupun berpotongan. Maka jarak antara kedua lingkaran = [C 1 C 2] > ( r 1 +


r2)

··

b. Lingkaran di dalam lingkaran

MATEMATIKA PEMINATAN | 11
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

L1 berada di dalam L2. Maka jarak antara kedua pusat


= [C 1 C 2] [r 1 r 2 ]

c. Kedua lingkaran bersinggungan di dalam lingkaran

MATEMATIKA PEMINATAN | 12
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

L1 dan L2 bersinggungan di dalam. Maka jarak antara kedua pusat = [C 1 C 2]


= [r 1 r 2 ]

d. Kedua lingkaran bersinggungan di luar lingkaran

MATEMATIKA PEMINATAN | 13
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

L1 dan L2 bersinggungan di luar. Maka jarak antara kedua pusat = [C 1 C 2] =


[r 1+ r 2 ]

e. Kedua lingkaran saling berpotongan

dan

L1 L2

saling berpotongan. Maka [r 1- r 2 ] < [C 1 C 2] < [r 1 + r 2 ]

B. Persamaan Garis ( Tali Busur ) dari Dua Lingkaran


yang Berpotongan

Persamaan garis (tali busur) L1 dan L2 diperoleh dari persamaan : L1-


L2 = 0

L1 ≡ x 2+ y 2+ A1 x + B1 y + c = 0

L2 ≡ x 2+ y 2+ A2 x + B2 y + c = 0

Contoh soal :

Tentukan persamaan tali busur persekutuan( x−1 )2+ ( y−2 )2 = 1 dan


( x +2 )2 + ( y−3 )2 = 25

Jawab :

L1 ≡ x 2 + y 2−2 x−4 y + 4 = 0

L2 ≡ x 2+ y 2 + 4 x −6 y −12 = 0

MATEMATIKA PEMINATAN | 14
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

L1−¿ L2 = 0

x 2 + y 2−2 x−4 y + 4 −x 2 − y 2 −4 x +6 y +12 = 0

−6 x +2 y + 16 = 0

3 x− y−8=0

C. Irisan Dua Lingkaran


 System Koordinat Polar

System koordinat polar merupakan system yang menyatakan posisi


objek pada sebuah grafik dengan berdasarkan posisi titik itu sendiri
pada perimeter lingkaran.
Koordinat polar = (r , ∝)
r =¿ jari-jari lingkaran yang keliling lingkaran itu melewati posisi
objek
∝=¿ susut antara sumbu x positif dengan garis yang ditarik dari titik
(0,0) dengan titik posisi objek
 Hubungan antara Sistem Koordinat Polar dan Sistem Koordinat
Cartesius

MATEMATIKA PEMINATAN | 15
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

x y y
cos ∝= sin ∝= tan∝=
r r x

 Jika diketahui koordinat kutub ( r , ∝ ) , maka x=r cos ∝ dan


y=r sin ∝
 Jika diketahui koordinat cartesius ( x , y ) , maka r 2=x 2 + y 2

 Irisan Dua Lingkaran Sepusat di O ( 0,0 ) dengan jari-jari r 1 dan r 2


L1 ≡ x2 + y 2=r 21 L2 ≡ x 2+ y 2 =r 22 dengan pusat
O(0,0)
Kemungkinan yang akan terjadi pada irisan L1 dan L2 ( L1 ∩ L2 )
dapat berupa :
a. L1=L2 dan r 1=r 2, maka r 1−r 2=0 dan L1 ∩ L2 =L1
b. L2 > L1 dan r 2 >r 1 , maka r 2−r 1> 0 dan L1 ∩ L2 =L1

Kemungkinan luas dan keliling lingkaran irisan kedua lingkaran


tersebut adalah :

a. Kedua lingkaran memiliki ukuran yang sama, maka


 Luas L1=L2=π r 2 dengan r 1=r 2=r
 Keliling L1=L2=2 πr dengan r 1=r 2=r
b. Kedua lingkaran memiliki ukuran yang berbeda, maka
 Ketebalan daerah yang diarsir ¿ r 2−r 1
 Keliling daerah yang diarsir K=2 π ( r ❑2−r 1 )

 Luas daerah yang diarsir L=π ( r 22 −r 21 )

MATEMATIKA PEMINATAN | 16
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

 Penentuan Jarak Dua Titik A ( r , ∝) dan B(r 2 , ∝2 ) di


Koordinat Polar
Pada koordinat cartesius A ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) , maka
2 2 2
j =( x 1−x2 ) + ( y 1− y 2 )

Pada koordinat polar A ( r 1 , ∝1 ) dan B ( r 2 ,∝2 ), maka


j 2 =r 21+ r 22−2 r 1 r 2 cos ( ∝2−∝1 )
Contoh soal :

Hitunglah jarak antara titik A 2, ( 5π


6 )
dan B 4 ,( )
π
6
Penyelesaian :
5π π
r 1=2, r 2=4 , ∝1= ,∝2=
6 6
Maka j 2 =r 21+ r 22−2 r 1 r 2 cos ⁡(∝2−∝1)

¿ 22 +4 2−2 ( 2 )( 4 ) cos ( π6 − 56π )



¿ 4 +16−16 cos−
6

¿ 20−16 cos−
3

1
¿ 20−16×−
2

¿ 20+8

¿ 28

j=√ 28

¿√ 4×√7

¿2√7

 Melukis Kurva dalam Koordinat Polar

MATEMATIKA PEMINATAN | 17
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Contoh soal
Lukiskan kurva persamaan polar r =1−cos θ
( untuk θ=0 sampai θ=π diperoleh grafik kurva )

θ 0 π π π 2π 5π π
6 3 2 3 6
r 0 0,13 0,50 1 1,50 1,87 2

2π ππ 5π
Y=
3 23 6

. .. π
6

π . .. X

MATEMATIKA PEMINATAN | 18
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

∴ grafik kurva r=1−cosθ adalah 0≤ θ ≤ π


 

MATEMATIKA PEMINATAN | 19
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

BAB 3
SUKU BANYAK (Polinomial)
A. PENGERTIAN
Suku banyak (polinomial) adalah sebuah ungkapan aljabar yang variabel
(peubahnya) berpangkat Bilangan bulat non negative.

Bentuk umum :

y = F(x) = a0xn + a1xn-1 + a2xn-2 + … + an-1x + an

Dengan n Є bilangan bulat


an ≠ 0
Pengertian-pengertian:
a0, a1, a2 ,…, an-1 , an
Disebut koefisien masing-masing bilangan real (walaupun boleh juga bilangan
kompleks)

Derajat Suku Banyak adalah pangkat tertinggi dari pangkat-pangkat pada tiap-tiap
suku, disebut n.Untuk suku banyak nol dikatakan tidak memiliki derajat.

Suku : a0xn , a1xn-1 , a2xn-2 , … , an-1x , an


Masing-masing merupakan suku dari suku banyak

Suku Tetap (konstanta)


A0 adalah suku tetap atau konstanta, tidak mengandung variabel/peubah. Sedangkan
anxn adalah suku berderajat tinggi.

MATEMATIKA PEMINATAN | 20
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Soal
1. Diketahui suku banyak: f(x) = 2x5+3x4-5x2+x-7
Tentukan suku tetapnya.
Jawab :
Suku tetap adalah konstanta.
Maka, suku tetapnya adalah -7
2. Diketehui suku banyak: f(x) = 2x5+3x4-5x2+x-7
tentukan derajat suku banyaknya
Jawab:
Derajat suku banyak adalah pangkat tertinggi dari suku-suku yang ada.
x5 adalah pangkat tertinggi. Jadi f(x) berderajat 5

B. NILAI SUKU BANYAK

Jika f(x) = axn + bxn-1+CXN-2+…+f maka nilai suku banyak dapat dicari dengan cara
subtitusi dan skematik.

Soal
1. Diketahui fungsi polinom f(x) = 2x5+3x4-5x2+x-7
Maka nilai fungsi tersebut untuk x=-2 adalah
a. -90 d. 45
b. -45 e. 90
c. 0

Pembahasan
f(x) = 2x5+3x4-5x2+x-7

MATEMATIKA PEMINATAN | 21
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Cara 1 (subtitusi): x = -2
f(-2)= 2(-2)5+3(-2)4+5(-2)2+(-2)-7
f(-2)= -45

Cara 2 (skematik)
f(x) = 2x5+3x4-5x2+x-7, x=-2

Ambil koefisiennya:
-2 2 3 0 -5 1 -7
-4 2 -4 18 -38 +
2 -1 2 -9 19 -45
Jadi nilai suku banyaknya -45

2. Diketahui fungsi kuadrat : f (x) = 1 x2 + 3 x - 5


2 4
untuk x=2 maka nilai suku banyak tersebut adalah:
Pembahasan:
Cara Substitusi: f(2) = 1 (2)2 + 3 (2) - 5
2 4
=2 +3 -5
2
=-3
2

MATEMATIKA PEMINATAN | 22
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Cara skematik:
2 1 3 -5
2 4
1 7
2
1 7 -3
2 4 2
Jadi nilai suku banyaknya -3/2

C. OPERASI PADA SUKU BANYAK

Penjumlahan, pengurangn dan perkalian Suku Banyak

1. Penjumlahan
contohnya: f (x) = 3x4 – 2x3 + 5x2 – 4x + 3 , g(x) = 4x3 – 6x2 + 7x - 1
Tentukan : f (x) + g(x)
Jawab : f (x) + g(x) = (3x4 – 2x3 + 5x2 – 4x + 3) + (4x3 – 6x2 + 7x – 1)
= 3x4 + (-2 +4)x3 + (5-6)x2 + (-4+7)x + (3-1)
= 3x4 + 2 x3 – 1x2 + 3x + 2
2. Pengurangan
contoh: : f (x) = 3x4 – 2x3 + 5x2 – 4x + 3 , g(x) = 4x3 – 6x2 + 7x - 1
Tentukan : f (x) - g(x)
Jawab : f (x) - g(x) = (3x4 – 2x3 + 5x2 – 4x + 3) - (4x3 – 6x2 + 7x – 1)
= 3x4 + (-2 -4)x3 + (5+6)x2 + (-4-7)x + (3+1)
= 3x4 - 6x3 +11x2 - 11x + 4
3. Perkalian

MATEMATIKA PEMINATAN | 23
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Contohnya: f (x) = 2x3 + 5x2 – 4x + 3 , g(x) = 6x2 + 7x - 1


Tentukan : f (x) x g(x)
Jawab : f (x) x g(x) = (2x3 + 5x2 – 4x + 3) x (6x2 + 7x – 1)
= 2x3 (6x2 + 7x – 1) + 5x2 (6x2 + 7x – 1)
– 4x (6x2 + 7x – 1) + 3 (6x2 + 7x – 1)
= 12x5 + 14x4 – 2x3 + 30x4 + 35x3 – 5x2
- 24x3 – 28x2 + 4x + 18x2 +21x - 3
= 12x5 + 34x4 – 26x3 – 15x2 + 25x – 3

Diketahui f(x)=anxn+an−1xn−1+an−2xn−2+...+a1x+ao

dan g(x)=bnxn+bn−1xn−1+bn−2xn−2+...+b1x+bo

Jika f(x)=g(x) maka ai=bi untuk i=1,2,3,...,n

Bentuk kesamaan untuk pecahan suku banyak :

Jika penyebut bisa difaktorkan dan derajat pembilang lebih kecil dari derajat
penyebut:

Misalkan l(x) adalah factor linier, l(x)=ax+b

k(x) adalah factor bentuk fungsi kuadrat, k(x)=px2+qx+r

t(x) adalah factor bentuk fungsi pangkat tiga, t(x)=cx3+dx2+ex+f

maka sebagai ilustrasi :

(1) P(x) l1(x)×l2(x)×... =al1(x)+bl2(x)+...

Contoh : 2x+5x2−x−2=2x+5(x−2)(x+1)=3x−2+−1x+1

(2) P(x)l1(x)×{l2(x)}2×...=al1(x)+bl2(x)+cx+d(l2(x))2+...

Contoh : 4x2+7x+7/(x−1)(x+2)2=2x−1+1x+2+x−1(x+2)2

MATEMATIKA PEMINATAN | 24
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

BAB 4

PEMBAGIAN SUKU BANYAK

A. Pembagian Suku Banyak Dengan ( x−k ¿ Menggunakan Cara Horner.


Cara kerja pembagian ini sama halnya dengan pembagian yang dijelaskan di
bab sebelumnya, hanya saja di bab ini kita mencoba memisalkan a x 3 +b x 2+ cx+ d ,
akan kita coba bagi dengan ( x−k ¿ , seperti yang diperlihatkan dibawah ini.
a x 2 + ( ak +b ) x +a k 2+ bk+ c
3 2
x−k a x +b x + cx+ d
2 2
a x −ak x
2
(ak + b)x + cx
( ak + b ) x 2− ( ak +bk ) x
(a k 2+ bk +c ¿ x +d
( a k 2+ bk +c ) x−¿)
3 2
a k + b k +ck + d
Pembagian tersebut menunjukkan :
 f(x) = a x 3 +b x 2+ cx+ d
 g(x) = x−k
 H ( x ) = a x 2 + ( ak +b ) x +a k 2+ bk+ c
 S(x) = a k 3+ b k 2 +ck + d
perhitungan yang di dapat dengan hasil subtitusi ini akan penulis coba
bandingkan dengan hasil perbandingan metode horner di bawah ini, coba di
perhatikan dengan baik !
k a b c d
ak 2
a k + bk
3 2
a k + b k +ck
2 2 3 2
a a k + b a k + bk +c a k + b k +ck + d

MATEMATIKA PEMINATAN | 25
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Pada baris paling bawah menunjukkan bahwa “ nilai paling kanan” merupakan sisa
pembagian (S) dan “nilai di sebelah kirinya” menunjukkan koefisieen-koefisien
hasil bagi.
Dari uraian kedua metode pembagian di atas, dapat disusun persamaan ysng
menghubungkan f(x) dengan ( x−k ¿ , H(x), dan S sebagai berikut : f(x) =(
x−k ¿ . H ( x ) + S.
Berikut sebuah contoh untuk melengkapi penjelasan :
a. Tentukan hasil bagi dan sisanya pada suku banyak (2 x3 −5 x 2 +3 x−1) :
(x−3)
b. Tulislah hasil nya dalam bentuk persamaan : yang di bagi = (pembagi × hasil
bagi) + sisa.
Penyelesaian dengan cara horner :

3 2 -5 3 −1
6 3 18
1 6 17 → sisa 17
a. Jadi, hasil baginya = 2 x2 + x +6 dan sisanya =17
b. Sehingga diperokeh persamaan :
2 x3 −5 x 2 +3 x−1=(x−3)(2 x2 + x +6+17 ¿
B. Pembagian Suku Banyak Dengan(ax +b)
b
Karenaax +b=a (x+ ) maka untuk membagi banyak f(x) dengan¿) dapat
a

dilakukan pembagian dengan x + ( ba ) lebih dulu menggunakan cara Horner, misalkan


diperoleh sisa = S dan hasil bagi = H(x) maka terdapat persamaan :1

f(x) ( )
b
= x + a . H ( x ) +S

1 b
⇔f(x) = (x+ ) . H ( x ) + S
a a
1

MATEMATIKA PEMINATAN | 26
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

H(x)
⇔f(x) = (ax +b) . +S
a
Persamaan terakhir menunjukkan bahwa f(x) dibagi(ax +b), hasil baginya

adalah
H ( x)
a
b
( )
dan sisanya S yang nilainya sama dengan pembagian dengan x + .
a
Adapun bentuk soal yang didapat, misalnya tentukan hasil bagi dan sisanya
pada pembagian suku banyak 2 x3 −x 2−1 dengan 2 x+3 !
Dari yang diketahui :
f(x) = 2 x3 −x 2−1
3
g(x) = 2 x+3 = 2(x+ 2 ¿
3
sehingga dapat digunakan pembagian dengan (x+ ¿dengan menggunakan cara
2
Horner seperti berikut.
−3
2 −1 0 −1
2
−3 6 −9
2 -4 6 −10
H ( x ) 2 x 2−4 x+ 6 2
Jadi sisanya, S = -10 dan hasilnya = =x −2 x+3 , sehingga
2 2
diperoleh persamaan : 2 x −x −1=( 2 x+3 ) ( x2 x +3 )−1
3 2 2

MATEMATIKA PEMINATAN | 27
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

BAB 5

TEORAMA SISA DAN TEORAMA FAKTOR

A. Pembuktian Teorema sisa dan Teorema Faktor


a.Pembuktian teorema sisa
Teorema sisa 1 menyatakan bahwa f(x) dibagi (x – k),maka sisa
pembagiaanya adalah f(k).Perhatikan uraian berikut untuk membuktikan kebenaran
teorema tersebut:

Diketahui f(x)=(x – k)h(x) + s.Derajat x lebih rendah satu dari pada derajat (x –
k),sehingga S merupakan konstanta.Karena f(x)=(x – k) k(x) + S berlaku untuk
semua x,maka jika x diganti k maka diperoleh:

Contoh soal:
Jika f(x) dibagi oleh x2 – 5x + 6 sisanya 2x + 1.Tentukan sisanya jika f(x) dibagi
oleh x – 3
Penyelesaian:

2)Pembuktian teorema sisa 2


Teorema sisa 2 menyakan bahwa jika f(x) dibagi (ax + b),maka sisa pembagianya
adalah f (- ).Perhatikan uaraian berikut untuk membuktikan kebenaran teorema
tersebut:

MATEMATIKA PEMINATAN | 28
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

Diketahui f(x)=(ax + b). + S.Karena pada f(x) = (ax + b). + S berlaku untuk semua
nilai x,maka jika nilai x= akan diperoleh:

Contoh:
Jika f(x) dibagi (x – 2) dan jika dibagi (2x + 1) sisanya 5.Tentukan sisanya jika f(x)
dibagi 2x2 – 3x – 2
Penyelesaian:

MATEMATIKA PEMINATAN | 29
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

b. Pembuktian teorema faktor


Teorema faktor menyatakan bahwa jika f(x) suatu suku banyak,maka x – h
merupakan faktor dari f(x) jika dan hanya jika f(h)= 0.Perhatikanlah uraian berikut
ini untuk membuktikan kebenaran teorema tersebut:
Diketaahui menurut teorema sisa f(x) = (x – k). h(x) dan f(k).Jika f(k) = 0,maka
f(x)= (x – k).h(x).sehingga x – k merupakan faktor dari f(x).Sebaliknya jika x – k
merupakan faktor dari f(x),maka f(x) = (x – k). h(x).
Jika x = k
F(k) = (k – k).h(k)

MATEMATIKA PEMINATAN | 30
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

= 0.h(k)
=0
Jika,f(k) = 0 jika dan hanya jika (x – k) merupakan faktor dari f(x) (terbukti)
Contoh:
Hitunglah p jika 2x3 – 5x2 – 4x + p habis dibagi x + 1
Penyelesaian
Karena 2x3 – 5x2 – 4x + p habis dibagi x + 1 maka sisanya 0,sehingga:

B. Akar – akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak

1.Menentukan akar rasional


Jika diketahui suatu suku banyak f(x) dan (x – a) adalah faktor dari
f(x),maka a adalah akar dari persamaan f(x) atau f(a) = 0
2.Sifat-sifat akar persamaan suku banyak
a. Untuk suku banyak berderajat ax2 + bx + c = 0
Jika x1 dan x2 adalah akar – akar persamaan dari ax3 + bx2 + cx + d = 0,maka:
1)x1 + x2 =
2) x1. x2 =

b.Suku banyak berderajat tiga : ax3 + bx2 + cx + d = 0


Jika x1, x2 dan x3 adalah akar – akar persamaan ax3 + bx2 + cx + d = 0, maka;
1) x1 + x2 + x3 =
2) x1. x2 + x2 . x3 + x1 . x3 =
3) x1 . x2 . x3 =

MATEMATIKA PEMINATAN | 31
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

c.Unntuk suku banyak berderajat empat : ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0


Jika x1 , x2 , x3 dan x4 adalah akar – akar persamaan dari suku banyak ax4 + bx3 + cx2
+ dx + e = 0,maka :
1)x1 + x2 + x3 + x4 =
2) x1 . x2 . x3 + x2 . x3 . x4 + x3 . x4 . x1 + x4 . x1 . x2 =
3) x1. x2 + x1 . x3 + x1 . x4 + + x2 . x3 + x2 . x4 + + x3 . x4 =
4) x1 . x2 . x3 . x4 =

Contoh Soal
1. Jika salah satu akar dari suku banyak x3 + 4x2 + x - 6 = 0 adalh x – 1 tentukan akar
– akar lainnya.
Jawab.

2. Diketahui x1, x2 dan x3 adalah akar – akar persamaan 2x3 - bx2 - 18x + 36 = 0
Tentukan:
a) x1 + x2 + x3
b) x1. x2 + x2 . x3 + x1 . x3
c) x1 . x2 . x3
d) Nilai b,jika x2 adlah lawan dari x1
e)Nilai masing – masing x1, x2 dan x3 untuk b tersebut

jawab

MATEMATIKA PEMINATAN | 32
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

MATEMATIKA PEMINATAN | 33
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

BAB 6

PERSAMAAN SUKU BANYAK

 Pengertian Suku Banyak


Suku banyak merupakan bentuk variabel yang berpangkat banyak atau
lebih dari 2.
Contoh: 5 x 6 + 3 x 2 + 2x + 4
5 = Konstanta X⁶ = Variabel
Contoh: f(x) = 2 x3 + 4 x2 - 18
Jawaban: f(x) = 2 x3 + 4 x2 – 18
f(3) = 2.33 + 4.3 2 – 18
= 2.27 + 4.9 – 18
= 54 + 36 -18 = 72
 Nilai f(x) untuk X = 3 adalah 72
 Pengertian Akar – Akar Rasional
b
1) Apabila sebuah bilangan rasional pecahan dalam suku rendah,
c
b
maka adalah sebuah akar persamaan suku banyak:
c
an xn + an−1xn −1 + an−2xn−2 + ….. + a ₁ x + a₀ = 0, an ≠ 0
2) Mengikuti ketentuan bahwa apabila persamaan f(x) = 0 mempunyai
koefisien bulat dengan koefisien pangkat tertinggi adalah satu dan
lainnya dalam bentuk F seperti berikut:
n xn−1
x + f₁ + f ₂ xn−2 + ….. + fn−1x + fn = 0
 Akar – Akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak
Contoh dengan cara memfaktorkan:
x² + 3x + 2 = 0
x² + 3x + 2 = (x + 1) (x + 2)
(x + 1) (x + 2) = 0

MATEMATIKA PEMINATAN | 34
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

X = -1 X= -2
 Himpunan penyelesaiannya adalah (-1, -2)

Persamaan kuadrat disebut juga suku banyak dengan pangkat tertinggi


2.

Contoh: x 3 - ax 2 + 26x – 24 = 0 untuk x = 2

Ditanyakan: Nilai a

Jawaban: f(x) = x 3 - ax 2 + 26x – 24 = 0

f(2) = 23 - 2 a2 + 26.2 – 24 = 0
= 8 – 4a + 52 – 24
= 36 – 4a
X = 2 adalah akar persamaan f(x) = 0
Maka: 36 – 4a = 0

-4a = - 36 (x -1)

4a = 36

36
a= = 9
4

Untuk a= 9 maka persamaan menjadi: x 3 - 9 x 2 + 26x – 24 = 0

 Bentuk Umum Persamaan Suku Banyak dalam Variabel X dengan


Koefisien Bilangan Real
Yaitu: an xn + an−1xn −1 + an−2xn −2 + ….. + a ₁ x + a₀ = 0, an ≠ 0
Dan penentuan nilai X dapat dilakukan dengan cara berikut:
“Jika f(x) suku banyak, maka (x – h) adalah faktor dari f(x) jika
dan hanya jika h merupakan akar persamaan f(x) = 0”
 Menentukan Akar – Akar Rasional Persamaan Suku Banyak f(x) = 0
Langkah I

MATEMATIKA PEMINATAN | 35
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan – Cihaurbeuti – Ciamis 46262

 Selidiki jumlah koefisien f(x) = 0


 Jika iya, maka x = 1 merupakan akar dari f(x) = 0
 Jika tidak, lakukan langkah ke II

Langkah II

 Periksa jumlah koefisien variable berpangkat genap = variable


berpangkat ganjil
 Jika iya, maka x = -1 merupakan akar dari f(x) = 0
 Jika tidak, lakukan langkah ke III

Langkah III

 Tentukan faktor dari nilai mutlak a₀ (a₀ ≠ 0)


 Jumlah dan Hasil Kali Akar – Akar Persamaan Suku Banyak
“Gunakan Teorema akar – akar vieta (persamaan suku banyak
berderajat tiga)”
Persamaan suku banyak berderajat n :
xn xn −1
an + an−1 + an−2xn−2 + ….. + a₀ = 0
Mempunyai akar – akar X₁ , X₂ , X₃ , ….. , Xn , maka :
−an−1
- X₁ , X₂ , X₃ , +….. + Xn =
an
an−2
- X₃ X₂ + X₁ X₃ + X₂ X₃ + ….. + Xn - 1 X n−1 =
an
−an−3
- X₁ X₂ X₃ + X₁ X₂ X₄ + ….. + Xn – 2 Xn – 1 Xn =
an
a₀
- X₁ X₂ X₃ ….. Xn = (−1)n
an

MATEMATIKA PEMINATAN | 36

Anda mungkin juga menyukai