Anda di halaman 1dari 4

Nielsen Newsletter

EDISI 16 • 29 April 2011

Data Highlights
Wiraswasta Banyak Menonton TV
Wiraswasta ternyata menonton televisi lebih banyak dibandingkan
pekerja kerah putih dan pekerja informal, meski komposisinya (10%)
jauh lebih kecil daripada pekerja informal (32%). Dibandingkan dua
kelompok tersebut, persentase penonton (total rating) di kalangan
wiraswasta lebih tinggi, yaitu 14,8% (dari total populasi wiraswasta).
Sementara persentase penonton pekerja kantor dan informal masing-
masing hanya sebesar 12,3% dan 13,1%.

“Dibandingkan dengan para pekerja, persentase


penonton di kalangan wiraswasta lebih tinggi,
yaitu sebesar 14,8%.”

Potensi penonton dari kalangan wiraswasta ini relatif lebih tinggi daripada pekerja kerah putih dan informal di sepanjang
jam siaran. Khususnya pada jam tayang utama (18.00-22.00), potensi pemirsa di kalangan wiraswasta mencapai 29,8%,
sementara pekerja kerah putih dan pekerja informal masing-masing hanya sebesar 23,2% dan 27,4%.

Meski kepemirsaan televisi para wiraswasta tinggi di sepanjang hari, potensi mereka pada hari kerja maupun akhir
pekan relatif tetap. Sebaliknya, pekerja kerah putih dan informal cenderung lebih banyak menonton televisi di akhir
pekan. Potensi penonton dari kalangan pekerja kerah putih naik 1,5 poin menjadi 13,3% dan pekerja informal naik 0,6
poin menjadi 13,6% di akhir pekan.

Total Rating Hari Kerja vs. Akhir Pekan


Periode: 1-27 April 2011
Target pemirsa: Wiraswasta, Pekerja Informal, Pekerja Kerah Putih
Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin

14.8 14.8 Dengan potensi penonton yang lebih tinggi, jam


13.6 13.3 menonton TV para wiraswasta juga lebih lama, yaitu
13.0
11.8 rata-rata hampir 5 jam per hari, sedangkan para pekerja
menonton TV selama kurang lebih 4,5 jam per hari.
Selama bulan April, jam menonton para wiraswasta
terutama dialokasikan untuk program serial (24% atau
sekitar 22 jam), program hiburan, seperti musik, kuis,
komedi, reality show, dsb (17% atau 16 jam) dan film
(17% atau hampir 16 jam).

Dibandingkan bulan lalu, alokasi jam menonton mereka


Entrepreneur Blue collar White collar
terutama bertambah masing-masing 1 jam pada program
anak-anak (menjadi hampir 7 jam), informasi (menjadi
Work week Week end hampir 11 jam) dan hiburan (menjadi lebih dari 15 jam),
terutama game show dan talk show.

Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved


Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.
www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 1
Nielsen Newsletter – Edisi 16 | 29 April 2011

Kelompok terbesar dari penonton televisi di kelompok wiraswasta ini berusia 35-44 tahun. Film asing menjadi program
yang paling efektif menjangkau segmen ini, namun pertandingan tinjulah yang paling berhasil memancing paling banyak
penonton.

Top 10 Program
Periode: 1-27 April 2011
Target pemirsa: Wiraswasta usia 35-44 tahun (1.521.059 individu)
Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin

Program Program Type Rating (in %) Index

SUPER FEATHER WEIGHT CHAMPIO(L Sport:Match 7.8 124


GARA-GARA MINUL JADI PACARKU Movie:Drama 6.8 261
ANACONDAS THE HUNT FOR THE Movie:Horror/Mystery/Thriller 5.8 205
PUTRI YANG DITUKAR Series:Drama 5.8 93
DJARUM ISL:PELITA VS AREMA(L) Sport:Match 5.7 148
RAMBO III Movie:Action/Adventure 5.7 191
FIRST BLOOD Movie:Action/Adventure 5.5 204
ANUGERAH Series:Drama 5.4 106
ISLAM KTP Series:Drama 5.3 114
TANGO & CASH Movie:Action/Adventure 5.2 267

Kebiasaan Menggunakan Internet di Kalangan Wiraswasta


Sebanyak 10% wiraswasta menggunakan internet dalam setahun
belakangan. Kebanyakan dari mereka mengakses internet di rumah
(39%) dan melalui ponsel (44%). Sebanyak 3,4% di antaranya
menghabiskan lebih dari Rp 250.000 per bulan untuk mengakses
internet, sedangkan selebihnya menghabiskan kurang dari jumlah
tersebut dengan besaran yang bervariasi.

Dalam melakukan transaksi keuangan, sebanyak 9,2% wiraswasta telah


melakukannya secara online, antara lain untuk memeriksa rekening,
membayar tagihan listrik/telepon/air dan transfer antar-rekening.
Sementara itu, 8,7% wiraswasta telah bertransaksi komersial secara
online, misalnya untuk berbelanja pakaian, buku dan perlengkapan
rumahtangga.

Terkait dengan kebiasaan berbelanja para wiraswasta, di antara mereka yang menggunakan internet, 29% berbelanja
ke pusat perbelanjaan modern sekali dalam seminggu. Mereka biasanya memilih tempat belanja tersebut karena
lokasinya strategis, tempatnya bersih, modern dan nyaman, serta pilihan persediaan produknya.*

Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved


Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C. www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 2
Nielsen Newsletter – Edisi 16 | 29 April 2011

Data Highlights
TV Lokal Menguat di Surabaya dan Banjarmasin
Dalam lima tahun terakhir (2005-2010), TV lokal yang kepenontonannya berhasil dicatat oleh Nielsen telah berkembang
dari 19 menjadi 33 stasiun TV, yang tersebar di 10 kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung,
Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin).

Seiring dengan tumbuhnya TV lokal, perolehan share TV lokal berhasil menyedot share TV nasional. Dalam kurun
waktu tersebut, perolehan share pemirsa TV lokal naik dari rata-rata 2,1% di tahun 2005 menjadi 3,2% dari total share
pemirsa di tahun 2008. Namun trendnya melemah dalam dua tahun berikutnya, menjadi 2,5% di tahun 2010.
Share Pemirsa (%) TV lokal vs. TV nasional
Periode: 2005- 2010
Target pemirsa: Usia 5 tahun ke atas
Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin
2.1 2.8 2.5 3.2 2.6 2.5
Meski demikian, perolehan share TV
lokal tampak menguat, terutama di
Surabaya dan Banjarmasin. Dalam
empat tahun terakhir, share
kepemirsaan TV lokal di Surabaya
97.9 97.2 97.5 96.8 97.4 97.5 menguat dari rata-rata dari 1,6% ke
3,3%, sedangkan di Banjarmasin
naik dari 0,4% menjadi 2,5%.
Sementara kota-kota lain, raihan
share TV lokal cenderung berkurang,
dengan perolehan share TV lokal di
Denpasar menguat dalam setahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 belakangan, dari 3,9% menjadi
4,4%.
National TV Local TV

Share Pemirsa (%) TV Lokal per Kota


Periode: 1 Januari – 31 Desember 2010
Target pemirsa: Usia 5 tahun ke atas (49,525,104 individu)
Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin

Pola menonton TV lokal di sejumlah


4.4
kota besar, seperti Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Palembang dan Denpasar mirip 3.3
dengan TV nasional, dengan 2.7
kecenderungan memuncak di jam 2.5 2.5
tayang utama (18.00-22.00). Selain
memuncak di jam tayang utama, 1.4 1.3
penonton TV lokal di Surabaya, 1.0 1.1 1.1
Medan dan Banjarmasin juga
bertambah signifikan di pagi hingga
siang hari (10.00-14.00), kecuali
Banjarmasin yang penontonnya
an

ta
ya
rt a

r
g

ar
ng

ng

justru tinggi di pagi hari (06.00-


in
sa
an

ar
ed
ba

as

as
ka

ba
as

ak
ar

nd
ra

p
M

rm
Ja

ak

10.00).
m

en
gy
Ba
Su

le

a
Se

Yo

nj
Pa

Ba

Pola menonton yang agak berbeda


Audience Share (%)
terlihat di Makassar. Dalam
beberapa tahun terakhir, pola

Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved


Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C. www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 3
Nielsen Newsletter – Edisi 16 | 29 April 2011

menonton TV lokal di Makassar memuncak pada siang hingga sore hari (14.00-18.00). Hanya pada setahun terakhir,
puncak kepenontonan TV lokal di Makassar bergeser ke jam tayang utama (18.00-22.00), namun kecenderungan
menonton TV lokal di Makassar pada siang hingga sore hari masih tergolong tinggi.*

Client’s Update
Ad Effectiveness: Mengukur Dampak Merek dari Iklan Online

Keberhasilan kampanye iklan online sering diukur dari jumlah klik terhadap iklan.
Bagaimanapun iklan-iklan tertentu cenderung mendapatkan jumlah klik yang lebih
tinggi karena mereka memiliki panggilan-untuk–bertindak yang lebih kuat. Oleh
karena itu, branding iklan harus dinilai berdasarkan tujuannya, untuk
mengarahkan ekuitas merk daripada hanya sekedar klik.

Tujuan dari Ad Effectiveness adalah membuktikan kemampuan membangun


sebuah merek melalui media online, membantu menunjukkan Return of
Investment untuk iklan online, dan sebagai tolak ukur keberhasilan kampanye
online.

Survei online terhadap iklan ini dilakukan selama 4 minggu dan data akan dirilis
pada minggu ke-5. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan tanda (tag)
pada setiap unit iklan untuk melacak responden yang terpapar iklan, lalu survey
dalam bentuk pop-up akan ditampilkan pada saluran yang sama dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan standar
untuk perbandingan.

Survei ini memberikan informasi antara lain tentang kampanye dan merek, serta perbandingan dengan merek pesaing,
seperti kesadaran merek (brand awareness), pertimbangan merek (brand consideration), merek pilihan (brand
favorability), penggunaan merek (brand usage), niat pembelian (purchase intent), rekomendasi, atribusi merek (brand
attribution), dan demografi.*

IKLAN PRODUK PALING DITONTON DI APRIL 2011


PRODUK GRP JUMLAH SPOT

SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) 3,577 2,872


MOLTO ULTRA - FABRIC SOFTENER 3,000 1,883
TELKOMSEL - ALL SIM CARD 2,958 2,475
SEDAAP - INSTANT NOODLE 2,682 1,514
BENDERA - ALL GROWING UP MILK 2,469 1,433
1-24 April 2011, Usia 5+, TV Komersial, GRP (Gross Rating Points) dalam %, hanya produk komersial

Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved


Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C. www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 4

Anda mungkin juga menyukai