Anda di halaman 1dari 15

Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

STRATEGI PROGRAM TAYANGAN INFOTAINMENT DI RCTI

Andi Fachrudin
TVRI Pontianak
e-mail: andi_fachrudin@yahoo.com

Abstract, Infotainment is a mandatory requirement that every television. RCTI presents In-TENS
for loyal audience in order to meet the needs will watch news about celebrities. The goal of all
the programs are no exception Intense is to get the best rating and share, and for that strategy is
needed to obtain optimal results. This study aims to pulled-tahui what programs are
implemented strategies infotainment Intense. In this study, the strategies are strategies to achieve
the goals set in advance through management functions, namely planning, organizing,
mobilizing and monitoring.This type of research is descriptive qualitative approach. The method
used was a case study. Data was collected through interviews men-in.The results of this study
indicate that the strategy of views used for infotainment Intense is Head to head, Strong Lide In,
dayparting, stripping, crossprogramming, and bridging.Dapat concluded that the strategy used
has been progressing as planned.
Keyword : television program, strategy of production, infotainment

Abstrak, Tayangan infotainment adalah suatu kebutuhan yang wajib disetiap televisi. RCTI
mempersembahkan Intens untuk penonton setia demi memenuhi kebutuhan tontonan akan
berita seputar selebritis. Tujuan dari semua program tak terkecuali Intens adalah untuk
mendapatkan rating dan share terbaik, dan untuk itu dibutuhkan strategi untuk mendapatkan
hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi program apa yang
diterapkan tayangan infotainment Intens. Pada penelitian ini strategi yang digunakan adalah
strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu melalui fungsi
manajemen, yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan.Tipe
penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi
penayangan yang digunakan untuk infotainment Intens adalah Head to head, Strong Lide In,
dayparting, stripping, crossprogramming, dan bridging.Dapat disimpulkan bahwa strategi yang
digunakan telah berjalan sesuai yang direncanakan.

Kata kunci: strategi produksi, program televisi, infotainment

PENDAHULUAN depan pesawat televisi dibandingkan


dengan waktu yang digunakan untuk
Televisi sebagai salah satu bentuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan
media massa, saat ini telah menjadi mereka.
bagian tak terpisahkan dari kehidupan Bagi banyak orang, televisi adalah
manusia. Banyak orang yang teman. Televisi memperlihatkan bagaimana
menghabiskan waktunya lebih lama di kehidupan orang lain dan memberikan
137
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

ide tentang bagaimana kita ingin menjalani infotainment ini dengan bervariasi, mulai
hidup ini (Sun, 2008; Kavada, 2005). dari infotainment yang membahas beberapa
Bermula dengan satu stasiun televisi, orang ternama di beberapa segmennya,
yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) namun saat ini ada juga program
sebagai televisi publik yang mengudara infotainment yang khusus membahas satu
pada tanggal 24 Agustus 1962. Kemudian persoalan atau satu objek dengan berbagai
disusul RCTI sebagai stasiun televisi macam berita dikulik secara lebih
swasta yang pertama kali di Indonesia. mendalam yakni biasa disebut infotainment
RCTI beroperasi sejak bulan April 1989. investigasi (Sood, 2012).
Dan ditetapkan secara resmi tanggal 24 Dengan adanya masyarakat yang
Agustus 1989. Dengan misi, ikut serta membutuhkan informasi mengenai
dalam proses pencerdasan bangsa melalui selebritis maka terciptalah rating dan
tayangan yang menghibur sekaligus share. Dimana rating dan share ini yang
informatif dan mendidik . mengetahui seberapa besarkah penonton
Lalu diikuti dengan TPI, SCTV, program tayangan tersebut dan akan
Indosiar, ANTV, Trans TV, Trans 7, TV bertahan samapai kapan program tayangan
One, Global, Metro TV, Spacetoon. Serta tersebut (Stiernstedt, 2008).
televisi swasta lokal yaitu, O’Channel, Jak Peringkat program atau rating
TV, CTV Banten, DAAI TV dan lain-lain. menjadi hal yang sangat penting bagi
Seiring dengan maraknya kehadiran pengelola stasiun penyiaran komersial.
televisi-televisi swasta nasional dan lokal Perusahaan atau lembaga rating
baru maka, persaingan pun semakin ketat menyediakan jasa kepada stasiun penyiaran
untuk menarik audience. Televisi- televisi dengan mengeluarkan laporan rutin
yang ada berlomba-lomba membuat mengenai program apa saja yang menjadi
program yang kreatif dan inovatif. unggulan dan program apa saja yang sudah
Infotainment adalah berita yang ditinggalkan audiennya.
menyajikan informasi mengenai kehidupan Rating merupakan hal yang penting
orang-orang yang dikenal masyarakat karena pemasangan iklan selalu mencari
(celebrity), dan karena sebagian besar dari stasiun penyiaran atau program siaran
mereka bekerja pada industri hiburan yang paling banyak ditonton atau didengar
seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan orang.
sebagainya maka berita mengenai mereka RCTI memiliki beberapa prgram
disebut juga dengan infotainment. Infotainment, diantaranya “Go Spot”,
Infotainment adalah salah satu bentuk “Intens”, “Chek n Ricek”, “Kabar-Kabari”,
berita keras karena memuat informasi yang dan “Silet”. Dari sekian banyaknya
harus segera ditayangkan. Program berita program infotainment yang ada maka
reguler terkadang menampilkan berita peneliti memfokuskan pada infotainment
mengenai kehidupan selebritis yang “Intens” karena “Intens” merupakan suatu
biasanya disajikan pada segmen akhir program infotainment yang baru berdiri
suatu program berita. Namun dewasa ini menggantikan posisi “Silet”.
infotainment disajikan dalam program Pada saat program “Silet” menuai
berita sendiri yang terpisah dan khusus kontroversi, pada akhirnya “Intens” cukup
menampilkan berita-berita mengenai berhasil menggantikan “Silet”. Rating dan
kehidupan selebritis. share yang diperolehnya pun cukup tinggi
Untuk menarik audience biasanya jika dibandingkan program infotainment
televisi yang membuat program tayangan lain yang ada di RCTI. “Inten” yang
140
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

awalnya menggantikan program “Silet” stasiun penyiaran tidak hanya untuk


saat ini sudah mulai dapat diterima oleh mencapai tujuan program yang telah
masyarakat ini terihat karena penempatan disepakati sebelumnya, tetapi juga untuk
waktu tayangnya yang juga tepat. mempertahankan apa yang telah dicapai
“Intens” memperoleh rating 2,1% selama ini.
dan share 17,0% hal tersebut merupakan Tanpa sebuah strategi, mustahil
perolehan yang cukup baik suatu program akan berumur panjang.Oleh
dikemunculannnya yang secara tiba-tiba karena nya, penelitian ini bertujuan ingin
menggantikan posisi program tayangan lain mengetahui Strategi Program Tayangan
Peningkatan rating dan share “Intens” di RCTI ?
tertinggi diperoleh pada bulan April yakni
memperoleh rating 2,7% dan share 20,0%. KAJIAN TEORI
Namun mengalami penurunan di bulan Mei
yakni menjadi rating 2,2% dan share Komunikasi massa . Menurut Jay
16,5%. Black dan Frederick C. Whitney dalam
Meskipun demikian program Nurudin (2007 : 12) menyebutkan
tayangan “Intens” masih menjadi komunikasi massa adalah sebuah proses
Infotainment yang dapat diandalkan.. Intens dimana pesan-pesan yang di produksi secara
juga dapat menyaingi program-program massal atau tidak sedikit itu disebarkan
yang ada di stasiun televisi lainnya, seperti kepada massa penerimaan pesan yang luas,
program Drama FTV di Indosiar rating anonim, dan heterogen.
1,5% share 13,4%, Insert di Trans Tv Komunikasi Massa adalah
rating 1,5% share 12,1%, Lintas Siang di komunikasi yang menggunakan media
MNC Tv rating 1% share 7,9%, Redaksi massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah)
Siang di Trans 7 rating 1,1% share 8,7% atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola
dan Abdel dan Temon di Global Tv rating oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada
0,7% share 5,7%, dengan demikian dapat sejumlah khalayak dibanyak tempat.
terlihat Intens tetap lebih unggul. Komunikasi massa tidak akan terlepas dari
Keberhasilan dan meningkatnya media massa, karena objek kajian terbesar
rating dan share Infotainment Intens tidak adalah peran dan pengaruh dari media massa
lepas dari strategi program yang digunakan tersebut (Gajendran, 2012).
oleh tim program RCTI sehingga mampu Gejala umum dari suatu proses adalah
merebut perhatian audien. Strategi bahwa proses merupakan suatu peristiwa
program merupakan pilihan tentang apa yang berlangsung secara kontinyu, tidak
yang ingin dicapai serta bagaimana cara diketahui kapan mulainya dan kapan
mencapainya. Strategi yang telah berakhirnya. Hakikatnya, komunikasi
ditetapkan tersebut kemudian direalisasikan membutuhkan sebuah proses. Schramm
dalam bentuk manajemen agar dapat mengatakan bahwa untuk berlangsungnya
berjalan sesuai tujuan. suatu kegiatan komunikasi, minimal
Manajemen tersebut meliputi diperlukannya tiga komponen yaitu source,
perencanaan sebuah program, message dan komunikan.
pengorganisasian, penggerakkan, serta Harold D. Lasswell mengungkapkan
evaluasi yang dilakukan setiap saat. sebuah formula dalam menentukan suatu
Melalui manajemen yang baik inilah, proses dari komunikasi massa yang tediri
sebuah strategi program dijalankan. dari lima unsur, yaitu: (1) Who (siapa):
Sebuah strategi dibutuhkan pengelola komunikator, orang yang menyampaikan
141
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

pesan dalam proses komunikasi massa, Ada beberapa jenis program siaran,
dapat perorangan ataupun organisasi. (2) antara lain (1) Drama (Fiksi) adalah sebuah
Says What (apa yang dikatakan): pernyataan format acara televisi yang di produksi dan di
umum, dapat berupa ide, informasi, opini, cipta melalui proses imaginasi kreatif dari
pesan dan sikap. (3) In which channel kisah-kisah drama atau fiksi yang di
(melalui saluran apa): media komunikasi rekayasa ulang. (2) Non Drama (Non Fiksi)
atau saluran yang digunakan untuk adalah sebuah format acara televisi yang
melaksanakan kegiatan komunikasi. (4) To diproduksi dan dicipta melalui proses
whom (kepada siapa): komunikan atau pengolahan imajinasi kreatif dari realitas
audience yang menjadi sasaran komunikasi. kehidupan sehari-hari tanpa harus
(5) With what effect (dengan efek apa): hasil menginterpretasi ulang dan tanpa harus
yang dicapai dari usaha penyampaian menjadi dunia khayalan. (3) Berita adalah
pernyataan umum itu pada sasaran yang sebuah format acara televisi yang di
dituju. produksi berdasarkan informasi dan fakta
Paul Virilio dalam buku infotainment atau kejadian dan peristiwa yang
mengatakan bahwa televisi diibaratkan berlangsung pada kehidupan masyarakat
seperti sebuah bola raksasa yang melaluinya sehari – hari. (4) Infotainment merupakan
kita dapat melihat sudut- sudut terpencil, gabungan atau hasil perpaduan antara format
ruang –ruang terjauh serta rahasia-rahasia acara non drama dengan berita. Dimana
terdalam dari setiap manusia yang masuk ke infotainment adalah sebuah format acara
dalam jaringannya. Hanya dengan melihat televisi yang diproduksi dengan
televisi maka kita dapat menyaksikan memperhatikan nilai-nilai faktual dan aktual
keseluruhan dunia (Nugroho, 2005: 21). yang disajikan dengan ketepatan dan
Televisi adalah salah satu media kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat
komunikasi massa elektronik yang dominan liputan yang independen. (Naratama,
pada saat ini. Hadirnya media televisi, mau 2004:64-66)
tidak mau harus diterima karena sudah Infotainment berasal dari kata
merupakan satu kebutuhan informasi bagi “Informasi” dan “entertainment”.
masyarkat agar kita tidak tertinggal oleh Infotainment sebenarnya adalah tayangan
kemajuan peradaban teknologi sekaligus program televisi yang menyampaikan
mengetahui perubahan- perubahan yang sebuah informasi yang disajikan dalam
terjadi di belahan dunia lain. Dari semua bentuk hiburan. Namun di Indonesia
media komunikasi yang ada, televisilah yang infotainment berubah dari tayangan
paling berpengaruh pada kehidupan informasi tentang dunia hiburan menjadi
manusia. tayangan informasi mengenai kehidupan
Stasiun televisi masing-masing para artis di dunia hiburan.
bertahan dengan menghadirkan berbagai Masduki (2008) mengatakan bahwa
program acara. Salah satu di antaranya liputan infotainment pada umumnya hanya
adalah program acara infotainment. mengedepankan unsur gosip,
Infotainment termasuk dalam salah satu sensasionalisme dan tidak berorientasi pada
program acara hiburan televisi. kepentingan publik yang lebih luas. Dalam
Program adalah segala hal yang kasus program tayangan infotainment,
ditampilkan stasiun penyiaran untuk kepentingan ekonomi rumah produksi (laba)
memenuhi kebutuhan audiensnya dan televisi (rating) lebih dominan sehingga
(Morrisana,2008:199-200). aktifitas teknik jurnalistik yang dilakukan
pekerja kreatifnya mengalami degradasi
142
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

kualitas dan menempatkan mereka tidak Kajian tentang format acara televisi disertai
lebih sebagai “kuli gosip” saja. dengan penelitian agar ada dasar yang kuat
Arifin (2008: 84) menyatakan bahwa digunakan peneliti dalam mengkategorikan
strategi merupakan keseluruhan keputusan tayangan “Silet” dalam salah satu format
tentang tindakan yang akan dijalankan, guna atau program acara televisi.
mencapai tujuan. Jadi, merumuskan strategi Menurut Alvin Toffler, berbagai jenis
komunikasi, memperhitungkan kondisi dan format atau program acara televisi
situasi (ruangan dan waktu) yang dihadapi jumlahnya sangat banyak dan jenisnya,
dan yang akan mungkin dihadapi dimasa antara lain : program informasi (news),
depan, guna mencapai efektifitas. program hiburan (non news), musik,
Keberhasilan kegiatan komunikasi pertunjukkan, dan sport.
secara efektif banyak ditentukan oleh Program acara yang dijadikan dalam
penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak objek penelitian ini adalah “Silet”. Melihat
jika tidak ada strategi komunikasi yang baik dari format dan isi tayangan berdasarkan
efek dari proses komunikasi (terutama pendapat Alvin Toffler, maka format ini
komunikasi media massa) bukan tidak dapat dikategorikan menjadi format dalam
mungkin dapat menimbulkan pengaruh program informasi khususnya softnews
negatif. karena berdasarkan isi tayangan yang
Dengan strategi komunikasi seperti ini membahas tentang kehidupan para artis atau
berarti dapat ditempuh beberapa cara publik figure.
memakai komunikasi secara sadar untuk Strategi manajemen programming
menciptakan perubahan pada dirikhalayak diperlukan oleh sebuah media televisi
dengan mudah dan tepat. Sedangkan diperlukan untuk merencanakan bagaimana
menurut Morrisan (2009:136), strategi agar program yang ditayangkan bisa
adalah program umum untuk pencapaian menarik banyak penonton dan pengiklan.
tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan Hal ini karena sebagai media penyiaran,
misi. Kata “Program” dalam definisi khususnya televisi, menjual program sebagai
tersebut menyangkut suatu peranan aktif, produk utamanya. Tanpa strategi
sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajemen programming yang baik, maka
manager dalam perumusan strategi bisa dipastikan suatu televisi akan
memberikan pengarahan terpadu bagi kehilangan penonton sekaligus juga
organisasi. Strategi memberikan pengarahan pengiklan. menurut Peter Pringle dkk,
terpadu bagi organisasi dan memberikan (Morissan 2008:231) strategi program dibagi
pedoman pemanfaatan sumber daya menjadi beberapa bagian ditinjau dari
organisasi yang digunakan untuk mencapai strategi manajemennya, yaitu mulai dari
tujuan. perencanaan program, produksi dan
Strategi pada hakekatnya adalah pembelian program, eksekusi program,
perencanaan (planning) dan manajemen hingga pengawasan dan evaluasi program.
(management) untuk mencapai tujuan, tetapi Perencanaan program perlu untuk
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi dilakukan agar program yang dibuat
tidak berfungsi sebagai peta jalan yang nantinya sesuai dengan apa yang sudah
hanya menunjukkan arah saja bagaimana ditentukan sebelumnya, yaitu program yang
taktik operasionalnya (Davis, 2005). sesuai dengan ciri khas masyarakat. Dengan
Televisi sebagai salah satu media adanya perencanaan ini, maka output
komunikasi memiliki berbagai ragam bentuk program nantinya akan sesuai dengan
tayangan dengan format yang berlainan. konsep, dan tidak melenceng kemana-mana.
143
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

Segala sesuatu yang berhubungan dengan Dalam perencanaan program ini,


program akan dibicarakan dalam proses pemegang kekuasaan memiliki peran
perencanaan ini, mulai dari jenis program, penting dalam penentuan program. Sebagai
jadwal tayang, dan hubungannya dengan instutusi bisnis, televisi melibatkan
pengiklan. perputaran uang yang jumlahnya tidak
Dalam buku Manajemen Media sedikit. Setiap hal memiliki resiko dan
Penyiaran Strategi Mengelola Radio & keuntungan sendiri-sendiri. Perencanaan
Televisi (Morrisan, 2008:232), perencanaan awal harus benar-benar dipertimbangkan
program mencakup pekerjaan secara matang, oleh karena itu, keputusan
mempersiapkan rencana jangka pendek, yang paling penting ditentukan oleh pihak
menengah, dan jangka panjang yang Top manajemen.
memungkinkan stasiun penyiaran untuk Menurut J. David Lewis, pengaruh
mendapatkan tujuan program dan tujuan audiens dalam keputusan perencanaan
keuangannya. Pada stasiun televisi, program adalah dalam bentuk pemberian
perencanaan program diarahkan pada umpan balik (feedback) secara langsung dan
produksi program yaitu program apa yang laporan peringkat (rating) program (dalam
akan diproduksi, pemilihan program yang Morissan 2008:245).
akan dibeli (akusisi), dan penjadwalan Sebagai sebuah institusi bisnis,
program untuk menarik sebanyak mungkin program infotainment berorientasi pada
audiens yang tersedia pada waktu tertentu. profit. Untuk itu, pengelola berusaha
Strategi manajemen programming ini menarik pengiklan sebanyak-banyaknya,
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu selain untuk mendapatkan keuntungan, juga
perencanaan program, produksi dan untuk membiayai operasional televisi yang
pembelian program, eksekusi program, serta sangat besar.
pengawasan dan evaluasi program. Namun Setelah tahap perencanaan program,
dalam pembuatan Infotainmnet Intens, langkah selanjutnya yaitu melaksanakan
proses programming ini terlihat pada rencana program yang telah dibuat, atau
tahapan perencanaan. Hal ini dikarenakan dengan kata lain disebut dengan produksi
dalam tahap perencanaan tersebut, semua program. Dilihat dari siapa yang
hal baik ide program, target penonton, target memproduksi program, maka terdapat dua
pengiklan, budget, hingga jadwal tayang tipe program, yaitu program yang diproduksi
dirancang dan diputuskan pada tahap ini. sendiri dan program yang diproduksi pihak
Sementara tahapan-tahapan selanjutnya dari lain (Morrisan 2008:267).
strategi manajemen programming Jenis program acara televisi dapat
merupakan pelaksanaan dari konsep dibedakan berdasarkan format teknis atau
program yang sudah ditetapkan pada berdasarkan isi. Format teknis merupakan
tahapan perencanaan. format-format umum yang menjadi acuan
Menurut Morissan (2008:233) terhadap bentuk program televisi.
perencanaan program biasanya menjadi Berdasarkan isi, program televisi berbentuk
tanggung jawab manajemen puncak stasiun berita dapat dibedakan antara lain berupa
penyiaran. Dalam perencanaan program ini, program hiburan, drama, olahraga, dan
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi agama. Adanya program acara televisi
dalam penentuan program, diantaranya yaitu disebabkan karena adanya stasiun televisi.
pengelola atau pemilik stasiun, audiens, Berbagai macam program acara mereka
pemasang iklan atau sponsor, serta tawarkan demi menarik perhatian
regulator. pemirsanya.
144
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

Program acara televisi itu banyak menentukan seberapa jauh suatu rencana
sekali ragam dan jenisnya. Mulai dari talk dan tujuan sudah dapat dicapai atau
show, kuis interaktif, musik, film, sinetron, diwujudkan oleh stasiun penyiaran
dokumenter, kajian agama, kompetisi olah (Morrisan, 2008 :314). Pada tahap ini
raga, kesehatan, rubrik kecantikan, tata boga nantinya akan dievaluasi apa saja yang
dan lain sebagainya. Kesemuanya disiarkan menjadi kelebihan dan kekurangan selama
dengan format struktur tertentu dan saling pelaksanaan program.
melengkapi. Setiap stasiun televisi Standart utama bagus atau tidaknya
berlomba-lomba menampilkan penayangan program di ukur melalui rating penonton.
yang paling maksimal guna memperoleh Jika ratingnya bagus, maka program tersebut
perhatian pemirsanya sehingga dapat akan dipertahankan. Jika ratingnya turun,
menduduki rating tertinggi. Karena maka akan dilakukan modifikasi. Seperti
memang, di dunia pertelevisian rating yang sudah disebutkan dalam strategi
bagaikan malaikat pencabut nyawa yang buaian, dilakukan beberapa modifikasi agar
siap sewaktu-waktu menjadi diktator dan penonton tidak jenuh, misal dengan
penguasa terhadap keberlangsungan sebuah melakukan perubahan setting, penambahan
acara televisi. presenter, dan sebagainya.
Produksi program ini yang dilakukan Modifikasi ini akan dilakukan
dengan membeli program dari pihak lain sampai beberapa kali, namun jika setelah
biasa disebut outsourcing, sementara yang melakukan revisi berkali-kali tetap tidak ada
diproduksi sendiri biasa disebut in house perubahan, dalam artian rating tetap juga
production. Pertimbangan untuk outsourcing naik dan pendapatan iklan menurun atau
maupun in house tidak lepas dari kesiapan bahkan tidak ada sama sekali, maka program
sumber daya manusia, finansial, dan tersebut akan dihentikan dan diganti dengan
teknologi yang telah dimiliki oleh masing- program yang baru.
masing stasiun televisi (Sugihartono
2009:5). METODE
Eksekusi program mencakup
kegiatan menayangkan program sesuai Berikut adalah metodologi yang
dengan rencana yang sudah ditetapkan digunakan dalam kajian ini. Sifat penelitian
(Morrisan 2008, hal.302). Eksekusi ini yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan proses pelaksanaan dari rencana adalah Deskriptif dengan paradigma
program yang telah dibuat. Eksekusi Kualitatif.
program ini hendaknya dibuat sedemikian Metode dalam penelitian ini
rupa agar tidak menyimpang terlalu jauh menggunakan studi kasus. Teknik
dari perencanaan semula. Sesuai dengan pengumpulan data menggunakan wawancara
sifat media penyiaran yang tidak bisa mendalam dan pengamatan langsung.
diulang (kecuali progam rerun), maka Pengumpulan data yang diperkukan dalam
konsep program, waktu penayangan, penelitian Strategi Program Tayangan
audiens, kompetitor diperhatikan dengan “Intens” di RCTI dalam meningkatkan
seksama. Rating dan Share dilakukan dengan
Pengawasan dan evaluasi program wawancara secara mendalam kepada
merupakan tahapan untuk melihat apakah narasumber (key informan).
program yang ditayangkan sudah sesuai Narasumber dalam penelitian ini
dengan yang diharapkan atau tidak. Proses merupakan orang yang berperan besar dan
pengawasan dan evaluasi ini untuk bertanggung jawab dalam penayangan
145
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

Infotainment, antara lain: (1) Bapak Filriady HASIL DAN PEMBAHASAN


Kuamara, Local Program Acquisition
Manager . Bagian yang bertanggung jawab Hasil penelitian. Infotainment terbaru
terhadap pengakuisisian Infotainment Intens "INTENS" hadir untuk mengupas tuntas
serta menjadi penghubung dengan rumah kisah dan kasus para selebritis tanah air
produksi. (2) Ibu Iras Handayani, Section secara intens dan aktual dengan Investigasi
Head of Programming Schedhuling. yang mendalam juga turut menjadikan
Mengatur jadwal penayangan tayangan "INTENS" berbeda dari tayangan
Infotainment Intens juga. (3) Ibu Inggrit Br. infotainment lainnya. Keunggulan intens
Ginting, Section Head of Program Planning. merupakan suatu infotainment yang sifatnya
Mengatur perencanaan penayangan indepth reporting yang membahas suatu
tayangan Infotainment Intens kasus dari berbagai anggle, dari berbagai
berhubungan dengan bagian Scheduling. (4) macam sisi ataupun berbagai sudut pandang.
Bapak Adrian Surya, Section Head of INTENS merupakan program
Program Assistant. Bertugas mengawasi infotainment yang membahas tentang dunia
perkembangan rating dan share Infotainment selebritis, yang disirakan setiap hari selama
Intens. satu jam dari pukul 11.00 sampai dengan
Data-data sekunder yang digunakan 12.00 WIB di stasiun televisi RCTI. Isi
dalam penelitian ini diperoleh melalui program infotainment “INTENS” sejauh ini
observasi, studi dokumentasi, serta studi selalu menyajikan berita-berita seputar para
kepustakaan (literature). selebritis tanah air, yang dimana program
Fokus Penelitian ini adalah melihat acara tersebut mengangkat kisah dan kasus
pada fungsi manajemen (Planning, kehidupan kontroverisal para selebritis
Organizing, Actuating, dan Controlling) dengan mengupas secara intens dan aktual
guna melihat bagaimana strategi yang dengan melakukan investigasi yang
digunakan untuk meningkatkan rating dan mendalam.
share program.Untuk mendapatkan Data kepemirsaan laki-laki atas
keabsahan data, digunakan metode tringulasi infotainment naik menjadi 21%. Rata-rata
data. Teknik Tringulasi yang digunakan jumlah pemirsa laki-laki dewasa (20 tahun
penulis adalah tringulasi teknik yang ke atas) pada program infotainment di bulan
dilakukan dengan jalan (1) Membandingkan Juni naik 21% dari bulan Mei menjadi 198
hasil wawancara dengan observasi ribu orang seiring disiarkannya skandal
langsung yang dilakukan penulis, (3) rekaman pornografi yang melibatkan
Membandingkan hasil wawancara dengan sejumlah selebritis papan atas. Kenaikan ini
data dan dokumentasi yang berkaitan lebih tinggi daripada kenaikan di segmen
Data yang diperoleh berdasarkan perempuan dewasa, pemirsa dominan
jawaban dari hasil wawancara informan infotainment, yang hanya naik 15% menjadi
yang sekaligus sebagai key informan beserta 313 ribu orang. Kenaikan ini terutama
hasil observasi langsung yang dilakukan terlihat pada minggu ketika skandal ini
penulis akan dianalisa dengan cara mulai menjadi isu hangat pada 6-12 Juni.
mendeskripsikan dalam bentuk kata- kata Dibandingkan dengan minggu sebelumnya,
atau penjabaran sehingga tersusun jawaban pemirsa perempuan dewasa naik 24%
terhadap masalah pokok penelitian. menjadi 336 ribu. Sementara pemirsa laki-
laki dewasa naik 20% menjadi 198 ribu
orang. Namun secara umum, selama Juni,
kepemirsaan laki-laki dewasa naik lebih
146
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

banyak daripada perempuan dewasa. Pada dipatuhi oleh seorang wartawan


minggu berikutnya, kepemirsaan perempuan infotainment.
dewasa semakin berkurang dengan Dalam melaksanakan kegiatannya,
penurunan sebesar 4%, sedangkan penonton para jurnalis dituntut untuk mematuhi kode
laki-laki dewasa justru naik 7% dan etik jurnalistik yang telah ditetapkan oleh
cenderung bertahan sampai 26 Juni 2010. dewan pers. Kode etik jurnalistik ini
(2013a, http://www.agbnielsen.net) merupakan pedoman oprasional dalam
Ketika isu hangat ini beredar pada melaksanakan tugas wartawan atau jurnalis
awal Juni, durasi menonton infotainment secara profesional dan tidak melanggar
laki-laki dan perempuan dewasa juga hukum. Namun seringkali kode etik ini
bertambah. Perempuan menghabiskan lebih dicampakkan karena memang sikap tidak
banyak waktu untuk menonton infotainment professional seorang jurnalis itu tidak
dari pada laki-laki. Selama minggu pertama terbawa dalam dirinya.
isu tersebut muncul di sejumlah stasiun TV Infotainment Intens merupakan
nasional, waktu menonton perempuan program sinetron RCTI yang diakuisisi dari
dewasa bertambah 23 menit menjadi 2 jam 9 rumah produksi Indigo. Dalam struktur
menit, sedangkan laki-laki bertambah 13 divisi programming RCTI terdapat
menit menjadi 1 jam 20 menit. Tidak departement akuisisi yang bertugas dalam
diragukan lagi, gosip hangat selalu pembelian program. Setiap program baik
mengundang keingintahuan yang berbuntut yang diproduksi sendiri maupun program
pada meningkatnya jumlah pemirsa, tidak akuisisi tentu mengeluarkan biaya. Terkait
hanya perempuan, tetapi juga laki-laki. biaya tersebut, karena program tayangan
(2013b, http://www.agbnielsen.net) infotainment Intens merupakan program
Meningkatnya minat menonton akuisisi maka pengganti biaya produksi
masyarakat terhadap program infotainment adalah biaya pembelian program yang
membuat stasiun televisi semakin tergerak disepakati dalam perjanjian jual-beli antara
untuk menambahkan durasi siaran program RCTI dengan Indigo.
infotainment, dan kini program infotainment Dibanding dengan program lain,
menjadi salah satu program andalan bagi program tayangan infotainment Intens
industri televisi. Berjejalnya jam tayang memiliki kelebihan sendiri dan terdapat
infotainment di televisi mulai pagi hingga beberapa perbedaan dari tayangan
sore membuat persediaan siaran menjadi sebelumnya. Hal ini yang menjadi alasan
minim. Jalan satu‐satunya adalah terus RCTI mengakuisisi program tayangan
memaksa jurnalis di lapangan mengejar infotainment Intens.
sumber berita kapanpun dan dimanapun “Target kita sharenya harusnya
guna mendapatkan bahan pemberitaan agar sama dengan share RCTI yakni mencapai
mampu memenuhi jadwal tayang siaran. 17%, tapi untuk saat ini Intens sudah
Lantaran sistem kejar tayang, maka hal ini cukup memenuhi target tersebut dan
berimbas pada penyimpangan kode etik cukup bisa menggantikan kesuksesan
jurnalistik. Tidak sedikit wartawan progam tayangan sebelumnya yakni Silet”
infotainment menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan berita atau informasi Proses pengakusisian sendiri pada
yang diinginkan. Padahal seperti yang kita kondisi idealnya ada beberapa tahap, tetapi
ketahui bahwa ada aturan-aturan atau kode untuk program tayangan Intens ini diproses
etik jurnalistik televisi yang seharusnya secara khusus karena programnya yang
dituntut untuk segera tayang, sehingga
147
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

prosesnya sangat cepat. Semuanya yang ada Masing-masing departemen memiiki


di programming yakni, Acquisition, tugas yang berbeda-beda. Dalam program
Research and development, Planning and program tayangan infotainment Intens,
sheduling serta Operastions turut terlibat departemen acquisiton bertugas melakukan
dalam proses pengakusisian tersebut tanpa akuisisi dan menjadi penghubung dengan
terkecuali. pihak rumah produksi kemudian planing
Sistem akuisisi pada tayangan and scheduling yang akan merencanakan
infotainment Intens ini menggunakan sistem jadwal penayangan program program
beli putus yang memberikan hak tayangan infotainment Intens.
sepenuhnya pada RCTI untuk Departement operations yang bertugas
menayangkannya termasuk jika dilakukan dalam penayangan program infotainment
penayangan ulang. Intens sedangkan research development
Setelah kontrak kerjasama dilakukan, bertugas memantau dan mengawasi
tahap selanjutnya adalah membicarakan perkembangan program tayangan
tentang penayangan. Yang bertanggung infotainment Intens serta memberikan
jawab pada tahap ini adalah departement masukan untuk memperbaki performa
Plan and Scheduling. Bagian planning program.
bertugas menentukan waktu yang tepat Pergerakkan pada program tayangan
untuk menayangkan program tayangan infotainment Intens menjelaskan pada proses
infotainment Intens kemudian bagian penayangannya. Setelah departemen
Scheduling akan menjabarkan jadwal programming merencanakan
penayangannya setiap hari. Departemen ini penayangannya. Proses selanjutnya
berwewenang untuk menyiapkan materi diserahkan pada bagian Operasional. Materi
siaran setiap harinya serta memastikan siaran yang diterima selanjutnya dibawa ke
penanyangannya sesuai dengan yang pola Library untuk dimasukkan datanya. Setelah
yang disusun. didata, bagian transkip dan Quality Control
Berdasarkan target audiennya, maka (QC) akan memeriksa isi materi agar sesuai
dalam penayangan program tayangan standar teknis yang berlaku di RCTI juga
infotainment Intens menggunakan beberapa memeriksa isi materi dari unsur sex dan
strategi yang diharapkan mampu SARA. Jika ditemukan kekurangan maka
menunjuang performanya. Strategi yang akan dilakukan revisi.
dimaksud adalah dayparting, stripping, Setelah materi siaran dianggap
strong lide in, dan crossprogramming. memenuhi standar siaran maka materi akan
Selain strategi diatas, strategi lain dimasukkan ke ON AIR yaitu Master
yang sangat efektif digunakan adalah Control Room yang siap menayangkan.
melalui promosi. promo sangat penting Materi yang diserahkan bisa dalam dua
dilakukan untuk semua program karena bentuk yaitu file yang harus melalui
melalui promo pemirsa dapat mengetahui proses injest terlebih dulu sebelum
bahkan tertarik terhadap suatu program. ditayangkan dan bentuk kaset CD yang bisa
Program infotainment Intens yang langsung ditayangkan.
bertanggung jawab adalah departement Proses penayangan setiap program
Programming. Dalam departemen berlangsung di ruang Master Control Room.
programming terdapat pembagian empat Pada program tayangan infotainment Intens,
departemen kecil lagi, departement biasanya materi datang tiga puluh menit
acquisition, planning and scheduling dan sebelum ditayangkan dalam bentuk kaset
research development dan operation. CD. Karena sempitnya waktu, materi tidak
148
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

melewati Quality Control sehingga sehingga kekurangan tersebut tidak tejadi


pengecekkan biasa dilakukan langsung di lagi pada episode berikutnya.
Master Control Room sebelum ditayangkan. Pengawasan yang terkait materi siaran
Pengecekkan hanya melihat kualitas video program tayangan infotainment Intens
dan audio agar sesuai standar yang dilakukan dua kali yaitu internal oleh bagian
ditetapkan. Quality Control dan eksternal oleh Lembaga
Setelah diperiksa, materi kemudian Sensor Film dari KPI.
dimasukkan ke dalam playlist air client yang Evaluasi yang dilakukan tim
berisi perincian daftar materi yang akan programming RCTI berpedoman pada hasil
tayang termasuk comercial break. rating dan share yang diperoleh setiap
Setelah materi program tayangan kali penayanganya. Rating dan share
infotainment Intens telah ada dalam playlist menjadi sangat penting dalam sebuah
air client, maka langkah selanjutnya hanya industri televisi. Rating dan share ini akan
menunggu tayangan infotainment Intens menunjukkan kinerja sebuah stasiun televisi
tayang otomatis sesuai waktu yang telah terhadap program yang ditayangkannya.
ditetapkan dalam playlist air client. Pada tahap ini program research
Selama proses penayangan tersebut, memiliki peranan penting. Ini dikarena
tim yang terlibat berpedoman pada departement research memiliki data real
rundown program yang diberikan oleh rating dan share program tayangan
bagian traffic. Rundown ini berisi materi infotainment Intens sesuai tugasnya sebagai
program, iklan, serta promo apa saja konsultan internal RCTI yang melakukan
yang akan ditayangkan lengkap dengan semua riset kepemirsaan TV baik itu
waktu penayangannya. menggunakan data primer maupun sekundar
Selama penayangan, infotainment yang tujuannya untuk perkembangan
Intens tidak mengalami perubahan terkait program RCTI.
waktu penayangan dan durasi dalam sekali Berdasarkan data yang diperoleh
tayang. Dalam prakteknya tidak semua yang diketahui bahwa rating program
direncanakan berjalan lancar. tayangan infotainment Intens pada periode
Melalui wawancara dan observasi penelitian ini dilangsungkan, mencapai 2,2%
langsung, ditemukan salah satu kendala dan share 16,5%. Angka ini menurun dari
utama pada proses ini yaitu adanya perolehan periode sebelumnya. Berdasarkan
keterlambatan datangnya materi. analisa diketahui bahwa terdapat beberapa
Untuk mengatasi masalah tersebut hal yang mempengaruhi penurunan
biasanya materi tidak melewati proses tersebut.
Quality Control (QC). Proses pengecekkan Meskipun mengalami penurunan
kualitas audio dan video langsung tetapi jika dilihat jangka panjang
dilakukan di Master Control Room (MCR), performa infotainment Intens masih
sesaat sebelum materi ditayangkan. mengungguli program sejenisnya. Rating
Tahap pengawasan ini merupakan dan share Infotainment ini tentu juga
evaluasi terhadap proses penayangan akan mempengaruhi performa RCTI
program tayangan infotainment Intens. secara keseluruhan.
Setiap program yang dibuat harus Strategi manajemen programming
melewati tahap evaluasi, hal ini dapat dijelaskan melalui skema sebagai
dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan berikut:
apa yang terdapat dalam setiap episodenya,

149
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

Gambar 1. Strategi Penyusunan agar mendapatkan profit yang sebesar-


Program besarnya dengan resiko kerugian yang
sekecil-kecilnya.
Di sini terlihat bagaimana para top
manajemen merupakan inti dari stasiun
televisi swasta ini. Kemana arah televisi ini,
yang direpresentasikan melalui program-
programnya, ditentukan oleh mereka. oleh
karena itu para decision maker ini haruslah
terdiri dari orang-orang yang sudah
memiliki pengalaman yang tidak sedikit
dalam dunia pertelevisian.
Pembahasan. Melihat hasil riset
tersebut, maka tim programming RCTI
semakin terdesak untuk melakukan evaluasi
dan menyusun strategi demi
mempertahankan peringkatnya.
Strategi yang dilakukan tim
programming dalam penayangan program
infotainment Intens yaitu, pertama terkait
Alur dari perencanaan program ini waktu penayangan : menggunakan strategi
bermula dari ide program yang bisa Head to head dengan program sejenisnya
diusulkan oleh berbagai pihak, baik usul dari seperti Insert di Trans Tv. Kemudian RCTI
dewan direksi, tim produksi sendiri, maupun tidak akan mengubah jam tayang, artinya
dari divisi lain dalam institusi tersebut. Ide tayangan infotainment Intens tetap berada
tersebut diutarakan kepada produser dan pada slot prime time di RCTI. Jikapun
direncanakan konsepnya secara matang terjadi pergeseran waktu tayang dan
melalui pembuatan proposal. Setelah penambahan durasi bisa dilakukan kapan
proposal konsep selesai kemudian dibawa ke saja karena melihat program kompetitor.
rapat manajemen, dimana yang menghadiri Kedua terhadap kualitas tayangan
rapat tersebut adalah para decision maker, infotainment Intens, tim programming akan
yaitu orang-orang di tingkatan top selalu memantau performa RCTI, dan
manajemen. mengusahakan agar penonton atau audiens
Jika pada rapat, tersebut sebuah ide tetap setia menikmati program tayangan
program disetujui, maka ide tersebut akan tersebut dan menampilkan berita yang up to
dieksekusi. Pada rapat manajemen, para top date juga sedang trend di kalangan
manajemen, direktur utama, wakil direktur, masyarakat dan selebritis.
serta direktur masing-masing divisi terlibat, Intens memiliki beberapa kelebihan
mulai dari news dan program, teknik dan yang menjadi daya tarik tersendiri. Pertama,
produksi, serta tidak ketinggalan pula divisi lebih kepada kedalamanan materi, kalo Silet
marketing dan divisi keuangan. lebih agak keras atau hardcord, kalo Intens
Keputusan para decision maker ini itu lebih ringan dan bisa masuk pada topik
dapat berguna dalam memberikan yang lebih ringan. Kedua, jika dibandingkan
pertimbangan program, karena mereka dengan infotainment lain yang ada di
sudah memahami dengan baik program apa RCTI tentu berbeda. Ketiga, kalau Intens
yang sekiranya bagus untuk ditayangkan itu jenisnya investigasi hanya satu kasus.
150
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

Sedangkan yang lain lebih umum yang bahwa dalam tahap Perencanaan (Planning),
banyak mengabil kasus atau berita lebih dari Proses perencanaan dalam program
satu. tayangan infotainment Intens dimulai
Perolehan rating 2,2% dan share dengan perencanaan; akuisisi,
16,5% infotainment Intens yang mengalami menjadwalkan penayangan serta promo
penurunan disebabkan oleh dua faktor program.
yaitu Faktor eksternal dan internal, internal Dalam perencanaan ini dapat dilihat
yaitu kontennya, bisa dari beberapa aspek bahwa strategi yang digunakan adalah
bisa dari angle atau artisnya sendiri. head to head, dan Strong lide-in dimana
Eksternal sendiri yakni, apakah ada program program tayangan infotainment Intens
spesial atau ada infotainment yang tayang bersaing dengan program sejenis di stasiun
pada saat itu juga. Selain itu harus ada televisi lain pada waktu yang sama. Strategi
promo programnya juga karena promo itu lain yang juga digunakan adalah
dirasa sangat penting selain itu kita juga dayparting, stripping, Bridging, dan
harus memperkuat konten yang ada. crossprogramming.
Dari segi persaingan, pada bulan Dalam tahap Pengorganisasian
Mei stasiun televisi kompetitor (Organizing) program tayangan
melakukan perubahan terhadap penayangan infotainment Intens yang berwenang dan
programnya seperti, Insert Siang di Trans bertanggung jawab adalah departemen
Tv. Kemudian slot yang sudah paten untuk programming karena departemen ini yang
tayangan FTV di SCTV, dan program- melaksanakan sebagian besar kegiatan
program berita di televisi-televisi lain. yang berkaitan dengan program tayangan
Meskipun hasil rating dan share yang infotainment Intens.
diperoleh menurun, namun secara Pada tahap selanjutnya yaitu
keseluruhan program tayangan infotainment Penggerakan (Actuating) ini dilakukan oleh
Intens masih mengungguli program bagian operasional. Tahap pertama
pesaingnya di stasiun televisi kompetitor. materi program didata di Library,
Tahap perencanaan, peran dewan kemudian diedit sesuai standar teknis
direksi sangat besar. Dewan direksi inilah pada Transkip dan Quaality Control
yang memegang kunci untuk menentukan kemudian siap ditayangkan oleh di ruang
apakah suatu ide program disetujui untuk Master Control Room. Selama penayangan
diproduksi atau tidak. Peran besar lainnya tim control room diberikan pedoman
yaitu pada tim produksi, utamanya eksekutif rundown dari bagian traffic. Berdasarkan
produser dan produser, karena pada tahap rundown tersebut, dapat diketahui bahwa
perencanaan, mereka yang merancang ide tayangan infotainment Intens menggunakan
program menjadi sebuah konsep matang strategi bridging dan hotswitching.
yang ditulis ke dalam proposal untuk Tahap terakhir yaitu Pengawasan
kemudian dipresentasikan pada rapat (Controlling). Pengawasan yang dimaksud
manajemen atau Board of Director (BOD). dalam hal ini adalah evaluasi. Evaluasi
pertama dilakukan oleh Iindigo dan kedua
PENUTUP oleh tim programming RCTI yang akan
memberi masukan pada Indigo. Pada
Simpulan. Berdasarkan analisis data dasarnya tim programming RCTI selalu
dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik memastikan agar konten tayangan
beberapa kesimpulan sebagai berikut: infotainment Intens selalu up to date dan in.
Dari hasil kajian dapat disimpulkan Ini merupakan langkah lain agar dapat
151
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

mempertahankan rating dan share tayangan of the Paris 2003 Eurepean Social
infotainment Intens. Forum. Westminster Papers in
Saran, disarankan ada asesmen Communication and Culture (Vol 2
penontoh dan pengamat tayangan melalui
(1), 72-95
diskusi terbatas dalam menggarap
infotainment, Rekomendasi perbaikan Komala, Lukiati. (2009) Ilmu Komunikasi:
program infortainment.
Perspektif, Proses dan Konteks.
DAFTAR RUJUKAN Bandung: Widya Padjadjaran.

Kriyantono, Rachmat. (2006) Teknik Praktis


Siregar, Ashadi. (2001) Menyingkap Media
Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Penyiaran (Membaca Televisi Melihat
Mabruri KN, Anton. (2013) Manajemen
Radio). LP3Y, Yogyakarta.
Produksi Program Acara Televisi:
Basrowi dan Suwandi. (2008) Memahami
Format Acara Non-Drama, News, &
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.
Sport. Jakarta: PT. Grasindo.
Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi
Davis, James P. (2005) Maxim Magazine
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
and the Management of Contempt. Remaja Rosdakarya.
Journal of Popular Culture ( Nov Morissan. ( 2 0 0 8 ) Manajemen Media
2005;38, 6; Arts & Humanities Full Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
Text, 1011-1021) & Televisi. Jakarta: Kencana.
Mulyana, Deddy. (2006) Metodologi
Gajendran,Thayaparan and Graham Brewer. Penelitian Kualitatif: Paradigma
(2012) Cultural consciousness and the Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
effective . Marketing Intelligence & Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Planning ( Vol. 12 No. 2, 179-197)
Naratama. (2004) Menjadi Sutradara
GM, Sidarta. (2012) Berita Untuk Mata Televisi: Dengan Single dan Multi
Camera. Jakarta: PT. Gramedia
& Telinga: Pemahaman Praktis
Widiasarana Indonesia.
Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Mara Rahmawati, Indah dan Dodoy Rusnandi.
Pustaka. (2011) Berkarier di Dunia Broadcast
Televisi & Radio. Bekasi: Laskar
http://www.agbnielsen.net/Uploads/Indonesi Aksara.
a/NielsenNewsletterJun2010-Ind.pdf Riswandi. (2009) Dasar-Dasar Penyiaran
diakses pada tanggal 12 Desember Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
2013 pukul 23.14 WIB) Ilmu.
Ritonga, M. Jamiluddin. (2005) Tipologi
http://www.agbnielsen.net/Uploads/Indonesi Pesan Persuasif. Jakarta: PT. Indeks.
a/NielsenNewsletterJun2010-Ind.pdf Satori, Djam’an, dan Aan Komariah.
diakses pada tanggal 12 Desember (2009) Metodologi Penelitian
2013 pukul 23.14 WIB Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Kavada, Anastasia. (2005) Exploring the Setiakarya, Adi, (2008) Menyambut TV
role of the internet in the movement Lokal, akses 25 Maret 2011 dari
for alternative globalization: The case http://www.rumahdunia.net/wmview.p
hp?ArtID=1139
152
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153
Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ...

Setyobudi, Ciptono. (2006) Teknologi


Broadcasting Televisi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sood, Suresh. (2012) A 21 st Century
Manifesto for the end of business as
usual. Journal "Public Communication
Review". (Vol 2 No. 2 , 72-73).

Stiernstedt, Fredrik (2008) Book Review of


Vinod Pavarala and Kanchan Malik K.
: Other Voices: The Struggle for
Community Radio in India.
Westminster Papers in Communication
and Culture (Vol 5 (1), 113-116)

Sun, Wusan. (2008) Alliance and Tactics


among Government, Media
Organizations and Journalists: A
Description of Public Opinion
Supervision in China. Westminster
Papers in Communication and Culture
(Vol 7 (1), 43-55).

Suprapto, Tommy. (2006) Berkarier di


Bidang Broadcasting. Yogyakarta:
Media Pressindo.
Tunggal, Hadi Setia. (2003) Undang –
Undang Penyiaran No. 32 Tahun
2002. Harvarindo.
Wibowo, Fred. (2007) Teknik Produksi
Program Televisi. Yogyakarta: Pinus,
2007.

153
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153

Anda mungkin juga menyukai